Alone in the Woods

Setting : Di suatu tempat di dalam Woods.

---

Chiaki yang merasa bosan berada di kamar terus akhirnya memutuskan untuk pergi ke dalam hutan.

"Udara di sini enak ya... Bisa buat bersantai atau membuat kegaduhan baru tanpa mengganggu orang lain." batinnya.

Chiaki mengambil notes kecilnya dan mulai menggambar pemandangan di hutan itu.

Hiino tidak jauh di sana. Ia sedang tiduran di atas pohon sambil mendengarkan lagu-lagu di iPOD kesayangannya yg selalu ada di kedua telinganya.

sial...membosankan...

Hiino turun dari pohon, ternyata ada seorang gadis di sana.

sial...cewek... batin Hiino dengan wajah a la shikamaru.

"permisi..."

Chiaki yang merasa ada seseorang memanggilnya, menengok ke arah sumber suara.

"Ah, iya?"

"Oh, kakak kelas..." batinnya.

"Ada apa ya?" tanya Chiaki.

"err...apa aku mengganggu ?" tanya Hiino sambil menggaruk tulang lehernya.
dengan pandangan a la Shikamaru, Hiino memandang gadis itu.

"sedang apa kau di tempat seperti ini...."

"Menganggu? Ah, tidak juga kok. Aku hanya sedang beristirahat di sini dan menghindari keramaian di luar." jawabnya.

"Em, maaf... Sepertinya, aku belum mengenal kakak... Kakak dari kelas ability mana ya?"

Hiino yg bertipe 'tidak bisa melawan cewek' akhirnya cuma diam.

Quote :

"Em, maaf... Sepertinya, aku belum mengenal kakak... Kakak dari kelas ability mana ya?"

"eeh, Dangerous Ability... maaf aku belum memperkenalkan diri...
aku... Wanijima...Hiino"

5 detik kemudian, ia baru menjawab pertanyaan Chiaki

"Ah, aku juga belum memperkenalkan diri. Aku Yamashita Chiaki, Somatic Ability."

Chiaki mengamati muka Hiino dengan seksama.

"Kakak... Kakak Student Agent ya? Sepertinya nama dan muka kakak sudah cukup terkenal... Eh, tapi, aku tidak yakin juga lho... Aku 'kan masih baru disini."

Hiino tidak menjawab Chiaki, ia hanya memanggut sambil menggaruk tulang lehernya & memandang Chiaki.

"...anak baru?"

"...um, iya... Aku baru disini."

"Eeekh... Kakak ini beneran wakil murid dari Dangerous Ability...!" batin Chiaki sambil sedikit merinding ketakutan karena membayangkan seperti apa seramnya Dangerous Ability.

"semoga kau betah deh" ujarnya sambil memandang langit
"semoga....betah...."....celetuk Hiino, berkata sendiri dengan wajah pasrah memandangi langit. seperti memiliki jutaan rahasia...

beberapa detik kemudian ia memandang sebuah note kecil yg digambar oleh Chiaki pemandangan daerah sana....

"wah...kau jago gambar nih?"

Wanijima Hiino wrote:

"semoga kau betah deh"

"Iya... Semoga saja deh..."

"Sepertinya, kakak ini tidak seseram yang kupikirkan..." bati Chiaki sambil menghela napas lega.

Wanijima Hiino wrote:

"wah...kau jago gambar nih?"

"Ha? Apa iya? Padahal, aku rasa ini malah hancur lho..."

Chiaki tersenyum kecil.

"Apa kakak senang menggambar juga?" tanyanya.

"gambar...ngg...iya juga...sih...dari kecil..." jawab Hiino tanpa memandang gadis disebelahnya itu.
kemudian Hiino duduk di sebelah gadis itu


oOT : yg jelas jaga jarak

"Hm..." Chiaki mengangguk.

Kemudian, dia meneruskan kerjaannya (menggambar) itu.

"Eh, kakak..." panggil Chiaki. "Boleh aku bertanya?"

"...apa?" tanya Hiino tanpa memandang gadis itu

"Apa tinggal di Akademi ini enak? Kudengar, peraturan yang terlalu ketat di sini membuat beberapa murid jadi tidak betah dan malah memberontak. Aku tanya pendapat kakak saja lho..." tanya Chiaki sambil terus menggambar pemandangan sekitar situ.

"........" Hiino berpikir sejenak sambil memandang langit....

"Akademi ini... menurutku sangat menyebalkan... aturan ini itu... lalu...
ARGH...sial..."

Stop sebentar... Hiino sedikit malu karena sudah menunjukkan sifat aslinya.

"eh maaf...tapi sebenarnya... akademi ini sangat menyenangkan jika kau sudah mengerti apa yang disebut dengan warna dunia..." jawab Hiino sambil mengingat orang yg sudah dianggapnya sahabat, Neeve Mounsier....

"Warna dunia? Ah... Begitu toh..."

Chiaki bersender pada sebuah pohon dan memandangi langit.

"Aku memang belum lama berada di sini. Jadi, aku belum tahu seperti apa enak atau tidaknya Akademi ini." ucapnya.

"Tapi, kalau kak Wanijima bilang demikian, pasti Akademi ini menyenangkan ya... Punya banyak teman, kegiatan baru, dan kejadian-kejadian aneh serta mengesankan lainnya. Terima kasih, kak." ucap Chiaki sambil tersenyum kecil.

"Begitulah...carilah warna dunia...setelah itu, baru kau akan melihat kehidupan yg sesungguhnya...walaupun harus dikurung di tempat seperti ini, kau akan merasa bahagia"
lanjut Hiino sambil tersenyum tipis.

"semoga kau betah di akademi ini"

"...iya..."

*BRET*

Chiaki menyobek kertas yang berisi gambar pemandangan yang dia gambar tadi dari buku notesnya.

"Ini, kak." ucap Chiaki sambil mengulurkan sketsa gambarnya itu. "I-ini cuma sedikit tanda terima kasih karena telah menemaniku disini... Sketsa ini buat kakak saja."

Hiino memandang Chiaki yg terlihat terlalu kawaii di depannya
(sedikit catatan, Hiino lemah sama cewe)

"ka...kau yakin gambar ini diserahkan padaku?" tanya Hiino dengan pandangan a la agito
"kalau boleh sih...terima kasih" ujarnya sambil tersenyum tipis

"..sebaiknya kau tidak perlu...memanggilku kakak. sepertinya kita seumuran..."

"Ambil saja. Nanti, aku bisa menggambar yang lainnya."

Chiaki merenggangkan kedua tangannya, menghirup udara dalam-dalam, dan menghembuskannya.

"Oh ya, kak. Aku, mau cari makan atau kemilan dulu di Central Town. Apa kakak juga mau ikut?"

Quote :

"Ambil saja. Nanti, aku bisa menggambar yang lainnya."

"kalau itu maumu..."... Hiino mengambil kertas gambar Chiaki & melihat gambarnya (alice non aktif). "gadis yang...berbakat".. batin Hiino sambil memandangi gambar itu sambil tersenyum tipis.

Quote :

"Oh ya, kak. Aku, mau cari makan atau kemilan dulu di Central Town. Apa kakak juga mau ikut?"

"hmm..kau minta aku menemanimu?" tanya Hiino mendadak mengeluarkan tampang polosnya

"Um... Yah, kalau kakak mau sih... Kalau kakak tidak mau, ya sudah, tidak apa."

"baiklah...toh aku bosan disini..." jawab Hiino dengan wajah blushing meningat lawan bicaranya adalah seorang wanita.

"err..sebaiknya kau tidak memanggilku kakak, kupikir...umur kita tidak beda jauh" ujarnya dengan wajah yg sedikit malu-malu.

Wanijima Hiino wrote:

"baiklah...toh aku bosan disini..."

"Ah, terima kasih banyak!" ucap Chiaki sambil meloncat-loncat kecil karena senang.

Wanijima Hiino wrote:

"err..sebaiknya kau tidak memanggilku kakak, kupikir...umur kita tidak beda jauh"

"Eh? Lalu, aku harus memanggil kakak dengan nama apa? Wanijima sajakah?" tanya Chiaki.