Walking at Central Town Avenue

Shu turun ke jalan utama Central Town.
Lampu lampu menyala terang, namun tidak ada siapa pun disana.
Ada kemungkinan anak SD dan SMP dibawa kesini menggunakan transportasi khusus.

"Cih.... kenapa hanya anak SMA yang harus berjalan kaki?"

Luna berjalan agak cepat ke CT..

"Di sini juga sepi ya..?"

Luna terus berjalan sambil menunduk, berusaha untuk menghindarkan pandangannya dari jalan yang remang-remang sepi, yang membuatnya merasa sedikit kawatir.

Shu terus menelusuri jalan itu...

"Beuh..... jalan ini memang benar benar besar."

Ketika ia melihat seseorang dari jauh.
Rok berwarna jingga, rambut panjang dan berpita (terlihat hanya sebagai garis di mata Shu).

".... Anak SMA..?"

Shu berjalan menuju anak itu dan akan menyapanya, namun ketika ia mengenali wajahnya.

"RUNA-SAN?"

Aw.
Tadi terlalu keras.
Shu buru buru menutup mulutnya.

"Bukanlah makhluk itu sedang tidur di hutan...?"

Dia kembali mengintip Lunamaria lewat tiang toko terdekat.

"Entah kenapa aku rasa aku akan mendapat 999 masalah jika aku menyapa Runa-san. Tidak yakin, tapi biasanya insting katak yang sedang dikepung ular selalu benar. Ada baiknya aku mengambil jalan memutar."

Dia mulai mengambil langkah mundur, seraya berbisik.

'Don't see me... Runa-san! Tolong jangan jadikan aku makan malam!'

"...!!" Kali ini, Agak kaget, Luna yakin akan pendengarannya. Dia melotot ke arah di depannya, dan..

"Heh! Kamu! ga salah lagi!! 'Cowok yang baru pertama ketemu dengan adik kelasnya langsung pamer' !" Tanpa sadar Luna sudah mengacungkan jarinya ke punggung cowok itu.

"Tsk." keluh Shu.

Shu langsung memutar balik badannya, dan mulai berjalan senormal mungkin.

"Aku bertaruh dia punya Alice Memori Fotografik, harusnya dia sudah lupa akan wajahku sekarang."


Dia mencuri pandangan singkat pada Lunamaria.

".... tapi perasaanku mengatakan Alicenya jauh lebih berbahaya dari itu."

Shu membayangkan Lunamaria, ber-MWAHAHAAHAHAHAAHA sambil membawa pisau untuk menyembelihnya.

"Sungguh pikiran seorang sakit jiwa.", katanya, menghembuskan nafas.

Kembali lagi, ia mencuri pandangan cepat.

"Aku tidak sedang dalam mood untuk berargumen.... cari tempat sembunyi.... cari tempat sembunyi..."

Dia menemukan gang gelap sempit.
Tanpa banyak basa basi, Shu bersembunyi dibaliknya.

"Apakah ini hanya aku, atau memang ini serasa di medan perang?"

"Grrr..."
Luna yang memang sedang badmood jadi kesal karena cowok pamer itu mengacuhkan dirinya, padahal sudah melihatnya. Dia berjalan cepat, kakinya menghentak di jalan batu.

"Jadi memang benar, kamu yang tadi.... (memanggilku di the woods...)"
sisa ucapannya terhenti. Luna merasa gengsi bahwa dia jadi tenang karena ada manusia lain di tempat sepi.

"......" Luna menatap tajam sosok remang-remang dalam gang itu. Dia enggan menyusulnya ke situ.

"NO GOOD.... NO GOOD..."

Shu membatin, mendengar hentakan keras langkah Lunamaria...

"Ah.... Fire in the hole...!"

Dia melempar kaleng yang ada di depannya, dengan harapan menarik perhatian Lunamaria.

"I--- I'm outta here...!"

Tanpa kompromi, Shu mengambil langkah seribu.

"Hancur rencana buat beli kudapan.............. ah.... TO THE WOODS!"

(OUT)

Klang!! terdengar suara kaleng yang nyaring, tapi Luna hanya melirik sekilas ke arah suara itu, tanpa menolehkan kepalanya, dan pandangannya dengan cepat kembali ke sosok gelap yang sekarang tunggang langgang.

"Apa..?! Emangnya aku monster!!" teriaknya dalam hati. Luna mengambil langkah yang berlawanan dengan sosok itu, dan memaksakan langkahnya.

"..............." Luna melihat ke depannya, jalanan yang semakin gelap.... Luna yang 'sensitif' merasakan hawa yang tidak enak di depannya.

"AAAAARGH cowok itu benar-benar menyebalkaaaaan!!!" teriak Luna sambil memutar tubuhnya dengan tidak percaya, berlari mengejar sosok tunggang langgang itu.

(OUT!!)