[event] Funeral of Hidekazu Kaishou and Hirakuen Kaname

Makoto dipanggil karena pemakaman Kazu dan Kaname...
Makoto masih sedikit menitikkan air mata.

"katanya si pacar Misaki....tak perlu sedih...Tapi kan karena aku juga...gimana aku nggak sedih dan bingung" gumam Makoto.

Lagi-lagi, Miyu terseret sesuatu ampai ke sini.

"Apa takdir lagi?"

Miyu melihat Makoto yg menangis tidak jauh darinya.Miyu pun berjalan mendekati Makoto.

"Apa...akan ada pemakaman di sini?"

"Kazu-sen....... Hwa...... " Kotori menangis

"Mengapa kau mengakhiri hidupmu... seperti... ini... "

"Kazu-sen?Oh, jadi begitu."

Ternyata....dia...

"Kazu-sen....padahal kemarin..dia sehat-sehat saja. Kenapa bisa?"gumamnya pelan

"Takdir..."

Jawab byakuran santai sambil berjalan mendekati makam Kazusen [dan kaname...??] lalu menaruh bunga berwarna kuning yang merupakan tanda berduka diatas makam mereka berdua,

"..."

Mukuro menatap kerumunan orang itu dari atas pohon. Dengan memicingkan matanya sedikit, dia bisa melihat...ukiran nama di atas makam itu. Ya...nama itu...tidak salah lagi...

Hidekazu Kaishou...

Mukuro menggigit bibirnya, menahan rasa amarah yang ada di dalam hatinya. Sebenarnya...apa? Siapa yang berani...merusak boneka miliknya itu? Tidak...tidak...tidak...

Tanpa dirasanya, air mata mengalir dari sudut matanya. Ya, memang... Sekalipun dia membenci dunia ini...sekalipun dia hanya menganggap orang lain sebagai boneka saja...hanya dia...

'Masihkah kau membenci dunia ini?'

Hanya dia yang peduli, hanya dia yang bertanya. Dan sekarang setelah dia pergi...siapa yang akan...?

Dengan kesal, Mukuro pun beranjak meninggalkan tempat itu. Dia turun dari pohonnya dan menghilang di kegelapan pemakaman itu.

(OUT)

Kotori merasa ada hawa yang dia kenal dan dia melihat mukuro

ia memutuskan untuk mengikutinya

[out]

Melihat semua sedih; dan itu karenanya...
Makoto menangis sekencang-kencangnya.
"Salahku..Semuanya sedih...Karena aku..." tangis Makoto.
"Nggak..akan....kuulangi lagi..." Makoto masih nangis.
Makoto melihat Mukuro....
Entah kenapa Makoto mendapat firasat....kalau itu orang yang dicari Kazu.
"Ikutin saja, ah" Makoto ikut Kotori mengikuti Mukuro.
[out]

Ayuri tiba ke tempat pemakaman seperti biasanya untuk mengunjungi makam 'seseorang'. Diapun melihat ada kuburan baru lagi dan memutuskan untuk mengunjungi sebelum ke kuburan utamanya.

"..." Ayuri menatap kepada kedua makam tersebut yakni sang guru yang sempat ia kenal, Hidekazu Kaishou dan Hirakuen Kaname, anak yang merupakan anggota SMT sebelum ia pergi ke kuburan 'teman'nya yang tidak jauh dari kedua makam itu.

Sudah tak ada yang bisa kulakukan disini..

Ia berjalan keluar sambil memakan permennya,baginya kematian adalah hal yang biasa dan sama sekali tidak perlu untuk ditakuti atau ditangisi karrena kelak mereka akan bertemu lagi di lain waktu atau lebih tepatnya dilain dunia.

[out]

Ayuri sekarang hanya sendirian, terus melihat kedua kuburan tersebut.

"Sendirian...apakah aku akan ditinggal lagi?" tanya Ayuri yang entah kepada siapa.

(out)

"Tidak."jawabnya singkat.

"Kalau ada orang yg tidak mau ditinggali, biar aku menemaninya."

Kepalanya menunduk. Dan mengeratkan genggaman tangannya. Berusaha tidak menangis.

"Maaf ya....Kazu-sen."

Hime meletakkan beberapa tangkai bunga anyelir, bunga yang sama yang diberikannya kepada 3 orang temannya beberapa waktu yang lalu.

"Lagi..." gadis itu berjongkok di depan makam Kaname dan Kazu-sen. "Terus, seperti berulang dan tanpa henti.." Hime berdoa untuk mereka berdua, tersenyum.

"Beristirahatlah dengan tenang.." gumamnya lirih. Walaupun tersenyum, tentu ada perasaan sedih ditinggal orang yang pernah mengisi kesehariannya. Hime menggigit bibirnya, menahan air mata yang seakan-akan ingin keluar. "Hari-hari bersama kalian, benar-benar menyenangkan."

"Bye bye."

(out)

Nami menggenggam bunga di tangannya. Entah buat siapa.
Yang jelas ia kehutan karena ingin mengambil bunga favoritnya, untuk dimasukkan kealam rangkaian bunga yang dipegangnya.

Tiba-tiba ia melihat 2 gundukan tanah seperti kuburan.
Lalu ia mendekat memastikan itu apa.

Lalu ia membacanya...

"Hidekazu Kaisou,... Hirakuen Kaname..."

"Sepertinya aku pernah mendengarnya... Oh tidak.... dia Kazu-sen..."

Nami tiba-tiba berlari...
Ia berlari sambil menangis, entah kenapa...
Walaupun ia tidak begitu mengenal orang itu.
Walaupun ia hanya pernah melihat mereka...

Tetapi...

Ia sedih...
Kenapa kematian begitu cepat merenggut nyawa mereka?
Memang kematian adalah takdir...
Setiap orang pasti akan mati...

Memang bukan sekarang, tapi nanti pasti...


(ouT)

Meka mendatangi sebuah pemakaman lagi.Entah kali ini makam siapa lagi yang ia datangi.Dilihatnya 2 buah nisan bertuliskan HIDEKAZU KAISHOU dan HIRAKUEN KANAME.Kemudian diletakkannya dua buah bunga dimakam kedua orang tersebut.

"Semoga kalian berdua tenang diatas sana...."ucapnya sambil melipat tangan seperti orang berdoa.Tak terasa air matanya hampir menetes lagi,padahal dia tidak mengenal kedua orang tersebut.

.....Apa yang terjadi.....?Kenapa semuanya sangat cepat menginggal ?? Aku benci ini....Aku benci kematian.....

[out]

Nami kemudian datang kembali ke pemakaman kazu-sen dan Kaname...

Tanpa ia sadari... Air mata tiba-tiba menetes dari matanya.

Lalu ia menaruh rangkaian bunga di atas masing-masing kuburan...

'Semoga kalian tenang di alam sana...'

lalu nami duduk di tengah kuburan mereka.

menangis...

Terus menangis...

Karena... ia tidak kuat melihat kematian...

"Nami... Kamu harus dewasa!!! Jangan cengeng seperti anak kecil!!"

"Kamu harus siap.. kalau Maut menjemputmu..."

Ujar nami menguatkan diri...

Himeka kembali ke tempat pemakaman Kazu dan Kaname.Gadis itu membawa dua kotak howalon yang dimaksudkannya untuk diletakkan di makam Kazu dan Kaname.(meskipun dia tidak mengenalnya)

....Sudah ada orang lagi......

Himeka memandang tajam Nami dan dilihatnya dari kejauhan Nami menangis.

Quote :

"Nami... Kamu harus dewasa!!! Jangan cengeng seperti anak kecil!!"

"Kamu harus siap.. kalau Maut menjemputmu..."

Ujar nami menguatkan diri...

"Ohw......"Gumamnya agak kaget mendengar kata kata Nami kemudian gadis itu memutuskan untuk mendekati Nami.

"Kau tidak apa apa....??Jangan...menangis gitu donk...."lanjutnya sambil mengusap usap pundak Nami.

"Terimakasih... soalnya aku takut mati..."

"kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan..."

"Jadi aku sangat sedih kalau ada yang mati walaupun aku tidak mengenalnya..."
ujar nami...

"Oya... ngomong-ngomong aku nami... Namamu siapa?"
Tanya nami kepada seseorang cewek yang mengusap-usap pundaknya.

Quote :

"Terimakasih... soalnya aku takut mati..."

"kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan..."

"Jadi aku sangat sedih kalau ada yang mati walaupun aku tidak mengenalnya..."
ujar nami...

Himeka hanya terdiam mendengar kata kata Nami dan gadis itu pun berhenti mengusap usap pundak Nami lalu memandang kearah makam Kazu dan Kaname.

"Kalau begitu ...kita sama.....Orang tuaku...Juga meninggal karena kecelakaan,karenanya...aku benci kematian.....Kematian hanya semakin membuat kita susah...Meski pun nantinya kita....juga akan seperti itu...."ucapnya pada Nami.

Quote :

"Oya... ngomong-ngomong aku nami... Namamu siapa?"
Tanya nami kepada seseorang cewek yang mengusap-usap pundaknya.

"Err...Himeka Kujo...Salam kenal Nami-chan...."ucapnya pada Nami sambil tersenyum kecil.

Quote :

Himeka hanya terdiam mendengar kata kata Nami
dan gadis itu pun berhenti mengusap usap pundak Nami lalu memandang
kearah makam Kazu dan Kaname.

"Kalau begitu ...kita
sama.....Orang tuaku...Juga meninggal karena kecelakaan,karenanya...aku
benci kematian.....Kematian hanya semakin membuat kita susah...Meski
pun nantinya kita....juga akan seperti itu...."ucapnya pada Nami.

"hmm... ternyata kita senasib ya... e... Himeka-chan"
ujar nami, menghapus air Matanya.

[IN]


Sakurai Berjalan,menyusuri woods,dan kemudian melihat 2 orang yang sedang mengobrol.

Quote :

Himeka hanya terdiam mendengar kata kata Nami
dan gadis itu pun berhenti mengusap usap pundak Nami lalu memandang
kearah makam Kazu dan Kaname.

"Kalau begitu ...kita
sama.....Orang tuaku...Juga meninggal karena kecelakaan,karenanya...aku
benci kematian.....Kematian hanya semakin membuat kita susah...Meski
pun nantinya kita....juga akan seperti itu...."ucapnya pada Nami.

"hmm... ternyata kita senasib ya... e... Himeka-chan"
ujar nami, menghapus air Matanya.

"Err,permisi,ini batu nisan siapa ya? apakah ada Murid yang meninggal disini?"tanya Sakurai.

Hanakira Nami wrote:

"hmm... ternyata kita senasib ya... e... Himeka-chan"
ujar nami, menghapus air Matanya.

"Ehm...mungkin juga...."jawab Himeka singkat pada Nami.

....senasip....?....Kurasa lebih parah masalahku.....

Quote :

"Err,permisi,ini batu nisan siapa ya? apakah ada Murid yang meninggal disini?"tanya Sakurai.

".......satu murid...satu guru......"jawab Himeka pada Sakurai.

"Err....memangnya nggak tau ya....."tanya Meka lagi pada Sakurai.

OOT : Maaf Replynya lama

OOT:weq,kan belom kenalan..

Quote :

".......satu murid...satu guru......"jawab Himeka pada Sakurai.

"Err....memangnya nggak tau ya....."tanya Meka lagi pada Sakurai

"Nope...aku Murid baru disini....Namamu siapa?Namaku Sakurai,Akihiko Sakurai."ujar Sakurai.

"Senasib? Dalam masalah apa?"tanya Sakurai.

Quote :

"Nope...aku Murid baru disini....Namamu siapa?Namaku Sakurai,Akihiko Sakurai."ujar Sakurai.

"Err...Himeka Kujo...Panggil saja Meka...."sahut Himeka pada Sakurai sambil tersenyum kecil.

Quote :

"Senasib? Dalam masalah apa?"tanya Sakurai.

"Err...sebetulnya.....errr.....masalah..pribadi....."jawab Meka pada Sakurai sambil sweatdropped.

"Ehm...sbetulnya masa lalu...Dan kurasa nggak usah dipermasalahkan aja....Nanti dia malah nangis lagi....."ucap Himeka pada Akurai sambil berbisik agar Nami tidak mendengarnya.

Quote :

"Err...sebetulnya.....errr.....masalah..pribadi....."jawab Meka pada Sakurai sambil sweatdropped.

"Ehm...sbetulnya
masa lalu...Dan kurasa nggak usah dipermasalahkan aja....Nanti dia
malah nangis lagi....."ucap Himeka pada Akurai sambil berbisik agar
Nami tidak mendengarnya.

"hmm...ya sudah...hope you rest in peace..."ucap Sakurai sambil memetik bunga dan menaruh bunganya diatas batu nisan Hidekazu Kaishou.

"yah,sebaiknya aku pergi ke Dorm dulu,bye..."

[OUT]