old sketch book ?

Yamashita Chiaki wrote:

"K-kalian ini... Apa kalian sadar apa yang baru saja kalian lakukan?!"

Hiino yang sedikit ketakutan melirik Chiaki yg terdiam melihat adegan tadi, Hiino tersenyum kecil namun berkeringat dingin..

"aku sadar... dan itu adalah kecupan di... pipi seorang remaja... Guru yang berbahaya..."
Hiino kembali menatap senseinya

"lalu apa yg akan kau lakukan setelah ini?" tanya Hiino. Keringat dinginnya mengalir karena guru itu tak bisa dilawannya

Chiaki mengusap-usap kepalanya agar wajahnya yang tadi memerah kembali normal.

"Host Club...? Apa itu?"

Chiaki berdiri dari posisi duduknya sambil berusaha mengatur sikapnya agar tidak salah tingkah seperti tadi lagi.

"Sensei..." panggil Chiaki.

"Apa sensei tidak sadar kalau orang yang sekarang sedang sensei ajak untuk masuk ke dalam Host Club atau apalah itu adalah seorang Student Agent Dangerous Ability?" tanyanya pada Kazu sambil menunjuk ke arah Hiino.

"?" Wajah Kazu masih membentuk n.n, seolah dia sama sekali tidak takut dengan apa yang dikatakan Chiaki. "Sadar doong... Terus, memangnya kenapa kalau dia anak Dangerous? Apa hanya karena itu dia harus ditakuti?"

Kazu tersenyum dan mengacak rambut Hiino.

"Dangerous atau bukan dangerous, dia tetap manusia, dan tetap muridku... Dan bisa jadi aset yang bagus buat host club~ Tipe shy little boy..."

Hiino bergerak merangkak cepat ke belakang hingga menabrak pohon di belakangnya. Ia ingin menyembunyikan wajahnya tapi tidak ada tempat. Nafasnya sudah tidak karuan lagi.

"...la, lalu...?"

Kazu tersenyum setan dan menatap Hiino.

"Kau akan kubuat terbiasa berada di dekat cewek dengan menjadi seorang host di host club yang akan kubentuk ini... Teneng aja, cuma pake jas terus temenin mereka kok... Mudah-mudahan saja gugupmu itu hilang dengan begitu atau..."

Kazu memegang dagu Hiino dan membawa wajah mereka dekat.

"...mau membiasakan diri denganku dulu?"

Wajahnya memerah lagi, tapi sekarang karena lelaki. Dia sudah tidak bisa mengelak, panik 100%

"eeh, maksud kata-kata terakhir anda...!??!?"

"Ahahaha!!! Kamu lucu sekali!!!" Kazu sama sekali tidak bisa menahan tawanya. "Hanya bercanda, bercanda... Tapi kalau kau mau serius tidak apa-apa sih~ Kamu lumayan masuk standar tipeku kok~ Hohoho~"

Hiino merangkak menjauhi Kazu 3 meter dan menatapnya dengan pandangan takut seperti melihat 'setan'.

"tidak...cukup..." ucap Hiino dengan nada malu-malu-panik. Jantung remaja itu terus saja berdetak lebih cepat...

"Jadi cukup dekat dengan lawan jenis saja? Ya sudah, nanti temui saja aku di ruangan lantai tiga yang ada tulisan 'Host Club'nya... Kalau tidak ada orang, tunggu saja sampai aku datang... Aku akan mengadakan briefing untukmu dan anggota lain. Dan..." Kazu sekali lagi mengeluarkan senyum setan andalannya. "...kau tahu apa yang akan terjadi kalau kau tidak datang kan?"

Dia berbalik, perlahan berjalan meninggalkan tempat itu.

"Sampai bertemu nanti, manis~"

(OUT)

Hidekazu Kaishou wrote:

Kazu sekali lagi mengeluarkan senyum setan andalannya. "...kau tahu apa yang akan terjadi kalau kau tidak datang kan?"
Dia berbalik, perlahan berjalan meninggalkan tempat itu.

"Sampai bertemu nanti, manis~"

Hiino tersentak, terus mundur tapi sialnya itu sudah mentok. Ia menghela nafas dan berusaha menenangkan dirinya. Wajahnya menunjukkan isi hatinya sekarang : panik. Begitu Kazu menghilang, ia tetap diam.

"orang...macam apa itu..." ucap Hiino ketakutan.

Quote :

"...kau tahu apa yang akan terjadi kalau kau tidak datang kan?"

Hiino terdiam, tidak mau lagi mendengar iPOD maupun menggambar.

Chiaki kembali terdiam dengan tampang shock dengan ulah Kazu.

"Ternyata ada ya, sensei seperti itu di sini..." gumamnya kecil sambil ber-swt.

Chiaki menghela napas dan berusaha untuk menenangkan pikirannya. Kemudian, dia berbalik menatap Hiino.

"Jadi... Apa Hiino mau menerima tawaran sensei itu untuk masuk ke dalam Host Club?" tanyanya.

Hiino menghela nafas setelah Kazu pergi. Ia mengambil buku sketsanya dan diam ditempat.

"...entahlah... apa itu jalan terbaik untuk menghilangkan sifat ini, atau...tau ah" ucapnya stress sambil membuka halaman 1

"menurutmu bagaimana?"

"Terserah Hiino. Kalau menurut Hiino dengan masuk ke dalam Host Club dapat menghilangkan sifat Hiino itu, yah, aku tidak bisa melarangnya..."

Chiaki terdiam sebentar sambil memikirkan sesuatu.

"Atau... Mau kubantu?" tanyanya.

Wajah Hiino memerah berkat kata-kata Chiaki barusan. Pelan-pelan remaja itu menunjukkan senyum kecilnya.
"mau bantu bagaimana...?" tanya Hiino pelan...

"Eng... Sifatmu yang gampang malu atau gugup di hadapan lawan jenis itu mungkin karena kau jarang berhadapan atau berinteraksi langsung dengan lawan jenis ya...?"

"Mungkin... Kau harus lebih banyak berinteraksi dengan murid-murid perempuan di akademi ini. Dan bawa santai saja." jelasnya.

"Apa Hiino punya saran atau pendapat lain?"

Hiino mendengarkan penjelasan dari Chiaki walaupun rasanya mustahil untuk diterapkan. Ia diam sebentar

Hiino melipat tangannya dan bersandar di pohon. "aku tidak tahu juga harus apa. seandainya ke host club...aku akan bertemu guru itu" ucapnya pasrah

"Sekarang, coba ikuti apa kata hati Hiino. Hiino mau gabung ke Host Club yang kerjanya menemani cewek-cewek sepanjang hari atau hidup bebas tanpa harus bersangkut paut dengan club itu?" tanyanya.

"Kalau Hiino sudah memutuskan, maka aku akan mendukung apa yang Hiino pilih." ucap Chiaki tegas sambil kembali memasang senyum kecil di wajahnya.

Quote :

"Sekarang, coba ikuti apa kata hati Hiino. Hiino
mau gabung ke Host Club yang kerjanya menemani cewek-cewek sepanjang
hari atau hidup bebas tanpa harus bersangkut paut dengan club itu?"

Hiino tersentak mendengar kata-kata Chiaki. Pemuda itu menghela nafas sebentar, kemudian menutup buku sketsanya.

Quote :

"Kalau Hiino sudah memutuskan, maka aku akan mendukung apa yang Hiino pilih."

"...aku akan hidup sesukaku, tapi aku juga ingin melihat keadaan klub itu. entahlah akan dipaksa masuk atau apa, namun aku juga penasaran seperti apa orang-orang yang ada di sana. yaah, tapi aku tidak mau jadi g*golo juga sih"

Hiino menepuk kepalanya sendiri dengan buku sketsanya. Buku sketsa yang hanya berisi tulisan Avenged Sevenfold, dan band lainnya. Mungkin orang lain tidak akan mengerti seleranya. Kemudian ia berdiri.

"Hei, kamu mau keluar dari hutan ini...? aku nggak mau meninggalkan cewek sendirian di hutan..." ucapnya sambil menahan wajah merahnya

"Mungkin. Aku ingin mengecek seperti apakah Host Club yang tadi dibicarakan sensei itu."

"Sepertinya, menarik untuk diselidiki..." batinnya sambil tersenyum kecil.

"Apa Hiino mau sekalian ikut untuk mengecek club itu juga?" tanyanya balik.

Quote :

"Apa Hiino mau sekalian ikut untuk mengecek club itu juga?" tanyanya balik.

Hiino mengangguk kecil.

"kau mau ke host club juga...?" tanya Hiino pelan

sebenarnya sih nggak mau, tapi sudahlah

"Hanya mau mengecek saja. Tapi, tidak berminat untuk gabung. Karena, sepertinya hanya laki-laki yang boleh bergabung di sana."

"Jadi... Mau barengan ke sana tidak?"

Hiino memanggut kecil dan berbalik...

"...ayo" ucapnya santai


[out]

Chiaki mengikuti Hiino keluar dari Woods.

[Out]