Ruang Seni Rupa

Mient memasuki ruang seni rupa di Abstract School.
Bau cat.. Gumam Mient.
Mient berjaan memandangi lukisan-lukisan yang ada disitu.

Di pojok ruangan ada sebuah kanvas yang cukup besar, dan kosong.
Mient duduk di bangku depan kanvas tersebut. Karena ngga ada kerjaan, Mient melukis di kanvas itu, dengan serius..

Chopin kembali lagi ke Main Building. Ia sekarang mencoba untuk mencari ruang Host Club yang ia habis baca dari pamflet yang ia dapat dari Central Town.

"Waduh...aku tahu kalau ruang Host Club tersebut di Main Building, tapi... aku tak tahu persis lokasinya. Bisa-bisa aku tersesat lagi. Haaah..." Ucap Chopin sambil menghelakan nafasnya.

Ia terus berkeliling mencari ruangan Host Club, tetapi ia belum dapat menemukannya. Tak lama kemudian, ia mendengar ada suatu suara. Suara seperti gesekan tetapi suara tersebut sangat kecil.

"Hmm? Ada suara...? Tapi gak mungkin, apalagi Main Building sepi seperti ini, mana ada juga orang." Ucap Chopin yang menguap dan mulai mengantuk.

"Ehh...ngantuk. Mungkin, lebih baik aku..." Ucapan Chopin terhenti sejenak setelah tiba-tiba ia mendengar suara *sret* *sret* yang sekarang terdengar jelas oleh telinganya.

Chopin kemudian mencari asal suara tersebut, dan ia kemudian menemukan bahwa suara tersebut berasal dari ruang seni rupa. Ia terkejut bahwa Mient berada di dalam, tetapi Chopin tak mau menganggu konsentrasi Mient, sehingga ia tidak ingin masuk. Tetapi dengan tidak sengaja ia menendang sebuah sapu dan membuat suara keras, Brak!

"Aaah! Ketendang!"

Quote :

Tetapi dengan tidak sengaja ia menendang sebuah sapu dan membuat suara keras, Brak!

Mendengar suara itu, Mient jadi salah menggoreskan kuasnya.
"...." Mient terdiam sejenak memandang lukisannya yang 1/4 jadi. Kemudian ia menengok ke belakang.

Mient terkejut melihat Chopin yang tiba² ada di situ, padahal tadi sama sekali tidak ada suara orang masuk.
Wew, masuk darimana tu anak? Sampai ngga ada suara sama sekali. Ato aku nya aja yang ngga dengar? Batin Mient sambil mencubit pipinya.

"Rupanya kau Chopin, sedang apa kau disini?" Tanya Mient yang berusaha bersikap biasa.

Mient melihat pamflet yang ada di tangannya. Sama dengan yang ia dapat dari Makoto tadi, pikirnya. Mungkin ia mau melamar host club...

Quote :

"Rupanya kau Chopin, sedang apa kau disini?" Tanya Mient yang berusaha bersikap biasa.

"Ahaha, maaf...aku gak bermaksud menganggu konsentrasi kamu Mient. Tapi, tadi aku gak sengaja nendang sapu. Nyahaha..." Ucap Chopin sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Chopin kemudian agak merasa tidak enak karena telah menganggu Mient yang sepertinya sedang serius melukis sebelum ia datang. Chopin melihat bahwa Mient sedang menatap pamflet "Host Club" yang ia sedang pegang.

"Oh iya, Mient, kamu tahu nggak dimana ruang Host Club? Tadi soalnya habis aku mendapat pamflet ini aku ingin mengecek ruang tersebut, tetapi... aku tersesat... lagi. Soalnya..." Ucap Chopin yang kemudian melihat pamflet tersebut.

"Di Inggris tak ada acara atau club seperti ini...jadi aku bisa dibilang masih sangat baru dalam tradisi dan budaya Jepang. Katanya Makoto, lelaki yang berada di Host Club bisa dipilih sebagai kencan perempuan, tetapi menurutku masih aneh..." Ucap Chopin kepada Mient.

"Hmm...aku tak sadar bahwan disini ada ruang seni rupa? Sudah ada sejak dulu ya?" Tanya Chopin kepada Mient sambil melihat sekelilingnya.

Quote :

"Hmm...aku tak sadar bahwan disini ada ruang
seni rupa? Sudah ada sejak dulu ya?" Tanya Chopin kepada Mient sambil
melihat sekelilingnya.

"Entahlah, lukisannya tampak antik sih..." Ujar Mient.

Quote :

"Di Inggris tak ada acara atau club seperti
ini...jadi aku bisa dibilang masih sangat baru dalam tradisi dan budaya
Jepang. Katanya Makoto, lelaki yang berada di Host Club bisa dipilih
sebagai kencan perempuan, tetapi menurutku masih aneh..." Ucap Chopin
kepada Mient

"Dari Inggris? Aku dari Rusia, hahaha. Aku tahu kok dimana host club, kamu mau mendaftar kesana ya? Tempatnya menarik kok." Ujar Mient.

Mient membereskan alat lukis yang telah ia pakai sembarangan. Kemudian menutup kanvas tersebut dengan kain yang tadinya menutup kanvas tersebut.

"Tunggu sebentar ya." Ucap Mient, ia berjalan ke arah keran dan mencuci tangannya.

"Yu~ Kita ke host club." Mient berjalan keluar dari ruang seni rupa tersebut.

--out--

Quote :

"Dari Inggris? Aku dari Rusia, hahaha. Aku tahu
kok dimana host club, kamu mau mendaftar kesana ya? Tempatnya menarik
kok." Ujar Mient.

"Oh ya? Sebenernya..." Ucapan Chopin terpotong sejenak.

Chopin juga terkejut bahwa Mient juga merupakan murid asing yang bukan dari Jepang. Padahal, Inggris dan Rusia merupakan negara yang hampir berdekatan.

Quote :

Mient membereskan alat lukis yang telah ia pakai
sembarangan. Kemudian menutup kanvas tersebut dengan kain yang tadinya
menutup kanvas tersebut.

"Tunggu sebentar ya." Ucap Mient, ia berjalan ke arah keran dan mencuci tangannya.

"Yu~ Kita ke host club." Mient berjalan keluar dari ruang seni rupa tersebut.

"Sebenernya aku mau bilang kalau aku gak berminat ikut Host Club... Haaah." Ucap Chopin sambil menghelakan nafasnya.

Chopin pun berjalan mengikuti Mient dan ia menuju ke arah ruang Host Club sambil menaruh pamfletnya di kantong sakunya.

[Out]

Chopin memasuki ruang seni rupa dengan pelan-pelan, ditambah karena suasan sekolah yang sudah semakin gelap dan hampir akan menjelang malam.

"Disini tempatnya..."The Blinking Portrait", cerita hantu yang terkenal. Tetapi, katanya sudah biasa..." Ucap Chopin yang terdiam sejenak.

"Oke, disini cerita hantunya cukup simpel dan bisa dibilang sudah terdengar dimana-mana. Mau aku ceritakan?" Tanya Chopin kepada grup investigasi hantunya.

"ya, silakan." Mient berjalan menuju kanvas yang telah ia cat sebelumnya, memandanginya sebentar, dan menyentuh bagian ia salah goreskan kuasnya. Mient melihat ada kanvas besar yang ada di pojokan. Ia berlajan menuju kanvas itu dan membuka kain yang menutupinya.

Salju, sudah lama aku tak melihatnya.. Gumam Mient sambil memandang kanvas bergambar lapangan salju itu.

Kira mengikuti Chopin dan sampai di ruang seni rupa. "Hosh.. Hosh.. Lanjutin aja... Hosh.. Hosh...", kata Kira ngos-ngosan. Kira memandangi sekitar ruangan seni rupa.

"Tidak ada apa-apa.. Hanya arwah-arwah monster tidak jelas saja, tapi lucu... Tetapi.....", batin Kira sambil melihat sebuah portrait yang ditutupi kain. Dia curiga dengan portrait tersebut. Namun dia tidak berniat untuk membukanya, karena dia punya perasaan buruk.

Quote :

"ya, silakan." Mient berjalan menuju kanvas yang
telah ia cat sebelumnya, memandanginya sebentar, dan menyentuh bagian
ia salah goreskan kuasnya.

"Ahah...aku baru ingat, goresan di lukisan itu kan salahnya aku.
Ahahaha...oke sekarang aku mendingan bacain cerita hantunya terlebih
dahulu." Ucap Chopin yang kemudian akan memulai menceritakan cerita
hantunya.

Chopin tidak menggunakan ataupun membaca buku cerita hantunya, karena ia sudah tau persis tentang cerita hantunya.

"Jadi
ceritanya...salah satu lukisan yang digantung di sini, terutama lukisan
muka Da Vinci, matanya bersinar dan berkedip. Itu saja sebenarnya."
Ucap Chopin yang kemudian berjalan mencari lukisan Da Vinci yang
dimaksud.

*BRAK* *BRIK* *BRUK*

"Yang kamu maksud ini??", sambil mengambil lukisan yang ditutupi kain dan sangat berdebu yang dia curigai. Dia membukanya dan menunjukkannya kepada Chopin.

Quote :

"Yang kamu maksud ini??", sambil mengambil
lukisan yang ditutupi kain dan sangat berdebu yang dia curigai. Dia
membukanya dan menunjukkannya kepada Chopin.

"Hmm? Oh, itu dia!" Ucap Chopin dengan gembira yang kemudian melihat lukisan tersebut dengan teliti.

"He? Matanya...memang bersinar. Tetapi..." Ucap Chopin yang kemudian melihat lagi lukisan tersbut tepat pada matanya.

"Ah, pantes saja! Matanya memang bersinar dan seperti berkedip karena..."

*CEK* *CEK

"Ada paku payung di mata lukisan Da Vinci ini! Nyahaha..." Ucap Chopin yang kemudian tertawa terbahak-bahak oleh apa yang ia temukan.

Mient menghampiri mereka berdua. Mient memegang paku itu, ada cat glow in the dark di atas paku itu,

"ya, dan bersinar karena ini." Mient menunjukan paku tersebut.

"Rupanya hanya perbuatan orang iseng..." Mient pergi meninggalkan lukisan Da Vinci tersebut. Kemudian Mient menyadari bahwa buku sketchnya tertinggal di rs,

"ah~ sketch book-ku tertinggal, aku ambil sebentar ya."
Mient berlari keluar dari ruangan itu menuju rs.
--out--

"Hah.... Gitu doang..", kata Kira menghela napas karena kecewa dengan hal tersebut. Dia kembali memandangi sekeliling ruang seni rupa. Dia melihat arwah cowok berumur sekitar 16 tahunan berambut pirang dan ganteng(kyaa~~) juga manis sedang duduk bersembunyi dibalik lukisan tadi. Kira menghampirinya.

"Nama kamu siapa??", tanya Kira sambil memberikan senyuman mautnya yang sangat manis. "Namaku?? Namaku.... . . . . . . Namaku Kaze.", kata arwah tersebut. "Kok mukanya hampir mirip sama Kazu-sen ya?? Tetapi dia lebih ganteng dan manis dari Kazu-sensei.", batin Kira. "ngapain kamu sembunyi di situ??", tanya Kira. "Aku.. Aku sedang menyendiri.. Dan aku mohon.. Jangan ganggu aku.. Kalau tidak, aku akan menciummu..", kata Kaze dengan santai. "Okeh... Dia sangat mirip Kazu-sen. Cuma dia pencium cewek.. Humm.. Mungkinn.....", batin Kira. "Oke deh.. Aku tinggalkan kamu sendiri.", balas Kira sambil berjalan menjauhi Kaze.

Kira pergi meninggalkan mereka karena bosan.

--out--

OOT: Nanti ngikut lagi.. Tenang aja..

"Hoo..jadi itu lukisannya.."gumam Miyu yang tiba2 sudah berada di belakang Chopin lagi.

"Ga seru..apa ga ada yg lebih menakutkan lagi?Setidaknya kejar2an kek.."ujar Miyu lesu.

Quote :

Kira pergi meninggalkan mereka karena bosan.

"Hehehe...baiklah. Dadah Kira!" Ucap Chopin sambil melambaikan tangannya.

Quote :

"Hoo..jadi itu lukisannya.."gumam Miyu yang tiba2 sudah berada di belakang Chopin lagi.

"Ga seru..apa ga ada yg lebih menakutkan lagi?Setidaknya kejar2an kek.."ujar Miyu lesu.

"Iya sih...padahal tadi sudah mulai agak menegangkan. Ya sudah, udah mau malem nih. Kita lanjutin investigasi hantunya besok saja. Aku juga sudah mulai...huaaaammm...ngantuk." Ucap Chopin sambil mengucek-ngucek matanya.

Chopin kemudian berjalan ke arah pintu masuk seni rupa. Ia melambaikan tangannya ke Miyu.

"Baiklah, aku duluan ya Miyu. Dadah." Ucap Chopin yang kemudian berjalan keluar dari ruang seni rupa.

OOT: Nanti lanjutin lagi di rumah sakit. Tapi jangan sekarang~

[Out]

"Ah, aku juga balik ah.."gumam Miyu sambil berjalan keluar

(out)