Problem Solved (?)

Setting: kelas special

Eanae berlari-lari kecil menuju kelas Special.

"Senior HimeSa!" panggilnya seraya menggebrak pintu. Tapi ternyata ruang kelas kosong.

Kemana yang lainnya? Padahal aku punya berita menggembirakan (?)

"... Ngapain masuk terus teriak-teriak..." Tanya Kaname ysng berdiri di belakang Eanae yang histeris.

Kaname melihat Eanae yang sepertinya sedang senang itu, "Ada apa?"

Eanae tersipu karena ketahuan.

"...Eh, ha-hai Senior Kaname," Eanae tersipu. "Yah... Aku memang senang karena..."

Eanae lalu mengangkat tangan kirinya yang sekarang dihiasi oleh wristband merah tua. "Ini! Aku (akhirnya) menemukan controller yang cocok sebagai tambahan. Dan lumayan efektif. Hehehe."

Ia lalu tertawa bego sendiri.

"... Syukurlah, setidaknya aku tidak usah mengejar-ngejarmu lagi," ujar Kaname.

"Aku bukan senior, aku sekelas denganmu," lanjutnya, dengan tatapan tanpa ekspresi [liat avatar xD]

"Kaname duduk di salah daru kursi dan bertanya, " Dapat darimana controller itu?"

"Beli," jawab Eanae cepat. "Tadi sewaktu nyasar di central town aku kebetulan lewat toko. Keren kan?"

"Aku pikir dengan ini aku bisa jadi orang berguna, mandiri dan tangguh seperti idolaku," lanjut Eanae dengan senyum lebar.

"... Apa anak ini faham arti dari 'keren' ya? Mungkin wristbandnya memang keren, tapi..."

Kaname memperhatikan Eanae dari ujung rambutnya sampai kakinya.

Tinggi mereka berbeda sampai kurang lebih 20 cm.

"Idola?" Tanya Kaname.

"Senior Raven," jawab Eanae. "Kaname kenal juga kan?"

"Raven? Memangnya ada ya? Bukan kelas Special, aku ga kenal..."

"Aku ga kenal, memangnya dia siapa?" Tanya Kaname lagi, daripada obrolan, nada suara Kaname lebih mengarah ke 'interogasi', padahal suaranya cukup imut xD [ditimpuk]

"Anak kelas Dangerous Ability. Keren loh! Sebenarnya dia kepribadian gandanya anak bernama Neeve. Tapi aku suka dua-duanya. Mereka keren!" Eanae menjelaskan dengan semangat dan mata berbinar2.

"Aku tertarik dengan kelas dangerous. Kayaknya asik!"

"Kelas dangerous? Yang nyaris kumasuki saat aku pertama kali masuk ke akademi ini?"

"Tapi bukannya dari namanya 'dangerous', berarti kelas itu... Errm..."

"Menyeramkan?"

Kaname sudah mulai terbiasa bersosial rupanya semenjak masuk akademi, padahal selain Kaoru, dia tidak pernah berbicara banyak >.o

"Masa sih? Senior Raven orangnya baik kok," celetuk Eanae jujur. "Dia sangat peduli dengan kepribadiannya yang lain. Dia juga peduli padaku."

"Kaname tau dari mana kelas dangerous mengerikan?"

"Habisnya kudengar-dengar semuanya memiliki Alice yang membahayakan nyawa..." Jawab Kaname.

"Aku ingin kapan-kapan bertemu dengan idola Eanae..." ujarnya.

"Tentu! Tentu! Eanae akan bawa Kaname menemuinya," ujar Eanae semangat.

Ia lalu teringat akan sesuatu.

"Ngomong-ngomong, aku jarang sekali ngobrol dengan Kaname ya?" ujarnya. "Ternyata Kaname orangnya asik sekali~"

Kaname ingin tersenyum, tapi sepertinya bibirnya tidak terbiasa untuk itu, jadi wajah Kaname tetap tidak memberikan ekspresi.

"Aku memang jarang ngobrol dengan orang-orang..." Gumamnya, "dulu aku lebih sering sendirian di rumah."

"Oooh..." Eanae manggut-manggut kayak embek. "Kalau aku di rumah sering didandani seperti cewek. Dipakein rok-lah, itu-lah-ini-lah. Namaku saja sebenarnya nama cewek. Buuu"

"Eanae enak yah, dekat dengan keluarga," ujar Kaname, ia kurang peduli sih dengan masa lalunya, tapi ketika ia mendengar 'kedekatan' Eanae dan keluarganya, ia jadi merasa iri, walaupun sedikit :p

"Dekat?" Eanae berkata ketus. "Tidak juga. Bukannya mau menyalahkan orangtua, tapi aku seperti cewe itu karena mereka."

Eanae mendesah pelan, lalu tersipu.

"...Kaname, menurutmu aku gagal tidak sebagai laki-laki?" mendadak suaranya berubah serius.

Tampang Kaname boleh terlihat serius, tapi untuk masalah pembicaraan serius, Kaname sama sekali bukan ahlinya.

Kaname mengernyitkan dahi, berpikir untuk pertanyaan satu itu, lalu melayangkan pandangannya ke seluruh kelas yang kembali lagi ke Eanae.

"Laki-laki kan banyak macamnya, jadi gagal-tidaknya aku tidak tau, aku kan bukan laki-laki," jawabnya. Sembarangan.

"He? Tapi kan Kaname cewek! Kaname sukanya cowok seperti apa?"

Eanae sama sekali ga sadar kalo itu pertanyaan yang mengundang kesalah-pahaman.

Ryube berjalan masuk ke dalam kelas Special. Ia melihat dua orang anak yang terlihat muda darinya. seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan?
"Hai, apa yang kalian sedang bicarakan?" Tanya Ryube tersenyum kepada mereka.

Kaname menghela nafas.

"Eanae, aku lebih suka orang yang setidaknya ga memandang rendah dirinya," ujarnya. Ngasal.

Walaupun pikirannya kembali ke Kaoru.

"Memangnya Eanae suka siapa?" Tanyanya. Dengan wajah polos.

Tanpa menetahui bahwa hal seperti itu adalah privasi orang.

Mendengar pembicaraan mereka, Ryube tersenyum.
"Sepertinya aku tidak usah ikut campur urusan kalian." Ujar Ryube.
Ia tertawa pelan dan kecil ketika mendengar perkataan mereka.

Eanae tersipu malu melihat Ryube dan langsung panik sendiri.

"Ti-tidak! I-ini bukan seperti yang kau kira! Kamu salah paham!" Eanae panik sendiri.

Quote :

Memangnya Eanae suka siapa?" Tanyanya. Dengan wajah polos.

"A-aku? Aku tidak suka siapa-siapa kok!" jawabnya bohong.

"O, o, oh... Sepertinya ada yang cemburu tuh..." Ujar Ryube menggoda mereka.

"Sepertinya ada yang malu-malu tuh..." Ujar Ryube lagi menggoda Eanae.

"Ingat Eanae, janganpernah membuat wanita menangis loh..." Ujar Ryube tersenyum.
Ryube lalu tertawa geli dengan suara yang pelan agar tidak terdengar oleh yang lain. Ia juga menutup mulutnya.

"..." Tanggapan Kaname ketika mengetahui Ryube datang.

"........." Tanggapan Kaname melihat Eanae melakukan akting yang bisa dilihat bahwa Eanae sedang berbohong.

"Ya terserah sih," jawab Kaname.