Story of Them

When They Met

---------------------------------------------------------------------------------------------

8 tahun yang lalu.....

Saat itu, langit terlihat cerah. Sama sekali kontras dengan kondisi di dalam rumah ini. Orang-Orang yang larut dalam kesedihan. Dua buah peti mayat terlihat di belakang meja. Upacara pemakaman itu tidak dihadiri terlalu banyak orang, mengingat yang meninggal tidak memiliki sanak saudara.


Terdengar bisik-bisik orang-orang di sekitarku

"Kasihan sekali mereka..."

"Tapi bagaimana nasib anak itu? mereka tidak punya sanak saudara kan?"

"Orangtuanya melindunginya ketika bertabrakan..."

"Anak itu selamat, tapi..."

"Apa anak itu akan dimasukkan ke panti asuhan?"

"Padahal mereka sedang wisata keluarga, tapi truk itu..."

"Umurnya baru 6 tahun, kasihan sekali...."


Aku sendiri tidak merasa sedih. Aku sendiri tidak pernah bertemu dengan kedua orang di dalam peti itu. Aku berada di sini karena katanya kedua orang itu teman baik ayah dan ibuku. Ayah dan ibuku sedih, tapi aku tidak. Mereka bukan siapa-siapaku. Malah menurutku akan aneh kalau aku merasakan sesuatu. Aku belum pernah bertemu mereka karena tempat tinggal mereka dan ayah ibuku terlalu jauh.


Waktu pun berlalu.


Perlahan para tamu pun mulai berkurang. Karena bosan, akupun berkeliling di rumah itu. Ketika sampai di depan taman, aku melihat ada seorang gadis kecil. Umurnya mungkin hanya setahun di bawahku, serta tubuhnya dibalut perban. Ia hanya menatap kosong ke taman itu. Entah kenapa, aku sudah duduk di sampingnya. Ia hanya menengok sekilas ke arahku, kemudian kembali melihat ke luar dengan tatapan kosong. Entah kenapa, ia terlihat menahan tangisnya. Atau malah mungkin sudah tidak bisa menangis lagi? Entahlah. Yang pasti ia terlihat sedih.


Kami pun hanya terdiam. Suara-suara orang di ruangan itu juga hanya terdengar sayup. Setelah beberapa saat berlalu, aku pun memecahkan keheningan.

"Hei, siapa namamu?"

"Nanako"

"Kenapa kau di sini?"

".............."

"Hei?"

"Ayah dan ibu...."

"...."

seketika aku mengerti. Rupanya anak yang mereka bicarakan itu dia.

Kami pun terdiam lagi.

"Kenapa...."

"..?"

"kenapa mereka meninggalkanku? aku ingin ikut mereka. aku tidak ingin ditinggal sendirian. kenapa? kenapa!?"

sambil berkata seperti itu, ia pun menangis. Air matanya begitu deras.

Secara otomatis, tanganku pun mengelus2 kepalanya. Ia pun terus menangis. Tanganku terus mengelusnya. Setelah sekian waktu, ia pun berhenti menangis. Tapi tanganku masih terus mengelusnya.

"...mmm..."

Sepertinya ia menikmatinya, jadi kuteruskan saja. Waktu pun berlalu lagi.

"....Kaoru!"

Terdengar suara orangtuaku dari dalam ruangan.

"Ah, orangtuaku memanggil. maaf, aku pergi dulu"

"...mm" jawabnya.

Tatapannya benar2 kosong. Wajar, mengingat ia baru saja kehilangan orang tuanya.

aku pun pergi bersama orang tuaku. Sebenarnya, aku masih ingin tahu tentang dirinya lebih banyak. Entah kenapa, tatapannya yang kosong menarik perhatianku

keesokan harinya ..............

"Kaoru, kenalkan, ini Nanako. mulai hari ini ia akan menjadi adikmu"

---------------------------------------------------------------------------------------------


ini bagian pertama seh.

mungkin klo ada waktu, wa bkn yg laen.

yah... simpel sih...

tipikal cerita2nya biasa

tapi gw cukup menunggu kelanjutannya

Ceritanya simpel dengan menggunakan sistem PoV ^^
Tapi gw suka kok
Lanjutin ya!

apa itu PoV?

btw, tunggu ya mba.

wa lg mikir, enaknya diapain lg.

Point of View

biasanya pake 'aku' sebagai subjek.

Sudut pandang orang pertama ;D

hmm, wa cb post hasil mikir semalem.



The Picture Book

---------------------------------------------------------------------------------------------


8 tahun yang lalu

Sudah beberapa hari sejak ia tinggal di sini.

Namun, sepertinya ia masih menutup diri.

Sejak kedatangannya, ia hanya berbicara sedikit.

Paling tidak ia tidak menolak kami.

Walaupun ia masih memanggil Oka-san dan Otou-san dengan nama mereka, dan belum pernah tersenyum.

Selama beberapa hari ini, dia hampir terus menempel denganku.

Ia lebih banyak berbicara denganku daripada dengan Otou-san ataupun Oka-san.

Bahkan di beberapa hari pertama, ia sampai tidur dan mandi bersamaku.

Aku tidak tahu kenapa, tapi sepertinya ia merasa nyaman bersamaku.

Baru belakangan ini saja aku tidak melulu diikuti olehnya.

saat ini musim panas, dan sekolah sedang libur.

Teman-temanku yang lain juga sedang pergi berlibur.

Sayang orangtuaku sedang sibuk sekali musim ini, kami jadi tidak bisa pergi berlibur.

Karena bosan, akupun pergi ke toko buku terdekat untuk membaca buku.

Saat itu aku melihat sebuah buku gambar.

Entah kenapa buku itu menarik perhatianku.

Walau sedikit mahal, aku pun membeli buku itu. Kupikir bisa kuberikan padanya.

sesampainya di rumah, aku melihatnya sedang berada di kamarnya. Ia sedang melihat gambarnya dan orangtuanya.

Aku pun masuk ke kamarnya. I melihatku masuk, dan juga melihat buku di tanganku

"Buku apa itu?"

"Sebuah buku gambar"

"Seperti apa ceritanya?"

"Tunggu"

Akupun membukanya.

kamipun membacanya bersama-sama.




Suatu ketika, ada seekor burung. Burung itu tinggal di sebuah pohon yang amat tua. Setiap hari, ia bahagia. Pohon itu selalu mengajaknya berbicara dan memberinya buah-buah beri yang lezat. Ketika hujan, Pohon itu melindungi dirinya. Ketika panas, Pohon itu merindanginya. Hidup si burung amat bahagia.

Suatu ketika, hujan badai yang amat dahsyat melanda hutan mereka. Burung merasa tenang, sebab ada Pohon. Namun tidak terduga, Pohon tertiup sampai jatuh. Burung kaget, dan ia terbang menyelamatkan diri sebelum tertimpa Pohon. Pohon pun terjatuh. Tepat ketika Burung mau menghampiri Pohon, Pohon pun terbakar karena tersambar petir.

Burung lalu menghindar dari api, dan hanya bisa memandangi Pohon terbakar. Sebelum ia terbakar habis, Pohon berkata pada burung untuk tidak memperdulikan dirinya, dan tetap di tempat yang aman. Burung pun hanya terdiam, dan meyaksikan Pohon terbakar habis.

setelah hujan reda, burung pun hanya terdiam melihat Pohon sudah menjadi abu. Saat itu, Angin datang. Ia bertanya pada Burung, apa yang membuatnya sedih. Burung pun menjawab, ia kehilangan Pohon sahabatnya dan rumahnya. Angin pun berkata, tidak baik terus larut dalam kesedihan. Burung pun sadar, bahwa ia harus hidup terus demi sahabatnya.

Angin berkata padanya, kalau ia ingin pergi, Angin bisa menemani. Burung menerima tawarannya itu, dan ia pergi terbang tinggi bersama Angin, mencari rumah baru, sambil membawa ingatan tentang Pohon.




Setelah selesai membaca, Nanako menangis. Namun berbeda dengan tangisnya dulu, kali ini berbeda. Kali ini saat menangis, matanya yang kosong seperti mulai dipenuhi kehidupan lagi.

Akupun menemaninya sampai air matanya sudah tidak mengalir lagi. Begitu selesai menangis, ia bertanya padaku.

"Buku ini... boleh kupinjam?"

"Buku itu hadiah untukmu. Ambil saja"

"Benarkah?"

"Benar"

Saat itu, aku melihatnya tersenyum, dan matanya dipenuhi kehidupan.

"Terima kasih"

Aku merasa senyumnya manis sekali.

Hubungan Nanako dengan Kaoru itu apa?
Kakak-adikkah?

ho'oh. kakak ama adik angkat.

bisa lihat di profil char wa seh.

Hm...masih terlalu standar gw bilang ^^;
Tapi gw tetep mo liat lanjutannya!

gwa emank kaga minat bikin cerita yang aneh kok.

bukan masalah anehnya IMO

tp...

bisa dibenerin ga tuh dialognya?

kadang2 rada bingung siapa ngomong apa dan ekspresi dia pas ngomong begitu...

contoh:

Quote :

"Buku ini... boleh kupinjam?"

"Buku itu hadiah untukmu. Ambil saja"

"Benarkah?"

"Benar"

Saat itu, aku melihatnya tersenyum, dan matanya dipenuhi kehidupan.

"Terima kasih"

Aku merasa senyumnya manis sekali.

pas bagian akhir bagus kok

tp pas lagi ngomongnya ga ada keterangan tambahan sama sekali... ^^;;

hahaha, sori.

wa kebiasa ama gaya cerita Visual Novel seh.

kusaranin baca novel "Mereka Bilang Aku Monyet" atau "Nayla" buat perbaikin kayak gini.

kan kaoru uda cukup dewasa untuk baca ini.

kaga minat.

Visual Novel yang gwa baca juga rata2 bwat dewasa kok.

ky Empty X Embrio, Yume Miru Kusuri, Iroha, Happiness!, Tomoyo After, Kimi ga Aruji de Hitsuji ga Ore de, etc.

wa ntar bkl bikin yg lebih detail, oke?

bukan dewasa dlm hal bokep/darah/seram... ^^;; tp tata bahasanya yang rumit kan lumayan bgt buat ngebantu.

itung2 penambahan pembendaharaan kata

wa tuh klo bikin cerita, emank biasanya simple2 penulisannya.

emank udah gaya wa seh.

wa kaga suka bikin orang bingung make tata bahasa yang aneh2.

Bagus~

Nanako itu sebenernya siapanya sih?
Jadi adik angkat gitu?

<--- orang yg baca kecepetan

Hmmm....
Lumayan kok ^^
lanjutin yah~

@Hiino: ho'oh

cb aja baca profilnya gwa.

Fallin' Mask

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

6 Tahun yang lalu

Sudah dua tahun sejak dia bergabung dengan keluarga ini. Sejak kejadian buku gambar itu, ia benar-benar bisa dibilang kembali hidup. Di balik wajahnya yang kini selalu tersenyum, ada seorang anak yang ceria dan bersemangat. Dia membuat rumah terasa lebih ceria.

Dan entah kenapa, dia tetap saja paling akrab kepadaku. Aku sendiri tidak berkeberatan, toh walaupun dia kadang mengikutiku, dia bukan anak yang menyebalkan.

Hari ini, di sekolah.

Angin musim semi memang paling enak. Sayang jadinya belajar di saat seperti ini, jadi akupun bersantai-santai saja di tempatku. Omongan dari guru hanya terdengar sayup-sayup.

Tidak kusadari, bel tanda akhir pelajaran sudah berbunyi. Akupun terbangun dari tidurku. Di sebelahku ada seorang bocah laki-laki lain. Tubuhnya lebih tinggi dariku, mata dan rambutnya berwarna hitam. Berbeda denganku, ia termasuk orang yang ahli bela diri. Rumahnya adalah dojo kempo, aku pernah kesana sekali. Namanya Kirishima Kyosuke.

"Ada apa Kyosuke?"kataku sambil menguap dan merentangkan badan.

Ia pun menjawab sambil menggeleng-gelengkan kepala "Kau tahu, tadi Sensei memelototimu lho"

"Ah? tadi aku tertidur ya?"

"Ya. Untung sekali kau, Sensei kali ini sedang baik"

"Hmm, habis cuacanya enak sekali sih."

"Dasar kau ini. Omong-omong, apa kau pulang dengan adikmu lagi hari ini?"

"Heh? begitulah"

Kataku sambil bangun dan membereskan buku-buku dalam tasku

"Hmmm" gumamnya Kyosuke sambil memandangiku terus.

"Apa?" kataku karena ia terus memperhatikanku.

"Tidak, aku hanya berpikir bahwa kalian berdua akrab sekali"

"Ha?memangnya kenapa?"

"Tidak, hanya saja, aku dan kedua kakakku saja tidak seakrab itu. Tapi kedua kakakku laki-laki dan umurnya berbeda jauh sih."

"Terus maksudmu apa sih?" tanyaku sambil mulai berjalan ke arah pintu kelas

"Tidak ada maksud apa-apa. Hanya mengatakannya saja." kata Kyosuke sambil mengikutiku, "oh iya....."

sebelum kalimatnya selesai, ada seorang anak yang berlari ke arah kami.

"Kakaknya Ichinose bukan?!" katanya sambil terengah2. Dilihat dari fisiknya, sepertinya dia setingkat dengan Nanako.]

"Ya, ada apa?" tanyaku pada anak itu. Wah, perasaanku tidak enak nih.

"anu, tolong ikut saya sebentar!" kata Anak itu sambil berjalan ke suatu tempat.

"Maaf Kyosuke, kutinggal dulu!"

"yaa, pergilah"

Kemudian aku pun mengikuti anak itu.



well, wa gantung dikit ya.

CnC please.