Near The River

Chiaki berlari dari arah Hospital menuju ke tepi sungai yang ada di dalam Woods.

"Ini sudah yang kedua kalinya... Kenapa...?" batinnya sambil melihat bayangan dirinya yang terpantul di atar air sungai yang jernih itu.

Dia berjalan ke arah sebuah pohon dan duduk bersender di bawahnya sambil menikmati kesunyian daerah di sekitar situ. Lalu, dia mengambil sebuah batu kecil dan melemparnya ke arah sungai.

Hanya beberapa puluh meter dari tempat ia berhenti sejenak.
Di depan Shu adalah sebuah sungai yang jernih, dapat terlihat dari cara permukaannya memantulkan angkasa.

'Inikah tempat aku meninggalkannya? Entah kenapa aku tidak bisa ingat.'

Shu memutuskan untuk meneruskan langkahnya-- namun ketika ia memeriksa bagian itu. Perhatiannya tersita pada indahnya sungai itu.

'Bahkan sungai di desa tidak seindah ini...'

Ketika ia menggerakan kepalanya.

'Aki-chan?'

Chiaki yang sedang tertunduk lesu, bersender di sebuah pohon yang agak besar dibandingkan pohon lain.

".............. Aki-chan?"

Tanya Shu keras.

Ren berjalan mendekati Chiaki.

"Jadi kamu disini ya?Aku mencarimu kemana2."

"Kau blm menyelesaikan kata2mu sat di hospital tadi.Jadi apa yg terjadi?"tanya Ren tiba2

'Kunogi-san disini? Sungguh sebuah cara lain yang menggelikan untuk bertemu dengannya lagi.'

Shu menghentikan langkahnya dan memilih memperhatikan Kunogi-san dan Chaki. Mungkin Kunogi-san lebih dapat menenangkannya-------- jika benar kemurungannya adalah karena anak itu.

Chiaki menoleh ke arah Ren dan Shu.

"Kalian lagi... Sedang apa disini?"

Makoto yang sudah puas main Kingdom Hearts (tidak lupa disave) main ke Woods.

"Ah! Cewek yang tadi di Central!" Makoto menunjuk Chiaki.

Ren memegang pundak Chiaki

"Cepat katakan apa ada keanehan yg terjadi selama kau bersama adikku?"tanya Ren

"...." Makoto diam karena dicuekin.
Dia pun ngacir.
[out]

Shu tidak mendengar pertanyaan Chiaki.
Ia memang merasa Chiaki bertanya, tapi ia berpikir pertanyaan itu ditujukan pada Kunogi-san.

Sementara itu,
Di sisi lain, terlihat seorang siswi lain, yang sepertinya sebaya dengannya

"Ehm." Otak Shu menyuruhnya untuk berdeham.

... dan juga agak tidak beres.

Tidak ada yang salah dengan wajahnya, dua mata, dua kuping, satu mulut, satu hidung. Juga dengan posturnya dan segalanya........... hanya saja.

'Kenapa aku mendapat merasakan sebuah niat jahat kalau anak itu berusaha untuk mendekati Chiaki-chan.... walau ia seorang perempuan?'

He.... namun dia sudah pergi.

Shu memilih untuk memaksa kakinya berdiri di dekat sungai.
Memperhatikan Chiaki dan Kunogi-san

Ren melepaskan tangannya.

"Ma..maafkan aku."ujarnya pelan

Ren menatap Shu yg sedang berdiam di tepi sungai

"Bukannya kamu seharusnya berada di hospital?"

Shu menggeleng pelan, "Tidak..... seharusnya aku ada di kesiswaan untuk mengurus pemulangan jenazah anak itu. Tapi yang kau katakan ada benarnya- tidak seharusnya aku ada disini."

Ia menjauhi sungai itu dan mulai mencari sebuah case hitam.

"Aku hanya datang untuk mencari biolaku. Anggap saja aku tidak ada."

Kunogi Miyu wrote:

"Cepat katakan apa ada keanehan yg terjadi selama kau bersama adikku?"tanya Ren

"Er... Masalahnya..." Chiaki menatap ke arah Shu.

"Baiklah, akan kukatakan. Miyu pernah mengatakan jika dia... Pernah mencoba untuk membunuh..." Chiaki terdiam sebentar dan kemudian meneruskan kata-katanya. "...kak Shu"

Dia melihat ke tangan Shu. "Apakah itu akibat dari ucapan Miyu tentang percobaan pembunuhannya?"

"Hanya itu?Kalau hal itu aku sdh tau.."ujar Ren lega

"Apa tdk ada yg lainnya lg?"tanya Ren
----------------------------------
Miyu berjalan mengendap-endap tdk jauh dr situ

Kakak...

Miyu bersembunyi dr jauh dan mengamati kakaknya.

"Hal itu sudah lewat... biarlah" sela Shu datar.
Dia memang sedang tidak ingin memikirkan soal Miyu.

"Lagipula juga, Aki-chan, tanganku tidak apa apa sekarang. Jadi sudah tidak ada alasan meributkan perkara ini.", katanya, menoleh sebentar pada Chiaki dan memberikannya sebuah tatapan ramah. Dan melanjutkan mencari case itu.

"Tidak. Tidak ada yang lain lagi." jawabnya pada Ren.

Mishuto Dzuragunfuerudo wrote:

"Lagipula juga, Aki-chan, tanganku tidak apa apa sekarang. Jadi sudah tidak ada alasan meributkan perkara ini."

"Apa benar sudah tidak apa-apa? Memangnya, apa yang terjadi dengan tangan kak Shu?" tanyanya.

Miyu yg bersembunyi di situ tanpa sengaja menemukan case hitam yg dicari Shu.

Ini kan punya...Shu?

Miyu melirik ke sana kemari

Di..dia ada di sana...
-------------------------
Sementara itu,kalung yg dimiliki Ren bersinar.Kalung diamond yg menghubungkan dua kakak adik itu bersinar sgt terang.

Dia ada di sini..Miyu...

Ren mencari sekelilingnya,namun dia tdk melihat Miyu.

Cahayanya berwarna putih berarti...dia sdh membaik?
--------------------------------------------------
Hua!Kalungnya bersinar dan sepertinya kakak sadar aku ada di sini.
_______________________
Apa ini kak?

Ini adalah kalung yg bs menghubungkan kita berdua.

Menghubungkan?

Ya.Jika kamu ada di dekatku,nanti kalung ini akan bersinar..

Bersinar?Bisa begitu?

Ya.Kalau hatimu sedang baik,kalung ini akan bersinar putih tapi sebaliknya jika kamu sedang berhati jahat, kalung ini akan bersinar hitam/merah

Wa...sugoi! sehebat itu?

Makanya,jgn jd anak nakal yah..
________________________

"Ada apa?" tanya Chiaki pada Ren yang sepertinya celingukkan mencari sesuatu.

".. eh?"

Sebuah perasaan aneh melintas.
Seakan.... seseorang bersembunyi di sekitar situ.

Mulanya Shu agak ragu, namun ia memutuskan untuk mendekati sosok itu.



Di balik semak itu, case yang dicarinya ia temukan
Bersama dengan Kunogi Miyu.


DUG.
DUG DUG DUG.
DUG DUG DUG DUG DUG.
----DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG DUG.....!

Jantungnya berdetak dengan sangat cepat, seakan ia baru dipaksa lari beberapa kilometer. Wajahnya terasa hangat dan mulai memerah.

Mencoba pura pura sebaik mungkin untuk tidak melihat Miyu, Shu mengambil case biola itu, dan buru buru menghadap Kunogi-san.

"Ku--Ku-Kunogi-san...... K-Kurasa aku harus cepat cepat pergi....... ada urusan yang sangat mendadak sekali, barangnya sudah kutemukan dan aku harus mengurus anak itu."

Dia menatap Chiaki dengan singkat, mencoba sebaik mungkin untuk tidak salah tingkah dan berkata, "Kakak pergi dulu. Jangan terlalu larut dalam kesedihan, Aki-chan."

Lalu dengan cepat cepat lari meninggalkan tempat itu.
Perasaan itu tumbuh semakin kuat...

(OUT)

Chiaki kembali berjalan ke tepi sungai, mengambil air sungai dengan kedua tangannya, dan membasuhkannya ke mukanya.

"Dingin... Sama seperti yang kurasakan sekarang..."

Lalu, Chiaki beranjak dari tempatnya dan pergi meninggalkan Woods.

[Out]

Ren bingung dgn kejadian itu da pergi
---------------------------------
Wah,casenya diambil..

"Aku pergi ah.."

(out)