Me and My Music

Quote :

"Ah! Mient! Banyak kerjaan yang menunggumu!" Ucap Chopin yang menunjuk Mient.

Mient duduk di rumput, kemudian menempelkan kepalanya ke lututnya sbentar, dan menengok lagi ke Chopin dan berkata,
"pekerjaan apa?"

"Augusta-senpai bisa main piano toh?? Aku juga bisa..", kata Kira mendengar hal yang menarik perhatiannya, yaitu piano. Dia teringat dengan seseorang yang penting baginya yang bisa main piano juga.
"Mient.. Kalo biola, mau nyoba main sendiri nggak?? Kuajarin.. Aku bisa kok...", kata Kira menawarkan Mient.

OOT: Chopin mendekati lelaki tersebut dan mengajaknya berkenalan. ---> Lol. wa lagi di atas pohon loh~

--------

Mient tidak menjawab pertanyaannya dan mukanya bertambah merah. Hmm? Kenapa ya?

"Hei Mient... kenapa? Mau main bareng?" Augusta bertanya dengan GR dan sok kenalnya.

Lalu seseorang datang lagi. Anak berambut abu-abu... Namanya Chopin. Lho? Bukannya Chopin tuh komposer ya? Yang lagunya susah banget itu lho. Haha...

"Yah, aku anak baru di sini... Augusta Kinomiya, salam kenal!" Augusta melambai dari atas. Sepertinya sekolah ini akan menjadi tempat yang menyenangkan.

"Augusta-senpai bisa main piano toh?? Aku juga bisa..", terdengar teriakan Kira dari bawah.

"Wah! Kita harus main bersama kapan-kapan! Di sini ada ruang musik ngga?"

Quote :

"Hei Mient... kenapa? Mau main bareng?" Augusta bertanya dengan GR dan sok kenalnya.

"Apa maksudmu, Augusta-senpai?" Mient memandang Augusta dengan tatapan dingin dan curiga.

Quote :

"Mient.. Kalo biola, mau nyoba main sendiri nggak?? Kuajarin.. Aku bisa kok...", kata Kira menawarkan Mient.

"kamu bisa? aku mau kok, belajar main biola." Muka Mient sudah tidak merah lagi.

Sekarang Mient menatap Augusta degnan tampang curiga. Augusta agak panik dan merasakan keringat dingin menetes, waduh, apa ia salah ngomong?

"Maksudku... mau main musik bareng? Kamu bisa main biola? Aku iringi deh pake piano ato gitar... Sama si Kira juga.." Augusta berkata sambil tersenyum.

"Yup! Aku pernah manggung di Jerman, Inggris, dan lain-lain... Bersama seorang pianis yang bernama I..... . . . .", Kira sepertinya ingin mengucapkan nama seseorang tetapi terhenti.
"Main piano bareng?? Boleh!!", kata Kira kepada Augusta mengalihkan pembicaraanya.

Quote :

"pekerjaan apa?"

"Eh? Kau tak sadar ya? Ada pekerjaan tentang pengesah-pengesahan segala macam yang aku tak mengerti, tentang masuknya anak-anak technical! Dan semua itu diseret ke kamarku...Fuh, lumayan cape mengerjakannya." Ucap Chopin dengan capek.

"Kau harus membantu aku nanti yah!" Ucap Chopin dengan tersenyum.

Quote :

"Yah, aku anak baru di sini... Augusta Kinomiya,
salam kenal!" Augusta melambai dari atas. Sepertinya sekolah ini akan
menjadi tempat yang menyenangkan.

"Wah, halo Augusta! Jangan jatoh ya! Ngomong-ngomong kau bisa main musik ya? Dan hmm...anehnya semua pada mengomongi tentang musik. Mient mau kuajarkan main biola? atau mau viola? atau piano? Aku sudah master 10 instrumen waktu dulu..." Ucap Chopin kepada semuanya. Ia pun terduduk diatas rumput juga.

"Yup! Aku pernah manggung di Jerman, Inggris, dan lain-lain... Bersama seorang pianis yang bernama I..... . . . ." Wow, sepertinya dia jago juga main piano... Hmm, tantangan nih untuk mencoba menjadi yang lebih baik! Apalagi Kira setuju untuk main bareng...

Quote :

"Wah, halo Augusta! Jangan jatoh ya!
Ngomong-ngomong kau bisa main musik ya? Dan hmm...anehnya semua pada
mengomongi tentang musik. Mient mau kuajarkan main biola? atau mau
viola? atau piano? Aku sudah master 10 instrumen waktu dulu..."

Wow... seorang pemain musik hebat lagi! Augusta tidak menyangka akan bertemu banyak pemain musik di sekolah ini. Hebat... Hebat... Muka Augusta memerah. Ia menjadi malu... skill-nya kan ga seberapa.

Ia melihat yang lain duduk di bawah. Hmm, mungkin lebih enak kalo dia juga turun... Augusta pun merapikan gitarnya, menyandangnya lalu memanjat turun. Pelan-pelan.. jangan sampai sarung tangannya rusak!

Hup! Akhirnya, setelah berusaha susah payah, sampai juga ia di bawah. Ia pun ikut duduk dengan mereka di rumput.

"Hey, kalian semua pada bisa main musik ya? Wah... di sini ada klub musik ga?"

Kira melihat jam tangannya yang berbentuk black cat.
"Wah!! Aku ada urusan.. harus pergi dulu..!! Augusta-senpai main barengnya kapan-kapan saja ya... Aku ada perlu..", kata Kira dengan cepat.
"Dah semuanya...! Dan Mient!! Aku ajarinnya kapan-kapan aja ya!! Bye~~~~", Kira ngacir dengan buru-buru.

--out--

Quote :

"Hey, kalian semua pada bisa main musik ya? Wah... di sini ada klub musik ga?"

"Nyahaha~ kalau tentang itu, yah, aku banyak memainkan musik sejak umurku 1 tahun. Ibuku sangat memaksakan aku masuk bidang seni musik...walaupun memang aku ada bakat, tetapi..." Ucap Chopin yang kemudian terhenti. Mukanya terarah keatas langit yang biru.

"Kalau klub musik...setau aku belom ada. Tapi kalau kamu mau mulai silahkan saja! Di Main Building banyak sekali ruangan tak terpakai yang kamu dapat gunakan untuk membuka klub!" Jawab Chopin kepada Augusta.

Quote :

"Dah semuanya...! Dan Mient!! Aku ajarinnya kapan-kapan aja ya!! Bye~~~~", Kira ngacir dengan buru-buru.

"Dadah Kira! Sampai ketemu lagi ya!" Teriak Chopin ke arah Kira, melambaikan tangannya.

Augusta melihat Kira pergi entah ke mana sambil melambai, Augusta pun membalas lambaiannya, "Bye~~!"

"Nyahaha~ kalau tentang itu, yah, aku banyak
memainkan musik sejak umurku 1 tahun. Ibuku sangat memaksakan aku masuk
bidang seni musik...walaupun memang aku ada bakat, tetapi..." Chopin menjawab pertanyaan Augusta tersebut. Augusta dapat memperhatikan perubahan ekspresinya saat mengucapkan kata-kata terakhir...

"Nani?" Augusta bertanya. Kenapa? Apa Chopin memiliki masa lalu yang buruk?

"Eh... Err... Maaf... Ungg... kayanya aku ga sopan banget.." Augusta langsung menggaruk belakang kepalanya.

"Kalau klub musik...setau aku belom ada. Tapi
kalau kamu mau mulai silahkan saja! Di Main Building banyak sekali
ruangan tak terpakai yang kamu dapat gunakan untuk membuka klub!" Chopin berkata lagi.

"Ooh..." muka Augusta langsung menunjukkan tanda kekecewaan... Yah... ternyata tidak ada tempat khusus untuk musik di sini...

Quote :

"Nani?" Augusta bertanya. Kenapa? Apa Chopin memiliki masa lalu yang buruk?

"A-a-ah! Bukan, sama sekali bukan masa lalu yang buruk! Hahaha..." Ucap Chopin yang melambaikan kedua tangannya dnegan panik.

Quote :

"Eh... Err... Maaf... Ungg... kayanya aku ga sopan banget.." Augusta langsung menggaruk belakang kepalanya.

"Oh? Tidak apa-apa, aku tau kamu pasti sedikit ingin tahu apa yang tadi aku akan katakan. Tetapi, itu rahasia pribadi~" Jawab Chopin kepada Augusta sambil menepuk kedua tangannya sendiri.

OOT: menepuk kedua tangannya. ---> tangan siapa? ini penting lho~ D:
kalo nepuk tangan augusta, berbahaya lho~
saya anggap nepuk tangan sendiri aja ya ^^;;


---

Quote :

"Oh? Tidak apa-apa, aku tau kamu pasti sedikit ingin tahu apa yang tadi aku akan katakan. Tetapi, itu rahasia pribadi~"

Augusta makin merasa bodoh. Malu rasanya... Aduh... Baru hari pertama di sekolah ini kok udah hancur kaya gini ya... Augusta lalu menggaruk kepalanya lagi. Ugh, agak aneh rasanya karena ia harus memakai sarung tangan ke mana-mana sekarang.

"Ahaha... Maaf yah.." kata Augusta lagi.

OOT: Ahaha~ Salah gua, maksudnya kedua tangan sendiri
Sudah diedit kok ^^

---

Quote :

"Ahaha... Maaf yah.." kata Augusta lagi.

"Ah, iya gak apa-apa! Hmm...ngomong-ngomong, instrumen ya..." Ucap Chopin yang kemudian membuka tas selempangnya dan mengubrak-ngabrik seisinya. Setelah lama, ia menemukan barang yang ia cari.

"Argh! Ini dia! Dalem juga ternyata...! Haap!" Chopin pun mengeluarkan sepasang gendang yang terlihat sangat tradisional.

"Gendang, aku juga telah master instrumen ini, gendang pukul tangan seperti ini, maupun drums. Tapi secara pribadi aku lebih menyukai gendang tradisional seperti ini." Ucap Chopin yang mulai menepuk gendang.

*DUK* *DUK* *DUK*

Quote :

"Maksudku... mau main musik bareng? Kamu
bisa main biola? Aku iringi deh pake piano ato gitar... Sama si Kira
juga.." Augusta berkata sambil tersenyum.

"Maaf, aku tidak bisa main biola." Ucap Mient sambil tersenyum.

Quote :

"Eh? Kau tak sadar ya? Ada pekerjaan tentang
pengesah-pengesahan segala macam yang aku tak mengerti, tentang
masuknya anak-anak technical! Dan semua itu diseret ke kamarku...Fuh,
lumayan cape mengerjakannya." Ucap Chopin dengan capek.

"Kau harus membantu aku nanti yah!" Ucap Chopin dengan tersenyum.

"dokumen dokumen apa maksudmu itu?" Ucap Mient dengan muka heran.

"nanti biar aku yang tangani." Ucap Mient dengan dingin.

Augusta memperhatikan Chopin mengeluarkan sesuatu dari tasnya... apa ya kira-kira? Katanya sih instrumen... Hmm, paling flute atau apalah yang kecil...

Lalu sebuah gendang keluar dari tas itu. Augusta cuma bisa tersentak kaget. Apa?! Gendang??? Dari tas yang hanya... yang hanya seukuran tas biasa itu? Bahkan tidak lebih besar dari gitarnya!

Augusta cuma bisa terkesima karena Chopin memainkan gendangnya dengan irama yang bagus... dan tentunya karena tas ajaib itu....

"Hei! Hei... bagaimana ca... caranya gendang itu ada di sana?"

Di tengah kekagumannya, Augusta mendengar Mient berkata, "Maaf, aku tidak bisa main biola."

"Ooh... begitu..." Augusta mengangguk lalu memperhatikan tas 'ajaib' Chopin lagi.

Quote :

"dokumen dokumen apa maksudmu itu?" Ucap Mient dengan muka heran.

"Mana aku tau? Tiba-tiba saja diseret ke kamarku. Katanya penjaga asrama, 'Karena kamu sudah jadi Technical Special Student, kamu harus urusi ini semua!' dan lenyap begitu saja. Isi dokumennya tentang pengesahan anak Technical yang masuk ke sekolah kita ini." Jawab Chopin kepada Mient, masih memainkan gendangnya.

Quote :

"Hei! Hei... bagaimana ca... caranya gendang itu ada di sana?"

"Ah, Augusta belum tau Aliceku ya? Aku lupa memberitahu kalau begitu! Aliceku adalah menciptakan Magical Bag! Yang bisa memuat segala apapun di dalamnya tanpa batas! Tapi kalau besar bendanya juga kebesaran atau gak muat di mulut tas, juga gak bisa masuk sih!" Jawab Chopin kepada Augusta.

Chopin pun masih melanjutkan memainkan gendangnya dan menepuknya seperti ahli.

"Yasudah kalau begitu, aku kembali dulu. Nanti kau antar saja dokumen-dokumen tersebut ke kamarku. daah~" Mient kemudian meninggalkan mereka
--out--

Augusta melihat Mient pergi setelah bercakap-cakap tentang hal yang ia tidak mengerti pada Chopin.

Quote :

"Ah, Augusta belum tau Aliceku ya? Aku lupa
memberitahu kalau begitu! Aliceku adalah menciptakan Magical Bag! Yang
bisa memuat segala apapun di dalamnya tanpa batas! Tapi kalau besar
bendanya juga kebesaran atau gak muat di mulut tas, juga gak bisa masuk
sih!"

"Hoaaa! Alice-mu hebat sekali! Bisa berguna untuk orang banyak! Keren..." Augusta berkata dengan penuh semangat, lalu dilanjutkan dengan bisikan pelan, "..daripada Alice-ku... tidak berguna..."

Quote :

"Hoaaa! Alice-mu hebat sekali! Bisa berguna untuk orang banyak! Keren..."

"Ahah! Begitu kah? Hmm..." Ucap Chopin yang terhenti memainkan gendangnya sejenak. Sesuatu terlintas dalam pikirannya.

Chopin berdiri dan memasukkan gendangnya kembali ke dalam tasnya, ia kemudain mengubrak-ngabrik tasnya kembali mencari sesuatu.

"Haaap!" Dua Taiyaki dikeluarkan dari Magical Bag Chopin dan diletakkan di depan Augusta.

"Augusta, aku ada urusan mendadak! Aku harus pergi jadi...duluan ya!" Ucap Chopin kepada Augusta yang kemudian pergi dalam tempat tersebut.

[Out]

Masih dengan kekaguman, Augusta melahap makanan yang Chopin keluarkan dari tasnya... Ia menjadi penasaran, alice apa yang dimiliki anak-anak yang lainnya tadi... Wah, wah...

"Augusta, aku ada urusan mendadak! Aku harus
pergi jadi...duluan ya!" Ucap Chopin kepada Augusta yang kemudian pergi
dalam tempat tersebut.

"Oh... oke!" Augusta melambaikan tangannya pada Chopin.

'Hmm... Pergi juga ah. Liat-liat tempat lain' gumam Augusta dalam hati.

Augusta lalu merapikan barang-barangnya, memasukkan gitarnya dengan benar ke dalam sarungnya lalu menyandangnya di punggung. Ia lalu bangkit berdiri dan berangkat pergi... Perhatiannya beralih pada anak aneh yang masih di atas.

'Ah, bodo amat...'

Augusta pun berlalu pergi.


[OUT]

"ngh...."

Azuma merentangkan ke dua tangannya ke atas. Tiba-tiba ia teringat jalan untuk ke dormitory, ia mengepalkan tangan kanannya dan memukulkannya ke tangan kirinya tanda mengingat sesuata. Ia segera melompat dari atas, dan pergi melanjutkan langkahnya.

--out--

Kira nyasar ke tempat bertemunya dia dengan Augusta-senpai. Kira bingung bagaimana dia bisa nyasar ke tempat tersebut.

"Nah lhoo... Malah ke sini...", Kira memasang tampang sweatdrop pada sampai di pohon besar waktu itu.

"Yasudahlah...", kata Kira sambil mencari tempat yang nyaman. Kemudian dia membuka tas biolanya yang berwarna violet dan mengambil biola tuanya. Lalu Kira berdiri dan mulai memainkan lagu Ave Maria dengan penuh penghayatan. Lagu itu dimainkannya dengan sangat bagus, namun nada-nadanya terdengar sedih.

Setelah memainkan lagu Ave Maria, Kira tidur melingkar persis kayak kucing nyasar karena lengkap memakai telinga kucing, ekor kucing dan kalung limiternya yang dibuat seperti kalung untuk kucing.

OOT: silakan char ini mau diapakan,kcuali dibangunin. krn saya belom tau bisa ol lg kpn. paling abis UAN n UAS. ini aja ol pke hp.. wkwkwk..

"aa~ Kira-chan, disini kau rupanya." Mient menghampiri Kira dan menggoyang-goyangkan badan Kira,
"Kira? tidur? Ya ampun, jangan tidur disini dong, ntar masuk angin.." Mient berusaha membangunkan Kira.

Kira membangunkan matanya dan melihat Mient di sana. "Halo.... Selamat pagi... Hoahmm...", ucap Kira ngaco padahal udah malem.
"Kok gelap sih...?? Bukannya masih pagi ya???", tanya Kira polos dan bodoh banget. Kira mengambil biolanya dan mulai memasukkannya ke tas biolanya yang berwarna violet itu. Kira teringat bahwa Mient ingin belajar bermain biola.
"Mient... Jadi belajar main biola??", tanya Kira kepada Mient untuk memastikan jika Mient masih ingin belajar main biola.