Menunggu

Kurot berjalan ke arah apotek dan tampak membicarakan sesuatu dengan perawatnya.

Sang perawat buru-buru membawakan kantung berisikan obat-obatan.

Kurot menelan beberapa pil itu dengan segera lalu duduk lemas di salah satu bangku.

Hening. Dia tampak menunggu kedatangan "orang-orang lain".

"Uwaa!!"

BRUK!

Seorang pemuda berambut coklat kesengkat salah satu kaki bangku yang menyebabkan ia kehilangan keseimbangan sehingga dahinya mencium lantai, dan bukan hanya dahinya, lutut dan sikunya juga.

Gyakko, guru baru matematika, bangkit lagi sambil tetap tersenyum, walaupun dipaksakan. Mata hijaunya menangkap sosok Kurot yang tengah terduduk lemas.

Ia ingin bertanya apakah Kurot salah satu 'orang yang ditunggu', tapi lidahnya kaku, bibirnya tidak bisa mengeluarkan sepatah kata apapun.

Ia hanya duduk di sebelah Kurot, lalu menghela nafasnya, sesekali mencuri pandang ke arah Kurot.

oot: waah akhirnya ada yang membalas RP ini. Hehehe =D

Kurot membalas pandangan Gyakko.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya halus. Tampaknya mood Kurot sedang baik.

OOT : Disummon sih...

"(%*^&#)" < umpatan dalam hati.

Gyakko kaget begitu Kurot bertanya kepadanya. Ia menelan ludahnya, bibirnya masih mengatup, lidahnya makin kaku.

"Apa yang harus kuucapkan?"

"'Apa kau orang yang kutunggu?' Nanti dia malah bingung dan menanyaiku lebih lanjut..."

"Atau... Aku tanya saja 'Sedang menunggu?' Mungkin itu lebih baik..."

Di otaknya masih berkeliaran kalimat-kalimat yang hendak diucapkannya. Dan ketika menemukan kalimat yang pas, dia langsung membuka mulutnya.

"... Sedang menunggu seseorang?" Tanyanya ke Kurot. Akhirnya kalimat kedua itu yang diucapkannya.

oot: Hehehe. Biarin deh.

"Iya," jawab Kurot singkat. "Dari tadi."

Lagi-lagi topik pembicaraannya mati. Gyakko mengatupkan kedua tangannya yang ditumpukan di kedua lututnya, lalu menggigit bibir bawahnya.

"Hmm..."

Gyakko menggerakkan lututnya ke atas dan ke bawah, tanda sedang kebingungan.

"Pusing juga..."

OOT : OL dong di YM ^^;;

"Anda guru juga?" tanya Kurot tiba-tiba. "Baru disini juga?"

Secara tidak sadar Kurot mengaktifkan alice euphorianya. Membuat atmosfir yang menenangkan.

Tampaknya ia tertarik pada Gyakko dan moodnya sedang baik.

Alice Kurot berhasil mempengaruhi guru satu ini. Perasaan ragu-ragunya hilang untuk berbicara, kaku di lidahnya sudah hilang semua.

"Ah iya! Aku salah satu guru, walaupun masih guru baru sih... Pelajaran Matematika," jawab Gyakko sambil tersenyum ke arah Kurot.

"Kau guru juga? Pelajaran apa?" Tanyanya lagi.

"Bukan, bukan guru. Hanya petugas perpustakaan," jawab Kurot sambil sesekali mengambil obat yang ada di dalam kantungnya. "Saya tidak suka mengajar anak-anak. Melelahkan bagi mental saya."

"Saya rasa saya tidak akan pernah bisa menjadi guru yang baik."

"Hmm..."

Mata hijau Gyakko yang sedaritadi melihat ke arah Kurot menatap lurus ke depan.

"Baik atau tidak kan relatif..." Ujar Gyakko.

"Ah iya... Sedang menunggu siapa?" Tanyanya ke Kurot.

Kurot meneguk obatnya lalu duduk bersandar, sesaat pandangan matanya kosong.

"Siapa saja," jawabnya. "Siapa saja yang mau datang menjemput saya."

L kesasar " Wah i kesasar ke rumah sakit nih . . . . mM mmm . . . . . Kayaknya ada kaka2x tuh ama guru samperin ah . ." Setelah di samperin "Mmm . . . .Kaka n pak guru lagi ngapain ?"

OOT : L charamu blun diAPP..*Pesan untuk terakhir kalinya...*Jangan nge RP dulu