Wonka's Chocolate Store

Kaze yang berlari-lari menuju Central Town,akhirnya nyasar lagi di sebuah jalan yang sangat asing untuknya.

"Ini...di mana ??" Kaze memandang berkeliling.

Keinginannya mendapat coklat nyaris hilang,sampai ia melihat sebuah toko ; WONKA'S CHOCOLATE STORE

Dengan mata berbinar,Kaze memasuki toko itu...dan tampaklah semua coklat kesukaannya.

Ia mulai berkeliling dari 1 rak ke rak yang lain,mencari coklat yang disukainya.

Kuri akhirnya berada di tempat dimana ia semestinya berada; mengantarkan makanan ke toko-toko.

Toko yang harus isi ulang stok kali ini adalah toko Wonka's Chocolate Store.

Kuri lengkap dengan beanienya yang ia tarik hingga hampir menutupi mata--dengan tujuan agar tidak dikenali murid lain--segera memasuki toko itu.

"Selamat datang, Kuri," sapa pemilik toko. "Ah~ Saya sudah lama menanti-nantikan coklatmu."

Kuri tersipu, "Coklatku bukan apa-apa. Coklat buatan Anda jauh lebih enak."

"Coklatmu kan spesial, Kuri," pemilik toko berkeras. "Itu dibuat dengan alice."

"Milik Anda," ujar Kuri dengan senyum tipis. "Milik Anda dibuat dengan usaha dan cinta."



Pemilik toko menghela nafas, lalu menyuruh Kuri memasukan barang dagangannya ke dalam rak-rak yang tersedia.

Saat Kuri sedang bekerja, ia melihat Kaze. Tapi ia memutuskan untuk diam.

Kaze tak sengaja melihat Kuri yang mulai bekerja. Kaze dengan cepat menghampirinya.

"Kuri-senpai ? Sedang apa ?" tanya Kaze.

"...Siapa kamu?" tanya Kuri dingin. Ia mengenali wajah Kaze, tapi ia memang tidak tahu namanya.

'Apa dia punya ingatan jangka pendek ?' batin Kaze.

Lalu dirinya sendiri baru ingat,kalau dia belum memperkenalkan diri pada Kuri.

"Aku Kaze,tadi kita bertemu di ruang musik kan,Kuri-senpai ?" ujar Kaze.

Lalu ia melihat dagangan Kuri,dan mencium aroma coklat.

"Itu...coklat ?" tanya Kaze sambil menunjuk benda yang dibawa Kuri.

Makoto tetap tertidur, mengambil bis ke Central Town, dan sampai mengikuti bau kue (baunya kuri maksudnya) dan bau coklat

"Zzzz..." Makoto mengambil salah satu coklat, dan memakannya berserta bungkusnya.
Sang penjaga toko bengong.
"kueee...." Makoto berjalan ke arah Kuri dan mengigit tangannya tanpa sadar.

[oot: sori kuri =) lg bete]

Quote :

"Aku Kaze,tadi kita bertemu di ruang musik kan,Kuri-senpai ?" ujar Kaze.

Kuri melirik ke arah Kaze dan memperhatikannya. Ia mengangguk pelan tanda ia sedang menghapal namanya.

"Senang berkenalan denganmu," ujar Kuri pelan.

Quote :

"Itu...coklat ?" tanya Kaze sambil menunjuk benda yang dibawa Kuri.

"Bukan, ini pepes ikan," jawab Kuri ngasal lalu melanjutkan pekerjaannya menata stok coklat pada rak toko itu. "Yang karetnya satu berarti ga pedes, yang dua rasanya asem."

Quote :

"kueee...." Makoto berjalan ke arah Kuri dan mengigit tangannya tanpa sadar.

Refleks, tangan Kuri hampir memukul kepala Makoto. Tapi begitu sadar itu adalah Makoto, ia berhenti dan dengan lembut mengelus rambut Mako sambil perlahan-lahan menarik tangannya yang digigit.

"Tidak biasanya Mako begini," kata Kuri dengan senyuman tipis yang sejak tadi tidak muncul di hadapan orang-orang lain (termasuk Kaze). "Kamu lapar?"

Kuri merogoh ke dalam sakunya yang memang selalu penuh makanan manis lalu mengeluarkan sebatang lolipop besar dan menyodorkannya ke arah Makoto.

"Nih."

"Kuri-senpai...manis..." gumam Kaze sambil menatap Kuri,dalam-dalam.

"Kerja sambilan ?" tanya Kaze,sambil mengambil sebatang coklat di rak sebelahnya.

Premium Dark Chocolate,kesukaannya. Lalu mengambil asal sebatang coklat lain.

Quote :

"Kuri-senpai...manis..." gumam Kaze sambil menatap Kuri,dalam-dalam.

Kuri tersentak lalu membalas tatapan Kaze dengan tatapan omaigad-loe-ga-homo-kan.

"Yah... Kerja sambilan karena terpaksa," ujar Kuri, menanggapi pertanyaan Kaze. "Daripada membuang-buang makanan, ada baiknya disalurkan."

"Aku bekerja untuk membeli hak pulang ke rumah," lanjutnya lirih, tapi wajahnya tampak biasa-biasa saja.

"Masih punya rumah ?" tanya Kaze.

"Kuri-senpai kalau lulus mau pulang ya ?"

Lagi-lagi Kuri menunjukan ekspresi aneh.

"Masih," jawabnya tegas. "Masih. Kalaupun hilang, aku akan selalu mempunyai rumah baru. Aku selalu punya tempat berpulang kok."

Quote :

"Kuri-senpai kalau lulus mau pulang ya ?"

"Kalau tidak 'pulang', memangnya kemana lagi?" Kuri balik bertanya.

"...enaknya... Masih punya tempat untuk pulang..." balas Kaze,datar.

Lalu ia merogoh kantongnya dan mengambil sebatang lolipop rasa coklat. Dengan cepat ia membuka bungkusnya,lalu memasukkan permen itu ke mulutnya sambil memegang batang pegangan lolipop itu.

"Kuri-senpai suka makanan manis ya ?" tanya Kaze,ketika berhenti mengemut lolipop.

Quote :

"...enaknya... Masih punya tempat untuk pulang..." balas Kaze,datar.

"Ya," ujar Kuri sambil mengangguk pelan. "Karena saat tempat untuk berpulang itu hilang, aku akan segera mencari tempat baru untuk pulang. Aku butuh tempat untuk pulang, karena itu jika tidak ada maka aku akan menciptakan tempat itu."

"Kalau kau tidak punya, kau cukup mencari atau menciptakan," lanjutnya. "Itu prinsipku."

Quote :

"Kuri-senpai suka makanan manis ya ?" tanya Kaze,ketika berhenti mengemut lolipop.

Kuri menggeleng cepat, "Aku memiliki banyak makanan manis bersamaku bukan karena aku mau memilikinya."

"Tapi karena aku sudah terlanjur punya, yang terpenting sekarang adalah bagaimana mengoptimalkan kemampuanku ini."

Laki-laki pendek-kurus itu lalu meletakan coklat terakhir ke dalam rak.

"Selesai juga," ucapnya sambil tersenyum tipis--begitu samar hingga sulit terlihat sebagai senyuman.

"Kau sendiri suka makanan manis ya, Kaze?"

"Makanan manis bisa dibilang yang membuatku hidup." jawab Kaze,lalu menjilat lollipopnya.

"Karena hidupku terlalu pahit... Senpai ini,alicenya apa ? Enak sekali bisa membuat makanan manis..." ujarnya,sedikit tersenyum.

"Nyeeem...Enaaaak" Makoto melahap lolipop sampai habis.
Setelah itu, Makoto berjalan seperti zombi ke arah permen pedas.
Menelan satu bersama bungkusnya
"PE-PEEEEDAAAAAAS!!!" Makoto teriak dan terbangun.
"Ah! Kurikuri! dan siapa? Kenapa ada di kamarku?" Makoto memerhatikan sekeliling.
"YA AMPUUN! INI BUKAN KAMARKU!" jerit Makoto.
"Ini dimana?" tanya Makoto pada Kaze dan Kuri

Kozuki Makoto wrote:

"Nyeeem...Enaaaak" Makoto melahap lolipop sampai habis.
Setelah itu, Makoto berjalan seperti zombi ke arah permen pedas.
Menelan satu bersama bungkusnya
"PE-PEEEEDAAAAAAS!!!" Makoto teriak dan terbangun.
"Ah! Kurikuri! dan siapa? Kenapa ada di kamarku?" Makoto memerhatikan sekeliling.
"YA AMPUUN! INI BUKAN KAMARKU!" jerit Makoto.
"Ini dimana?" tanya Makoto pada Kaze dan Kuri

Kaze sedikit terkejut Makoto tidak sadar ada di toko coklat. Sangat aneh.

"Ini Wonka's Chocolate Store..." jawab Kaze.

"Dan aku Kaze,salam kenal. Em...kamu siapa ?"

"Makoto...Kozuki Makoto" kata Makoto sok senyum-senyum.
"Hah? Toko? berarti...Ini Central Town? Nyasarku jauh banget!" kata Makoto panik.

Quote :

"Makanan manis bisa dibilang yang membuatku hidup." jawab Kaze,lalu menjilat lollipopnya.

"Karena hidupku terlalu pahit...

Kuri menghela nafas lalu mencondongkan badannya ke arah Kaze, lalu ia berbisik di telinga kanan Kaze, "...Sugar rush may take you down before you know it."

Quote :

Senpai ini,alicenya apa ? Enak sekali bisa membuat makanan manis..." ujarnya,sedikit tersenyum.

"Terimakasih atas pujianmu," ujar Kuri. "Aliceku adalah alice yang terdengar manis dan menyenangkan ya? Tapi kurasa tidak seenak itu. Ada sisi jeleknya dari aliceku yang membuatku sangat kerepotan."

Untuk sesaat Kuri bergidik ngeri, mengingat masa lalunya dikejar-kejar anak-anak kecil yang buas.

"Yah, tidak ada sesuatu yang sempurna bukan?" Kuri tersenyum, kali ini kepada Kaze--untuk pertama kalinya. "Justru sisi cacat dari sesuatu itulah yang membuat sisi baiknya menjadi spesial."



Kuri beralih pada Makoto lalu merangkul pundaknya, "Kalau kamu tidak suka makanan pedas, kamu bisa meminta makanan manis padaku, kan?"

Jelas terlihat perbedaan antara cara Kuri berbicara pada Kaze dan pada Makoto.

"Kamu memangnya sedang menuju kemana?"

"Tadi aku tidur di kamar...tanpa sadar berjalan dalam tidur...Hehehe" kata Makoto enteng.
Padahal persoalan ini bisa aja membuatnya kehilangan nyawa (kalau tiba-tiba ketiban sesuatu dari langit sampe mati, atau ketabrak bus Central Town)
"Jauh juga, ya? Dulu rekorku dari kamar sampai rumah tetangga..." kata Makoto nyengir.

"Kalian akrab sekali..." ujar Kaze pada Makoto dan Kuri.

"Kuri-senpai...sepertinya coklat buatanmu enak." ujar Kaze,mengambil sebatang coklat dagangan Kuri dari Rak.

Kuri tersenyum manis melihat Makoto.

"Itu berarti daya ingat Mako-chan kuat," ujar Kuri. "Karena biasanya orang yang berjalan sambil tidur hanya mengandalkan daya ingat tubuhnya."

Quote :

"Kuri-senpai...sepertinya coklat buatanmu enak." ujar Kaze,mengambil sebatang coklat dagangan Kuri dari Rak.

Kuri tidak menjawab. Mendadak ia tampak tersipu.

Kaze tersenyum pada Kuri,lalu berjalan membawa beberapa batang coklat ke kasir.

"Aku beli ini." ujarnya.

Jumlah coklat yang dibeli Kaze mungkin agak berlebihan. Tapi,ia bisa menghabiskan semuanya seorang diri.

"Ah,iya ! Semuanya ?" tanya si kasir.

Kaze mengangguk,dan kasir itupun menghitung total belanjaan Kaze. Setelah Kaze membayar,ia membawa 2 kantung plastik sedang penuh coklat ke tempatnya mengobrol dengan Kuri.

"Jujur saja,wangi coklat kuri-senpai...jauh lebih manis dari coklat biasa." gumamnya sambil mengambil satu coklat dari kantung itu.

Kaze membuka bungkusannya,lalu menggigit coklat itu. Satu gigitan besar.

Kuri melirik ke arah Kaze, mungkin bingung menanggapi pujian.

"Terima kasih atas pujianmu," ucapnya pelan sambil berbalik. "Nah, urusanku disini sudah selesai. Aku pamit dulu ya."

Kuri langsung buru-buru berjalan meninggalkan lokasi.

Dari jendela, terlihat bola-bola coklat jatuh dari langit. Di luar telah hujan.

[out]

Kaze tersenyum tipis melihat Kuri pergi. Lalu ia sendiri berjalan menuju pintu keluar dengan wajah riang ; ia telah mendapat coklatnya.

"Oh ya...aku duluan,Makoto-san !" pamit Kaze sambil berbalik,lalu kembali berjalan keluar dari toko itu.



OUT

"Ng?" Makoto melihat semuanya pergi.
"Sebaiknya aku pergi juga, ya?" kata Makoto pada penjaga toko.
"Tapi...Tadi kamu makan 2 batang coklat dan satu permen pedas" kata sang penjaga swt.
"Oh? Iya ya? Ummm....Ini!" Makoto menyerahkan sejumlah uang, lalu lari pergi.
[out]