Festive Preparation

mari para special, kita siapkan festival kita!

---------------------------------------------------------------------------
"hmm, di sini tempat siap2in festival kan?" gumam Kaoru di sebuah lapangan.

"Ah! Kaoru-senpai! Halo!" Chisa melambaikan tangan.
"Aku baru mau ke kelas special ability.....Senpai sedang apa disini?"

"eeeh, kita katanya disuruh bikin persiapan festival di sini.... enaknya bikin apa ya? tanya Kaoru pada Chisa.

OOT: ketuanya ngilang trus nih.

"Kan waktu itu senpai sudah mengajukan ide kan?" kata Chisa.
"Hmm...Kita sebaiknya tunggu ketua kita dulu....Baca manga-ku lagi ah!"

"hehehe, memang lebih baik begitu" kata Kaoru yang mulai tidur-an lagi.
"omong2, anak spesial cuma segini ya? seingatku harusnya minimal ada 1 orang lagi..." Kata Kaoru sambil mengingat2 Yoshino.

ooT : maaf ganggu,sy mmg bisa mengakses wilayah ini... himesa si ketua sdg rp di leaders office, lanjutkan sj ceritax tanpa Himesa

"Maaf aku lama, Yuuki sih lama...Anak itu selalu saja ngaret dari dulu"kata Yoshino pada semua

"Jadi apa yang harus dipersiapkan?" ujar Yoshino, yang tampaknya sudah ketinggalan berita

"Waaa~~i! Ada Yoshino-senpai~ Halo!" kata Chisa ceria.
Chisa pun menghampiri Yoshino. Yang ada dia malah terpeleset dan jatuh ke arah yang lain (Kaoru&masih ada lg ga sih yg udah ada disini?slaen Yoshino?)

Yoshino memandang Chisa dengan pandangan estewe, dan berpikir, Waduh...Aku tanya lagi apa malah...

Eanae datang sambil memasang tampang bodoh. Kali ini dirinya tampak utuh dan sehat wal afiat--alias ga ada pisau, tang, atau benda besi lainnya yang mengejarnya.

Ia melihat gerombolan anak-anak Special. Sebagian besar ia belum kenal namanya--meskipun ia YAKIN sudah pernah melihat mereka sebelumnya.

Eanae menghampiri Chisa (yang sama lebih tinggi sedikit darinya--padahal Eanae sudah 13 tahun), "Maaf mengganggu... Kelas Special itu di sebelah mana ya?"


(OOC: Kemana aja Eanae selama ini? Jawaban: Menghindari ajalnya kesana-kemari dan juga mengikuti pelajarang khusus biar ga gampang mati--secara Alicenya itu alice bunuh diri)

"Eh?" Chisa lalu berdiri "Kami para special sekarang sedang menyiapkan festival....Hehehe~" kata Chisa ceria.
"Kamu siapa? Special Ability juga kan?Waaa~i!"

Eanae gugup menghadapi Chisa yang ceria.

"He? Eh... Iya sih. Aku Special. Namaku Eanae (doank) dari Junior High School A. Salam kenal," ucapnya sopan sambil membungkuk hormat.

"Oh...Berarti Eanae-senpai yah?" Chisa tersenyum.
"Salam kenal, aku Nekomi Chisa, tapi panggil saja Chisa!" kata Chisa ceria.

Eanae menatap lekat-lekat ke mata Chisa yang berada 5 centi diatasnya.

Sial... Dia lebih tinggi dariku! Lagi-lagi junior yang lebih tinggi. umpat Eanae dalam hati.

"Tidak usah pakai 'senpai'. Aneh kelihatannya," ujar Eanae. Nada suara sedikit berubah, tapi sebisa mungkin emosinya ditahan. "Oh ya, sedang apa ya anak-anak kelas Special disini?"

"Yaa~ sedang menyiapkan diri untuk festival nanti!" kata Chisa ceria.
"Alicemu apa, Eanae? Hehehe~ kalau tahu kan yang lain juga bisa dapat ide apa yang akan kita buat..."

"Alice bunuh dir--eh, maksudku Magnetism Alice. Tapi aku rasa tidak begitu banyak gunanya. Selama ini aliceku cuma datengin masalah aja," jelas (?) Eanae setengah mengeluh.

"yang seperti itu pasti ada gunanya"

Himesa muncul dari jendela ?! (ga peduli ini lantai berapa)

Himesa masuk ke ruangan Special Ability lalu
duduk di atas meja dengan gaya tomboy.
(kira-kira yah kayak Misaki di Gakuen Alice)

"sekarang, ayo sebutkan Alice kalian"

"Aku, Flower Alice," jawab Yoshino pada HimeSa

"hlo? sudah tahu kan?Absorption Alice, dan yg suda kuserap adalah: Wind Alice, Water Alice, Mecha Invention Alice, dan Regeneration Alice" jawab Kaoru.

Quote :

"yang seperti itu pasti ada gunanya"

"Maaf, gunanya apa ya? Sejauh ini aku hanya mendapatkan masalah yang (pada akhirnya) membuat orang lain repot. Alice-ku ini sering tidak terkontrol padahal sudah pakai controller. Aku bisa MENGAKTIFKANNYA kapanpun aku mau--" Lalu Eanae menunjuk ke arah tembok (PERHATIAN: dalam tembok, terdapat rangka yang terbuat dari besi). Saat itu juga badan Eanae tertarik ke tembok.

"--Oh ya, aku lupa kalau meskipun bisa MENGAKTIFKAN kapanpun aku mau--aku ga bisa MENON-AKTIFKAN dengan mudah," lanjutnya bego dengan badan masih menempel di dinding. "Tapi ini sudah biasa sih, nanti juga lepas sendiri dalam kurun waktu tertentu--entah kapan."

"Hmmm..." Yoshino berfikir sebentar

"Mungkin kau harus beli lebih banyak controller. Di Central Town tersedia banyak controller...Tapi, masalahnya apa kau tidak keberatan nantinya?"

"kalau di non aktifkan, itu juga sudah beres kan?"
Himesa tersenyum kemudian memberikan bando yang ia
pakai sebagai controller


(kyk yakitate japan?)

"kalau seperti ini, bisa kau kendalikan tidak?"
tanya Himesa


"ada punya ide kegunaan alice ini?"

"Dia cowok kan? Kalau pakai bando kan lucu" ujar Yoshino, sambil menunjuk bando yang dipegang HimeSa

"Bagaimana kalau topi ini saja?" ujar Yoshino sambil menyodorkan topi petani yang super gede pada semua

"ayo bagi yang punya controller, sumbang ke dia!!"
senyum Himesa, niatnya memang ingin membuat
Eanae bisa mengontrol Alicenya

Firasatku buruk... pikir Eanae. KOK RASANYA JADI DE JA VU KE RUMAH YA??? O_o;; (OOC: Eanae sejak kecil diperlakukan jadi cewek. n tumbuh jadi mirip cewek. baca profil Eanae)

"To-tolong... mungkin bando ato topi petani sedikit... mencolok?" ujar Eanae menolak sehalus mungkin--takut, secara ia tidak berdaya pada tembok dan banyak senpai di sekelilingnya. "Para senior tidak perlu repot-repot. Rasanya alice-ku ini ga dilahirkan untuk jadi berguna..."