Kamarnya si Hiino, abis pingsan liat adegan yaoi~

Kazu menendang terbuka pintu ruangan di hospital itu, memasuki ruangan yang kosong dan hanya terisi satu tempat tidur dan satu lemari...

Dia pun meletakkan Hiino di tempat tidur dengan pelahan, berhati-jati supaya tidak mencelakakan pemuda itu.

Tangannya menyibakkan rambut Hiino, lalu turun ke pipinya.

"Lembut...kayak bayi..." gumam Kazu.

Dan jarinya kali ini menyentuh bibir Hiino...dan...perlahan dia menundukkan kepalanya...

...dan mencium hangat bibir pemuda itu.

Namun, berbeda dengan mata jahil yang selalu dikeluarkannya setiap kali selesai mencium orang lain, kali ini matanya terlihat sedih, dan senyumnya terlihat kecut.

"Aku benar-benar sudah menjadi setan pencium ya..." gumam Kazu. "Tapi itu juga karena...orang yang benar-benar ingin kucium tidak ada lagi... Tapi..."

Kazu melirik wajah Hiino.

"Kenapa...mereka begitu mirip?"

Tidak tahan akan bayangan yang kembali ke kepalanya, Kazu pun memutuskan untuk meninggalkan Hiino sendirian di ruangan itu...

"Maaf..." bisiknya sebelum benar-benar keluar dari ruangan.

(OUT)

Hiino terbangun sesaat setelah Kazu meninggalkan ruangan itu. Wajahnya benar-benar memerah. Ia menarik selimut yang ada di tempat tidur itu hingga menutupi seluruh tubuhnya. dan ia melepas kacamatanya, ia letakkan di dekat meja yg ada di sana.

Pada detik itu, Hiino merasakan rasa sakit yang luar biasa di mata kirinya.

"eeerghh....!!"

Hiino menjerit kesakitan sambil terus memegangi mata kirinya yang biasa ia tutup dengan eye patch. Tubuhnya berkeringat dengan wajah pasrah. Setelah ia kehabisan tenaganya, ia meremas selimut yang ada di dekatnya dan tertidur dengan wajah memerah.

.....

sambil merenungkan kata-kata terakhir Kazu yang terdengar lewat mimpinya, ia tertidur....


[tidak akan terbangun sampai jum'at depan ^^;]

Minamoto melihat kejadian itu dari luar ruangan. Dia begitu takut dengan Guru Abnormal itu. Dia heran, kenapa ada guru yang beranir mencium 'bibir' muridnya sendiri? Minamoto menelan ludah saat melihat kejadian itu. Kejadian yang membuatnya cukup takut untuk berada di dekat Guru Abnormal si-setan-pencium itu.

Minamoto lalu berlari untuk bersembunyi setelah dia melihat si-setan-pencium itu keluar dari ruangan itu. Minamoto lalu melangkahkan kakinya keluar dari tempat persembunyiannya. Dilihatnya kiri dan kanannya. Tidak ada siapa-siapa dari kejauhan. Minamoto lalu memsuki ruangan itu perlahan sembari kembali menelan ludahnya.

"Apa tidak apa-apa jika aku mendekatinya yang juga 'seperti dia'? Ujar Minamoto pelan sehingga tidak terdengar oleh siapapun.

Minamoto melangkahkan kakinya pelan. Mendekati Hiino yang sedang terbaring. Dilihatnya wajah Hiino yang sedang tertidur pulas di atas tempat tidur rumah sakit itu. Minamoto lalu mengambil sebuah tempat duduk, dan menaruhnya di dekat tempat tidur Hiino. Minamoto lalu duduk di atas kursi berkaki tiga yang terbuat dari kayu itu, kursi yang biasanya digunakan dalam labolatorium.

"Sepertinya dia sedang tertidur lelap." Ujar Minamoto melihat wajah Hiino yang sedang tertidur.

Minamoto tersenyum kecil melihat wajah Hiino yang sedang tertidur yang tampak sanagt lucu. Seperti wajah bayi. Pantas saja kalau si-setan-pencium itu mencium Hiino. Minamoto tersenyum melihat wajah Hiino. Jari-jari tangan kanan Minamoto menyentuh kening Hiino yang halus seperti memakai penghalus kulit itu. Dengan cepat, dia menarik tangannya itu. Kembali teringat Alice-nya.

"Ah, maaf Hiino..." Ujar Minamoto murung sembari menatap wajah Hiino.

Minamoto lalu menggerakkan jarinya. Mencoba untuk menggunakan Alicenya. Yah, tangan Hiino naik ke atas dan turun lagi. Minamoto lalu menghentikan pemakaian Alice-nya itu. Kembali tersenyum sembari melihat wajah Hiino yang mirip bayi tu yang sedang tertidur. Minamoto lalu berdiri. Dia lalu keluar dari tempat itu, pergi kembali ke suatu tempat.

[Out]

....

Hoi, Hiino...

Malam ini mau makan apa...?

Tangkapan nelayan pagi tadi cukup hebat lho, ayah cukup banyak mendapat hasilnya....!!

...

eh....

ayah....? apa kabar, ayaah....!?

.....

jangan dekati aku...!! Tolong jangan dekati aku...!!

.....

"benarkah ada kejadian seperti itu...?

"benar...ada kemungkinan, dia adalah alice..."

...

ayah...tolong beri aku warna dalam hatiku...

...

Tidak...tidak masalah...aku juga sudah benci dengan desa ini..."



Hiino terbangun setelah mendengar kata-kata yang dilontarkan dirinya sendiri di masa lalu, membuatnya terkejut. Ia terbangun dengan nafas terengal-engal seperti kelelahan. Mata kanannya masih juga terasa sakit... Efek dari Alice nya. Bisa saja, sebentar lagi dia akan kehilangan penglihatannya, atau malah kehilangan nyawanya.

...ayah.....
Hiino memeluk tubuhnya sendiri sambil menahan tangisnya...

Hanya pada saat itu saja, tubuhnya terasa hangat. Wajahnya memerah tanpa alasan yang jelas.

..................

Hiino duduk di atas tempat tidurnya dengan wajah memerah dan hangat. Menunduk dan merenungi masa lalu, dan semua yang sudah dilakukannya selama ini. Wajah pucat menghiasi warna wajahnya.

Remaja itu menyentuh bibirnya sendiri. Sebuah bagian tubuhnya yang merasa panas. Wajahnya masih memerah.

...

ayah.... walaupun ayah sudah ada di dunia sana...

gimana juga, aku tetap kawatir...

Ayah orang yang memaksakan segala kehendak, demi aku yang egois ini...

beda dengan orang lain, ayah punya pelukan yang hangat

bahkan sesaat sebelum kematianmu.

walaupun ayah sudah tidak ada, mungkin ayah kawatir

apakah aku sudah tahu warna dunia, atau belum....


Hiino memejamkan matanya dan turun dari ranjang tidurnya, dan mengambil kacamata hitamnya yang ia lepas sebelum tidur panjangnya.... dan meninggalkan ruangan



--out--

OOT : puh, ngetiknya kayak ngga nafas ^^;