Overcoming the Futile Power

Setting: Suatu pojokan kelas Special

-----------------------------------------------------------------

Eanae teringat kembali dengan kejadian di tempat Festive Preparation. Ia menghempaskan tubuhnya dengan lesu di bangku sambil berpikir.

Rasanya hanya aku yang paling bermasalah di antara yang lainnya. Bukan hanya tidak berguna, tapi juga merepotkan, pikirnya pesimis. Mungkin aku memang harus mencari controller lagi--tapi controller itu sendiri bagaimana cara kerjanya saja aku tidak tahu! Percuma aku kesini.

Kenapa sekolah ini menginginkanku disini? Mengurungku disini? Padahal mereka sama sekali tidak membutuhkanku.

TRAK , TRAK

ee.. eeh ..

aah, rencana mengagetkan gagal...


bintang-bintang jatuh ke lantai

sebenarnya Himesa ingin mengagetkan Eanae dari belakang,
tapi ia menyentuh debu di meja di dekatnya,

kemudian bintang-bintang itu berjatuhan di dekat Eanae

"hehe. hai..." sapa Himesa

"Wah, di sana ada si Himesa sama si Eanae..." ujar Yoshino sambil menunjuk ke arah mereka berdua

Kemudian Yoshino membisikkan sesuatu pada Himesa, yang sepertinya berbunyi, Eh, Himesa, minta tolong taburkan bintang-bintang lebih ke si Eanae ya...

Setelah itu, Yoshino pergi dan menghampiri Eanae, ia memegang kepala Eanae dan berkata, "Halo!"

Kaname datang, saat mempersiapkan festival, dia tidak datang karena banyak urusan aneh yang mengganggunya.

"Himesa... Kaoru-san mana?" Tanya Kaname yang baru datang sambil bertaya ke Hime, tanpa melihat yang lain

Yamaoka Yoshino wrote:

Eh, Himesa, minta tolong taburkan bintang-bintang lebih ke si Eanae ya...

sesuai dengan perintah Yoshino ....

sekali-sekali iseng itu juga menarik

senyumnya, kemudian ia mengubah debu di sekeliling
(tentu saja termasuk yg di langit-langit)

menjadi bintang-bitang kecil & berjatuhan ke kepala
Eanae.

"yo !!" sapanya

Quote :

"Himesa... Kaoru-san mana?" Tanya Kaname yang baru datang sambil bertaya ke Hime, tanpa melihat yang lain

oot : kaoru g bisa oL sampai januari

iT :

"entahlah, aku tidak melihatnya" senyum Himesa

"Hehehehe..." tawa Yoshino, melihat kepala Eanae penuh dengan bintang

Diacak-acaknya rambut Eanae, dan disemprotnya dengan gel. Semua tertawa melihatnya

"yo, yoshino...!"

Himesa mau menghentikan Yoshino

Tapi himesa juga ingin tertawa melihat Eanae

Eanae bengong sesaat, masih bingung dengan situasinya sendiri.

Lalu sadarlah dia dengan apa yang terjadi. Perasaannya bercampur aduk.

PRANG! Tiba-tiba kaca jendela pecah dan meluncur kaleng-kaleng bekas minuman yang segera menempel di tubuh Eanae.

Benda-benda yang terbuat dari besi di dalam kelas pun ikut melayang-layang dan menempel di tubuh Eanae.

"HU-HUAAA!!!" Eanae panik dan berusaha kabur dan segala macam benda tersebut. Ia sudah tidak peduli lagi dengan kondisinya yang berantakan.

Suasana kelas menjadi kacau.

Sambil berlari menghindar, sebuah kaleng melayang ke arah HimeSa (karena Eanae berada di belakangnya)


(OOC: alice Eanae aktif saat dia mau atau ada perubahan emosi secara signifikan. :3)

himesa terbengong sebentar, lalu melihat ke depan

"itu...."


TAK !!
(g tau sfx nya)

kaleng itu kena telak di kepalanya.

Himesa jatuh & terbaring di tanah

debu-debu di tanah berubah menjadi bintang


"ahahahaha... Jadi ini yang dibilang orang.jika terjatuh, akan melihat bintang terbang di kepalanya....

haha..."

ujarnya , dalam keadaan nyaris pingsan

Ramailah special ability ...

Belum sempat menolong HimeSa yang terjatuh, Eanae mendengar suara ribut-ribut di luar.

Rupanya tong sampah juga ikut tertarik.

Ya ampun! Memangnya kekuatanku ini mencapai radius berapa meter sih?! pikir Eanae panik. Sial para guru itu! Memang sih aliceku jadi "berkembang", tp PERKEMBANGAN MACAM APA INI?!

Sementara itu para kaleng berkumpul di badannya sehingga ia kelihatan seperti manusia terbuat dari kaleng yang lagi lari-lari panik mengelilingi kelas.

"Tolong! TOLONG AKU!" jeritnya

OOT : tau kok
[hr]
"Eh?" Kaname bingung, sesuatu menarik tangannya.

Ternyata Alice magnetism milik Eanae menarik borgol sekaligus controller Kaname.

"H-HWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!! Teriak Kaname semi-histeris, tangannya tertarik oleh magnet Eanae yang membuatnya harus mengejar Eanae

Eanae kaget melihat Kaname.

"GYAAA! NGAPAIN KMU NGEJER-NGEJER AK?!" jerit Eanae ketakutan, tidak sadar kalau itu gara-gara dia sendiri.

Sementara tangannya merogoh-rogoh ke dalam bajunya, Sial! Mana 'controller' ga guna itu?! Sial! Sial! Sial!

"Ah! Yang lain ada di sini! Hai~!" kata Chisa ceria.
"Sedang apa?"

Karena Eanae semakin cepat, otomatis lari Kaname juga semakin cepat, akhirnya...

BRAKKK!!

Kaname dengan sukses menabrak Eanae, dengan kedua pergelangan tangan yang menempel di punggung Eanae

"A- Sa-sakit..." Gumamnya, namun tidak lebih dari 5 detikm rasa sakit itu langsung menghilang karena kekuatan regenerasinya

Quote :

"Ah! Yang lain ada di sini! Hai~!" kata Chisa ceria.
"Sedang apa?"

"GA BISA LIAT APA SEDANG KACO BEGINI?" jerit Eanae. Sifat aslinya keluar karena sedang terbawa emosi.

Dimana-mana kaleng berterbangan dan tong sampah besi datang. Seluruh kelas jadi kotor dan berantakan.

Quote :

Kaname dengan sukses menabrak Eanae, dengan kedua pergelangan tangan yang menempel di punggung Eanae

"HUAAAA!!!" Eanae mendarat terkelungkup di lantai dengan sukses. Mukanya menempel pada lantai. Saat itu juga karena kaget, alicenya ter-non-aktifkan.

BRAK! PLETAK!

Seluruh benda-benda yang melayang tadi langsung jatuh ke lantai. Tong sampah jatuh menabrak dinding, sampah2nya keluar dan berserakan kemana-mana. Kaleng-kaleng juga menggelinding kesana-kemari.

oot: 1kata: ANCUR !!! =))

it:


"huaa...

kenapa kalian ada disini?"

Himesa setengah sadar.

ia masih belum kuat berdiri

karena terbentur kaleng

"Huwaaa~ Berantakan semua dehh~~" kata Chisa dengan nada SUPER lugu.
"Sebenarnya dari tadi ada apa sih?"

Eanae berusaha bangkit. Ia terduduk di lantai dengan pandangan putus asa. Nafasnya terengah-engah karena ia sudah banyak lari-lari.

Quote :

"Sebenarnya dari tadi ada apa sih?"

"...Tsk. Ini semua salahku," keluh Eanae *mendramatisir suasana secara tiba-tiba*. Ia lalu (akhirnya) menemukan controllernya.

Eanae bangkit berdiri dan melempar controllernya sambil berteriak kesal,"GA GUNA! GA GUNA! GA GUNA!!!"

Tapi saat melempar, ia terpelesat oleh kaleng-kaleng di sekelilingnya dan jatuh lagi.

"...Ukh... sakit... dasar controller sial..."

Mendadak Eanae melihat ke arah Chisa dengan pandangan serius, "Chisa, kau pintar tidak?"

"Eh? Maksudnya pintar apa?" tanya Chisa polos.

Eanae bengong ditanya balik begitu.

"Eh... Pintar apanya ya?" gumamnya. "Aku sendiri jadi bingung. Tapi intinya sih aku ingin... bisa mengendalikan aliceku seperti kalian."

"Oh......Kalau pakai controller banyak mungkin bisa?" kata Chisa polos.
"Aku ya......bisa mengontrol dengan baik....lumayan sih..."

Eanae diam. Rasanya ia baru saja ngelantur sesuatu yang sangat, sangat, SANGAT tidak jelas.

Eanae kemudian berusaha lebih fokus, dan ia mengambil resiko untuk mengaktifkan alicenya.

Kaleng-kaleng kembali menempel di badannya, lalu ia masukan kedalam tong sampah. Dalam waktu singkat kelas menjadi sedikit lebih rapi karena kaleng sudah tidak berserakan. Tapi tetap ada sampah (yang bukan dari besi).

Eanae berjalan ke arah HimeSa, "...Maaf."

"Eanae-san tidak apa-apa kan?" kata Chisa polos.
"Alice nya tak bisa dikontrol yah? Kenapa tidak latihan menggunakannya saja? mungkin lebih bisa nanti..."

"He? Latihan?" mendadak Eanae tampak lebih ceria. "Ada ya? Latihan macam apa itu?"

Eanae wrote:

Eanae berjalan ke arah HimeSa, "...Maaf."

Himesa

bangkit setelah merasa 'error' karena...

terbentur kaleng yang melayang

"sudahlah,

masalah besar bagi orang luar itu biasa saja bagiku" katanya,

Sambil tersenyum& memegang luka di dahinya

wah, alice nya cukup berbahaya...