Another day at woods

OOT : yep,episode2 terakhir Neeve nih ! Selamat membaca...


IT :

Siang ini,langit tampak mendung di woods. Tapi tidak membuat Neeve mengurungkan niatnya bermain di woods. Ia berjalan sendirian,lalu memanjat salah 1 batang pohon. Ia duduk di atas dahan sambil memakan coklat yang ia dapat dari seseorang.

"Wuih...gelap sekali langitnya..." komentar Neeve sambil menengadah ke langit.

Raichito masuk k woods. Ia memilih woods sbg tempat yg tempat untuk sndiri. Apalagi langit sedang gelap.

Lalu ia pun duduk d bwah pohon yg besar.

Neeve menyadari di bawah pohon yang ia naiki,ada seseorang yang duduk. Ia mengamati orang itu sejenak,lalu tersenyum kecil.

"Hoy,Raichito !" panggilnya.

Raichito mendengar sebuah suara yg memanggilnya. Lalu ia menengok ke kanan dan ke kiri, tak ada orang. Lalu ia menengok k atas, ia menangkap sosok yg sangat iya kenal. Lalu raichito tersenyum kecil ke arahnya.
"hoy neeve!", ucapnya pelan.

Lalu raichito pun berdiri dan menaiki pohon yg tdi ia senderi.
Skarang ia pun brada d sblah neeve.
"kau sedang apa neeve?", ucapnya berbasa basi.

"Sedang menunggu hujan... Heheh..." jawabnya asal.

Neeve mengeluarkan coklat dari kantongnya,lalu membuka bungkus coklat itu.

"Mau ?" tanya Neeve pada Raichito.

Raichito menerima coklat yg d beri oleh neeve.
"makasih ya...", ucap nya smbil membuka bungkus coklat.

Sekarang wajah raichito lebih cerah dari sebelumnya,,

Neeve ikut tersenyum melihat wajah Raichito. Ia lalu melihat langit lagi,sebelum berkata pelan,

"Raichito,aku ingin sekali bertemu ayah dan ibu... Walau nggak mungkin..."

Lalu raichito memandang k arah neeve.
"iya ak tahu... Kau pasti kangen dgn orang tahu", ucapnya.
"aku yakin orang tuamu pasti merindukan kmu juga... Tapi, walau mereka sudah tak ada d dunia, mereka tak akan hilang dalah hati mu", raichito memandangi sahabat nya itu.

"Yah...aku sangat...sangaaat ingin bertemu mereka." gumamnya.

"...kapan aku bisa bertemu mereka ya ?"

" ... ", raichito hanya diam. "kapan pun kau mau... Mungkin kau bisa menemumui nya...", raichito tersenyum kecil.

Tiba tiba saja gerimis kecil turun.

Gerimis itu pertama jatuh di hidung Neeve. Ia terkejut,lalu menengadah ke langit.

"Hei,awan sakit..." Raven mendadak bergumam.

Sudah lama Neeve tidak mendengar suara Raven,hanya tersenyum.

"Hoi,Raichito... Mau pindah tempat ? Gerimis nih..."

Lalu raichito, mengadah kan kepalanya ke langit.
"ini, baru gerimis, belum terlalu lebat", ucap nya smbil mengelus wajahnya yg trkena air.

"Hehe...nanti sakit loh ! Kalau tuan muda sakit kan,ribet..." canda Neeve sambil nyengir.

Neeve berdiri,mendadak ia terpeleset. Beruntung ia berpegang pada batang pohon.

"Woof...nyaris..." gumam Neeve sambil duduk kembali.

Raichito hanya tersenyum.

"hati hati, kalau kau terpeleset nanti kau terjatuh", raichito gantian mengkhawatirkan neeve.

"hujan begini licin, lebih baik jangan jgn berdiri"

"Kalau jatuh,nanti mati deh... Hahaha..." tawanya.

'Kalau mati,nanti bertemu ayah dan ibu... Ah ! Jangan berpikir aneh-anah !'

"bukan, seperti itu caranya untuk bertemu orang tua mu", raichito menanggapi ucapan barusan.

Tiba tiba Raichito merasakan firasat yg buruk.

"He-eh..." Neeve menggaruk kepalanya,lalu menunduk.

Ia lalu menengok pada Raichito.

"Yakin nggak mau pindah nih ?"

"hmm, kurasa tidak... D sini lebih baik. Mumpung belum deras", ucap raichito smbil memunculkan senyuman nya lgi.

"Oke deh !" balas Neeve.

Lalu ia merogoh sakunya lagi,dan mengambil sebatang coklat ; coklat dari Ami. Neeve tersenyum sambil membuka bungkus coklat itu.

"Hehe...untung masih ada ini..." gumam Neeve sambil menggigit coklat itu.

Raichito hanya tersenyum.
Lalu menghabiskan coklat yg d beri oleh neeve.

"coklatnya enak, kau membelinya?", tanya nya kpda neeve

"Yang itu aku beli..." balasnya sambil tersenyum.

"Tapi yang ini dari Ami... Hehe--Aah !"

Tak sengaja,coklat yang baru ia makan segigit itu jatuh.

"Aduduh...malah jatuh..."

Bersamaan dengan itu,hujan turun dengan deras.

"sekarang malah hujan deras...", eluhnya.
"neeve, hujan sudah deras, kau mau pindah?", tanyanya kepada neeve.

"Ayo deh... Pindah sekarang !"

Neeve bangun sambil berpegang pada pohon itu. Entah kenapa perasaannya sangat tidak enak.

"Eh... Raichito,a--"

SREET

Neeve benar-benar terpeleset sekarang. Pegangannya pada pohon terlepas. Neeve terjatuh.

DUAKK

Neeve mendarat di tanah,namun bagian belakang kepalanya menghantam batu di dekat pohon.

"...a...duuh..." erang Neeve sambil berusaha berdiri dengan terhuyung.

"Neeve!! Tidak!!", raichito langsung melompat ke bwah tanpa memperdulikan ketinggian. Alhasil, kakinya sedikit terkilir.

"Neeve! Neeve!Kau baik baik saja?", raichito sangat khawatir.

OOT : rasanya,lw lebay deh...

IT :

Neeve memaksakan tersenyum,walau kepalanya terasa sangat sakit dan pusing. Ia mual.

"Sepertinya...aku benar-benar sial hari ini..." ujar Neeve sambil memegangi kepalanya yang terbentur batu.

Neeve merasa ada yang mengalir dari bagian kepalanya itu. Ia melihat telapak tangannya.

...Darah...

Tapi ia menyembunyikannya dari Raichito. Neeve malah khawatir pada Raichito.

"Hei,kakimu tidak apa-apa ? Terkilir ya ?"