Nothing to do

((OOC : Dangerous Ability, Kita ngumpul disini. Buat DA yg ngga bisa ngpost, cepetan PM gw. Dan buat yang dari Ability lain, maaf nggak bisa ya . Gw ada sedikit rencana sekaligus pengen sidang si Makoto /gg *disepak))

______________________________________________________________________


Pemakaman Hidekazu sekaligus Kaname. Dua orang yang pernah ditemuinya, kini meninggalkan akademi. Kaname memang pernah ditemuinya beberapa bulan yang lalu, dan Hidekazu... guru abnormal lainnya yang sudah merebut ciuman pertamanya.. ya itu masalah yang besar sekaligus memalukan. Dan kini setelah Neeve, ada saja yang mati meninggalkan akademi. Sialnya, kematiannya disebabkan oleh...

"Sial!" ucapnya entah kepada siapa yang ada di sana. Hiino berdiri di depan gerbang sekolah, tanpa ada orang yang mau mendekatinya. Pemuda itu mengenakan topeng kucing hitam, dan orang-orang diluar akademi hanya melihat, kemudian mendiamkan pemuda itu saja. Hiino tinggal menunggu anak-anak lain dari Dangerous Ability datang...

august berjalan dgn sempoyongan menuju gerbang sekolah, sesudh keluar dr R.S ia langsung pergi ke tempat sesuai note itu. tidak ada alasan knp ia hrs pergi, tp menurut note itu ia wajib pergi ke gerbang.

'ah.. ada wanijima-kun' august pun berlari menghampirinya, mencoba tersenyum menyamarkan wajahnya yg tampak pucat.

"yo wanijima-kun! ada apa? kok dangerous harus ngumpul di sini?" tanyanya

---
oot: gus ga tau kazu mati krn dia di RS

Michiru yg sedang jalan2 melihat Hiino dan langsung menyapanya

"Hai Hiino-kun.....sedang apa kau disini ?"

michiru juga melihat seseorang yg tidak dikenalinya di dekat Hiino

"maaf kamu siapa???" Tanyanya pada orang itu

Augusta melihat seorang anak laki2 yg lebih muda darinya mendekat, anak itu lalu menanyakan siapa dia.

Gus berusaha tersenyum, walaupun lbh terlihat seperti meringis lalu menjawab,

"Aku Augusta Kinomiya..salam kenal," ia mengulurkan tangan kanannya yg dibungkus sarung tangan, "..dan kamu?"

"Aku Michiru Hayakawa salam kenal juga..." kata michiru sambil mengulurkan tangan kanannya

"oh, kamu sedang luka ya....maaf!!" katanya sambil melihat tangannya yg diperban

"oh iya..... sedang ada apa sih disini???" katanya pada augusta

Hiino diam saja, ia kecewa karena Makoto, target utamanya tidak datang.

"Nggak penting sih, tapi...

Kita kehilangan dua orang dari akademi, Hidekazu Sensei, juga Hirakuen-san," ucapnya.


"Aku ingin...mengumpulkan anak-anak Dangerous untuk sedikit mengadili tersangka pembunuhannya Hidekazu dan Kaname," ucapnya

Quote :

"oh iya..... sedang ada apa sih disini???"

"Hah? Engg... aku juga ga tau, tadi aku bangun di Rumah Sakit.. tiba2 udah ada note di samping meja yang menyuruh aku ke sini," jawabnya sambil mencoba mengingat2 isi note tersebut. Sepertinya tidak ada tujuan pasti kenapa ia ke sini...

Quote :

"Nggak penting sih, tapi...

Kita kehilangan dua orang dari akademi, Hidekazu Sensei, juga Hirakuen-san," ucapnya.

Augusta tersentak, hilang.... meninggal? Ia sedih mendengar Hirakuen ini meninggal walaupun ia tidak pernah melihatnya, tetapi Kazusen? Bukannya ia tadi siang masih ada di Rumah Sakit bersamanya? Bukannya tadi dia... err...menggigit tangan Kazusen?

'Tunggu...'

Sebenarnya berapa lama ia tidur? Ia bahkan tidak tahu pasti kenapa ia bisa berada di Rumah Sakit... bangun-bangun ia satu-satunya orang di sana... sebelum itu yang ia ingat hanya... hanya... apa?

Ada Kazusen... Misaki... tapi mereka ngapain?

Quote :

"Aku ingin...mengumpulkan anak-anak Dangerous untuk sedikit mengadili tersangka pembunuhannya Hidekazu dan Kaname,"

Ia hanya terdiam mendengar kata2 Hiino. Dibunuh? Meninggal dibunuh? Apa saja yang ia lewatkan...

sebenarnya ini kapan?

"Aa... Wanijima-kun... sebenarnya ini kapan? Kapan mereka meninggal? Apa yang terjadi...?"

Astaga, berapa lama ia tidur di sana!

"..."

Mukuro yang diam-diam membuntuti seorang murid dangerous ke luar Academy pun melihat seorang pemuda yang mengenakan topeng kucing hitam, lalu dua orang lainnya. Dia pun terdiam...tapi menatap salah satu pemuda yang berambut cukup panjang.

"Permisi...boleh tanya sesuatu?" tanyanya, berusaha menggunakan nada yang wajar sekalipun tangannya meraba trident di dalam tasnya. Ups, sepertinya dia lupa menghapus jejak air mata di wajahnya. Tapi tidak, tidak...dia harus segera mendapat kejelasan mengenai Kazu...apapun yang terjadi.

Augusta masih terperangah, sedih, pusing... entahlah. Semuanya mencampur menjadi satu. Ia bingung, guru pedo itu dibunuh? Meninggal? Bukannya tadi masih ada di Rumah Sakit...? Bukannya dia sedih atau apau... tapi sedih juga sih, tapi... ah bodo amat!

Seseorang mendekat ke sana dan menyapanya (atau siapa? Gus tidak tau pasti), "Permisi...boleh tanya sesuatu?"

Gus menjawabnya dengan muka kebingungan, "Eh? Tanya apa?"

Ia lalu memperhatikan wajah orang ini, ada sisa air mata di sana... hmm, kenalan Kazu-sen kah? Atau si anak yang satu lagi?

Quote :

"Eh? Tanya apa?"

"Apa benar...kalau guru yang bernama Hidekazu Kaishou sudah mati?" tanya Mukuro sekali lagi.

Dia pun menggigit bibirnya, sedikit mengutuk kebodohannya sendiri karena... Yah, seharusnya dia tahu hal itu! Makamnya sudah ada karenanya pasti orang itu...sudah tidak ada kan?

"Dan bila memang ya...boleh tahu apa penyebabnya?"

Mukuro tahu kalau dia terlihat seperti orang aneh yang terlalu penasaran...tapi dia tidak peduli...

"Apa benar...kalau guru yang bernama Hidekazu Kaishou sudah mati?"


Oh ternyata benar, orang ini mengenal Kazu-sen. Melihat ekspresinya sepertinya ia sudah tau Kazu-sen sudah meninggal... atau belum? Argh, Gus sendiri ragu si Mr. Pedo dapat meninggal.

"Dan bila memang ya...boleh tahu apa penyebabnya?"

Eh? Wong dia sendiri ga bener2 tau... bangun2 udah ada note yg nyuruh dia ke sini, katanya Kazu-sen meninggal. Jawab apa ya?

"Err... sepertinya iya... dan tentang penyebabnya, menurut Wanijima-kun, makusdku anak itu," katanya sambil menunjuk Hiino, "ia meninggal karena dibunuh seseorang."

Ah ya! Bagaimana mungkin ia lupa, kok anak ini bisa ada di sini? Perasaan yang diundang cuma anak2 dangerous ability... Walaupun ia tergolong murid baru di sini, tetapi ia cukup tahu murid-murid dangerous ability, well, mereka kelompok paling sedikit kan di sekolah?

"Oh ya, kamu siapa ya? Kayanya ga pernah liat..."

Quote :

"ia meninggal karena dibunuh seseorang."

'Dibunuh?'

Mukuro tersentak, matanya menunjukkan kebencian yang cukup mendalam. Tunggu...apa maksudnya...dia dibunuh? Siapa yang berani menyentuh bonekanya itu? Tidak...tidak... Tangannya benar-benar terasa gatal ingin mencekik seseorang, dan sesekali dia meraba tridentnya yang ada di dalam tas.

Quote :

"Oh ya, kamu siapa ya? Kayanya ga pernah liat..."

"Saya seorang murid baru..." jawab Mukuro sambil setengah membungkuk.

"Saya seorang murid baru..." jawab Mukuro sambil setengah membungkuk.

'Hooh murid baru toh, pantes ga pernah liat,' ujar Gus dalam hati. Membungkuk? Uh, ia tidak biasa dengan tata krama Jepang seperti itu... err apa yang harus ia lakukan? Balas membungkuk?

"Err... senang bertemu denganmu," kata Gus terbata-bata sambil mengulurkan tangan kanannya yang dibalut perban.


-----
OOT: Gus kan ceritanya belom lama tinggal di Jepang ^^;

Quote :

"Err... senang bertemu denganmu," kata Gus terbata-bata sambil mengulurkan tangan kanannya yang dibalut perban.

Mukuro pun menerima uluran tangan Augusta dan menjabat tangan pemuda itu. Oh, rupanya dia belum terlalu biasa dengan salam ala orang Jepang. Mukuro sendiri mengetahui tata krama itu dari Kazu.

"Hmm..." gumam Mukuro, akhirnya dirinya yang biasa kembali lagi. "Kufufufu... Nama anda?"

Quote :

"Hmm..." gumam Mukuro, akhirnya dirinya yang biasa kembali lagi. "Kufufufu... Nama anda?"

Augusta sekarang nyengir ngga jelas, mendengar kata-kata anak itu yang diakhiri dengan 'kufufu'. Hmmph... ia menahan tawa, aneh banget orang kok ketawa kaya gitu toh ya? Masih jaman? Astaga...

"Buahahahaha!" Augusta tidak bisa menahan tawa lagi dan tertawa sampai perutnya sakit, melupakan segala macam kesopanan dunia.

"Euh... maap, maap... Aku Augusta Kinomiya... ahahaha," ia melanjutkan sambil setengah tertawa, "..kamu?"

Quote :

"Buahahahaha!" Augusta tidak bisa menahan tawa lagi dan tertawa sampai perutnya sakit, melupakan segala macam kesopanan dunia.

"Kufufufu... Oya, oya...sepertinya kau senang sekali..." kata Mukuro dengan senyum liciknya.

Quote :

"Euh... maap, maap... Aku Augusta Kinomiya... ahahaha," ia melanjutkan sambil setengah tertawa, "..kamu?"

"Hmm..."

MUkuro berpikir sejenak, seolah mempertimbangkan untuk memberitahukan nama aslinya atau tidak... Lalu dia membuka mulutnya...

"Hibari Kyouya..."

OOT:

Quote :

"Kufufufu... Oya, oya...sepertinya kau senang sekali..."

"Ah.. maaf, maaf... tapi kamu.. ketawamu aneh!" Augusta menutup mulutnya tetapi malah berujung dengan ia menggigit tangan kirinya sendiri sangking ngga kuat lagi menahan ketawa. Rasanya perutnya sangat sakit sekarang... dan hebat sekali ia melupakan kematian gurunya dalam sekejap.

Quote :

"Hibari Kyouya..."

Gus berhenti tertawa. Nama Jepang... orang Jepang? Dia orang Jepang? Ah? Masa sih? Gus pun memperhatikan orang tersebut dari atas ke bawah... emang ia bener orang Jepang? Mencurigakan...

Quote :

"Ah.. maaf, maaf... tapi kamu.. ketawamu aneh!"

"Hmmm... Benar begitu?" tanya Mukuro, masih saja tersenyum.

Quote :

Ah? Masa sih? Gus pun memperhatikan orang tersebut dari atas ke bawah...

"Ada yang aneh, Augusta-kun?" tanya Mukuro, masih saja tersenyum. Sementara tridentnya sudah menyembul dari tas yang dia bawa saat itu.

Makoto mengikuti Mukuro....
"Permisi..." katanya menepuk pundak Mukuro.
"Kamu murid baru? Namamu siapa?" tanya Makoto.
"ngumpul begini; kayaknya mau ada misi atau...aku benar-benar akan dikeluarkan?" pikir Makoto sambil menunduk.

Quote :

"Kamu murid baru? Namamu siapa?" tanya Makoto.

"Saya Hibari Kyouya..." kata Mukuro sambil tersenyum.

Dia pun mendorong masuk tridentnya yang nyembul-nyembul.

"Nama Anda?" tanyanya pada Makoto.

Quote :

"Ada yang aneh, Augusta-kun?"

"Hah? Ah... err ga apa-apa," walaupun begitu ia menyadari kalau ada sesuatu yang menyembul dari tas Mukuro. Ia pun memutuskan untuk diam, lalu ia teringat sesuatu, "Ano... bukannya di Jepang kita memanggil orang lain dengan nama belakangnya ya?"

Well, dia kan ga ngerti banyak tentang tata krama di Jepang!

"Kozuki...Makoto" Makoto masih tertunduk.
"kukira, dia Mukuro....sudahlah, aku cari sendiri" Makoto masih tertunduk.
Dia perlahan menangis lagi...
"Nggak....aku....yang...salah....ini...salahku....sejak dulu...aku...memang sering...membunuh orang...tapi...yang bunuh....bukan aku...tapi.....dia....tapi dia...tetap saja....aku.....jadi...tetap salahku.....orang-orang sedih....karenaku...." Makoto menangis sangat kencang. Dia bingung harus berbuat apa.

Quote :

"Nggak....aku....yang...salah....ini...salahku....sejak
dulu...aku...memang sering...membunuh orang...tapi...yang
bunuh....bukan aku...tapi.....dia....tapi dia...tetap
saja....aku.....jadi...tetap salahku.....orang-orang
sedih....karenaku...."

'Dia...? Dia yang membunuh Kazu-sen?' Augusta kaget. Ah? Bukannya dia yang waktu itu di Sport Fest? Mana mungkin ia membunuh Kazu-sen...

Quote :

"Ano... bukannya di Jepang kita memanggil orang lain dengan nama belakangnya ya?"

"Hmm... Saya sendiri juga bukan orang Jepang asli sih... Tinggal dan besar di Italia..." jawab MUkuro santai.

Quote :

"Nggak....aku....yang...salah....ini...salahku....sejak dulu...aku...memang sering...membunuh orang...tapi...yang bunuh....bukan aku...tapi.....dia....tapi dia...tetap saja....aku.....jadi...tetap salahku.....orang-orang sedih....karenaku...." Makoto menangis sangat kencang. Dia bingung harus berbuat apa.

"..."

Mukuro terdiam sejenak, lalu menatap Makoto.

"Kau...membunuh...siapa?"

michiru yg mendengar percakapan itupun lansung bicara

"membunuh...kau....bagaimana bisa????"

walaupun tidak tahu apa-apa dia tetap bicara...

"apa kau dalam keadaan sadar waktu itu? "