Untitled

note: mmm... side story XD gyaaa!! hime malu mo ngepostnya!! *tabok diri sendiri* alasan kenapa hime masuk Alice Academy~

-----------------------------------------------------------------------
"Aku turut berduka cita," gadis cilik tersebut memelukku sambil menangis.
Aku diam sesaat, kepalaku tertunduk.
"Ya," jawabku singkat lalu balas memeluknya, "...aku tidak apa-apa.."
"...Tapi..."
Aku menggeleng dan tersenyum, "tidak apa-apa, kok."

Malamnya, setelah upacara pemakaman keluargaku. Aku meringkuk diam di dalam kamar, sendirian. Kubiarkan jendela kamarku terbuka, udara dingin malam yang menusuk masuk dari luar jendela. Hawa dingin angin yang bertiup memang menyakitkan, tapi rasanya yang ada 'di dalam' sini lebih sakit. Entah apa yang akan kulakukan sekarang, kebingungan melandaku. Seandainya saja aku ada disana, saat ini aku tidak akan merasa sendirian seperti ini. Seandainya saja aku mencegah mereka pergi, aku tidak akan sendirian seperti ini... Aku sedih, bingung dan merasa hampa. Kulipat kedua kakiku di depan dada dan memeluknya lalu kutenggelamkan kepalaku dalam-dalam, berharap aku berada bersama mereka saat ini.

Tok! Tok!
Seseorang mengetuk pintu kamarku. Aku menoleh ke arah pintu yang terbuka perlahan.
"...Hime," seorang perempuan yang terlihat lebih muda dari Ibuku masuk. Entah ekspresi seperti apa yang harus kutunjukkan, aku bingung. Perempuan tersebut menatapku sedih, tapi aku tersenyum. Walaupun senyum yang kuperlihatkan tidak seperti biasanya, mungkin saja terlihat aneh, mungkin saja terlihat kosong, atau hanya senyum 'boneka' yang tidak bernyawa.
"...Hime.." kini ia mendekatiku kemudian memelukku dan mulai menangis. Aku diam, bingung dan hanya bisa kembali membalas pelukan 'orang lain'.
"....Seandainya saja mereka tertolong," isaknya sambil tetap memelukku.
Dalam hati aku mengangguk sedih.
"....Seandainya saja aku ada disana,"
"Aku juga memikirkan hal yang sama sepertimu."
".......Seandainya saja aku mencegah mereka pergi.."
"Aku juga masih ingin bersama mereka.
"...Seandainya saja Alice-mu ini kaukuasai dengan baik,"
".........."

Aku diam, aku bingung harus menjawab apa dan yang bisa kulakukan adalah menundukkan kepalaku. Aku mengangguk pelan dan tidak mengangkat wajahku setelah itu.

Perempuan itu memelukku semakin erat. Aku sedikit meringis tanpa suara, kesakitan dipeluk seperti itu, tapi rasanya yang 'di dalam' ini lebih sakit. Aku tahu, ia tidak bermaksud untuk menyalahkanku. Tapi apa yang dikatakannya memang benar, seandainya saja 'kekuatan' ini sudah kukuasai dengan baik. Aku ingin menolong mereka, menyembuhkan mereka dan kami bisa bersama-sama lagi seperti dulu.

"Umurmu masih 8 tahun," ia melepaskan pelukannya dan menatapku kosong masih dengan berlinangan air mata.
Aku hanya tersenyum menatapnya, "...tidak apa-apa.." jawabku.
Kulihat ia menyeka air matanya yang menetes ke pipinya dan tersenyum kepadaku. "Kakak," ucapnya lirih, "pasti istirahat dengan tenang disana bersama Ayahmu. Mereka pasti bahagia." lanjutnya.

Aku hanya mengangguk. Ia mengusap pelan kepalaku, rasanya menyenangkan. Tapi beda rasanya jika bukan tangan yang biasanya yang melakukannya kepadaku. Setelah itu ia meninggalkanku sendirian di dalam kamar dan menutup pintu kamarku pelan.

Aku kembali sendirian di dalam kamar. Langit malam yang gelap tanpa bintang, sinar bulan yang sama-samar terlihat karena tertutup awan hitam.

"....Semuanya menangis," aku kembali menatap ke luar jendela, "aku juga ingin menangis.." gumamku lirih.
Aku menundukkan kepalaku sambil memeluk bantal erat-erat.
"...Aku ingin menangis," ujarku pelan, "..tapi tidak bisa.."

Angin dingin yang menusuk kembali bertiup masuk ke kamarku. Rasa sakit yang ada 'di dalam' membuatku tidak bisa menangis padahal aku ingin menangis.

"...Seandainya saja Alice-mu ini kaukuasai dengan baik,"
Aku mengulang perkataan Aoi dalam hati. "..............."
"Ya," ujarku kecil. "...Aku akan 'kesana'"
Aku bisa melihat pantulan wajahku yang kali ini terlihat sedih dari kaca jendela kamarku ketika aku akan menutupnya.
"...Walaupun harus meniggalkan semuanya, kalau tidak kucoba... Aku tidak akan tahu hasilnya..."

Keren!! PoV-nya si Hime ya?
Sekarang gw tahu alasan Hime ke Akademi ^^
Ternyata Hime punya kesedihan tersendiri ya...

yah,yah,yah
setelah Ayuri,Nauka,Gue,dan Ryuen akhirnya Hime ngepost juga side storynya,
btw,buu.....
masa keluarganya mati ikut2an keluarga Amon sih...buu *digeplak pake harisen*-_-;

gyaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!!!
*seret ayuri ke dalem gudang*
*blush!!!* maluuuuuuuuuuuuu!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! *gila sendiri*

ng? mati kecelakaan kok~ hehehe^^
*blush*
pingin hime hapusss!!!!!!!

Woi, masih mending ^^;
Keluarga Ayuri beserta semua para penduduk desa malah dibunuh ama dia ^^

Oh ya, gw belum bikin masa lalunya Ayuri...*baru nyadar*

yup^^
toh, ini bisa dibilang 'nggak gelap' ato emang nggak gelap kali yah??
hehehe~

whatever DX *blush*
gyaaaaahh!! DX

*jd adu masa lalu nih*
Amon juga keluarganya matinya hampir mirip kyk *PIP*,
BTT,

Gw baca ceritanya si Hime berasa lagi baca novel ^^;
Gak usah malu kok Hime ^^

Yang pentingkan cerita bagus, gw suka kok

nggggg...............
tiba2 pingin hapus topic ini DX
*digeplak*


err..... stop *blush*
jangan dipuji, cukup baca dan diam...... *digebuk*
*blush 100x*

*angguk2 kepala*
Ga mau dipuji?*senyum*
Yakin?
Mau diejek?*senyum*

Kenapa perlu malu sih? ^^;
Nauka ama yang lainnya pasti berpendapat yang sama (mungkin...)

errhhhh........
mending hime diem aja deh..
ga tau DX *blush*

*peluk ayu* --> g jelas mode

Waaaaaaaaw~ keyen~
Hime trnyt jago juga

whoaa..

cool...

sayangnya waktu itu gw ga ada.. klo ada gw negosiasi deh sama shinigami.. lol.

suka ama penempatan paragrafnya

bikin enak dibaca

suspensnya juga lumayan.

ak ga nyangka kalimat terakhirnya loh. hehehe




mmm... cuma nauka yg ceritanya ga bener2 ngebocorin masa lalunya ya


yg jlas ortu nauka masih sehat kok mpe skarang (ga ada yg nanya)

Keren....
Enak dibaca nya....
><

makasih^^ *blush*
kappa jangan bikin yang aneh2 lagi DX *peluk kappa, ditendang*

mm... kalimat terakhirnya? kenapa? *bingung*

apaan sih yg aneh? :>

maksudnya.... mmm.... *bingung menjelaskan*
ga aneh sih, tapi yang kappa bikin rata2.... mmm.....

mm...... mm...... *digebuk*

ak emang pengarang genre angst.

makanya ak bikin nauka ini sebagai 'cobaan' ke diri ndiri.

lol


klo mo kapan2 kutunjukin cerpenku yg judulnya "The Room".

ttg anak yg bunuh diri dan terjebak di suatu 'ruang tunggu'.

karena ga jelas dia mesti ke neraka ato surga.

Tuh kan, Hime ^^
Nauka ama yang lainnya aja juga berpendapat bagus kok ^^

Jadi gak perlu malu~~

hehe.. keren juga tapi kayaknya biar lebih enak dibaca, spasinya diperbanyak aja

tapi, kebanyakan masa lalunya chara2 di sini pada kelam2 + sdih2 ya... :: apa nanti aku bikin masa lalu charaku yg kacau aja kali ya ::