Lorong Lantai 4

"Ehh..." Chopin baru saja sampai di lantai empat rumah sakit sekolahnya. Ia melihat sekitar lantai empat tersebut dan menemukan bahwa di depan, kiri, dan kanannya kosong, gelap, dan merupakan lorong-lorong.

"Wah, tempat ini lebih seram dari sebelumnya. Kalau tidak salah, cerita hantu disini adalah "Pool of Blood". Aku mulai takut..." Ucap Chopin dalam hati sambil memegang buku cerita hantunya.

"Oke, apakah mau dibacakan tentang ceritanya?" Tanya Chopin kepada grup investigasinya.

Miyu yg baru datang berjalan mengendap-endap. Otak jahilnya lagi berjalan. Miyu berjalan mengendap-endap ke dekat Chopin.

"Chopin...."ujarnya dgn suara menyeramkan

Kira berlari menyusul teman-temannya ke hospital. "Teman-teman!!! Aku dapat sebuah kunci emas tua dari Mei..!!", teriak Kira kepada mereka semua. Kira lupa bahwa mereka tidak tahu apa-apa tentang Mei, arwah perempuan yang dibunuh yang baik hati itu.

Quote :

Miyu yg baru datang berjalan mengendap-endap. Otak jahilnya lagi berjalan. Miyu berjalan mengendap-endap ke dekat Chopin.

"Chopin...."ujarnya dgn suara menyeramkan

"Gyaaaaah!!" Chopin teriak dengan suara nyaring sangking takutnya. Jantungnya mulai berdetak lebih kencang hampir saja jantungan.

Chopin melihat ke arah Miyu dan mulai menampakkan wajah cengengnya.

"Hiyaaah...aku hampir jantungan tau. Miyu kejam! Nyahaha..." Ucap Chopin dengan cengeng.

Quote :

"Teman-teman!!! Aku dapat sebuah kunci emas tua dari Mei..!!", teriak Kira kepada mereka semua.

Dengan ajaib, Chopin langsung tidak cengeng lagi dan mendekati Kira dan menguber-nguberinya. Ia mengambil kunci emas dari Kira dan melihatnya dengan teliti.

"Hmm? Kunci ini...ini adalah...! Aku tak punya ide kunci untuk apa ini." ucap Chopin dengan tenang.

Ia kemudian bertanya kepada teman-temannya lagi apakah cerita hantu untuk lokasi ini perlu dibacakan.

"Jadi, perlu dibacakan cerita hantunya?"

OOT: Semuanya off dulu ya ^^ Nanti dilanjutin lagi agak maleman. Wokeh?

Chopin wrote:

"Hmm? Kunci ini...ini adalah...! Aku tak punya ide kunci untuk apa ini." ucap Chopin dengan tenang.

Kira sweatdropped saat mendengar hal tersebut dari Chopin. "Eh tunggu dulu... Tadi dia bilang kan pintu rahasia yang entah ada di mana... Tidak ada di bukunya kah tentang hal ini??", batin Kira saat menerima reaksi Chopin tentang kunci itu. "Oke deh.. Mungkin di buku itu tidak ada penjelasannya.. Jadi kunci ini untuk membuka pintu rahasia yang entah ada di mana.. Aku menerimanya dari Mei. Mei adalah arwah perempuan yang dibunuh yang berada di gudang tadi..", jelas Kira kepada semuanya.

Quote :

"Gyaaaaah!!" Chopin teriak dengan suara nyaring sangking takutnya. Jantungnya mulai berdetak lebih kencang hampir saja jantungan.

Chopin melihat ke arah Miyu dan mulai menampakkan wajah cengengnya.

"Hiyaaah...aku hampir jantungan tau. Miyu kejam! Nyahaha..." Ucap Chopin dengan cengeng.

"Kamu yg ngajak nyelidikin, kamu sendiri yg takut...payah."ujar Miyu geleng2 kepala lagi.

Quote :

"Oke deh.. Mungkin di buku itu tidak ada penjelasannya.. Jadi kunci ini untuk membuka pintu rahasia yang entah ada di mana.. Aku menerimanya dari Mei. Mei adalah arwah perempuan yang dibunuh yang berada di gudang tadi..", jelas Kira kepada semuanya.

"Kamu ketemu arwah?"tanya Miyu mulai merinding

"Untung bukan aku yg ketemu.."

"Iya... Arwahnya baik kok!! Baik banget.. Kita jadi temenan malah.. Mungkin kalo penampakannya arwah baek kayak gitu aku nggak bakal kaku kayak tadi, tapi kalo. . . . .", Kira berhenti karena sesaat melihat ada yang lewat. "Ahahahah... Kayaknya tadi ada yang lewat...", kata Kira dengan gugup. "Semoga aku salah liat...", Kira memohon karena dia tidak mau kaku seperti tadi lagi.

Quote :

"Kamu yg ngajak nyelidikin, kamu sendiri yg takut...payah."ujar Miyu geleng2 kepala lagi.

"Ahahah...dia belum tau saja kalau aku sebenernya berinding dan lebih takut. Hahaha..."

Quote :

"Oke deh.. Mungkin di buku itu tidak ada
penjelasannya.. Jadi kunci ini untuk membuka pintu rahasia yang entah
ada di mana.. Aku menerimanya dari Mei. Mei adalah arwah perempuan yang
dibunuh yang berada di gudang tadi..", jelas Kira kepada semuanya.

"Pintu rahasia? Kayaknya ada sesuatu tentang itu di buku cerita hantuku...tetapi aku lupa bagian mana. Mungkin bisa diselidiki nanti saja setelah kita menyelidiki semua lokasi angker. Dan...apa!? Kamu bertemu aroah perempuan yang tadi...berbisik padaku?" Ucap Chopin terkejut dengan muka berkeringat.

"Ugh...kayaknya Kira bener-bener bisa melihat aroah dan hantu. Tapi ia benar-benar ketemu. Hah, aku jadi semakin merinding saja..."

Quote :

Ahahahah... Kayaknya tadi ada yang lewat...",
kata Kira dengan gugup. "Semoga aku salah liat...", Kira memohon karena
dia tidak mau kaku seperti tadi lagi.

"Heh? Sesuatu yang lewat...?" Ucap Chopin yang kemudian memutarkan badannya. Ia melihat sekitar lorong yang gelap tapi tidak melihat apa-apa.

"Umm...lebih baik, aku bacakan saja ya ceritanya. Oke, oke?" Tanya Chopin kepada yang lain sekali lagi dengan suara yang senang dan gembira untuk menutupi ketakutannya.

"Iya.. Lanjutkan saja Chopin.. Kamu untung nggak bisa ngeliat apa-apa.. Tapi aku kan bisa...", kata Kira sambil bengong melihat lorong gelap.

Kira tiba-tiba melihat benda putih bergerak. ". . . . . . . .", Kira memasang tampang sweatdropped pada saat melihat hal tersebut. "Lebih baik aku diam saja daripada Chopin jadi takut..", batin Kira dalam hati. "Jadi bagaimana lanjutannya??", kata Kira mencari bahan pembicaraan.

"Oke, aku lanjutkan. Cerita hantu untuk lokasi ini adalah "Pool of Blood". Konon pada suatu malam hari, seorang murid sekolah ini sedang mengantarkan adiknya yang sakit dan juga bersekolah disini ke dalam rumah sakit, tepatnya pada lantai 5. Pada pukul 00.04 murid tersebut memutuskan untuk balik ke asramanya. Sedikit ia tahu, saat ia turun ke lantai 4, ia melawati lorong-lorong gelap tersebut. Karena sangat gelap dan tak ada penerang, ia berjalan dengan hati-hati. Tetapi, di tengah jalan..." Ucap Chopin terhenti lagi.

Chopin tiba-tiba merasakan angin kencang lewat di tubuhnya. Ia pun mulai merinding lagi. Tetapi, ketakutannya ia pendam dalam hati, walaupun mukanya sudah berkeringat.

"Ahaha...angin kencang baru aja lewat tadi. Ngh...ah, serem. Sabar Chopin, sabar..."

"Umm...semuanya, lanjut ceritanya?" Tanya Chopin kepada semuanya.

Chopin wrote:

Chopin tiba-tiba merasakan angin kencang lewat di tubuhnya. Ia pun mulai merinding lagi. Tetapi, ketakutannya ia pendam dalam hati, walaupun mukanya sudah berkeringat.

"Ahaha...angin kencang baru aja lewat tadi. Ngh...ah, serem. Sabar Chopin, sabar..."

Kira yang melihat Chopin merinding tiba-tiba sebenarnya adalah perbuatan arwah anak kecil yang iseng meniup Chopin (karena itu arwah, jadi bisa niup angin jadi kenceng banget. lagipula semua orang yang di sini kan punya alice.). Kira yang melihat kejadian itu refleks berbicara pada arwah tersebut, "Dik, jangan iseng dong.. Kasian kakak itu.. Dia kedinginan nanti..", kata Kira sambil menunjukkan senyuman manisnya yang khas kepada arwah tersebut. Arwah tersebut mengirim telepati kepada Kira, "Kakak imut deh.. Iya.. Aku janji nggak bakal iseng lagi.. Oia.. Namaku Reon, salam kenal ya kak! Aku pergi dulu.. Kalo ada perlu panggil aja aku.", ujar arwah anak kecil tersebut. "Oke deh Reon.. Dah!!", kata Kira sambil melambaikan tangannya kepada Reon.

Kira membalikkan badan dan tersadar bahwa ada Chopin, Miyu dan Mient di sana. Dia memasang tampang gawat dan hanya bisa tersenyum kepada mereka. "Hehe..", Kira tertawa kecil saat memandangi mereka semua.

Mient masih terbengong melihat aksi Kira.
Mient tertawa kecil melihat Chopin yang ketakutan sendiri.

"Lalu, bagaimana selanjutnya?" Tanya Mient sambil mengambil snack dalam tasnya. Mient membuka bungkusan snack itu, mengambil isinya dan menawarkannya pada yang lain,
"Mau?" Mient menyodorkan snack tersebut.

"Eheheheheh...", Kira masih saja tertawa kecil karena kelakuannya yang tadi. Dia takut dikira kalau dia itu aneh atau apa lah.

Kira memandang Mient yang menyodorkan snack. "Snack?? Aku mau dong...", kata Kira sambil mengambil snack tersebut.

Quote :

"Eheheheheh...", Kira masih saja tertawa kecil karena kelakuannya yang tadi. Dia takut dikira kalau dia itu aneh atau apa lah.

Kayaknya ada yang salah dengan orang ini.. Batin Mient.

Mient menguyah snack dan bertanya, "Lalu, bagaimana kelanjutannya?"

"Apa ada seseorang yg meniup angin di dekat Chopin ya?"tanya Miyu makin usil.

"Trus bagaimana kelanjutannya?"

Padahal aku pengen banget ngelawan seseorang atau apalag. Udah lama alicekua gak dilatih sih...

"Eh, hantu bisa dipukul gak sih?"tanya Miyu aneh2.

Quote :

Mient membuka bungkusan snack itu, mengambil isinya dan menawarkannya pada yang lain,
"Mau?" Mient menyodorkan snack tersebut.

Chopin memutarkan kepalanya ke arah Mient dan menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

"Ah? Tidak usah, Mient. Terima kasih." Ucap Chopin yang masih berkeringat dingin dan masih berinding oleh apa yang terjadi sebelumnya.

Quote :

Mient menguyah snack dan bertanya, "Lalu, bagaimana kelanjutannya?"

Chopin kembali memutarkan kepalanya ke arah buku cerita horornya dan mulai fokus tentang cerita di lokasi dimana ia dan grup investigasi hantunya berada.

"Oke, aku lanjutkan. Jadi, di tengah jalan, murid tersebut melihat bahwa di depan jalannya ada sebuah lampu yang menyala. Ia terus berjalan, tidak mengkhawatirkan lampu tersebut. Tetapi, saat ia mangambil langkah... PLOK PLOK ia mendengar suatu suara yang terdengar seperti berjatuhnya air atau semacamnya. Saat ia melihat ke bawah, dengan shock ia langsung lari kembali ke kamar adiknya di lantai 5. Ternyata, yang ia lihat adalah darah, darah yang menyebar di lorong lantai 4 tersebut. Keesokan harinya, murid tersebut bertanya kepada salah satu suster rumah sakit. Ia bertanya apakah memang ada tumpahan darah di lorong lantai 4. Suster tersebut dengan heran menjawab bahwa sejak kemarin hingga sekarang tidak ada tumpahan darah, terutama di lantai 4. Murid tersebut langsung kembali shock dan ia bersumpah tak ingin kembali lagi ke rumah sakit...tumpahan darah tersebut akhirnya lebih terkenal dengan sebutan "Pool of Blood".The End!" Cerita Chopin selesai dan ia langsung menutup bukunya.

"Jadi begitulah ceritanya. Sekarang aku mau menyelidiki apakah benar ada "Pool of Blood" di lorong lantai 4 ini." Ucap Chopin sambil meletakkan buku ceritanya ke dalam tas selempangnya.

Quote :

"Eh, hantu bisa dipukul gak sih?"tanya Miyu aneh2.

"Nyah? Mungkin bisa aja...asalkan Alicemu itu semacam tipe spiritual atau semacamnya. Lagipula, kita juga paling gak bakal ketemu penampakan yang mau berantem atau ngejar-ngejar kita. Mustahil." Ucap Chopin dengan riang.

"Tetapi...bisa juga sih. Gak mustahil juga sebenernya. Mudah-mudahan aku gak liat penampakan yang macem-macem. Ahaha...haha...haa.."

"Ah..kan cuma nanya doang..siapa tau aku bisa bikin senjata spiriual.."ujar Miyu cengar-cengir.

"Nah, ayo kita selidiki. Chopin jalan duluan deh. Kan kamu pemimpin."lanjut Miyu

Mient cukup menyimak cerita itu.

"Ngomong-ngomong, aku pernah dengar soal cerita hantu disini. Katanya, disini sering ada penampakan. Penampakan anak kecil yang mencari ibunya. Konon Ibunya guru di sekolah ini, dan anak itu murid A - Elementary School disini. Ibunya terlalu banyak menggunakan alice-nya dan meninggal di rumah sakit ini setelah dirawat selama 2 minggu." Ujar Mient. Kemudian Mient melanjutkan ceritanya.

"Anak itu datang ke rumah sakit ini beberapa menit setelah ibunya meninggal, ia hendak menjenguk ibunya. Sayangnya dia nyasar, dan tidak pernah ditemukan. Nah, sampai saat ini ada beberapa saksi mata yang melihat anak itu berkeliaran disini, mencari kamar ibunya, dengan membawa bunga. Bunga anyelir... Ya, itu sudah lama sih, atau mungkin cuma mitos..." Mient telah selesai bercerita, dan melanjutkan memakan sncaknya.

"Gyah!Serem juga sih..ayo!ayo!Kita selidiki lagi!"ajak Miyu semnagat padahal takut dikit.

Chopin mendengarkan cerita Mient tentang penampakan anak kecil di rumah sakit tersebut. Ia mulai takut sendiri setelah Mient selesai menceritakan kepada dirinya dan semuanya tentang hantu tersebut.

"Ehh...aku belum pernah mendengar tentang cerita itu...tapi..." Ucap Chopin yang kemudian berpikir.

"Kayaknya, investigasi di rumah sakit bakal nyeremin. Ahaha...sepertinya aku salah memilih tempat investigasi." Ucap Chopin dalam hati yang sejenak menampakkan muka cengengnya.

Quote :

"Ah..kan cuma nanya doang..siapa tau aku bisa bikin senjata spiriual.."ujar Miyu cengar-cengir.

"Nah, ayo kita selidiki. Chopin jalan duluan deh. Kan kamu pemimpin."lanjut Miyu

"Haaaa? Oh, baiklah...umm..." Chopin ragu-ragu menjawab Miyu. Ia kemudian langsung memutarkan badannya ke depan, berinding.

"Hmm? Ruangan ini...tiba-tiba menjadi dingin...? Tadi sepertinya hangat-hangat saja. Brrrrr..." Ucap Chopin dalam pikirannya yang bertanya-tanya akan berubahanya suhu lorong dengan tiba-tiba.

"Baiklah, ayo kita berjalan!" Ucap Chopin yang mulai berjalan ke arah utara bagian lorong.

Quote :

"Gyah!Serem juga sih..ayo!ayo!Kita selidiki lagi!"ajak Miyu semnagat padahal takut dikit.

"Ya, kalau beruntung siapa tau bisa liat penampakan disini." Ujar Mient sambil mengorek tasnya, mencari alat deteksi suhu dan mengeluarkannya.

"aaah~ alat sial. Jalan dong!!" Mient menepuk-nepuk alat usang itu.

"Ah, aku malah berharap bisa berteman sama dia..biar temen usilku nambah satu.."jawab Miyu asal.

Saat berjalan Miyu menginjak genangan air di sekitar situ. Saat melihat ke bawah, ternyata airnya berwarna merah..

"Eto...Chopin!Ini darah ya...tuh di bawah kakimu juga ada.."

"Umm.. Mungkin yang Mient bicarakan tentang Reon.. Dia arwah yang aku ajak bicara tadi.. Yang niup angin ke Chopin.. Mungkin.. Tapi nggak tau juga ya.. Kalo mau, bisa aku tanyain langsung ke dia.", kata Kira sambil melihat sekelilingnya, lalu dia melihat ke langit-langit. Di langit-langit ada perempuan berbaju putih yang merlumuran darah dan mukanya robek serta matanya hilang satu.

"Te... Teman.. Teman... Aku... Aku..... Ngeliat.......", kata Kira gugup melihat hal tersebut dan tidak berani melanjutkan omongannya.

OOT: gila! hantu ceweknya serem banget!!

Quote :

Saat berjalan Miyu menginjak genangan air di sekitar situ. Saat melihat ke bawah, ternyata airnya berwarna merah..

"Eto...Chopin!Ini darah ya...tuh di bawah kakimu juga ada.."

"Hmm? Darah? Ahahah...tidak mungkin ada darah, Miyu! Baru juga jalan, dan lagipula..." Ucap Chopin yang kembali melangkah ke depan.

PLOK PLOK

Langkah Chopin terhenti setelah mendengar suara yang terdengar seperti baru saja melangkahi lantai yang berair. Chopin langsung menatap kebawah.

"Ehh...barusan suara...apa tadi...!?" Ucap Chopin yang kemudian terkejut melihat darah yang tersebar di lantai lorong. Langkahnya pun sekarang mundur dan menjauh dari lantai berdarah tersebut.

"D-d-da...da...ra...ra....rah!? Miyu, Mient, Kira, aku tidak berimajinasi kan!? Disitu memang ada darah...?" Ucap Chopin yang mulai berinding.

Pandangan Chopin mulai terpanah oleh sebuah bayangan yang lewat di belokan pada ujung lorong tepat di depan matanya.

"Aaah...tidak...aku akan mati...aku mau minta tobat!" Ucap Chopin sambil memegang erat tas selempangannya.

Mient shock melihat darah itu, dan mencoba menyentuhnya,
kental.. ngga kental kental amat sih.. Mient mencoba berpikir apakah itu darah sungguhan atau hanya air diberi pewarna.

Melihat aksi Chopin yang ketakutan, Mient menawarkan obat penenangnya.
"Mau ini?" Mient menunjukan tube cairan tersebut.