The Ice Statue

Setting: The Hospital, Ruang pasien

-----------------------------------------------------

Demikianlah, akhirnya Gou membawa Yoshino yang sudah jadi patung es ke Hospital terdekat

"Khukhukhu...Takkan ada yang tahu...Yuuki, rasakanlah...Pacarmu, sudah tak lagi memikirkanmu..." ujar Gou sambil tertawa cekikikan

Azure yang sedang berjalan-jalan di rumah sakit bertemu dengan Gou yang lagi sibuk menggendong patung es yang mencurigakan.

"Hai...anda sedang apa...?"gumam Azure sambil mendekati Gou.

"Azureghost...Kah?" tanya Gou, yang sepertinya sudah mengetahui nama seluruh alice yang ada, karena dia mata-mata alice

"Apa kau tertarik akan kekuatan...Yang besar...???" tanya Gou kemudian

"Kekuatan....?"gumam Azure."Mungkin..."Azure tersenyum sekilas kepada Gou senyum seorang pembunuh,tiba-tiba mata Azure tertarik kepada Patung Es yang dipegang Oleh Gou.

"Indah sekali...."gumamnya sambil terpana memandang patung es tersebut.

"Kalau begitu...Bersumpahlah setia, maka kau akan kuberi..." ujar Gou

"...Kekuatan yang besar...Dan lebih dari semua, hidup abadi..." tambahnya lagi

"Khukhukhu...Bagaimana, Azureghost?" tanyanya lagi

Sekarang tinggal tunggu...Saatnya dimana Yuuki akan datang...Khukhukhu...

"Bersumpah setia...."gumam Azure."Khu..khu...khu....yang benar saja.....hahahaha...."Azure tertawa mendengar kata-kata Gou.

"Hahaha...Aku sudah bosan menjadi seorang pembantu yang hanya diperintah...."Azure terdiam dan tersenyum licik."Sekarang aku ingin bebas...dan hehehe..."azure melanjutkan."Jika bisa aku ingin memerintah seseorang....seseorang sepertimu....hehehe...."

Mikako memasuki hospital karena ada sesorang yang jadi patung es, tiba-tiba ia merasakan adanya 2 hawa jahat di sekitar hospital

Mikako mencoba menerjang pintu itu, dan menemukan...Seseorang yang tidak ia kenal, dan juga...Gou!

"Itu...Bukan Kak Gou..." ujarnya tiba-tiba

"Kak Gou yang kusuka...Tak akan seperti ini..." ujarnya lagi

"Khukhukhu...Begitu?"

Tiba-tiba dahi Azure ditanami suatu bibit kegelapan, yang selain membuat Azure jadi kuat juga membuatnya setia terhadap Gou

"Tenanglah...Kau, akan jadi sama sepertiku..."

Saat Mikako masuk, Gou menoleh dan hanya menatap Mikako dengan pandangan dingin

"Tidak..." Mikako bergetar ketakutan, ia mundur setapak demi setapak

"Ini...Jelas bukan Kak Gou..." ujarnya dengan mata berkaca-kaca

"Kalau iya...Kenapa...Kenapa kakak tidak cerita padaku saja..." ujarnya, kali ini sambil menangis

"Kakak katamu...Khukhukhu, kalau begitu, akupun ingin tanya padamu...Kapan kau memanggil aku dengan sebutan konyol seperti itu..." ujar Gou, dingin

"Cih..."Azure tersenyum dingin pada Gou."Kegelapan tidak akan mempan kepada kegelapan juga bukan...khu..khu..khu...."

"CUh..."Azure meludahkan sesuatu berwarna hitam,yang ternyata adalah bibit kegelapan yang ditanamkan oleh Gou."JIka..kau menginginkan ku...satu-satunya cara adalah....kalahkan gw...hehehe..."

"Bangunlah Noir..."Azure mengeluarkan sabit besar dari bayangannya dan tersenyum pada Gou.

"Sayang sekali, aku tak berminat..." ujar Gou, lalu kabur dan berkata, "Kau...Terlalu lemah..."

[out]

"Kakak jahaaaaaat!!! Huhuhuuuu..." Mikako, sambil menangis berlari ke arah Gou dan hendak memeluknya, namun semua sudah terlambat

"Itu...Apa...??? Seseorang, tolong aku..." ujarnya sambil keluar terbirit-birit

[out]

Dari kelas, Yuuki menuju hospital yang ternyata, ada Yoshino yang dikurung dalam es dan menjadi patung es!

Dengan segera, Yuuki membaringkan Yoshino dan menciumnya...

"Yoshino...Bangunlah..." ujar Yuuki sambil mencium Yoshino

Kemudian Yoshino bangun, tidak sadar ia sudah berada di hospital

"Aku...Dimana...??" tanyanya bingung

"Yu...Yuuki?"

"Cih...dia kabur ya..."gumam Azure."Orang yang sombong tapi...menarik..."ujarnya sambil berjalan keluar dari tempat itu.

Namun,ketika azure baru berjalan selangkah,Azure dengan yuuki yang langsung mencium yoshino."Ukh....bukannya bertarung malah ngeliat orang pacaran disana-sini..."gumamnya sambil menghela nafas.

"Apakah tidak sebaiknya dia dibawa keruangan yang mempunyai mesin penghangat senpai...?"Azure menepuk pundak Yuuki."Jika dibiarkan dia bisa mati lho..."

"Ya, Yoshino. Ini aku...Kau sudah sadar rupanya..." ujar Yuuki

"Kau...Tidak apa-apa kan? Maaf aku menyusahkanmu..." ujar Yuuki penuh penyesalan

"Tapi aku...Tidak ingat kenapa aku bisa ada di sini..." ujar Yoshino

"Tenang aja, aku juga nggak ingat kok! Tahu aja nggak!" ujar Yuuki sambil mengelus-elus Yoshino

"Hangatnya..." ujar Yoshino

"Aku rindu dipeluk...Olehmu..." ujar Yoshino yang tampaknya sudah sadar dari guna-guna

"Begitu..." ujar Yuuki, sambil memeluk Yoshino

"Kita...Cari tempat yang lebih sepi, yuk" ujarnya sambil tidak melepaskan pelukan dari Yoshino

"Ehem...ehem..."Azure mencoba untuk menarik perhatian Yuuki dan Yoshino."Seseorang yang membeku dan mencair jika tidak segera dihangatkan bisa mati lho...."

Yoshino tampaknya tidak menghiraukan Azure, karena diapun sudah terlarut dalam kemesraan

"Ya..." ujarnya, lalu keluar dari tempat

[out]

Yuuki pun mengikuti Yoshino, karena masih dalam posisi pelukan

[out]

"Hahh....."Azure hanya bisa memandangi Yuuki dan Yoshino yang sedang asik berjalan keluar dari ruang pasien sambil berpelukan.

"Disini juga membosankan..."Azure menggumam."Keluar ahh..."

[out]