Sebelum aku memulai ceritanya, aku sarankan untuk tidak membaca bagian spoiler. Sebab itu mengandung sedikit unsur dewasa ^^;
Karakter2nya masih sama seperti di cerita About Nauka
-------------------------------------------------------------------------------------
My DiaryAlice Academy, di Dormitory. Pada sore hari menjelang malam, di satu kamar, 4 orang sedang menggeledahi seluruh ruangan tersebut. Sepertinya mereka sedang mencari sesuatu.
"Hei, ketemu sesuatu?" tanya pemilik Cursed-eye Alice, Kuroyanagi Ryuha.
"...gak ada apa2. Di sana?" tanya gadis berambut pink panjang yang tidak lain Osaki Hime.
"Dasar! Ngapain kita harus mencari2 sih?!" gerutu pemuda tampan yang mempunyai Death-eyes Alice, Akimoto Amon.
"Sudah deh! Jangan banyak kompromi! Kita ke sini untuk melihat2 kamarnya Ayuri seperti apakan?" ujar pemilik Blacksmith Alice, Shironeda Ryuen.
"Aku tahu itu! Tapi kita tidak perlu sampai menggeledahi kamarnya!" ujar Amon menyudahi penggeledahannya.
"Aku setuju dengan Amon. Tujuannya untuk apa? Lagipula..." Hime melihat sekeliling kamar itu yang bisa dibilang cukup rapi.
"...sepertinya dia tidak menyembunyikan sesuatu deh..." lanjut pemilik Healing Alice.
"Ayolah! Ini kesempatan emas! Supaya kita bisa tahu lebih jauh tentang Ayuri! Apa kalian tidak merasa aneh dengannya? Pasti ada alasan kenapa dia selalu bersikap dingin." ujar Ryuen membuka lemari.
"Aku jadi merasa bersalah..." ujar Ryuha kepada yang lain.
"...aku juga..." setuju Hime menundukkan kepalanya.
Ryuen masih saja sibuk mencari bukti sedangkan Ryuha dan Hime lesu karena merasa bersalah.
Sementara itu, Amon berjalan ke arah meja yang tidak ada apa2 di atasnya. Entah kenapa, pemuda ini merasa ada keganjalan aneh di meja itu. Amon kemudian memeriksa laci meja itu dan menemukan satu buku tebal yang berwarna biru muda dan bertuliskan...My Diary.
"Ah~ tidak ada apa2 di sini! Oi, bagaimana yang di sana?" tanya Ryuen kepada lain.
Amon masih saja terpaku dengan buku harian tersebut sampai salah satu temannya mendekatinya.
"My...diary?" ucap Ryuha melihat buku yang ditemukan Amon.
Mendengar itu, Ryuen dan Hime langsung menuju ke arah Amon yang memegang Diary tersebut.
"Jangan2...ini diary-nya Ayuri?" duga Hime.
"...wah, lucky!! Kita baca saja!" usul Ryuen merebut Diary dari tangannya Amon.
"Uh...aku bilang jangan deh...sepertinya kita merusak privasinya..." ujar Ryuha sambil ber-swt.
Mendengar itu, Ryuen langsung memandang mereka dengan wajah menggoda. "Kan hanya membaca. Bukan berarti kita merusak privasinya. Toh kita juga mau tahukan Ayuri yang sebenarnya itu seperti apa? Aku bisa melihat dari wajah kalian yang sangat penasaran..."
Hime dan Ryuha tidak berkata apa, tapi wajah mereka menunjukkan rasa keingintahuan yang sangat besar akan buku harian yang dipegang Ryuen.
"Ya...kalau kalian tidak mau sih tidak apa2. Aku saja yang membaca." ujar lelaki pandai besi itu membuka Diary-nya.
Pada akhirnya, Hime dan Ryuha ikutan membaca Diary tersebut. Ryuen hanya tersenyum cengir.
"Hei, Amon! Gak ikutan?" tanya Ryuen yang bermaksud untuk memulai bacaannya.
"...tidak tertarik..." jawab pemuda Dangerous Ability dingin.
"Baiklah, kalau itu maumu." ujar Ryuen yang kemudian beralih ke Diary.
Ryuen, Ryuha dan Hime membaca buku harian tersebut. Mereka membaca terkadang tertawa cekikikan.
"Ayuri lucu juga ya!" ujar Hime sambil tertawa kecil.
"Iya nih!" tanggap Ryuha.
Amon yang mendengar itu membuat dia merasa penasaran dengan Diary itu. Namun karena merasa takut image-nya rusak, dia diam saja dan membelakangi mereka yang sedang membaca.
Ryuen membalikkan halaman demi halaman sampai raut mukanya berubah ketika mata tertuju ke suatu halaman. "Hah? Apa ini?"
Tentu Ryuha dan Hime langsung tertuju dengan halaman yang dibuka oleh lelaki Technology Ability itu.
- Spoiler:
Hari XX Bulan XX (note: terserah kapan)
Aku merasa bosan apalagi ujiannya tidak ada apa2nya. Menurutku itu hanya buang waktu saja. Aku kemudian pergi ke atap sekolah karena merasa sudah tidak ada kerjaan lagi di kelas.
"Hei, bukannya ini..." duga Ryuha.
"...sepertinya kejadian setelah ujian..." lanjut Hime.
- Spoiler:
Aku bertemu dengan beberapa orang di sana. Dua atau tiga orang aku tidak peduli. Mataku tertuju kepada satu orang dari antara mereka. Seorang pemuda yang berbadan tinggi dan proposional serta tampan...jantungku berdebar2 sesaat aku bertemu dengannya. Ingin rasanya aku dekat dengan dia, berada di sisinya terus...tapi aku tidak bisa langsung saja dekat2 dengannya. Setelah mereka sepakat untuk melakukan perencanaan di Tree House, aku tentunya langsung pergi ke sana. Di sana, hanya beberapa orang saja yang ada. Menunggu yang lainnya, aku mencoba membuka komunikasi kepadanya. Malu? aku rasa tidak. Toh, setelah pendekatan, menjadi sahabat dekat baginya, kemudian...menjadi sepasang kekasih yang mesra, lalu kemudian menikah dan melakukan XXX dengannya. Aku jadi jatuh cinta kepadanya...Akimoto Amon
Wajah tiga orang yang membaca buku harian itu menunjukkan berbagai ekspresi shock. Bahkan Amon yang mendengar kata2 itu, entah harus mau bersikap apa. Wajah pemuda itu merah total dan deg2an. Pikirannya sudah melayang ke mana2.
"Ayuri...sebegitukah dia..." ujar Ryuen yang tidak bisa mengatakan lebih lanjut lagi.
"Tidak kusangka...dia..." wajah Hime yang menunjukkan ekspresi shock bukan main.
"...itukah yang selama ini dia sembunyikan dari kita?" ucap Ryuha yang sudah salah menduga.
"..." Amon tidak berkata apa2 lebih tepatnya shock berat. Cewek yang selama ini mereka sangka gadis terdingin yang pernah mereka temui rupanya seperti itu.
Sekian lama kemudian, mereka masih saja berdiri di situ. Tidak ada satupun yang bicara. Apalagi terhadap Amon, yang rupanya orang yang disukai Ayuri.
"...apa kalian lakukan di sini?" suara halus terdengar membuat mereka tambah kaget. Sebab suara itu berasal dari orang yang mereka kenal, Hikarichi Ayuri.
"...A-Ayuri!" kaget mereka melihat Ayuri sudah ada di kamar.
"Se-sejak kapan kamu di sini?" tanya Ryuha.
"...baru saja...pintupun sudah terbuka dari tadi..." jawab Ayuri.
"Be-begitu ya..." ujar Hime sambil ber-swt.
Ayuri kemudian menatap tajam kepada mereka berempat. "...Apa yang kalian lakukan di kamarku?" tanyanya sekali lagi.
Berempat langsung panik dan berkeringat dingin. Mereka tidak tahu harus menjawab apa. Salah2 mereka akan dibantai.
Ryuenpun menjawab. "Begini...kita sedang bersembunyi. Kau tahukan Nauka? Dia terus mencari2 kita sekarang. Jadi kita menyusup ke kamar dari jendela. Maaf ya..."
Ayuri kemudian melihat jendelanya yang terbuka. "...begitu..."
"Dan Amon mau berbicara kepadamu secara pribadi! Jadi kita menemaninya! Sudah dulu ya!" lanjut Ryuen mendorong Amon ke hadapan Ayuri dan cepat2 kabur dari jendela. Tidak lupa Ryuen menaruh Diary tersebut ke meja.
"Semoga berhasil, Amon!" ujar Hime mengikuti Ryuen.
"Good luck!" Ryuhapun menyusul.
"Woi!! Tunggu!!" panik Amon karena ditinggal sendirian.
"...kau mau membicarakan apa?" tanya Ayuri kepada Amon.
Wajah Amon memerah melihat Ayuri. "Uh...um...aku..."
"Ayuri~" panggil seseorang dari luar kamar.
"Ng?" Ayuri kemudian segera ke arah pintu kamarnya. Melihat itu, Amon langsung cepat2 kabur dari jendela juga.
"Ternyata kamu di sini!" ujar sang Prank Master, Nauka yang kemudian melihat ke kamarnya Ayuri.
"Tadi aku mendengar suara Amon..." lanjut Nauka.
"...dia barusan di sini..." jawabnya dingin yang menuju ke arah jendela.
"Yah~ padahal aku mencarinya dari tadi!!" gerutu Nauka.
Ayuri kemudian berjalan menuju ke arah No Star itu dan menyerahkan sesuatu dari atas meja. "Ini..."
"Wah! My Diary!! Aku sudah mencarinya ke mana2! Makasih Ayuri! Kamu jangan2 membacanya lagi?" Nauka yang demikian girangnya memeluk Diary yang dibaca oleh 4 orang yang kabur tadi.
Sementara itu, di satu pohon. Amon sedang bersender dan terengah2.
"...kenapa wajahku terasa panas? Ada apa denganku?"
(End)
Hehehe~
Tolong jangan bunuh aku...
*buru2 off*