One Thousand of Birds

One Thousand of Birds



‘Apa yang kemarin kau lakukan?’



Satu...



‘Jangan kau kira kami tidak tahu soal kekacauan yang dia lakukan.’



Dua...



‘Bukankah sudah kami bilang? Kalau kau sampai membuat keonaran di sini, atau setidaknya membantu terjadinya suatu kekacauan, pengobatan ibumu akan kami hentikan. Dia sudah koma akibat perbuatanmu, apa kau mau mencelakakannya lagi?’



Tiga...



‘ Tapi biarlah... Untuk kali ini kau harus bersyukur karena kami biarkan... Bicara soal tugas barumu...’



Empat...



‘Kau tahu legenda seribu burung bangau? Bila seseorang membuat seribu burung bangau, dengan tangannya sendiri, maka permohonan akan dikabulkan.’



Lima...



‘Sebenarnya ini cara yang tidak logis, tapi tidak ada salahnya mencoba, bukan?’



Enam...



Tujuh...



Delapan...



Sembilan...



Sepuluh...



Dua puluh...



Lima puluh...



Seratus...



Tangan yang pucat itu tak henti melipat kertas-kertas berwarna di lantai menjadi burung-burung bangau kertas. Tatapan pemilik tangan itu kosong, tanpa apapun...



Dua ratus...



Empat ratus...



Air mata mengalir dari mata yang kosong itu, membasahi lembaran kertas di pangkuannya. Tapi dia hanya melanjutkan melipat kertas-kertas yang tidak basah, melanjutkan membuat burung bangau...



‘Permohonanmu...supaya ibumu sadar kembali...mungkin terkabul...’



Dia hanya mampu menuruti apa yang diperintahkan kepadanya. Dia tidak punya suara untuk menolak. Setiap kali kata-kata mau menyelip keluar dari bibirnya, sebuah penghalang sudah didirikan oleh mereka. Ancaman keluar terlebih dahulu dari lubang setan mereka, membuatnya kehilangan daya untuk menolak.



Lima ratus lima puluh...



Memang rasanya itu bodoh...tapi sekarang hanya inilah yang dapat dia lakukan. Dia mungkin memang terlihat naif dari luar, setidaknya itulah yang selalu dikatakan sahabat terbaiknya. Tapi dia bukanlah anak kecil lagi, dia sudah cukup dewasa untuk mengetahui, bahwa saat ini, dia dimanfaatkan.



Enam ratus...



Akan tetapi, tidak ada lagi yang bisa dia lakukan. Semuanya sudah terlambat ketika dia mengetahuinya. Dia sudah memasuki sebuah sarang undur-undur. Dia tertarik ke dalam, namun tidak menyadarinya. Dan ketika dia menyadari, bahwa dia sudah terjerumus, jauh ke dalam, dia tidak bisa keluar lagi...



Tujuh ratus...



Dia tidak memiliki saudara lagi. Semua keluarga ayahnya tidak mengakui dia sebagai anak ayahnya. Ibunya adalah seorang anak yatim piatu yang sendirian, dititipkan ke sebuah panti asuhan. Karena itu, seandainya pengobatan ibunya yang saat ini dibiayai oleh akademi dihentikan...



Tujuh ratus lima puluh...



Dia yakin, kalau ibunya akan mati. Ya, dia tahu itu. Hanya di dalam akademi inilah dia memiliki banyak uang. Sebagai seorang three star, dia mendapat banyak perlakuan khusus, dan uang diberikan dengan mudahnya padanya. Tapi begitu dia keluar, ke dunia bebas sana, dia tahu kalau tidak akan ada yang mau menerima dia...



Delapan ratus...



Mereka pasti mengetahui kalau kesehatannya semakin memburuk akibat Alice miliknya, tapi kenapa mereka terus menerus memanfaatkan dirinya?



Dia terbatuk, dan tangan yang digunakannya untuk menutupi mulutnya pun berlumuran darah segar. Ditatapnya darah itu dengan pandangan kosong, lalu dia menyeka darah itu ke bajunya, seolah tidak peduli.



Delapan ratus lima puluh...



Sudah terlambat... Dia sudah dirantai... Dia tidak bisa lari lagi... Karena bila dia lari, ibunya akan mati...dan itu berarti kalau dia membunuh ibunya...seperti kata mereka...



Sembilan ratus...



Dia berteriak minta tolong, tapi tak ada yang mampu mendengarkan. Tak seorang pun mendengar jeritan tangisnya tiap malam. Tidak ada yang datang ketika dia menangis minta tolong, ketika tubuhnya semakin lemah akibat Alicenya... Tidak seorang pun...



Sembilan ratus sembilan puluh sembilan...



Dirasanya pandangannya semakin kabur, dan tangannya tidak mau lagi menuruti kehendaknya. Satu lagi... Kumohon tubuhku...



Dia semakin gila, dia tahu itu... Berbicara pada tubuhnya sendiri adalah bukti kalau dia adalah seorang yang gila, dia tidak perlu orang lain untuk memberitahunya itu...



Kumohon tubuhku...



Tidak...kumohon seseorang...



Badannya mulai oleng, dan dia yakin kalau dia akan segera jatuh ke lantai yang dingin...



...Tolong...



Dia benar-benar jatuh, namun tidak sampai menyentuh lantai. Tepat ketika kepalanya nyaris menyentuh lantai, sepasang tangan yang kokoh menahan tubuhnya. Orang yang menahan dia pun memapahnya ke sofa terdekat di ruangan itu, membaringkan dia di sana.



Rupanya ada...orang yang...mendengar tangisannya...yang mendengar jeritan minta tolongnya...



“Kazu?” bisiknya, dan dia pun membuka matanya untuk bertatapan dengan mata hitam pemuda berambut coklat tua itu. “Bagaimana...kau bisa ke sini?”



“Orang bodoh...” Kazu tidak menjawab pertanyaannya, tapi malah mengecek dahinya. Dia bisa melihat alis mata pemuda itu naik ketika tangan itu bersentuhan dengan dahi yang amat panas. “...apa yang kau lakukan...?”



“Bila melipat seribu burung bangau, permohonanmu akan dikabulkan kan?” gumamnya. “Aku hanya ingin...ibu cepat sadar...”



“...jangan bodoh...” geram Kazu. “Sejak kapan legenda konyol begitu bisa dibuktikan dengan jelas? Aku tahu kalau ada sesuatu di balik ini! Pasti mereka lagi yang menyuruhmu! Sudah kubilang kau terlalu naif, Seiji! Apa kau tidak sadar kalau mereka—”



Perkataan Kazu terhenti karena jari Seiji menyentuh bibirnya, seolah mengisyaratkan supaya dia berhenti. Dan pemuda di hadapannya hanya menggeleng, dengan air mata mengalir dari bola mata biru cerahnya.



“Tidak, Kazu...” gumam Seiji. “Aku melakukannya karena keinginanku sendiri...karena aku ingin legenda itu terwujud...”



“...Seiji...”



Tanpa peringatan, Kazu menampar pipi Seiji.



Pemuda itu diam saja, tapi matanya menatap Kazu, penuh pertanyaan.



“Jangan kau kira...semua orang sebodoh kau ya...” kata Kazu kesal. “Mungkin orang lain tidak tahu, tapi aku tahu apa yang mereka lakukan! Aku tahu mereka mengancammu! Aku tahu kalau mereka akan menghentikan perawatan ibumu bila kau menolak menjalankan perintah mereka! Sampai kapan kau mau diam, Seiji? Apa kau tidak sadar kalau kau sedang menghancurkan dirimu sendiri?”



“Tapi aku gagal, Kazu...” Seiji mulai menangis, menumpahkan semua perasaannya selama ini. Kekecewaan, kesedihan, kemarahan... “Aku gagal... Aku sudah menghancurkan orang yang seharusnya aku lindungi... Apakah aku masih mempunyai hak untuk tidak hancur?”



“...”



“Jawab aku, Kazu!”



“...mungkin...kau tidak punya hak untuk tidak hancur...”



“...kalau begitu biarkan aku!”



“Tapi aku juga punya hak...” Kazu memegang dagu Seiji, mengangkat wajah pemuda itu supaya mata mereka sama tinggi, benar-benar saling bertatapan. “...untuk melindungimu supaya tidak hancur...”



Seiji terdiam, tidak tahu harus berkata apa untuk menjawab pernyataan Kazu.



“Bukankah kau sendiri yang waktu itu mengatakannya, tidak seorang pun sendiri di dunia ini?” Kazu masih memegang dagu Seiji, menahannya supaya terus menatap matanya. “Untuk apa orang lain ada di sekitarmu kalau bukan untuk berbagi penderitaan? Jangan tanggung semuanya sendiri, karena selama ini juga, aku ada di sini untuk meringankan bebanmu...sekalipun kau tidak pernah membiarkanku melakukannya...”



“...” Seiji menatap Kazu tidak percaya. “...melindungiku?”



“Tentu saja... Aku bersumpah, mulai sekarang, aku akan melindungimu, sekalipun dengan hidupku...” Kazu mengulurkan jari kelingkingnya sambil tertawa. “Janji? Ini juga legenda yang sama seperti seribu burung bangau kan?”



“...” Perlahan, senyum pun kembali ke wajah Seiji, dan dia pun mengaitkan jari kelingkingnya dengan Kazu. “Bila ingkar janji...ditusuk seribu jarum...”



Tiba-tiba Seiji ingat sesuatu, dan mengambil satu kertas yang tersisa di dekatnya. Dia melipat itu menjadi sebuah burung bangau. Alis mata Kazu naik, tapi Seiji hanya tertawa.



“Seribu...” gumam Seiji sambil meniup burung bangau itu. “Dan permohonanku akan dikabulkan...”



“Apa? Supaya ibumu cepat sadar?” tanya Kazu.



“Bukan...” jawab Seiji cepat sembari menggeleng.



“Lalu apa...” Kazu langsung terdiam karena bibirnya tertutupi oleh sesuatu, namun bukan oleh jari, melainkan oleh sesuatu yang hangat...



“Aturannya kan tidak boleh memberitahukan permintaan sendiri pada orang lain...” bisik Seiji yang wajahnya mulai memerah, sambil menatap Kazu yang wajahnya juga ikut memerah. “Dan, kalau bisa, yang tadi dijadikan rahasia ya?”



Kazu hanya tersenyum, sebelum dengan main-main meninju bahu Seiji.



‘Permohonanku adalah...apapun yang terjadi...tolong jangan pisahkan aku darinya...’



END



A/N: Aneh? Aneh? Wajar! Emang buatan orang aneh! Akhirnya malah jadi yaoi juga ya... Hem, mungkin kurang jelas karena digambar dari POV Seiji, tapi nanti bakal kubikin dari POV Kazu kok... Mungkin bakal lebih jelas... Eniwei... Seiji itu OC yang tadinya cuma buat side story Kazu’s Days at High School, tapi saya jadi seneng sama dia en dibikin buat OC contest deh!!! Ini fic khusus dia...atau mungkin dengan Kazu?

well... coupling yg menarik juga ~
saya cukup mendukung

hehehehe... buat OC contest o.k juga nih ^^

pas pertama baca, kesannya keren ^^

tinggal bikin gambar muka dia beres deeeh~ deadlinenya senen kan?

errr...dikumpulin sebelum tanggal 18 april aja, habis hinao MID semester ^^

hehehe...


ditunggu ^^

ARGH!!

Saya merasa tertipu setelah membaca ini! Saya pikir ini ga ada pairingnya, ternyata...

Walaupun ceritanya sedikit ada coupling tidak normal, tapi bagus kok
Cocok juga mereka berdua~

Weks!! *speechless*
Tapi keren kok ^^ gw suka ceritanya

Hemm~
Cocok juga mereka berdua ^^
*jd ketularan BL lg?*

virus yaoi mulai beraksi... yeeeei~ *nari2 seneng*

@mitsucchi: Kacian deh ketipuuu~

Dan yang laen, sebenernya cerita ini bisa diliat gak yaoi kok... Anggep aja Seiji itu cewek...beres kan? *ditampol*

behold the power of BL!!!! *dikeroyok, dimutilasi, terus dibuang ke laut*

Nggg..~~

Lumayan koq....

Aq ska critanya,,,

yeeey... ada lagi yang suka...

arigatou neee~

Rasanya~


Penularan virus BL makin menggila...



Tapi,gw suka ceritanya !!

Keren !!

BL-nya kereen !!

*mulai ketularan virus BL*

Hidekazu Kaishou wrote:

virus yaoi mulai beraksi... yeeeei~ *nari2 seneng*

@mitsucchi: Kacian deh ketipuuu~

Dan yang laen, sebenernya cerita ini bisa diliat gak yaoi kok... Anggep aja Seiji itu cewek...beres kan? *ditampol*

behold the power of BL!!!! *dikeroyok, dimutilasi, terus dibuang ke laut*

Tidak!!! Kenapa harus yaoi sih?!!! *pusing mode: on*
Ogah gw!! *gila mode: on*

*ngasih penisilin ke ayuri*

*dorong ayuri keluar ruangan*

LANJUTIN PESTA BL MANIANYA!!!

@Ayuri: Hua!! Saya pikir udah ga ada temen sesama pembenci yaoi!!

Kenapa kalian semua suka yaoi sih???
Pelampiasan nafsu karena benci pasangan straight?
Atau karena disorder?

*pusing*

@Mitsu:
bukan nya aku benci pasangan straight ato apa....
tp, klo orang saling mencintai, siapa yg bisa menghentikan?
mungkin Tuhan, tp mungkin Tuhan g setega itu....
jd, klo mereka memang saling cinta atau apa, yah sudahlah, aku nyerah saja bukannya benci mereka.....
Cinta itu perasaan yang rumit kan?

@mitsucchi: aku sama sekali nggak benci pasangan straight kok... cuma, aku merasa emang kazu tuh lebih cocok diginiin aja...toh awalnya mereka berdua itu temen baik, tapi karena perasaan saling sayang jadi jadian deh...mengutip doujin D18, "as long as we love each other, male or female...doesn't matter, right?"

@nau: Kazu's days at high school bakal penuh BL lho... Kufufufufufu...

@Nauka dan Kazu: *tabok keduanya*

What the?!! o___O; BL? Please donk ^^; gw jadi takut banget....

@Chiisa n Kazu: berarti kalian disorder *ditabok, dimasukin tong sampah*

Nani? Bakal penuh BL? Anda serius, sensei?



Gawat nih..

khekhekhe~
ak mau bikin char baru, dan char itu GL abis krn dia nyamar jd co...
bersiaplah jd korban lesb char ak ini, Ayuri, Kaname, dan ce2 yg gw incer 

kufufufu... berarti aku dan chisa bagi tugas... saya bagian ngincer chara cowo, dia chara cewe...

Uh...ceritanya sih bagus dan ada unsur persahabatannya
tapi terakhirnya kok jadi... ^^;

terakhirnya kok jadi apa hayoooo~~

memang sejak awal akhirnya aku pengen bikin mereka jadian kok~

ya ampun, BL ^^;
jadi ngilu *beneran ngilu*

swt

bagus sih, cuam cara mengungkapkannya agak aneh ajah ^^;;

[telat komennya :p]

BTW, aku tertarik gara2 baca entry OCmu, emangnya bisa yah dikeluarin dari sekolah?

kalo gitu orang2 yang mau ketemu ortunya lagi tinggal bikin keonaran terus dikeluarin deh

jadi inget bianchi /gg