Jujur

Hidup tak pernah lepas dari rasa sakit. Sakitlah yang membuat orang merasakan kenikmatan kesembuhan.

Mungkin begitu. Mungkin tidak.

Ia menengadah ke arah langit yang keunguan. Jika kau berpikir langit tak mungkin berwarna ungu, kau salah. Langit bisa berwarna apa saja. Karena langit adalah hitam. Hitam adalah campuran segala jenis warna.

Langit adalah hitam. Hitam adalah segalanya. Dia adalah langit. Dia adalah hitam. Tapi anehnya ia bukan segalanya. Ia bukan apa-apa.

Langit mengawasi dari ketinggian setiap hal yang ada. Langit tahu. Tapi langit tak bisa berbicara. Langit tersegel mulutnya. Sama dengannya.

Sesekali ia menyibak rambutnya yang terus menerus menghalangi pandangannya pada langit. Ia ingin menatap langit. Ia ingin bertanya pada langit.

Bodoh sekali. Langit tak bisa berbicara. Ia pun demikian.

Langit menatapnya, ia menatap langit.

Langit menangis, ia menggigit bibir.

Tiba-tiba ia melihat kilatan cahaya. Langit meraung dan mengeluarkan bunyi mengerikan. Ia diam. Bibirnya yang pucat terkatup rapat.

Sebuah kenyataan pahit terpampang di hadapannya; ia bukan langit.

Langit masih bisa bersuara, ia tidak bisa. Terjebak selamanya dalam kurungan kebisuan. Mulutnya telah terjahit oleh benang baja yang tak terlihat, sebuah benang yang tak akan pernah putus.

Gadis itu menunduk dan lalu menatap tanah. Apakah ia tanah? Tanah yang selalu menatap langit. Langit yang selalu menatap tanah. Lalu ia ada di antara mereka, dan menatap ke dua sisi.

"Juth!" sebuah suara memanggil namanya. Awalnya pelan dan samar, namun lama kelamaan makin jelas.

Ia menengok ke sumber suara dan tersenyum. Mulutnya terbuka, namun tak sepatah katapun keluar dari tenggorokannya. Ia lalu dengan cepat menutup kembali bibirnya dan kembali menggigit lidahnya dengan pelan.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya orang itu. Ia tampak lebih dewasa dari Juth. Ya, orang itu adalah gurunya. "Kami semua mengkhawatirkanmu."

Juth hanya diam dan tersenyum, lalu memandang sang guru dengan pandangan menerawang.

Perlahan-lahan visualisasi gurunya berubah. Orang itu mencair dan berubah bentuk. Tubuhnya memutih.

White lies.

Juth tahu itu. Gurunya berbohong. Tapi ia tahu sang guru sedang berbohong demi kebaikan.

Tapi tetap saja Juth tahu. Sama halnya dengan langit yang tahu kebenaran yang ada pada daratan. Dan tanah yang mengetahui kebenaran pada udara.

Juth tahu segalanya. Juth tahu.

Juth hanya tidak tahu caranya berbicara. Itu saja.

Hidup tak pernah lepas dari rasa sakit. Sakitlah yang membuat orang merasakan kenikmatan kesembuhan.

Juth telah melihat begitu banyak kenyataan. Ia tahu segala macam kebenaran. Sakit itu begitu banyak hingga kadang Juth tidak merasa itu sebagai rasa sakit lagi. Ia sudah terbiasa.

Dan kadang Juth rindu akan kesembuhan.

---------------------------------------------------------------------------------

OOT: ini cerita tentang OCku, Juth. Alicenya adalah "Truth". Ia bisa melihat semua kebenaran. Tapi dia bisu, jadi ia tidak bisa menyampaikan kebenarannya.

...

aneh

Jut ga kenal yang namanya 'nulis'? ...

setau gw orang bisu kalo ga bisa bahasa isyarat pasti nulis deh... <_<

menurutmu klo kmu tahu "segalanya" kmu bakalan dengan mudah membocorkan apa yg kmu tau?

logikanya sih klo kmu tau "segalanya" kmu jadi tau segala konsekuensinya kan?

Nauka.. elo selalu menggunakan bahasa tingkat tinggi yah..
keren2.. keep the gud werk.. so.. the rating for tiz story is.. HP!!! congrats.. *guru wannabe mode: on*

yah... liat konsekuensinya sih

kalo gitu kenapa dia harus merasa tersiksa karena dia ga bisa ngomongin kejujuran itu? ^^;;

toh dia bisa bicarapun dia ga bakalan mau ngomongin :p [ditendang]

kamu pernah ga sih berada di dalam posisi dimana kmu tau soal sesuatu yg orang lain ga tau?

pernah ga sih ngerasa kmu pengen berbagi rahasia itu? tp kmu tau konekuensinya dan takut ama konsekuensinya.

tp tetep aja keinginan untuk berbagi apa yg diketahui itu tetep ada?

Pernah . . . gw uda bilang ma temen itu kosekuensinya gw disuruh lari ma guru 5 kali keliling lap

Bukannya dia bisa menggunakan cara lain? seperti menulis ato menggambar gitu?

klo kmu di posisi dia, kmu bakalan ngomong langsung ga ttg apa yg kmu ketahui?

kmu tau segalanya. sisi buruk dan sisi baik dari sesuatu.

kmu tetep bakalan ngomong?

klo kmu baca profilnya, Juth sendirilah yg secara dibawah alam sadar melarang dirinya untuk bicara.

Y . . .gimana . . . ya . . .ceritanya gini waktu itu temen gw yang katro nanya ama gw julukan guru baru wakru itu gw ga ngerti ada tuh guru baru jadi gw ngomong aja julukannya pak piak selet (masalahnya rambutnya piaknya tengah kaya orang bloon . .) ya seterusnya taw ndiri kan . . .?

err... roxas, kayaknya ga ada yg nanya deh. Tp sudahlah. ^^;;

M m m m . . . . . ga ada yang nanyaya Kalo gitu anggep aja ada masalahnya gw lagi frustasi ama guru . Entah kenapa guru tuh jahat banget ngasih PR banyak banget . . . . ( kecuali guru di AS kalo guru diAS tuh laen lagi . . . . . gw ga frustai mungkin gw tambah gila krn ketaw-ketiwi ndiri denger omongan guru sini . . . . ) WAkakakakakakakakak . . . . . . . . .

klo gitu... tempat curhat bukan disini. ^^;;

disini tempat curhat--> https://abstract-rpg.indonesianforum.net/mikan-s-daily-diary-f10/

Kalo gitu nih mending gw hapus . . . . . ganti kesana . . . O ya gw bole nambah topik ga . . . ????

boleh. ga ada yg ngelarang sih. asal sesuai ama tempatnya, bikin topik itu sah-sah aja

Mmm . . . kalo gitu gw maw bikin topik di dua tempat . .

ooh...

jadi dia tuh bukan bisu, tapi 'ga bisa bicara tentang kejujuran' itu toh

aku baru ngeh =_=a

kukira dia bisu <,<

kwkwkwkwkwkwkw
(maap dah gila)

Quote :

ooh...

jadi dia tuh bukan bisu, tapi 'ga bisa bicara tentang kejujuran' itu toh

aku baru ngeh =_=a

kukira dia bisu <,<

Yah, kurang lebih begitu. jadi untuk hal-hal lain, dia masih bisa pake isyarat kok.

Dari yang aku lihat profile-nya
Sebenarnya, dia gak bisu kan?

engga. tp alam bawah sadarnya melarang dia untuk bicara.

Apa ada yang bisa menyembuhkan dia? ^^;
Aku jadi merasa kasihan dengannya... *ditembak*