UGD...!!! (ruangnya ryube)

Aoi tiba di rumah sakit sambil menyeret ryube "siapa aja tolong....!!!!" Aoi mulai panik melihat rumah sakit yang sepi.

OOT: Ceritanya, udah ada di atas tempat tidur yah...^^

Ryube tidak sadarkan diri. Walaupun begitu, dia merasakan sakit. Tubuhnya terasa dingin. Tidak ada yang bisa dilakukannya. Kesadaranya kini hilang. Tangannya terasa kaku penuh keringat.

Mata Ryube terbuka perlahan. ilihatnya seorang berpakaian putih. Apakah itu malaikat? Batin Ryube. Seorang laki-laki sangar di hadapannya. Ternyata seorang dokter. Ryube melihat dirinya sendiri yang terbaring berselimutkan selimut tipis berwarna hijau muda. Siapa yang membawaku ke sini? Dia membatin dan bertanya-tanya.

Ryube bangun dari baringnya. Kakinya kini berselimut selimut tipis Dia melihat tangannya sendiri yang gemetaran kedinginan.

"Apa yang terjadi padaku?" Tanya Ryube pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba saja, dokter yang dilihatnya tadi menjawab.
"Kau begitu lelah. Kau teralu banyak menggunakan Alicemu." Ujar dokter itu seraya membuka kacamata yang menutupi matanya.

"tok....tok...." Aoi mengetuk pintu ruangan ryube. "permisi...???"

Seorang anak perempuan masuk. anak perempuan yang ditemuinya saat dia sedang mengerjai Sefron dan Tomoyo.

"Yah, kau boleh masuk, gadis kecil." Ujar Ryube lemas menundukkan kepalanya.

Ryube lalu memegang kepalanya dengan kedua tangannya. Setelah itu, dia mencoba memutar-mutar jarinya. Seperti biasa, menciptakan angin kecil di sekitarnya.

Ryube terkejut. Tidak ada angin yang tercipta sedikitpun. Walaupun hembusan kecil pun tidak ada. Keringat di pipinya turun ke pipi dan dagunya terus menetes hingga jatuh di atas selimut hijau muda itu.

"Apa yang terjadi padaku Dokter? Kenapa aku tidak bisa menciptakan angin?" Ryube bertanya-tanya kebingungan da penuh kepanikan kepada Dokter itu.

Dokter itu kembali memakai kacamatanya. Menggelengkan kepalanya sembari menghadap ke Ryube.

"Maaf, Ryube. Sangat sulit untuk mengatakannya padamu. Tapi, Alicemu telah hilang. Kemampuanmu untuk mengendalikan ataupun menciptakan Alice telah hilang." Ujar Dokter itu dengan wajah yang murung.

Tubuh Ryube terasa seperti di tusuk ribuan pedang. rasanya begitu sakit mendengar kata-kata itu. Ryube lalu menatap kembali kedua tangannya.

"Kenapa bisa terjadi padaku? Kenapa?" Ujarnya berteriak.
Air matanya perlahan menetes. Dia tidak bisa menerima kekuatannya telah hilang. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya tanpa kekuatannya itu.

OOT: maaf, terlalu mendramatisir :p

"ng.... maaf, gara2 aku badan kakak sakit semua..." Aoi membungkuk dalam-dalam.

Ryube menunduk pelan.

"Tidak apa-apa, gadis kecil. Semua itu karena kesalahanku." Ujar ryube menunduk lemas, tanpa menatap anak perempuan itu.

Ryube menunduk. Dia berpikir apa yang harus diperbuatnya tanpa kekuatannya. Dia mencoba untuk tetap berpikir jernih. Tapi, pikirannya terus berputar yang mengatakan bahwa -kau tidak bisa apa-apa tanpa kekuatanmu-.

Ryube menunduk lemas. Menatap selimut hijaunya seraya berpikir dan bergumam kecil.

"Apa yang harus kulakukan? Kenapa semuanya jadi seperti ini?" gumam kecil ryube

"kog bisa begitu...??? apa gara2 kita jailin dua orang di central town waktu itu??!!" Aoi bicara menatap ryube dengan raut muka panik.

Ryube menggelengkan kepalanya. Dia tidak tahu kenapa Alicenya bisa menghilang. Dia tidak mengerti sedikit pun. Tiba-tiba, dokter yang sejak tadi berada diantara mereka pun berkata.

"Itu adalah hal yang biasa terjadi pada pengguna Alice. Pengguna Alice yang dapat menggunakan Alice sejak muda, Alicenya bisa menghilang begitu saja." Ujar Dokter itu emnjelaskan dengan wajah yang murung.

Ryube mengangkat kepalanya.

"Sepertinya aku harus menerima semua ini." Ujar Ryube kembali menunduk dengan nada lemasnya.

"maaf, aku harus kelas somatic sekarang... aku permisi ya..."
Aoi keluar dari hospital.


(OUT)

Ryube etrtunduk lemas. Dia berpikir bahwa lebih baik dia menerima apa yang telah terjadi padanya. Di bukanya selimutnya. Dia berdiri menghadap kepada dokter itu.

"Teriam kasih atas pertolongan anda, dan saya sudah baikan. Sepertinya, saya telah menerima apa yang telah terjadi pada saya." Ujar Ryube menunduk.

Ryube mengangkat kepalanya. Terlihat dokter itu mengangguk dan tersenyum. Ryube pun pergi meninggalka Dokter itu.

-OUT-