old sketch book ?

"hhhh..." hiino menghela nafas dan duduk di bawah sebuah pohon sakura. suasana musim semi yg tenang, dengan bunga-bunga yang mekar di sekeliling, woods bagaikan surga. Hiino menengadah ke langit melihat awan di langit.

aaah...clouds are nice... batin pemuda itu malas. Ia bergerak mengambil sesuatu yg ada di lubang pohon yg letaknya ada di pohon tempatnya bersandar. Hiino mengeluarkan buku sketsa gambar yg rupanya sudah lama ia menyembunyikannya di sana.

Hiino menepuk buku itu agar debunya menghilang. Kemudian...melihat-lihat gambar lama.

...udah lama nggak gambar... batin remaja itu sambil membalik-balik buku sketsanya.

" ow..nyasar lagi.." ucap MIsaki yg lsg datang seperti jin ( )

OOT : SA.. Sry ganggu..

IT :

" ah.. ada penghuninya.." ucap Misaki polos

" oi.." sapa MIsaki kpd Hiino

"..."

Hiino melirik orang yg menyapanya, kemudian diam dan melihat buku sketsa lagi.

" ah.. tau dah.. " ucap Misaki polos sambil menghilang begitu saja

- out -

"anak aneh..." celetuk remaja lelaki itu malas, sambil membuka-buka buku.

Hiino terdiam sebentar. Ia baru sadar tadi itu 'cewek'

...untung dia pergi...

Pemuda itu memakai iPOD nya dan bernyanyi kecil walaupun lagu yg didengarnya keras

Chiaki akhirnya kembali nyasar ke dalam Woods. "Hutan lagi... Sudah berapa kali aku kemari yah?" gumamnya kecil.

Saat tengah berjalan menyusuri daerah sekitar situ, dia melihat seorang pemuda yang dikenalnya, Hiino. Karena merasa Hiino pasti tidak akan menyadari kedatangannya karena sedang asyik mendengarkan iPod-nya, dia berjalan dari belakangnya dan mendekatinya.

"Hei, Hiino." sapa Chiaki sambil menepuk bahu Hiino dari belakang.

DEG

Pada detik itu, remaja berkacamata hitam itu menutup buku sketsanya. Hiino menengok ke belakangnya pelan-pelan melihat siapa yg ada di belakangnya. Rupanya Chiaki, teman sekelasnya

"...chi...chiaki chan...?" ucapnya tegang

Hiino menelan ludahnya dan mencoba untuk lebih berani di depan cewek. Ia mencoba untuk tersenyum kecil walaupun sedikit dipaksa

"Kenapa kaget begitu? Aku 'kan bukan hantu."

Dia melihat ke arah buku sketsa yang dipegang oleh Hiino.

"Buku sketsa? Rupanya, Hiino suka menggambar juga yah?" tanyanya.

"...err...iya sih, untuk mengisi waktu saja" ucapnya tersenyum kecil...

"chi...aki chan... Aku boleh konsultasi...?" tanya Hiino. Raut wajahnya seperti sudah melakukan salah berkali-kali...

"Kapan-kapan, aku boleh lihat gambar-gamnbarnya yah..."

Wanijima Hiino wrote:

"chi...aki chan...Aku boleh konsultasi...?"

"Boleh kok. Memangnya ada apa?" tanyanya balik sambil duduk di samping Hiino.

Hiino menutup buku sketsanya dan meletakkannya di samping kirinya. Pemuda itu melepas kacamata hitam dan iPOD yang dipakainya.

Hiino menghela nafas sekaligus mengatur ekspresi seperti apa yg harus ia perlihatkan di saat 'seperti ini'

...

"bagaimana caranya agar aku lebih berani di depan lawan jenis. itu saja masalahku" ucapnya lantang.

"...ma...maaf... Pertanyaan yg cukup aneh ya.. Aku terus memikirkan hal ini sejak di central town tadi" ucap pemuda itu. Wajahnya memerah, seperti biasa

Chiaki tersenyum kecil mendengar ucapan Hiino tadi.

"Tidak. Tidak aneh kok. Masalahnya..." Chiaki terdiam sebentar. "Aku sendiri juga kadang merasa gugup jika berada di depan lawan jenisku atau orang yang lebih tua dariku."

"Bawa santai saja. Mungkin cuma itu saranku." ucap Chiaki.

Chiaki menggaruk kepalanya tanda bahwa ia sedang bingung.

"Aduh, maaf yah... Sepertinya, saranku itu sama sekali tidak ada gunanya yah...?"

Kazu yang sedang berburu anggota untuk host clubnya nyasar ke woods dan mendapatkan...sepasang muda-mudi yang sepertinya sedang asyik mengobrol...

Tapi, sensor untuk air-reading keahliannya rupanya sedang eror. Yang ada di pikirannya hanyalah bahwa pemuda yang di sana...lumayan juga mukanya untuk dijadikan anggota host club.

Maka, dengan nada layaknya om-om kesenengan, Kazu pun berkata,

"Hei, kamu cowok yang di sana~ Maaf mengganggu, tapi wajahmu lumayan juga..."

Hiino cepat-cepat mengambil kacamata hitamnya dan memakainya agar bisa menutup wajahnya yg kian memerah, kemudian diam saja

[kazu datang]


"......?"
Hiino cuma diam melihat ada seseorang yg datang. Pelan-pelan remaja itu melirik Kazu dengan dingin.

"Menakutkan..." gumam Kazu. "Err... Sebenernya tidak ada apa-apa sih... Tapi..."

Kazu nyengir sambil melepaskan kacamata hitam Hiino.

"Hahahah!!! Wajahnya merah banget!!! Kayak tomat!!!"

"...kau keberatan...?" ucap remaja itu dingin, seperti berpindah kepribadian. Ia bangkit dari duduknya

[kazu berdiri kan?]

"Nggak," jawab Kazu, kedua matanya membentuk n.n

"Cuma...ada tawaran, untuk menghilangkan kebiasaan muka tomat itu... Tertarik?"

"......."
Hiino terbengong sebentar...

"hngg... tawaran...?" tanya Hiino menaikan sebelah alisnya. wajahnya masih setengah merah.

Seperti sudah lupa ada cewek di dekatnya...

yukari berlari menghapiri ketiga orang yang lagi ngobrol...itu

"hai! kalian gi ngapain......???"sambil menepuk pudak hino....

"Yup..." jawab Kazu sambil mengangguk bersemangat. "Untuk menghilangkan kebiasaan wajah merahmu itu sebenarnya sangat mudah...kau hanya perlu berinteraksi dengan para cewek lebih banyak lagi...karena itu..."

Kazu dengan iseng mengecup pipi Hiino.

"Ikut host club, yuk?"

ih apa yang dilakui kazu chan...............................

Hidekazu Kaishou wrote:

"Yup..." jawab Kazu sambil mengangguk bersemangat. "Untuk menghilangkan kebiasaan wajah merahmu itu sebenarnya sangat mudah...kau hanya perlu berinteraksi dengan para cewek lebih banyak lagi...karena itu..."

Kazu dengan iseng mengecup pipi Hiino.

"Ikut host club, yuk?"

Hiino terbengong sebentar dan wajahnya memerah lagi walaupun kali ini cowok


GUBRAK...

Hiino dengan sukses terjatuh ke belakang, tepatnya ke arah pohon.


"Ho...host club....?!!" jerit Hiino keringat dingin kebingungan sekaligus panik ...

"err...tapi apa itu bisa menghilang...kan...sifatku ini..." tanya Hiino..

bodoh, itu bukan hal yg patut ditanyakan...tapi...nuraniku kalah... .... .... egh.... batin Hiino


OOT : selamat membayangkan kayak gimana si Hiino sekarang

"Huum?" Kazu sama sekali tidak terlihat heran dengan reaksi Hiino, seolah sudah biasa. Dia memegangi pipi Hiino, seolah menilai anak itu.

"Yah...mungkin agak lama... Tapi kurasa bisa, sekalipun pasti bakal merah juga di saat-saat tertentu... Atau...mau coba dulu dengan sesama jenis biar terbiasa?"

"...maksud anda...?!" tanya Hiino sedikit panik tapi tidak bisa berkutik di depan guru itu.

guru yg seperti ini...entah kenapa malah membuatku...

"...rupanya anda ada ketertarikan dengan anak muda yah... dasar menakutkan..." ucap hiino tersenyum jahil dengan maksud ingin menenangkan dirinya, tapi pelan-pelan mengalir keringat dingin

Chiaki melihat kedatangan Kazu ke Woods. "Dia... Guru mesum yang mencium sesama jenis yang waktu itu di Sport Fest." batinnya.

Chiaki hanya bisa diam dan mendengarkan pembicaraan Kazu dan Hiino. Hingga...

Hidekazu Kaishou wrote:

Kazu dengan iseng mengecup pipi Hiino.

"....."

Chiaki tersentak melihat kejadian barusan. Wajahnya langsung memerah dan bergerak mundur menjauhi mereka berdua.

"K-kalian ini... Apa kalian sadar apa yang baru saja kalian lakukan?!"