"...kenapa...? Kenapa aku harus memiliki alice?"
Neeve meringkuk di sudut kamar. Kaca di kamarnya ia pecahkan karena tidak mau melihat Raven.
"Raichito... Kau di mana?" tanya Neeve sambil menatap langit-langit kamarnya.
Rasanya,ia benar-benar sendirian di kegelapan sekarang. Tak beberapa lama,hujan turun.
"Hujan?" Neeve tersentak mendengar suara air yg deras membasahi bumi. Seperti air matanya sekarang.
Neeve beranjak dari tempatnya,lalu ia melihat hujan dari jendela. Awan mendung yg gelap di luar seperti wajah dan suasana hatinya sekarang.
"Tuhan...apa kau tahu aku sedang menangis? Kumohon...supaya ketika hujan berhenti nanti,rasa sakit di hatiku juga berhenti..." doa Neeve.
Hujan lama kelamaan mereda,tinggal rintik-rintik air saja. Matahari pun mulai bersinar menghangatkan bumi. Cahaya matahari yg menimpa daun yg basah tampak sangat indah.
"Indahnya..." gumam Neeve saat melihat pemandangan itu.
Neeve mengarahkan pandangannya ke langit. Tampak busur 7 warna melengkung indah di sana. Neeve tersenyum senang melihatnya.
"Waa...pelangi !!" ujarnya senang.
Mendadak Neeve sadar,kalau suasana hatinya sudah kembali gembira. Ia menyeka bulir-bulir air mata yg masih tersisa di pipinya.
Neeve teringat saat ia bersama Raichito. Ketika hari hujan,dan hatinya semendung awan,Raichito dengan senyum polosnya selalu menghiburnya. Sementara,ia belum pernah menghibur Raichito. Padahal,Raichito lebih muda dari dirinya.
"Aku tidak boleh begini terus !!" serunya penuh tekad.
Neeve lalu membereskan pecahan kaca itu. Ia lalu melihat keluar jendela lagi.
"RAICHITOO...DENGAR YA,AKU AKAN BERUSAHA TERSENYUM TANPAMU !!! JANGAN KE SINI YAA..." teriak Neeve keluar jendela.
"Berisiik...!!" balas beberapa anak lain lewat jendela.
Neeve buru-buru menutup jendelanya,lalu ia tertawa.
"Hahahahaha... Ternyata teriakan ku masih saja keras sekali..." tawanya,senang.
~~~~~~~~~~~~~~~
8 tahun kemudian...
"Huuh...hujan nih !! Jadi telat deh,ke asrama..." gumam Neeve sebal saat berteduh di bawah pohon.
"Hoi...jangan ganggu orang tidur !" balas seseorang dari atas pohon.
Neeve mendongak ke atas pohon,ia menyadari kalau yg di atas pohon itu Hiino. Ia lalu tersenyum lebar.
"Hoy,hiino...! Kalau hujan begini kau tidur di atas pohon bisa masuk angin lho..." panggil Neeve.
Hiino hanya tersenyum tipis,ia masih saja tiduran di atas pohon itu.
"Neeve !!! Ke mana saja kau?!!" panggil seseorang sambil berlari ke arah Neeve.
"Ah,Raichito ! Harusnya aku yg bertanya begitu." balas Neeve.
Raichito tampak kesal. Neeve jadi bingung ada apa dengan sahabatnya itu.
"Hei...kenapa kau? Wajahmu ditekuk begitu..." tanya Neeve.
"Tidak..." bantah Raichito.
Neeve tersenyum jahil,ia mengeluarkan secarik kertas dari sakunya dan mulai membacanya.
"ulangan matematika...Yagami Raichito,43..." ujar Neeve sambil tersenyum jahil.
Raichito tertegun mendengar Neeve,ia lalu bertanya pada Neeve.
"Kau...dari mana dapat kertas ituu...?" tanya Raichito yg hampir marah.
"Khukhukhu..." Hiino tertawa melihat percakapan mereka.
Neeve juga menatap Hiino,lalu senyum jahilnya muncul lagi.
"Wanijima Hiino...ulangan fisika,62..." ujar Neeve sambil membaca kertas yg lain lagi.
Hiino sama terkejutnya seperti Raichito,ia melompat turun. Saat itulah Neeve langsung kabur dari tempat itu.
"NEEVEE !!! KEMARI KAU !!!" panggil Hiino dan Raichito sambil mengejar Neeve.
"Hahahahaha... Kejar saja akuu..." balas Neeve sambil berlari.
Tanpa sadar,hujan telah berhenti. Langit bersinar kebiruan dan pelangi muncul di langit.
Ketiga sahabat itu berlari ke arah pelangi yg muncul,dan di wajah mereka tampak lengkungan yg lebih indah dari pelangi.
~~FIN~~
.... .... .... .... .... .... .... ....
Gimana ending nya??
Ide nya gw dpt dari lagu ARTI SAHABAT nih
... Konyol ya?!
Hehehehe...