Mourning~

"Tolong... Tolong.... Siapapun tolong aku...! Hiks..", teriak Kira dalam igaunya. Kira makin gemetaran dan ketakutan.

"Siapapun.... Tolong aku... Hiks.. Sob.. Sob..", igau Kira dengan nada yang lemas.

"Kufufufu... Hanya ilusi, tapi terkadang mampu membuat kita merasakan kalau itu benar-benar terjadi."

Kazu mengalihkan pandangannya sejenak.

"Kalau tidak begitu, dia tidak mungkin sampai seperti ini."

Quote :

"Tolong... Tolong.... Siapapun tolong aku...! Hiks..", teriak Kira dalam igaunya. Kira makin gemetaran dan ketakutan.

"Siapapun.... Tolong aku... Hiks.. Sob.. Sob..", igau Kira dengan nada yang lemas.

Ayuri melihat Kira yang semakin menangis. Gadis berambut merah yang memeluk anak itu kemudian mengusap air matanya lagi, tidak berkata apa2.

Dia kemudian melepaskan pelukannya dan pelan2 menaruh Kira ke dekat pohon dan mengelus kepalanya.

Quote :

"Kalau tidak begitu, dia tidak mungkin sampai seperti ini."

"...mungkin...tidak...selalu itu terjadi..." ujarnya kepada Hidekazu.

"Ka... Ka.... . . . .", igau Kira sambil menangis. Sepertinya dia ingin memanggil seseorang yang penting baginya.

OOT: wakakakak~ si Hide dipanggil
IT:

Quote :

"Ka... Ka.... . . . .", igau Kira sambil menangis. Sepertinya dia ingin memanggil seseorang yang penting baginya.

Ayuri kemudian berdiri dan menghampiri kepada makamnya yang didekat Hidekazu. Tertulis nama seseorang yang terukir dalam batu nisan tersebut.

"...kenapa?" ujar Ayuri yang masih dalam tanda tanya.

"Nggak.. Aku nggak boleh manggil dia.. Nanti merepotkan.... . . . . . .", igau Kira. Dia masih menangis.

Quote :

"...mungkin...tidak...selalu itu terjadi..." ujarnya kepada Hidekazu

"..."

Kazu terdiam, lalu mengangguk sambil tersenyum kecut.

"Benar juga..."

Lalu dilihatnya Kira yang mengigau lagi.

Dia menghela nafas, lalu menyalakan rokoknya.

"Sampai memanggil nama orang... Hm... Pasti mimpi yang sangat buruk. Ada cara membangunkannya, Ayuri-san?"

Quote :

"...kenapa?" ujar Ayuri yang masih dalam tanda tanya.

"Apanya yang kenapa, Ayuri-san?" tanya Kazu lagi.

Quote :

"Sampai memanggil nama orang... Hm... Pasti mimpi yang sangat buruk. Ada cara membangunkannya, Ayuri-san?"

"..." Ayuri melihat Kira sebelum kembali kepada Hidekazu. Lalu dia menunjuk lelaki itu.

"...Kaulah yang harus menenangkannya..." jawabnya.

Quote :

"Apanya yang kenapa, Ayuri-san?" tanya Kazu lagi.

"...kenapa orang yang lebih bahagia dari kita lebih pendek usianya daripada orang yang menderita?"

Quote :

"...kenapa orang yang lebih bahagia dari kita lebih pendek usianya daripada orang yang menderita?"

Kazu tersenyum kecut.

"Bila aku tahu jawabannya... Aku takkan berada di sini, bertanya-tanya seperti kau juga..."

Quote :

"...Kaulah yang harus menenangkannya..." jawabnya.

"Oi, oi... Kenapa harus aku?" tanya Kazu sambil sweatdropped.

Quote :

Kazu tersenyum kecut.

"Bila aku tahu jawabannya... Aku takkan berada di sini, bertanya-tanya seperti kau juga..."

"..." Ayuri hanya terdiam saja.

Quote :

"Oi, oi... Kenapa harus aku?" tanya Kazu sambil sweatdropped.

"Kau adalah guru. Bukankah itu sudah menjadi kewajiban untuk menenangkan sang murid?" tanya Ayuri kepada guru yang kebingungan itu.

"Kya...!! Pergi kau!!!", teriak Kira histeris dalam igaunya. Sepertinya dia tertangkap oleh seseorang yang amat dia benci.

"Pergi!!!", teriak Kira lagi. Dia gemetaran lagi. Dia juga masih menangis.

Quote :

"Kau adalah guru. Bukankah itu sudah menjadi kewajiban untuk menenangkan sang murid?" tanya Ayuri kepada guru yang kebingungan itu.

"Ya ampun..." gumam Kazu.

Dia berjongkok di depan Ayuri.

"Yah...aku tidak tahu apakah ini akan menenangkannya tapi..."

Kazu garuk-garuk kepala sebentar, sekalipun kepalanya tidak gatal.

"Maaf kalau suaraku jelek, ya..."

Dan sambil membelai kepala Kira,

"Itsumo no kaisatsu wo...
Surinuketeiku ano ko wa sou..
Kagayaku me o shite...
Mainichi nanika tsukami totte yukun da...
Boku wa to ieba...
Nanimonai mainichi kurikaeshite...
Hieta kokoro mottesa...
Hana hiraku shunkan sagashite me wo tojiru

Sakura saku maiochiru
nanimo nai boku no te no ue
Hakanakute yasashikute
kowaresou kimi mitai na hana..."

Sekalipun lagu itu bukanlah lagu yang bisa menenangkan seseorang, tapi lagu itu...satu-satunya lagu yang diketahuinya.

Ayuri hanya terdiam dan mendengarkan suara nyanyian wali kelasnya.

Kira masih menangis, tetapi dia sudah tidak bermimpi buruk. Beberapa saat kemudain dia terbangun dari tidurnya.

"Hosh.. Hosh..", nafas Kira sesak. Kira masih menangis, namun dia sudah sadar. Dia melihat Ayuri dan Kazu-sensei sedang berada didekatnya.

"Uh.. Uh... . . . .", Kira tidak bisa berkata apa-apa melihat mereka. Lalu Kira melihat tangan Kazu-sensei masih mengelus kepalanya.

". . . . . . ! !", Kira terkejut dan muka Kira tiba-tiba memerah menyadari bahwa Kazu-sensei membelainya.

"Aku... Aku... Tadi kenapa???", tanya Kira karena terheran Ayuri dan Kazu-sensei berada di dekatnya.

"Apa aku mengigau di dalam tidurku?? Maksud ku tentang mimpi burukku...", tanya Kira lagi.

OOT: kayaknya nyanyiannya kazu-sen sangat buruk.. sampe-sampe Kira bangun dari tidurnya padahal mimpi buruk gitu..

Makoto memasuki lagi pemakaman.
Entah kenapa..dia berjalan mengikuti nalurinya aja
"Aheee! Ada Ayuri-chan dan Kira-chan! Ada sensei juga!" senyum Makoto.
Dia terkejut.
"Oh iya...Ini kan pemakaman...aku harus diam, ya?" kata Makoto.
"Lebih baik aku keluar" kata Makoto. Dia keluar.
[out]

"Oho, akhirnya bangun juga..." kata Kazu melihat Kira yang terbangun. "Hm... Ada gunanya juga aku dengerin itu lagu sampe berkali-kali... Bener-bener bangun kan? Mujarab, mujarab..."

Quote :

"Apa aku mengigau di dalam tidurku?? Maksud ku tentang mimpi burukku...", tanya Kira lagi.

"Iya~ Udah ngigo keras banget lagi... Hahahha~" kata Kazu sambil tersenyum.

"Ah.. Ah....", Kira panik dan mau menangis melihat Kazu-sensei tertawa dan tersenyum karena igauannya. Kira menatap Kazu-sensei yang tersenyum dan tiba-tiba Kira blushing dan menundukkan kepalanya.

"Tapi...", kata Kira sambil menundukkan kepalanya karena tidak berani menatap Kazu-sensei, "Aku nggak mengigau hal-hal yang aneh kan??", lanjut Kira lagi. Mukanya masih blushing dan terlihat sangat imut dan lucu. Dia benar-benar tidak berani menatap muka Kazu-sensei.

"Kazu-sensei...", batin Kira yang masih blushing. Kira dengan malu-malu melihat Kazu-sensei yang masih tersenyum itu.

"Kazu-sensei senyumnya manis...", batin Kira ngaco. Sepertinya Kira memang menyukai Kazu-sensei.


OOT: kazu-sen, siggy-nya ganteng....!

Quote :

"Aku nggak mengigau hal-hal yang aneh kan??",

"Hng... Cuma minta tolong doang... Nggak ada yang aneh..." jawab Kazu, masih tersenyum dan sama sekali tidak sadar kalau Kira wajahnya sudah memerah. "Mimpi buruk apa sih?"

OOT: cakep kan? Wakakakak~ Mukuro-sama emang tercakep sedunia

OOT: gak tau kenapa rasanya pengen ketawa aja ^^;
IT:

Ayuri melihat muka Kira memerah. "Wajahmu memerah..." ujarnya kepada Kira.

Quote :

"Mimpi buruk apa sih?"

Ayuri berbalik kepada Hidekazu. "...lebih baik kau tidak perlu mempersoalkan itu..."

Dari kejauhan terdengar sayup-sayup suara senandung irama ceria. Kuri kembali mendatangi pemakaman itu. Tampaknya pemakaman adalah suatu tempat yang sama asiknya dengan taman hiburan bagi Kuri yang tampaknya sedikit terkena down-syndrome.

Ia tidak menyadari sekelompok murid yang berada di pemakaman itu dan makin hanyut dalam iramanya yang ceria dan liriknya yang abstrak.

"I can’t understand why tears come out when I look at the sky
I wonder why you forgot the tiny childhood when you become an adult~
Though time passes
Though I forgot
Will it be possible to contain it in the yellow balloon?"

(oot: jangan tanya kenapa balonnya mesti warna kuning, itu dari sananya)

Quote :

"...lebih baik kau tidak perlu mempersoalkan itu..."

"Oya? Benar juga ya..." kata Kazu seperti tersadar sesuatu.

Dan ketika Kuri memasuki pemakaman.

"Oya? Sedang apa, Kuri-kun?" tanya Kazu mendadak, sekalipun dia sedikit kaget akan kedatangan Kuri.

"..." Ayuri kembali berdiam diri dan kembali menuju ke makam yang terukir berantakan itu.
Dia kemudian berdiri dan meninggalkan tempat.

(out)

"Hmmm... Sudah ah... Aku pergi..." kata Kazu sambil bangkit berdiri dari posisi jongkoknya. "Sampai nanti, Ayuri-san, Kira, Kuri-kun..."

Dan Kazu pun meninggalkan tempat itu, pergi entah ke mana...

(OUT)

Kira bangun dan meninggalkan tempat itu karena melihat Kazu-sensei pergi.

--out--

Kuri melihat orang-orang yang pergi, dan mengambil kesempatan untuk "bermain" dengan nisan-nisan.

"Senangnya masih ada yang mau mengunjungi kalian untuk sekedar menghabiskan waktu bersama kalian," ucapnya sambil mengelus-elus nisan. "Ah~ Tapi bodohnya, toh kalian sudah tak merasakan apa-apa lagi."

"...Apa sudah waktunya aku menghancurkan kalian ya?" lanjut Kuri dengan nada pelan, lalu berjinjit pergi.

[out]