The Cherry Blossom Tree

Warning:
Gw pingin buat ini jadi episode terkahir buat Sei. Jadi tolong..... yah ^^
====================
Setting: Woods

Sei kembali berjalan-jalan di sekitar woods. Entah kenapa, ia sepertinya suka sekali berjalan-jalan di sekitar alam.

Ia terus berjalan, dan berjalan. Sampai ia menemukan sebuah tempat dengan sederet pohon dengan bunga berwarna pink, yaitu pohon sakura.

Diperhatikannya dengan saksama, setiap pohon sakura yang dilewatinya sampai ia berada di jalan buntu dengan sebuah pohon sakura yang paling besar di antara pohon sakura lainnya itu.

Sei menyentuh pohon itu, air matanya mulai menetes membasahi pipinya.

Lentera waktu kembali memutar masa lalunya.

Masa lalu di mana orang tuanya di depan matany sendiri menyiksa dan mengusir keluar sei dari rumahnya sendiri. Masa lalu akan kehilangan seseorang yang ia sayangi, masa lalu akan dihina dan dicaci maki, serta masa lalu akan kehidupannya yang sia-sia.

"aku...tidak pernah dicintai...", gumamnya kepada dirinya sendiri. "keberadaaanku tidak pernah diakui..."

Miyu kembali ke wood.Entah kenapa dia suka sekali bolak-balik ke tempat ini.

Sei...

Dilihatnya pemuda yg berada dekat dgn pohon Sakura terbesar disitu.

Miyu berjalan perlahan mendekati Sei,berusaha tdk mengganggu lalu duduk di bawah pohon sambil makan coklta pahit yg br dibelinya.Miyu memandang Sei

Miyu memandang Miyu kelu. Ia merasa tidak malu walau harus menangis di depan seorang perempuan.


"Miyu...", panggilnya dengan suara pelan.

"Hmm...kenapa?"

Sei,dia....menangis..baru pertama kalinya kulihat dia begini.

"Ada apa Sei?Kenapa kamu...menangis?"

Sei berjalan menjauh dari pohon itu. Dan melihat ke langit

"andai saja terkabulkan, aku ingin bebas seperti burung
di angkasa", ujarnya kepada dirinya sendiri pelan. Ia kembali memandang ke aruh Miyu.

"aku sudah memutuskannya..."

"Kunogi Miyu.... bunuhlah aku", ucapnya dengan pandangan serius.

DEG!
Bunuh?

"Sei..jgn bicara yg macam2!Mana mungkin aku membunuhmu!!Aku sdh tdk mau melakukan hal keji spt itu lg!"teriak Miyu marah

"Kau pikir nyawa itu mainan?Bahkan dibayar dgn berapapun hartamu tdk mungkin akan bisa terbayar!!!"

"hh.......", Sei menghela.

"nyawa itu tidak ada artinya bagiku sekarang", jawabnya. ia tersenyum ke arah Miyu.

"kalau kau memang kau tidak mau membunuhku..."

"aku yang akan membunuhmu terlebih dahulu", ujar sei menatap tajam ke arah miyu.

Sei..

Miyu berlari ke arah Sei dan memeluknya..

"Kumohon jgn lakukan hal itu..nyawamu msh bs membuat org lain bahagia..meskipun kadang2 kamu bersikap tdk sepantasnya tp....kamu msh bs mencapai tujuan hidupmu terlebih dahulu.."ujar Miyu

"Apa gunanya hidup yg kamu jalani dulu jika tujuan akhirmu hanya utk mati?"

---------------------------
OOT:Gw kepikiran kyk gt secara spontan..gomen..

"ya, tujuanku adalah mati", jawabnya dingin. ia kemudian mendorong miyu dengan keras.

"lagi pula, semua makhluk yg hidup. pasti aka berujung pada satu hal yg sama, yaitu mati...", ujarnya dengan tatapan tajam.

"ya..memang yg terakhir adalah mati..tp itu bukan suatu tujuan,melainkan takdir.Tujuan hidup seseorang itulah yg membuat seseorang tetap bertahan utk hidup sampai hari ini..bagaimana kau bs dgn mudahnya memilih jalan spt itu?"ujar Miyu

"ya, karena....", jawab sei "aku adalah orang yang sejak awal sudah menghindari kematian"

Sei tidak melanjutkan kata-katanya, ia mengeluarkan pisau-pisaunya. dan mengaktifkan alicenya.

satu...

sebuah pisau melesat ke arah miyu dan menyayat tangannya.

Duh..berdarah..

"Kau tdk bs menghentikan ini?Aku tdk mau melihat org mati lg.."ujar Miyu

"Bahkan 'mungkin' kalau kau yg menyerangku,aku mati lebih dulu drpd kamu."

OOT: sori ya kalo datangnya mendadak ^^;
IT:

Ayuri berjalan menyelusuri hutan. Entah sudah seberapa jauhnya, dia mendengar ada suara percakapan.

Quote :

"ya, karena....", jawab sei "aku adalah orang yang sejak awal sudah menghindari kematian"

Gadis berkacamata ini menghampiri mereka berdua. "...kau sama sekali tidak...menghargai dengan apa yang kau dapati..."

"aku tidak perduli apa katamu...", balas sei yang melihat ayuri yang datang.

"aku tidak pernah mendapat apapun.... bahkan sebuah kasih sayang pun..."

"...kalau kau mau mati...mati saja..." balas Ayuri.

"...tetapi...jangan menyesal bila ada yang menangisi kematianmu yang sia2 ini..." lanjutnya yang seperti mengarah kepada Miyu.

"...kau tidak menghargai usahanya...justru kaulah yang menolak untuk menerima kasih sayang..."

"sayangnya.... aku tidak bisa membunuh diriku sendiri", jawabnya

Ia kemudian masang sebuah topeng di wajahnya.

"hentikan omong kosong ini, mari kita mulai"

Sei melancarkan satu pisau ke arah ayuri.

Omong kosong...

"Hentikan!Kaulah yg hentikan omong kosong ini!"teriak Miyu sambil menghalangi Sei.Miyu berlari ke depan Ayuri.

"Benar katanya,kau ingin kasih sayang tapi saat kau hampir mendapatkannya,kau sendiri yg menolaknya.

"...............", Sei diam.

"sudah terlambat untuk itu", jawab sei. "aku sudah melupakan untuk mencari arti dari kasih sayang itu semenjak aku masuk kemari"

Sei kemudian tersenyum licik. "kemana perginya sikapmu waktu di rumah sakit itu?"

"walau samar-samar tapi aku masih dapat mendengarnya"

Nagumo Sei wrote:

"sayangnya.... aku tidak bisa membunuh diriku sendiri", jawabnya

"..." Ayuri kali ini tidak menanggapi perkataan Sei.

Quote :

Ia kemudian masang sebuah topeng di wajahnya.

"hentikan omong kosong ini, mari kita mulai"

Sei melancarkan satu pisau ke arah ayuri.

TRANG!

Tangannya yang berubah menjadi mata pisau memantulkan lemparan pisaunya dan jatuh ke tanah.

"...jangan gegabah..." ujarnya dingin.

Quote :

"sudah terlambat untuk itu", jawab sei. "aku sudah melupakan untuk mencari arti dari kasih sayang itu semenjak aku masuk kemari"

"...tidak ada yang namanya terlambat...selama kau masih hidup..."

Quote :

Sei kemudian tersenyum licik. "kemana perginya sikapmu waktu di rumah sakit itu?"

"walau samar-samar tapi aku masih dapat mendengarnya"

"Sikap itu..aku ingin melupakannyaAku berusaha utk tdk melukai org lagi.Lagipula aku sdh berjanji pada kakak."ujarnya pelan

"Jadi apa maumu?Kau blg td mau membunuhku kan?"tanya Miyu

"janji.............", gumamnya.

Sei lalu mengarahkan pisau-pisau itu padanya.

zrat...

Pisau itu menyayat tubuhnya. Darah berceceran di sekitar tanah.

"Ukh.."

"Apa hanya kematian yg bs membuatmu puas?Apa kau benar2 ingin membunuh org?Pokonya sampai kapanpun aku tdk mau membunuhmu!Bahkan sampai kau membunuhku!"teriak Miyu

Nagumo Sei wrote:

"janji.............", gumamnya.

Sei lalu mengarahkan pisau-pisau itu padanya.

zrat...

Pisau itu menyayat tubuhnya. Darah berceceran di sekitar tanah.

Ayuri menahan Miyu dan maju membelakanginya.

"...bunuhlah dirimu...kami tidak akan menghalangimu..." ujarnya menatapnya Sei dengan pandangan kosong.

...........................

"Tunggu!Memangnya kenapa kau sgt memilih kematian?Apa dgn kata 'bunuh' semuanya bs selesai?"

............................


"Terserah apa maumu..aku sdh tidak peduli."ujar Miyu sambil berjalan pergi dgn air mata yg menetes

(Out)

Sei kembali berdiri tubuhnya bersimbah darah.

"..............."

"sei...", batin sen yang entah sejak kapan sudah mengambil alih tubuhnya. "apa kau serius...."

"tapi, aku tidak punya hak untuk melarangmu...", lanjutnya lagi. "hanya ini yang bisa kulakukan..."

Pisau-pisau itu kembali menembus tubuh sei, dan salah satu dari pisau itu mengenai organ vitalnya, jantung.

Dengan keadaan sekarat, sei berusaha berdiri dengan sisa tenaganya, ia sudah tidak merasakan tubuhnya lagi.

Sei tersenyum, "aku....

"mungkin kalian akan mengatakan aku bodoh, tapi... "

Blum sempat ia menyelesaikan kata-katanya, ia sudah terjatuh ke tanah. Wajahnya pucat. Ia melepaskan kepergian terakhirnya itu dengan senyum di wajahnya.

--end--

(OOT: sengaja gw cepetin endnya, soalnya lagi buru-buru )