Walk in the Forest, eh?

OOT: tempat jalan-jalan boleh^^ siapa saja boleh datang...^^
untuk sementara, yang berada di topik ini, Minamoto, Miyu, dan Amamiya yang berencana berjalan-jalan di hutan.
__________________

BTT:

Daun-daun berjatuhan dari pohon dengan lambatnya. Desiran angin yang
sejuk diantara tangkai-tangkai dan daun-daun di pepohonan menimbulkan
bunyi desiran. Rumput-rumput bergoyang seperti menari bersam, tertiup
oleh angin yang tak terlihat. Minamoto melangkahkan kakinya dengan
perlahan bersama dua orang teman barunya. Minamoto tersenyum kecil
seraya melihat daun-daun yang berguguran.

"Rasanya, duania begitu indah yah? Belum pernah saya melihat tempat seperti ini. Rasanya sayamerasa bebas bila berada di tempat ini." Ujar Minamoto tersenyum.

Kata-katanya sendiri membuatnya teringat akan masa lalunya yang kelam. Selalu sendiri tanpa teman. Di tengah kegelapan hari yang jauh di dalam hatinya. Dia sangat takut untuk bergaul dengan orang lain. Dia takut akan melukai hatinya seperti masa lalunya yang begitu gelap. Hatinya serasa dipenjara, terbelenggu dan terikat oleh rantai besi. Dia tidak bisa menerima siapapun untuk menjadi temannya. Tetapi, saat ini, dia mencoba untuk berubah, meskipun di dalam hatinya, jiwa-jiwa kegelapan dan masih sangat banyak, dan ranati pembelenggu belum terputus seutuhnya. Minamoto lalu menunduk.

"Maaf, seharusnya, aku tidak boleh lebih dekat dengan kalian. Aku takut kalau akan melukai kalian semua." Ujar Minamoto sembari menunduk sendiri, jauh di belakang mereka, sembari mengepal tangannya dan diletakkan di depan dadanya. Mengepalnya semakin keras.

Melukai dan terluka, eh? Yah, salah satu ketakutan yang diterimanya sewaktu berada di masa lalunya. Membenci seluruh orang-orang yang berada di sekitarnya. Terkucilkan dan terluka oleh ocehan-ocehan mengerikan yang menyayat hati membuatnya terasa terbelenggu. Semakin terbelnggu dan tidak bisa terlepas dari masalah-masalah yang selalu dihadapiya. Dia hanya menginginkan dunia yang berbeda. Jauh dari segalanya dan semuanya. Berharap semua orang di dunia ini lenyap, dan tidak akan ada lagi yang melukainya.

Kenangan masa lalu yang kembali membelenggu hatinya membuatnya merasaharus pergi. Tidak boleh berada di dekat siapapun. Hanya berada di kegelapanlah yang dapat membantunya. Terkucilkan oleh cemoohan dan teriakan-teriakan menakutkan yang terus menyayat hatinya. Setelah memperoleh kekuatan itupun membuatnya semakin terkucilkan. Semakin berada jauh di belakang. Berada semakin jauh dan jauh. Terasa seperti yang paling kecil dan paling tidak dibutuhkan di dunia ini. Minamoto semakin mengepal tangannya. Rasa sakit ditelapak tangannya yang diakibatkan oleh kukunya tidak dirasakannya. Mengingat kenangan masa lalunyalah yang terasa lebih sakit dari luka luar yang di derita di tubuh.

" lagi2.. nyasar..." ucap Misaki sambil tertawa

" ow... ada orang ternyata..." ucap Misaki sambil mendekati Hiigashi

" hoi.." sapa Misaki pada Hiigashi

Makoto menyelinap ke Woods setelah mengetahui Hiigashi ada disana.
Dia diem-diem untuk mengawasi cewek yang dianggapnya imut itu.
"I..Imutttnya~" Lalu dia melihat Misaki masuk.
"Uwa~ Misaki-chan!" Makoto senang sekali 2 cewek imut kini ada didekatnya.

' wekz.. ada makhluk itu lagi..' batin Misaki sambil swt. entah knp, bila ia melihat Makoto perasaanya jadi tak enak

" elu lagi.. kenapa ngikutin gua mulu ?" tanya Misaki kasar

"Uwa! Kasar! Misaki-chan jahaaat~" kata Makoto sebel.
"Padahal aku kan diam-diam" kata Makoto.

" instingku memang tajam.. jadi tahu.." ucap Misaki menyombongkan diri

" kasar ? kasar itu ciri khasku.. gila itu juga ciri khaskku..." ucap Misaki narsis

"Uwaaa~ Hebat sekalii~" kata Makoto.
"Aku malah suka yang seperti itu~"

Minamoto Hiigashi wrote:

Daun-daun berjatuhan dari pohon dengan lambatnya. Desiran angin yang
sejuk diantara tangkai-tangkai dan daun-daun di pepohonan menimbulkan
bunyi desiran. Rumput-rumput bergoyang seperti menari bersam, tertiup
oleh angin yang tak terlihat. Minamoto melangkahkan kakinya dengan
perlahan bersama dua orang teman barunya. Minamoto tersenyum kecil
seraya melihat daun-daun yang berguguran.

"Rasanya, duania begitu indah yah? Belum pernah saya melihat tempat seperti ini. Rasanya sayamerasa bebas bila berada di tempat ini." Ujar Minamoto tersenyum.

Kata-katanya sendiri membuatnya teringat akan masa lalunya yang kelam. Selalu sendiri tanpa teman. Di tengah kegelapan hari yang jauh di dalam hatinya. Dia sangat takut untuk bergaul dengan orang lain. Dia takut akan melukai hatinya seperti masa lalunya yang begitu gelap. Hatinya serasa dipenjara, terbelenggu dan terikat oleh rantai besi. Dia tidak bisa menerima siapapun untuk menjadi temannya. Tetapi, saat ini, dia mencoba untuk berubah, meskipun di dalam hatinya, jiwa-jiwa kegelapan dan masih sangat banyak, dan ranati pembelenggu belum terputus seutuhnya. Minamoto lalu menunduk.

"Maaf, seharusnya, aku tidak boleh lebih dekat dengan kalian. Aku takut kalau akan melukai kalian semua." Ujar Minamoto sembari menunduk sendiri, jauh di belakang mereka, sembari mengepal tangannya dan diletakkan di depan dadanya. Mengepalnya semakin keras.

Melukai dan terluka, eh? Yah, salah satu ketakutan yang diterimanya sewaktu berada di masa lalunya. Membenci seluruh orang-orang yang berada di sekitarnya. Terkucilkan dan terluka oleh ocehan-ocehan mengerikan yang menyayat hati membuatnya terasa terbelenggu. Semakin terbelnggu dan tidak bisa terlepas dari masalah-masalah yang selalu dihadapiya. Dia hanya menginginkan dunia yang berbeda. Jauh dari segalanya dan semuanya. Berharap semua orang di dunia ini lenyap, dan tidak akan ada lagi yang melukainya.

Kenangan masa lalu yang kembali membelenggu hatinya membuatnya merasaharus pergi. Tidak boleh berada di dekat siapapun. Hanya berada di kegelapanlah yang dapat membantunya. Terkucilkan oleh cemoohan dan teriakan-teriakan menakutkan yang terus menyayat hatinya. Setelah memperoleh kekuatan itupun membuatnya semakin terkucilkan. Semakin berada jauh di belakang. Berada semakin jauh dan jauh. Terasa seperti yang paling kecil dan paling tidak dibutuhkan di dunia ini. Minamoto semakin mengepal tangannya. Rasa sakit ditelapak tangannya yang diakibatkan oleh kukunya tidak dirasakannya. Mengingat kenangan masa lalunyalah yang terasa lebih sakit dari luka luar yang di derita di tubuh.

'nyem...nyem...'

Azuma mengemut permen lagi, serasa tidak pernah habis, diemutnya terus permen itu. Ia melihat ke arah Hiigashi setelah hiigashi mengucapkan kalimat-kalimat itu, pandangan kelu dan suram akan masa lalu dirasakannya tersorot di mata Hiigashi.

"tidak apa, kalau memang harus terluka untuk orang lain. Itu adalah sebuah hal yang hebat kan?", jawabnya sambil tersenyum lebar dan terus mengemut permennya.

OOT: Di sini kan, ada Miyu dan Amamiya juga.... Untuk Amamiya, sebaiknya jangan mengutip semua RP saya yah...^^;; nanti memberatkan anda...
____________

BTT:

Quote :

"tidak apa, kalau memang harus terluka untuk orang lain. Itu adalah sebuah hal yang hebat kan?"

Minamoto mengangkat kepalanya. Perkataan yang membuat semangatnya kembali. Benar-benar hebat. Perkataan yang belum pernah dikatakan sebelumnya oleh orang lain untuknya. Minamoto menunduk. Mukanya memerah.

"Te-terima kasih, Senpai." Ujar Minamoto sembari mengepal tangannya di depan dadanya.

Terdengar suara dari kejauhan. Minamoto mengangkat kepalanya. Menoleh pada sumber suara itu. Melihat dua sosok yang berada di belakangnya. Dua orang cewek yang belum dikenalnya. Entah siapa mereka. Minamoto menurunkan tangannya yang tadinya terkepal dan berada di depan dadanya.

"Permisi, apa yang sedang anda lakukan?" Tanya Minamoto pada mereka.

Merasa aneh melihat tingkah mereka dan tingkah seorang cewek yang lebih tua dari mereka. Kelakuan aneh dan terbilang sangat aneh bagi Minamoto. Minamoto saat ini telah melupakan kejadian di masa lalunya.

"Aku? Aku cuma ingin..err...Lihat pemandangan!" kata Makoto asal.
"Kalian sendiri?"

Kozuki Makoto wrote:

"Uwaaa~ Hebat sekalii~" kata Makoto.
"Aku malah suka yang seperti itu~"

' su.. suka ?' batin Misaki sambil swt

" tau dah... gua mau pergi dulu.." ucap Misaki sambil menghilang

- out -

"Huuuh~ Misaki-chan keluarrr~~ Aku cari saja aaah~" kata Makoto asal.
Dia keluar.
[out]

Minamoto mengernyitakn dahinya. Mendengar perkataan yang sepertinya cukup asalan.

"Tidak, saya bersama dengan Senpai Amamiya dan Miyu." Ujar Minamoto masih mengernyitkan dahinya.

Heran dengan tingkah Senpai satu ini yang namanya belum diketahui oleh Minamoto.

OOT: ,aap m(_ _)m bingung mau kutip yang mana. Jadi dikutip semua << males

________________
IT:

"hunya..."

Azuma heran melihat wajah Hiigashi yang tiba-tiba memerah. Namun, ia takut untuk menanyakannya.

Azuma kemudian melihat ke arah depan. Ke arah sebuah pohon yang cukup besar. Ia berlari dengan langkah ringan ke arah pohon itu, meninggalkan Hiigashi dan Miyu di belakangnya . Kemudian memanjat dan duduk di salah satu cabang pohon yang tidak terlalu tinggi. Setelahnya, Dirasakan desiran angin segar dan berbau hutan yang mengenai tubuhnya.

Minamoto melihat Amamiya. Berlari dan memanjat lalu duduk di atas salah satu cabang pohon. Minamoto mengernyitkan dahinya. Apa yang dilakukannya membuat Minamoto heran. Melihat tingkah itu, Minamoto seperti tertarik untuk ikut. Minamoto melangkahkan kakinya menuju pohon besar itu.

Dengan tangannya, Minamoto menyentuh batang pohon itu dan menutup matanya. Maaf yah....Minamoto bergumam dalah hatinya pelan. Dia membalikkan badannya. Membelakangi pohon itu. Tangannya diangkat perlahan sembari menatap yang di depannya dengan tatapan kosong. Jari-jemarinya digerakkannya perlahan.

Seketika, cabang yang berada di samping cabang yang sedang diduduki oleh Amamiya membengkok dan turun dengan sendirinya. Menyentuh belakang Minamoto. Minamoto lalu duduk di cabang itu. Jari-jemarinya kembali bergerak perlahan. Cabang yang bengkok itu naik dengan perlahan ke atas, dan cabang pohon itu kembali lurus. Minamoto kembali menggunakan kekuatannya untuk menjadikan pohon itu Puppetnya.

Minamoto lalu berdiri perlahan di atas cabang pohon itu. Menyentuh batang yang besar, lalu menghampiri Amamiya dengan menyebrang ke batang di sebelahnya. Dia lalu duduk di samping Amamiya, di bagian ujung cabang. Terasa, desiran angin diantara dedauan membuat aroma hutan tercium. Minamoto lalu tahu apa yang dirasakan oleh Amamiya. Minamoto lalu menoleh ke arah Amamiya dan menatap wajahnya.

"Ternyata, di sini benar-benar berbeda yah. Lebih baik dari tempatku sebelumnya. Aku merasa lebih tenang di sini." Ujar Minamoto sembari menatap wajah Amamiya dan tersenyum manis.

Quote :

"Ternyata, di sini benar-benar berbeda yah.
Lebih baik dari tempatku sebelumnya. Aku merasa lebih tenang di sini."
Ujar Minamoto sembari menatap wajah Amamiya dan tersenyum manis.

Azuma membalas senyum Hiigashi kembali dengan senyumnya. Ia merasa seperti ia sudah mengenal Hiigashi jauh dari hari sebelumnya bukan sebagai teman baru.

"um...maaf aku bertanya seperti ini. Memangnya Hiigashi-san dulu tinggal dimana?", tanya Azuma ke Hiigashi tetap dengan senyumnya. Di benaknya, ia seperti ingin mengubah kehidupan gadis di hadapannya itu yang serasa suram menjadi lebih berwarna.

Makoto masuk lagi ke Woods.
Dia melihat Azuma.
"Ah..Sepertinya yang seperti ini yang dicari Sensei tadi" pikir Makoto.

"Eeeh, halo, kamu bisa ikut aku? Dipanggil guru, loh" kata Makoto.

Quote :

"um...maaf aku bertanya seperti ini. Memangnya Hiigashi-san dulu tinggal dimana?"

Minamoto menunduk. Pertanyaan yang kembali mengingatkan dirinya akan masa lalunya yang suram. Dijauhi, terkucilkan dan sendiri di kegelapan hatinya.

"Err... saya tinggal di Panti Asuhan." Ujar Minamoto dengan wajah murungnya sembari melihat ke bawah pohon yang cukup tinggi itu.

Minamoto lalu mengangkat kepalanya. Kembali memandangi wajah Amamiya.

"Tapi, sepertinya di sini lebih baik dari pada di sana." Ujar Minamoto pelan sembari tersenyum manis dan menatap wajah Amamiya.

"ya, kamu pasti bisa mendapat teman", balas Azuma kembali dengan senyum lebar dan polosnya.

Azuma merasa sepertinya ada yang memanggilnya tadi. Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke bawah, ia melihat ada seseorang di sana. Orang yang sepertinya ada di tempat yang sama dengannya tadi.

Quote :

Makoto masuk lagi ke Woods.
Dia melihat Azuma.
"Ah..Sepertinya yang seperti ini yang dicari Sensei tadi" pikir Makoto.

"Eeeh, halo, kamu bisa ikut aku? Dipanggil guru, loh" kata Makoto.

"eh...? aku dipanggil guru?", Azuma berbicara dengan pucat. Ia merasa seperti sedang membuat kesalahan.

Azuma kemudian mengalihkan pandangan ke Hiigashi dan berkata, "maaf, aku pergi dulu ya..."

Setelah berkata demikian, Azuma turun ke bawah dengan cara melompat. dan menemui Makoto yang tadi memanggilnya.

"baiklah! Ayo pergi!" Makoto menarik Azuma keluar.
[out]

Azuma berjalan mengikuti. Wajahnya masih pucat, dengan langkah lemas ia ikut dengan Makoto yang menariknya.

--out--

Minamoto merasakan guncangan saat Azuma Menuruni pohon dengan melompat. Membuat rambutnya terkibas ke atas. Suara KREK terdengar cukup dekat darinya. Tapi, dia tidak mendengarnya. Minamoto hanya tersenyum saat Amamiya pergi. Dia belum pernah mendapat teman yang dapat mengerti dia.

Minamoto memandang ke langit. Daun-daun hijau menghalangi cahaya matahari menerangi wajahnya. Suara KREK semakin terdengar jelas. Minamoto mencari sumber suara itu dengan melihat ke kiri dan kanannya.

Batang pohon itu tiba-tiba saja retak. Minamoto pun terjatuh. Dia begitu kaget akan dirinya yang tiba-tiba terjatuh dari atas pohon besar yang cukup tinggi untuknya.

"KYAaaaaaaaaaaa" Teriak Minamoto terkejut Sembari menghadap ke atas.

BRUGH!
Suara badannya yang tiba-tiba jatuh di tanah. Kepalanya tertumbuk di atas batu kerikil kecil. Mengeluarkan darah yang mengalir cukup banyak. Seketika itu, Minamoto pingsan tidak sadarkan diri.

Azuma kembali ke Woods setelah selesai dipanggil oleh seorang guru. Ia mencium aroma hutan di sekitarnya bercampur dengan bau darah. Pandangannya tertuju ke arah Hiigashi yang terbaring di dekat pohon.

Azuma berlari dengan cepat, perasaannya takut dan bimbang. Takut akan sesuatu terjadi pada murid yang disapa olehnya pertama kali itu.

"Hiigashi-san!! anda tidak apa-apa?!", ucapnya hampir teriak melihat keadaan Hiigashi. Azuma mengangkat tubuh Hiigashi dengan tangannya, dirasakannya darah mengalir dari kepala Hiigashi.

Azuma yang sudah kewalahan dan cemas, akhirnya membawa Hiigashi ke Hospital tanpa basa-basi.

---out---
______________________________
OOT: eng-- maap ^^; . Langsung gw bawa ke Hospital aja ya?

OOT: gak apa-apa. Miyu, dadah....T.T

OOT:Gyah!Maap telat..m(_ _)m
-------------------------------
Miyu yg terbengong di situ baru sadar Minamoto jatuh dan mengeluarkan darah

"Minamoto!"teriaknya sambil berlari mengejar Minamoto dan Azuma ke hospital
(Out)