Promise: Always...

Promise: Always...
Karakter yang terlibat: ?
Genre: general


Hujan sekarang tengah bergerumuh di Akademi. Aku berada di kamar dan duduk dekat salah satu jendela di sana. Aku melihat jendela yang basah itu yang airnya menetes turun ke bawah. Sewaktu kusentuh jendela itu, rasanya sangat dingin...lebih dingin dari yang kurasakan di kakiku yang menginjak lantai keramik ini.

Hawa dingin mulai merasukiku. Aku tetap berdiam diri di sana; tidak mempedulikan adanya selimut yang tersedia di tempat tidur.

Aku mengingat akan masa laluku yang memang terasa terus membeku dalam pikiran dan hati. Entah apa yang harus kulakukan ataupun kuekspresikan kejadian2 yang kulalui itu.

Hidupku sekarang ini tidak lebih sama seperti boneka yang dikendalikan oleh Akademi. Bukannya aku ingin mendapat perlakuan seperti ini, melainkan...aku harus mendapatkannya...sebab...cara inilah satu2nya aku menjadi kuat...paling tidak, itu yang dikatakan oleh kepala sekolah dan orang2 yang mempunyai pengalaman lebih dariku.

Melihat tangisan langit ini, ada satu kejadian yang sama sekali tidak bisa kulupakan. Dan...apa yang membuatku menjadi seperti ini hingga sekarang...

Orang itu...dialah yang mengajariku banyak hal tentang hidup di dunia yang kejam ini. Walaupun dunia tidak menganggap akan kehadiran seseorang yang lemah, tetapi di bagian yang sangat terkecil di dunia, meski hanya sedikit...mereka adalah orang2 yang sangat peduli dan rela untuk mati untuknya.

Aku merenungkan akan perkataannya yang terus menusuk hatiku. Bukan karena aku merasa sakit hati...tetapi justru itu membangkitkanku untuk terus melaju dalam hidup. Mengingat senyumannya yang ceria, ajakannya, semua ekspresi yang ia lontarkan kepadaku masih terbenak dalam diriku.

Tapi...kini, entah aku harus mau mengatakan atau melakukan apa terhadapnya...sebab...aku mengambil...senyuman...kehangatan...emosi...jiwa...harapan...aku mengambil semua yang ia punyai... aku merenggut segalanya daripada dia...

Ia sekarang bagaikan boneka yang tidak punya jiwa, tidak punya emosi, dan hanya tergerak apabila diberikan perintah...bagiku, dia "terparah dan terapuh" daripada yang lainnya...

Aku terus memandangi jendela yang mulai berembun tersebut. Aku menjadi bertanya kepada diriku. Apa yang kulakukan bersama dengannya selama ini, apa bisa merubahnya kembali seperti 'sebelumnya'? Pertanyaan itu terus berada dibenakku sampai sekarang...

Tok...Tok...Tok...
Suara ketukan pintu terdengar. Sebelum aku berbicara, pintu itu terbuka sedikit demi sedikit, memperlihatkan seseorang memasuki ruangan ini.

Aku melihatnya menutup pintu dan berdiri menatapku. Aku tersenyum kepadanya. "Kau sudah tidak apa2? " tanyaku kepadanya.

Dia tidak berkata apa2, hanya mengangguk.

"Begitu ya...apa kau tidak merasa kedinginan?" tanyaku lagi.

Sekali lagi dia tidak merespon pertanyaanku. Aku tahu akan menjadi begini...aku tidak menyalahkan dirinya yang begitu tertutup dan dingin itu. Sebab...akulah penyebab dari dia menjadi seperti itu...

Lalu dia beranjak ke tempat tidur dan membaringkan dirinya di sana. Matanya menutup sebelum dia terlelap dalam tidurnya.

Aku masih terpaku dengan pemandangan yang terlihat pudar karena embunan jendela. Aku bingung harus berkata apa dengannya...tepatnya, aku tidak bisa mengutarakan perasaanku yang sebenarnya kepadanya...aku takut...takut menyakiti perasaannya lagi...takut merenggut apa yang ia punyai lagi...

"Selamat tidur..." suaranya yang datar dan halus terdengar jelas olehku. Sewaktu aku membalikkan badanku ke dia, dia sudah tertidur. Mendengar perkataannya itu...walaupun hanya 2 kata itu, aku menjadi merasa nyaman dan pikiranku menjadi kembali jernih.

Aku kemudian melihat wajahnya yang terlelap itu, akupun tersenyum. Tanpa kusadari, tanganku mengelus rambutnya.

"...selamat tidur, Ayuri..."

Aku berjanji...akan kukembalikan senyummu sama seperti kita pertama kali bertemu...dan aku senantiasa menyertaimu...sebab kita adalah... keluarga...

-End-

Hehehe~ maafkan gw kalo terlalu aneh ^^;

Silakan kasih komentarnya ^^

maap karena gw bacanya cepet2....

tapi cara nulis kalimatnya keren banget... 2 thumbs up !!!

....

'itu' siapa yah? ... hehe...

Er... aku ga seberapa ngerti seh ^^;;

cuma aku suka cara penulisanmu ^^

keren2 ^^

Hee...keren bener cr nulisnya...
bos es emang beda..

ngomong2 :
Itu : ayuri
Aku..: Nemesis.??

bagus juga^^
'aku' ya itu siapa^^? nemesis?

si aku itu Nemesis kan?
Nauka bisa cemburu nih

Lumayan ^^
Gw jadi terharu bacanya

Tapi ada sedikit comment
Coba untuk tidak mengulangi kata2 di satu kalimat
Ada beberapa kalimat yang seperti itu

Cuma itu aja, lainnya bagus

Btw...
PoV-nya itu "Nemesis"?

Yah...begitulah ^^

Berarti kalian semua pada nyimak RP gw
Hebat2 *ditabok*

@chisa

wkkk ak ga mikir apa-apa sih. ^^;;

toh nauka memang ga suka ayuri kan?


Bagus, bagus. Sudah lumayan deskriptif (mungkin ak cuma kege-eran, tp ntah knp ak ngeliat gayanya mirip dgku. wkkk)

Tp Ayuri dari dulu emang pecinta elipsis ya ^^;; untuk membuat jeda, dlm tata bahasa yang baik harusnya sih cukup pakai koma.

itu aja denk hehehe



aaaaahhhh ayuri balas dendam ya? O_O;; sials.

Balas dendam apaan?

bls dendam ga naruh nama2 wkk

trus mendadak cerita berubah jadi cerita hentai blebleblebek... *mulai ngarang bebas indah*

Lah? Pada akhirnya ketahuan jugakan sapa yang jadi PoV-nya ^^;

Cerita hentai? gak salah? pengen coba deh *cari mati*

wooooo... boleh banget tuh, Ayuri. hehehe

aku mau baca dong~

Jangan ah ^^;
Gw sama sekali gak berani
Nanti gw malah kebawa mimpi ^^;

kapan2 aja~ Nauka, loe bikin juga *ditabok*

kan ak uda bikin yg super mesra versi BL

gantian kmu bikin yg super mesra versi hetero hehehe *dijitak*

Kalo adegan hetero sih gw gak berani ^^; *serius*
Cuman kalo yang masih adegan +15 ke atas mungkin gw bisa bikin...mungkin ya... ^^;

Tetep gak berani juga gw...