An Unexpected meeting

Lokasi: somewhere in the woods, masih bagian pinggiran

Eanae terus berlari menjauh dari kelas Special ability dengan tujuan yang tidak jelas. Tau-tau ia sudah berada di dalam woods.

Loh? Dimana aku? Kenapa aku bisa disini?!

Eanae panik dan berusaha mencari jalan keluar.

Tapi ternyata ia nyasar.

Lah?? Aku sekarang nyasar di mana??
Neeve berjalan di pinggiran hutan. Ia melihat seorang anak,yg ia kira masih kecil..
"permisi...kau tahu jalan ke toko obat terdekat??"

Eanae menatap Neeve dengan pandangan 'hah-maksod-loe-apa-ga-liat-apa-gw-juga-lagi-kesasar' (whut the? emang ada ya pandangan seperti itu?).

"...Tidak. Malahan aku sendiri bingung sedang dimana. Senior sendiri tahu tidak ini dimana?" tanya Eanae sambil mendongakan kepalanya (karena Neeve jauh lebih tinggi).

Aku juga kesasar tahu...
Neeve tersenyum melihat Eanae.
"Ah,aku juga tidak tahu sih... Ehm,aku Neeve. Kau siapa ya?"

"Namaku Eanae," jawab Eanae sesopan mungkin, lalu menundukan kepalanya dengan hormat. "Dari kelas special."

Huh... aku harus menemukan cara untuk keluar dari sini... pikir Eanae setengah mengeluh.


OOC: sial, ak lupa ga ada besi di woods. DDX kecuali klo kita lewat tmpt Mr. Bear,ntar baru deh ketemu kapak.

OOT : y uda~~ke sana aja dulu..

IT:
Wah,anak special ya?? Temannya Ami,mungkin...

"Eh,aku dari Dangerous Ability... Kau mau mencari jalan bersamaku?"

Eanae bengong. Dangerous ability? Maksudnya apa ya?

Eanae mengangguk menanggapi ajakan Neeve, tapi masih tetap memikirkan soal ability itu.

"...Ano, Senior. Aku baru masuk Alice Gakuen, jadi mungkin pertanyaanku terdengar bodoh--apa maksudnya dangerous ability? Aku tidak pernah dengar tuh."

"Dangerous ability itu... Kelas Dangerous. Kelas untuk para Alice dg kemampuan yg... Uhm..agak berbahaya..."

"Kenapa harus bertemu anak bodoh di sini sih??"Raven mengomel di dalam Pikiran Neeve.

"Ah!" Eanae menepukan tangannya seperti baru menemukan ilham baru. "Begitu ya? Memang alice Senior apa?"

Eanae tampak begitu tertarik dengan Neeve.

OOC: Eanae ga hombreng ama Neeve, tenang aja. aku uda mutusin ingin ama chisa aja. saksi matanya himeSa dan yoshino.

"Alice ku?? Eh..." Neeve bingung ingin menjawab apa.

"Bilang saja double personality... Kau kenapa sih??"Raven mengomel lagi.

"Alice ku itu..'aku' yg lain... Kalau alice mu?"

"Magneti--"

KROSAK! KROSAK!

Belum selesai Eanae bicara, tau-tau muncul kapan melayang dari balik semak-semak diikuti dengan boneka beruang (Mr. Bear) yg mengejar-ngejar kapak itu dengan tampang marah.

"GYA! ITU ALICEKU!" teriaknya dengan panik sambil berlari ke belakang Neeve. "Kau bisa menolongku dengan alicemu?"

"Mudah!!"Raven mendadak menguasai tubuh Neeve dan langsung menendang kapak itu hingga tertancap di sebuah pohon lalu tidak bergerak lagi.
"Kau ini,seperti magnet saja..."Raven memandang Eanae dg matanya yg dingin.

Eanae terlalu lega untuk menyadari sorot mata Raven dan sifatnya yang berubah.

"He-hebat!" pujinya tulus. "Tadi senior apakan kapak itu?"

Quote :

Kau ini,seperti magnet saja..."Raven memandang Eanae dg matanya yg dingin.

"Yep! Aku belum sempat bilang kalau Aliceku adalah magnetism. Seharusnya sih mengendalikan magnet. Tapi lebih sering aku yang dikendalikan." Eanae lalu tertawa bego.

"Dikendalikan ya?? Khukhukhu..."Raven tertawa dingin.
Ia teringat pada Neeve yg sering ia kendalikan.
"Kau sama dg Neeve,ia lebih sering kukendalikan. Oh,iya! Aku Raven,bukan Neeve. "[/b]Raven memperkenalkan dirinya.

Quote :

Dikendalikan ya?? Khukhukhu..."Raven tertawa dingin.

Entah kenapa Eanae ikutan tertawa lagi. *bego*

Quote :

"Kau sama dg Neeve,ia lebih sering kukendalikan. Oh,iya! Aku Raven,bukan Neeve. "[/b]Raven memperkenalkan dirinya.

"He? Senior adalah 'neeve yang lain' itu?" tanya Eanae memastikan. Tumben ia cepat tanggap.

Raven memandang Eanae,tumben matanya tidak sedingin biasanya.
"Kau polos sekali,kecil..." ujarnya sambil tersenyum untuk pertama kali.

Quote :

"Kau polos sekali,kecil..." ujarnya sambil tersenyum untuk pertama kali.

JLEB! Kuping Eanae terasa panas.

"Iya deh, ak memang kecil," balasnya sambil cemberut. "Aku sendiri ga tau kenapa ga bisa tumbuh meskipun sudah 13 tahun."

"...Eh..." Eanae lalu berusaha kembali memasang senyumnya, "Ma-maaf tadi aku sedikit tidak sopan."

Eanae tersipu. (OOC: Eanae emang gampang tersipu.)

"...Senior juga. Kukira kelas dangerous ability menyeramkan, ternyata senior baik," ujarnya setengah bergumam malu-malu. "Mungkin memang tidak baik menilai orang."

PLOK! PLOK! Eanae menepuk-nepuk pipinya yang terasa panas.

"Yep! Aku sudah memutuskan!" Eanae mendadak memasang wajah ceria ga jelas lagi. "Senior, bolehkan aku berlatih padamu? Aku kagum dengan serangan senior tadi! Keren!"

"Hah?? Berlatih?? Hei,aku tidak bisa menggunakan kemampuan magnetis..."Raven dg cuek menjawab pertanyaan Eanae.
"Hei,Raven! Kau jangan sinis begitu sama dia..." Neeve bergumam di pikirannya.

"Tapi serangan senior tadi keren sekali. Bisa menangkis magnetismku!" puji Eanae.

Mukanya kemudian mendadak berubah sedikit suram.

"Sebenarnya, aku dan teman-temanku di kelas Special Ability sedang berusaha menemukan cara agar aku bisa mengendalikan aliceku ini," jelasnya. "Padahal aku sudah memakai controller."

"Selama ini aku terus-menerus membuat orang lain kerepotan karena aliceku ini. Beberapa kali aku juga hampir mati karena dikejar benda tajam, "Sorot matanya lalu berubah serius. "Tapi kalau aku bisa seperti Senior, aku bisa jadi lebih mandiri lagi."

Dan aku ini kan lelaki. Aku tidak ingin terus-menerus merepotkan... chisa.

Anak ini persis dg masa laluku dan Neeve...
Raven hanya tersenyum mendengar Eanae.
"Kau punya keinginan untuk mandiri..Sekarang cukup usahamu untuk menjadi mandiri.. Coba kau gerakkan kapak itu."Perintah Raven.

"He? Dengan tanganku atau dengan aliceku?" tanya Eanae.

"Tentu saja alice mu!!"ujar Raven tegas.

Gawat,kalau terlalu lama menjadi aku,ingatan Neeve akan semakin banyak yg hilang!
Raven tampak cemas pada Neeve.

Eanae kaget lalu segera mengaktifkan alicenya. Saat itu juga kapak tersebut tercabut dan melayang ke arahnya.

Karena tidak stabil, alicenya mendadak off dan kapak tersebut jatuh.

Eanae mengusap keringat dingin di keningnya, lalu beralih pada Raven.

"...Senior? Ada sesuatu? Senior tampak... tidak 'nyaman'."