Us Against the World

"..." Ayuri hanya terdiam saja, kemudian melepaskan jewerannya Nauka.

Kemudian ia berbalik badan dan melihat ke langit. "...burung..."

"Iya, burung," jawab Nauka. "Kalau disini, bisa liat macam-macam burung."

"Heran, banyak orang yang mau jadi burung. Mereka bilang burung itu bebas," lanjut Nauka. "Mereka bilang burung tidak memiliki beban karena mereka bisa terbang. Bodoh ya?"

"..." Ayuri tidak merespon.

"...apa...lebih baik menjadi peliharaan atau liar?" tanyanya masih melihat ke langit.

"Err... Dalam kamusku, 'liar' mengandung konotasi yang cukup aneh," jawab Nauka sambil menggaruk-garuk pipinya. "Memangnya kamu mau jadi liar?"

oot: sori, lagi error mode on. lol 'liar' khekhekhe

OOT: ^^; dasar...
IT:

"...liar...kakakku pernah bilang kalau itu adalah kebebasan..." jawabnya halus.

"...bisa melakukan apa saja...tanpa ada perintah...apapun..."

"Bisa melakukan apa saja ya," gumam Nauka sambil manggut-manggut. "Kalau menurutmu, yang seperti itu konotasinya seperti apa?"

"...aku...tidak tahu..." jawabnya menundukkan kepalanya melihat kakinya.

"Bebas itu adalah sebuah kata," ujar Nauka menjelaskan, meski Ayuri tidak memintanya. "Kata yang tertulis pada kamus, tapi tidak pernah benar-benar nyata di dunia ini."

"Bahkan sebagai burungpun mereka masih memiliki batasannya," lanjutnya sambil iseng melipat pesawat kertas. "Mereka jarang sekali memiliki kesempatan untuk menjelajahi daratan kan? Karena kalau mereka turun, para pemangsa telah menunggu."

"Mereka hanya bisa terbang, terbang dan terbang. Hinggap sebentar, lalu kembali terbang," Nauka melemparkan pesawat kertasnya. "Capek ga sih terbang terus?"

Pesawat itu meluncur di angkasa sebentar, lalu jatuh di tanah.

"Setelah capek, mati deh," komentar Nauka sambil menunjuk pesawat kertasnya.

"..." Ayuri berdiam diri, entah apa karena ia menyimak akan perkataannya Nauka atau tidak.

"...Icarus...apakah suatu hari akan seperti dia?" tanya Ayuri tidak menatap kepada Nauka.

"Icarus?" Nauka bertanya balik. "Orang dari mitologi Yunani yang berusaha terbang itu?"

"Pada akhirnya ia jatuh juga kan?"

Ayuri hanya mengangguk, masih menundukkan kepalanya ke bawah.

"...kapan kita bisa benar2 bebas? Aku...tidak mengerti apapun..."

"Tidak akan," jawab Nauka. "Tidak akan."

"Sampai matipun tidak akan."

"..." gadis berkacamata itu lagi2 terdiam dan kemudian beralih ke atas langit.

Nauka bangkit berdiri lalu merenggangkan ototnya.

"Pergi yuk. Aku lapar, mau beli makanan. Ikut?"

"..." Ayuri tidak menanggapi pertanyaannya Nauka. Dia kemudian turun dari tempat dan berjalan ke lelaki tersebut. Sepertinya dia ingin ikut.

Nauka nyengir kuda, lalu berjalan keluar dari area itu.

[out]

oot: klo mo gabung ama ak, ak masih ntar post topiknya ^^;; lagi ga ada ide

OOT: ok2 ^^
IT:

Ayuri mengikuti Nauka keluar dari belakang sekolah.

(out)