UGD -- the end of Neeve

OOT : lanjutan dari 'Another Day at Woods'
Enjoy !


IT :

Neeve masih dipapah Raichito sampai ke dalam UGD. Ia merasa langkahnya sangat berat. Apalagi rasa sakit di kepalanya semakin menjadi. Pandangan Neeve kabur. Ia juga merasa darah semakin banyak mengalir dari lukanya.

Seorang dokter lalu menghampiri mereka. Ia langsung bertanya pada 2 cowok itu.

"Ada apa,ada yang sakit ?" tanya dokter itu.

"Iya... Kaki temanku,terkilir..." jawab Neeve menyembunyikan keadaannya sambil menoleh pada Raichito.


OOT : @chito : berhubung dokter di sini OC,boleh digerakkin sama lo kok...Chito.

Raichito membalas tatapan neeve.

"bukan dok! Bukan saya yg sakit. Teman saya ini kepalanya terbentur, tolong berikan penangan secepatnya... Sebelum memparah", ucapnya tegas.

Raichito benar benar tidak mempedulikan kakinya yg sudah membengkak.

"kalau begitu, cepat bawa masuk, agar cepat d tangani", ucap dokter smbil membuka kan pintu ruang UGD.
lalu raichito memopoh neeve ke dalam.

"Dasar kau..." gumam Neeve sambil menatap Raichito.

Dokter itu menyuruh seorang suster untuk membaringkan Neeve di salah satu tempat tidur di UGD itu. Lalu suster membantu Raichito membaringkan Neeve.

"Rai...chito ?" panggil Neeve,namun sesaat kemudian ia kehilangan kesadaran.

Dokter itu langsung memeriksa Neeve,dan menyimpulkan sesuatu.

"Keadaannya gawat. Kami akan segera menanganinya... Kau boleh tunggu di luar !" ujar dokter pada Raichito.

"....?"

Hiino yang masih dirawat, jelas masih ada di sekitar rumah sakit. Saat ingin mengambil minuman di mesin penjual otomatis, ia melihat keramaian di ruang UGD. Awalnya ia mengintip dulu ruang UGD. Hiino diam begitu mendengar Neeve adalah korban nya. Ia tetap menunggu di luar.

Si mesin coklat... ada apa dengan dia...? batin Hiino cukup kawatir

Oot : sumpe lu!

It:

Raichito semakin khawatir. Ia hanya bisa berharap dan berdoa.

"maaf, sebaiknya kau keluar dulu nak", ucap dokter kepada raichito.

Raichito hanya bsa menurut. "dok, tolong selamat kan neeve", ucapnya d ambang pintu. "kami akan berusaha sekeras mungkin", jawab sang dokter. Lalu raichito keluar dan duduk d ruang tnggu.

'neeve... Bertahanlah', ucap raichito dalam hati.

"Kenapa kau tidak membiarkan aku yang jatuh saja tadi ?!" Raven bertanya di pikiran Neeve.

Neeve melihat Raven di hadapannya,bukan di cermin. Neeve tersenyum saja.

'Kita akan sama-sama menghilang...' ujarnya.
------------

Dokter mendapati pendarahan pada kepala Neeve juga sedikit retakkan di tengkorak anak itu. Kondisinya kritis.

"Dokter,bagaimana ini ?" tanya si suster,panik.

Dokter itu menggeleng pelan. Ia merasa tak sanggup menolong Neeve.

"Operasipun mungkin tak akan berhasil... Panggilkan temannya." ujar dokter itu.

Tepat saat itu,Neeve terbangun. Namun pandangannya sangat redup.

"Sebentar...lagi..." gumamnya,sangat pelan.

Sementara itu,si suster berpapasan dengan hiino.

"Kau,teman anak itu juga ?" tanyanya pada hiino.

OOT : kayak ada yg mau melahirkan ^^; -diinjek-

IT

"hmm..."

Hiino diam sambil meminum coca cola yang baru diambilnya. melihat Raichito yang sepertinya kawatir (jelas) pada Neeve, raut wajah Hiino berubah dan mendekati lelaki itu.

"oi...Neeve kenapa...?"

Quote :

Sementara itu,si suster berpapasan dengan hiino.

"Kau,teman anak itu juga ?" tanyanya pada hiino.

dan suster itu datang, Hiino hanya menatapnya tanpa ekspresi.

"teman... err... iya" jawabnya

"Ah..." suster itu memasang wajah seperti telah menemukan sesuatu.

"Kau wanijima-kun bukan ? Student agent ?" ujar suster itu.

"Kondisi temanmu...sepertinya tak dapat ditolong lagi. Maaf,tapi kami sudah berusaha..." lanjut si suster dengan wajah bersalah.

Neeve Mounsier wrote:

"Ah..." suster itu memasang wajah seperti telah menemukan sesuatu.

"Kau wanijima-kun bukan ? Student agent ?" ujar suster itu.

"Kondisi temanmu...sepertinya tak dapat ditolong lagi. Maaf,tapi kami sudah berusaha..." lanjut si suster dengan wajah bersalah.

Raut wajah Hiino berubah saat suster mengatakan temannya tak tertolong. Ia berjalan masuk ke dalam ruang UGD seenaknya, mumpung dia adalah Student Agent. Dilihatnya sosok Neeve....

"oi... mesin coklat..." panggil Hiino pelan

Neeve menengok ke arah Hiino,sambil tersenyum lemah. Sementara itu,si dokter meninggalkan mereka. Dia tak ingin mengganggu.

"Hei...sudah...lama...ugh !" ucapan Neeve terpotong oleh rasa sakit. "...sudah lama...tidak ketemu,ya ?"

Neeve berusaha agar ia tidak memejamkan matanya. Hanya saat ini saja. Saat-saat terakhirnya.

"Mana...raichito ?"

Hiino memejamkan matanya dan menenangkan pikirannya. Bukankah Hiino sudah terbiasa melihat kematian...? Ayahnya sendiri, ia sudah melihat langsung. Begitu juga Azureghost. Kemudian... kemudian.... sudah cukup banyak kematian yang ia lihat, namun, kematian Neeve dan Raven...? Sepertinya perasaannya kali ini sungguh jauh berbeda dibandingkan perasaannya yang telah lalu.

"lebih baik kau tidak usah bicara dulu deh" ucap Hiino dengan nada kawatir. Tumben-tumbennya kali ini Hiino mengkhawatirkan orang lain, mengingat Neeve adalah sahabat terdekatnya.

"Raichito ada di sana, pasti dia mengkhawatirkanmu"

"Jangan mati, atau aku akan mencoretmu dari daftar absensi Dangerous Type"
ucapnya kasar... tapi....

"Hahaha..." Neeve terkekeh pelan.

Wajah Hiino sangat kabur,tapi ia tahu air muka sahabatnya itu pasti berbeda dari biasanya.

"Kalau aku mati...coret saja namaku..." balas Neeve.

"...apa rank ku juga akan...diturunkan ?" lanjutnya sambil tersenyum jahil,namun tak seriang biasanya.

raichito masih menunggu d ruang tunggu.

"ugh, lama sekali, apa aku menemuinya saja y?", raichito khawatir. Lalu ia pun berdiri dan memutuskan menemui neeve.

Raichito masuk k ruangan neeve, d sana ia melihat seseorang yg dikenalnya berdiri d samping neeve.

"hai hiino... ", ucap raichito menyapa hiino.

"neeve... Bagaimana keadaan mu? Kau baik2 saja?", tanya raichito yg tidak tahu apa2 dgn mata agak sembap.

"Aku...hehehe... Baik...baik saja." jawabnya,lemah.

Neeve tertegun melihat mata sahabatnya itu yang sembab.

"...kau...menangis ?" tanya Neeve,cemas.

Quote :

"Kalau aku mati...coret saja namaku..." balas Neeve.

"...apa rank ku juga akan...diturunkan ?" lanjutnya sambil tersenyum jahil,namun tak seriang biasanya.

Hiino ingin menangis.

Tapi... tidak bisa


"....."


"....nggak cuma bintang, tapi...."

Hiino melirik Raichito. Ia sangat iri dengan remaja itu. Ia menjadi sahabat sejati dari Neeve, dan dirinya hanyalah teman-tukang-minta-coklat saja.



"coklat.... kamu tidak mau memberi coklat lagi....?"

Neeve Mounsier wrote:

Neeve tertegun melihat mata sahabatnya itu yang sembab.

"...kau...menangis ?" tanya Neeve,cemas.

"ah? Tidak... Aku hanya...", ucapnya smbil mengucek2 matanya.

wanijima hiino wrote:

"coklat.... Kau tidak membagi coklat lagi....?"

Raichito sempat terkejut dgn ucapan hiino, tapi ia sembunyikan.

'hei hiino, kita bisa bicara berdua sebentar?', bisik raichito pelan ke telinga hiino.

Neeve nyengir. Berusaha menahan tangisnya juga. Tapi ini hari terakhirnya,sedikit menangis mungkin tak apa.

"Coklat ? Hehe... Maaf ya,yang terakhir...tadi jatuh..."

Neeve mendengar Raven berkata sesuatu. Lalu ia tersenyum.

"Hii...no... Raichito... Raven bilang...terima kasih..." Neeve merasa air matanya mulai mengalir. Tapi ia tetap tersenyum.

Mendadak,napasnya tercekat. Rasa sakitnya tapi berkurang. Semuanya terasa berputar.

"...maaf... Selamat...tinggal..." Neeve berhenti sebentar, "...ah,sampai jumpa...teman-teman..."

'...maaf ya,Ami...'

Dan mata hijau itu tertutup oleh kelopak matanya. Senyum yang biasanya ada,tampak di bibir Neeve. Tapi kali ini ia tidak meneruskan senyumannya itu dengan sapaan ramah.

...Ia sudah pergi jauh...



OOT : oy,lu berdua urusin ye,si Neeve...

"NEEVE!!!", jerit raichito yg melihat neeve merapatkan matanya. Tanpa sadar ia membanjirkan air matanya. Lekas saja raichito memeluk erat tubuh sahabat nya itu.

Ia tak bisa menahan rasa sedihnya itu. Menyaksikan kematian sahabat secara langsung dan di depan mata memang mimpi buruk tersendiri bagi raichito.

Tapi percuma saja, neeve sudah tak ada lagi d dunia ini.

Raichito pun melepaskan tubuh sahabatnya itu, merapihkan posisinya, dan menutup tubuh neeve dari ujung kaki hingga ujung rambut.

"hhh...."

Detik pertama, Hiino ingat dengan kematian dan 'kebangkitan' ayahnya. Detik kedua, ia melihat, orang yg dianggapnya sahabat, tewas di depan matanya. Dan ia tidak mendapatkan coklat yg terakhir.

Hiino menyeka 'air mata'nya dengan tangan kanannya.

"aku nggak boleh menghidupkannya. aku harus mengurus pemakaman dan memberitahukannya pada orang tuanya" ucapnya pada diri sendiri. Ia berjalan meninggalkan Neeve, meninggalkan rumah sakit.

setelah Azure, sekarang dia... mungkin setelah ini...


[out]

Raichito bangkit. Meninggalkan ugd. Untuk bersiap menghadiri pemakaman neeve.

" ... ", raichito keluar dalam diam.

(Out)