Unexpected Meeting part 2

Set : pinggiran central town

Raven masih menggendong Eanae yg sangat lemah.

Apa yg harus kulakukan? Neeve juga harus kutolong!

Raven mendudukan Eanae di sebuah kursi.
[i]"Kau mau ku antar ke hospital?"

Ami melihat Neeve (Raven) sedang menggedong seseorang lalu iamenghampirinya
"Hai, siapa orang yng kamu gendong itu, sepertinya lemah sekali"tanya Ami pada Raven(Neeve)

Eanae menggeleng cepat.

"Tidak! Tidak! Neeve perlu ditolong! Aku mau bantu!" ujarnya.

Eanae lalu memaksakan diri untuk berdiri. "Cari obat kan? Obat apa? Lebih baik berpencar biar cepat, kan?"

"Dasar bodoh!! Kau ini!! Biar aku yg menolong Neeve! Sekarang kau duduk,akan kucarikan minum!!"Raven tampak cemas dan marah melihat Eanae.

"Raven... Jangan pikirkan aku..."Neeve bergumam di pikiran Raven.

Neeve... Kau...

"Ta-tapi senior! Kalau tidak dipaksakan, aku tidak bisa jadi kuat seperti senior! Aku tidak apa-apa," jawab Eanae ngeyel (persis kayak anak kecil minta mobil2an). "Lagian, aku juga ga mau kehilangan Senior Neeve. Aku baru aja kenalan."

"Ma-maksudku, aku suka dua-duanya. Senior Raven DAN Senior Neeve. Kalian senior yang hebat!"

"Eanae... Kau,tidak takut padaku??"Raven kaget melihat ekspresi wajah Eanae.
"Neeve sangat beruntung masuk ke sekolah ini,banyak org yg peduli padanya..."

Eanae menggeleng, "Buat apa? Yang kutakuti hanya logam dan besi."

"Tapi yang lebih penting... Apa nama obatnya? Aku akan bantu sebisa mungkin! aku ingin bisa mandiri dan tangguh seperti Senior Raven!"

"Aku... Ah! Aku tidak tahu nama obatnya... Cari antiseptik dan perban. Ayo,Eanae."
(Out)
(Oot : ntar balik lg ke sini)

Eanae mengangguk cepat dan segera mengikuti Raven.

OUT

oot: eanae kayak pengikut setia gitu... O_O;; *baru ngeh* guk! guk!

Raven berlari-lari membawa perban yg ia beli di toko obat. Lalu ia duduk di kursi tadi.
Neeve,sekarang kau kembali,ya...
Raven menghilang,digantikan Neeve.
"Ugh... Raven..." Neeve memegang perutnya yg masih sakit. Ia duduk menahan sakit.

Eanae: guk! guk! auuu!

"He? Ke-kenapa? Perutnya kenapa? Salah makan?" tanya Eanae cemas. Ia (lagi2) tidak menyadari perubahan yang terjadi pada Neeve-Raven. "Kenapa belinya perban! Harusnya beli promakh--eh, tp ini karena apa ya? Maag? Senior lapar?"

"Eh,Eanae... Aku Neeve... Raven sudah eng...istirahat..." Neeve melihat Eanae sambil tersenyum,walau wajahnya pucat sekali.
"Eh,perbannya... Terima kasih,ya..."

"Senior Neeve?" Wajah Eanae berubah lega. "Waah~ untungnya bisa kembali. Kata senior Raven, senior bisa hilang."

Tiba-tiba Eanae terpikirkan oleh hal yang lain.

"Heee? Tapi kalau begini aku tidak bisa bertemu dengan senior Raven lagi dong?"

Eanae lagi-lagi cemas. Tapi ia kemudian menepuk2 pipinya, seolah berusaha fokus.

"Ti-tidak, lebih baik kita obati Senior Neeve. Mana? Mana? Eanae bantu!" ujar Eanae sungguh sambil mengamati perut Neeve.

Ia lalu sadar, "Aaah! Tapi kita tidak bisa disini! Senior Neeve harus lepas bajunya, tapi jangan di depan umum! Gyaa! Gyaaa! Gimana ini?"

Eanae panik sendiri. -___-;;

benar-benar deh... Anak ini malah bikin aku panik...
"Eanae,biar aku pulang saja ke asrama. Aku mau istirahat. Terima kasih,ya..."
Neeve berusaha berdiri. Lalu berjalan menuju asrama.
Aku tidak mau merepotkanmu... Karena aku juga laki-laki.
Neeve meninggalkan Eanae.
(Out)

Eanae bengong.

Yah... Pergi deh. Tapi setidaknya Neeve sudah balik. :3

Eanae lalu memutuskan untuk kembali ke kamarnya karena ia juga merasa SANGAT capek.


TEH END