Messenger of Death

Duh nama judul pasaran bener yah?
ini sedikit karya jelek dari seorang amatir.
Mohon karya saya jangan dikata-katain dan dihina-hina yah

Messenger of Death


Main characters

Reia Corner

Main Protagonist cerita ini. Seorang gadis berumur 17 tahun. Umurnya saat menerima “Turbulence of Fate” adalah 13 tahun.

tanda ‘Messenger of Death’ miliknya terdapat di dahi bagian kanan.

Sifat aslinya polos dan mudah percaya kepada orang yang belum dikenalnya sebelum menerima ‘tanda’ itu.

Pertemuannya dengan Albert dan Kyle akhirnya mengubah perjalanan hidupnya dan, juga mengetahui kenyataan apa yang dibalik nama seorang ‘Messenger of Death’…



Albert Crushel

Pertemuannya dengan Reia adalah saat turnamen antar gladiator.

Sifatnya tertutup dan susah ditebak. Dapat menyembunyikan ‘aura’ miliknya, sehingga keberadaannya sering tidak diketahui.

Tampaknya ia pernah bertemu dengan Reia dan memiliki hubungan dengannya di masa lalu.

Karakter yang banyak memiliki misteri. Siapakah dia sebenarnya?



Kyle Koenig
‘Messenger of Death’ yang memberikan tanggung jawabnya kepada Reia.

Dan, Tampaknya ia sudah mengetahui bahwa suatu saat Reia akan menjadi penggantinya sebelum ia menyerahkan ‘tanda’ itu padanya. Ia meninggal pada umur 23 setelah memindahkan “Turbulence of Fate” ke Reia. Apakah kenyataan dibalik tanda “Turbulence of Fate” dan nama ‘Messenger of Death’?





Story:

]Messenger Of DEATH[

THE LIGHT OF PAST AND FUTURE

Di Sebuah Galaksi. Terdapatlah sebuah dunia bernama ‘Arucanalia’.

Arucanalia merupakan sebuah dunia yang indah di mana iklimnya selalu hangat setiap tahun dan, penduduknya adalah penduduk yang ‘abadi’ atau dengan kata lain memiliki tubuh yang tidak bisa mati. Setiap hari penduduknya selalu melakukan pesta, tetapi, semuanya itu hanyalah kesenangan semata…. Sampai seorang Dewa Kematian yang disebut dengan ‘Death’ datang….

‘Death’ kemudian mengawali apa yang dinamakan dengan kematian dan membuat sejarah penduduk Arucanalia berganti. Yang semula ‘immortal’ menjadi ‘mortal’. Penduduk Arucanalia yang semula tidak mengetahui betapa pahitnya yang dinamakan ‘kematian’ itu. Banyak orang yang mulai menitikkan air mata yang dianggap sebagai ‘kesedihan’ dari seorang mortal. Namun, beberapa orang menganggapnya sebagai awal dari ‘dendam dan benci’.

Penduduk Arucanalia kemudian mulai menganggap Death sebagai Iblis. Mereka dibakar dengan api ‘dendam dan benci’. Penduduk yang membenci Death kemudian berusaha melawan dan menyewa para ksatria-ksatria terkuat dari seluruh pelosok dunia Arucanalia. Tentunya, terjadi perbedaan kekuatan antara Death dan para ksatria. Para ksatria pun mulai gugur satu persatu. Sampai ksatria terakhir yang akhirnya disebut dengan ‘Heaven’s Will’ mengakhiri hidup dari Death dengan pedangnya. Namun, keberadaan ksatria tersebut juga menghilang setelah tewasnya Death. Para penduduk kemudian mengabdikan namanya dengan membuat sebuah monumen pedang raksasa yang tertancap di tanah, yang sekarang disebut sebagai daerah ‘Fallen Sword’.

Sebelum keberadaan Death menghilang dari Dunia Arucanalia, ia meninggalkan beberapa bekas. Dari tetes darahnya membuat lautan, dan dari pecahan tubuhnya membagi Dunia Arucanalia menjadi beberapa benua. Ia juga meninggalkan sumpah yaitu, ‘Akan membawa Dunia Arucanalia menuju kehancuran sekali lagi’ dengan menciptakan darah penerusnya yang dipanggil dengan ‘Messenger of Death’…. Namun, Usaha itu hanya sia-sia. Karena dimana ada ‘Messenger of Death’ pastilah terdapat Darah penerus dari ksatria lengedaris ‘Heaven’s Will’ yang selalu menghalangi jalannya.

Sekarang, 1000 tahun telah berlalu di Dunia Arucanalia. Cerita tentang masa lalu dunia Arucanalia hampir tidak membekas di ingatan penduduk Arucanalia atau biasa disebut dengan ‘dongeng sebelum tidur’. Tanpa menyadari bahwa kejadian 1000 tahun lalu akan terulang kembali…




]MESSENGER OF DEATH[

Prolog

Arucanalia World, Therelesia Continent—Faranith Village.

“ksatria yang berani itu pun menusuk Dewa jahat itu dengan pedangnya dan menewaskannya”

Ibu dari seorang anak kecil menceritakan sebuah dongeng kepada anaknya. “sekarang sudah saatnya kamu tidur, reia”, Kata ibu itu dan menyelimuti anaknya.

“ibu, apa Dewa jahat itu akan bangkit lagi”, Tanya Reia kepada ibunya.

“tidak sayang. Dewa jahat itu tidak akan bangkit lagi”, jawab itu itu. “mimpi yang indah, sayang” Ibu itu mencium kening anaknya dan meniup lilin.

Itulah dongeng yang selalu didengarkan Reia sebelum tidur 7 tahun yang lalu sebelum ibunya meninggal.

Sekarang Reia telah berumur 13 tahun. Dan hari ini ulang tahunnya.

“hari ini hari ulang tahunku yang ke-13, kira-kira apa yang akan diberikan ayah padaku yah”, gumam Reia polos sambil menelusuri jalan ke arah desanya.

Srek –srek –

Terdengar suara dari balik rerumputan.

Reia kemudian mengeceknya dengan perasaan penuh keingin tahuan.

Kemudian terlihatlah seorang pemuda berlumuran darah yang sekarat.

“uwaa” reia berteriak ketakutan. Ia terjerembap ke tanah dan kakinya tidak bisa digerakkan.

Pemuda itu kemudian menahan rasa sakitnya dan mendekati Reia.

“anak kecil….tolong….” kata pemuda itu lemah. “ini permohonan terakhirku”

Reia kemudian berusaha memberanikan dirinya mendekati pemuda itu dan berkata,” ya? Apa yang bisa kubantu?”

“jadilah penerus….”, pemuda itu berkata dengan nada putus-putus “jadilah…penerus dari Death…”

“!!!!”, Reia terkejut mendengarkan kata-kata dari pemuda itu dan berusaha menolaknya.

“kumohon….hanya kaulah….yang dapat menggantikanku….”, kata pemuda itu lagi dengan nada yang semakin melemah sambil menggenggam tangan Reia.

“aku…aku…”, Reia berkata dengan terbata-bata.

“kumohon…”

“baiklah…aku akan menjadi penerusnya…”, Reia pasrah menerima permohonan itu “aku akan menjadi penerus dari Death”

Pemuda itu kemudian menutup matanya. Kemudian memusatkan kekuatannya ke tangan Reia dan menyerahkan seluruh kekuatannya.

“ini yang terakhir…” ujar pemuda itu menguatkan tubuhnya untuk berdiri “boleh kutahu namamu?”

“Reia….”, jawab Reia “Reia Corner…”

“Reia…nama yang bagus…”, kata pemuda itu sambil tersenyum. perlahan-lahan tubuhnya menghilang.

“kakak?”

Seketika itu juga pandangan di sekitar Reia menjadi putih. Dan di dahinya timbul tanda berbentuk seperti sayap berwarna merah. Kepalanya langsung terasa sangat sakit setelah menerima tanda itu.

“UWAAA” teriaknya karena tidak tahan akan rasa sakit itu kemudian ia tidak sadarkan diri..

Beberapa jam pun berlalu. Reia Akhirnya tersadar. Ia langsung berlari menuju desanya.

Sesampainya di desa. Ia langsung melihat sekelilingnya. Dilihatnya desanya terbakar dan tinggal puing-puing.

“ayah…kakak….paman…bibi…semuanya…”, Kata Reia dengan nada tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. “kalian dimana”

Reia tidak mendengar adanya jawaban. Ia lalu menyusuri desanya. Dilihatnya tidak ada bayangan seseorang satu orang pun.

“tidak…ini tidak mungkin…” katanya sambil menitikkan air mata.

lalu matanya mulai berubah menjadi merah dan dari punggungnya terlihat bayangan sayap berwarna hitam.

Tanda yang ada di dahinya bersinar dan menunjukkan apa yang terjadi kejadian sebelum desanya hancur.

“TIDAKK!!!”, teriaknya . “JANGAN PERLIHATKAN INI PADAKU!!!”

--Prolog, End--



sedikit cerita singkat dari saya
ah...salah bikin, lagsung spoiler di awal

perbaikannya bakal gw post kalau dah selese ngerjain semuanya

*******

komen pliss....(males lanjutin kalau ga ada yg komen)

ceritanya lumayan bagus^^
cuma, hime rada bingung sama akhir2 ceritanya^^;a

itu dia lagi tidur kan (di dongengin) terus tiba2 di taman^^;?

Itu kan cuma awal^_^

pas dia 7 tahun lalu. pas dia umur 13-7 = 6 tahun. dia sering dibacain dongeng itu...

trus setting selanjutnya lanjut ke umur 13 tahun. tepat pas ulang tahunnya^_^

lanjutannya chapter 1 pas dia udah umur 17

oh~ *manggut2* --> orang yg ga teliti *dilempar*

settingnya hime jadi ngebayangin the shire nya LOTR^^
hehe~

shire Lord of the Ring? << maklum kaga nonton

Quote :

Srek –srek –

Terdengar suara dari balik rerumputan.

Reia kemudian mengeceknya dengan perasaan penuh keingin tahuan.

Kemudian terlihatlah seorang pemuda berlumuran darah yang sekarat.

“uwaa” reia berteriak ketakutan. Ia terjerembap ke tanah dan kakinya tidak bisa digerakkan.

Pemuda itu kemudian menahan rasa sakitnya dan mendekati Reia.

“anak kecil….tolong….” kata pemuda itu lemah. “ini permohonan terakhirku”

Reia kemudian berusaha memberanikan dirinya mendekati pemuda itu dan berkata,” ya? Apa yang bisa kubantu?”

“jadilah penerus….”, pemuda itu berkata dengan nada putus-putus “jadilah…penerus dari Death…”

“!!!!”, Reia terkejut mendengarkan kata-kata dari pemuda itu dan berusaha menolaknya.

“kumohon….hanya kaulah….yang dapat menggantikanku….”, kata pemuda itu lagi dengan nada yang semakin melemah sambil menggenggam tangan Reia.

“aku…aku…”, Reia berkata dengan terbata-bata.

“kumohon…”

“baiklah…aku akan menjadi penerusnya…”, Reia pasrah menerima permohonan itu “aku akan menjadi penerus dari Death”

Pemuda itu kemudian menutup matanya. Kemudian memusatkan kekuatannya ke tangan Reia dan menyerahkan seluruh kekuatannya.

“ini yang terakhir…” ujar pemuda itu menguatkan tubuhnya untuk berdiri “boleh kutahu namamu?”

“Reia….”, jawab Reia “Reia Corner…”

“Reia…nama yang bagus…”, kata pemuda itu sambil tersenyum. perlahan-lahan tubuhnya menghilang.

Hm... mulai dari sini perasaan ceritanya koq rada dicepetin yah? Jadi rada ngga nyambung ^^;;

uh...ya... bikinnya buru2 soalnya waktu tuh>.< diomelin...

Ntar post lagi deh... yang dah diperbaikin DX 'Walaupun ini dah keliatan spoilernya'

Aomi Rikuri wrote:

uh...ya... bikinnya buru2 soalnya waktu tuh>.< diomelin...

Ntar post lagi deh... yang dah diperbaikin DX 'Walaupun ini dah keliatan spoilernya'

OK2, aku tunggu ^^

ummm... sedikit saran, lebih ke arah teknis

perhatikan tanda baca

pas lagi forum-ing, kmu boleh nyante2 aja dan lupain tanda baca

tp pas kmu mo bikin cerita, ada baiknya kmu pake tanda baca yg baik n bener.

misalnya

Quote :

“!!!!”, Reia terkejut mendengarkan kata-kata dari pemuda itu dan berusaha menolaknya.

Penggunaan "!!!!" sebenernya ga diperluin lagi karena kamu sudah pake penjelasaan di kalimat selanjutnya.

Mungkin bisa main kosa kata lagi untuk memperjelas situasi

Quote :

Reia tersentak dan tak sanggup berkata-kata setelah mendengar pemuda asing itu. Tapi akhirnya ia berusaha menolak tawaran orang asing itu.

ini misalnya loh...


tp terserah kmu mo pake gaya penulisan kayak gimana. Tp tanda baca masih harus diperhatikan.

klo mo jadi novelis beneran/bikin plot buat komik ada bagusnya pake tanda baca yg baik juga.

Wa . . . Ceritanya bagus juga tuh . . . (Meskipun gw rad2x ga ngerti ) He he . . . ^_^