True Feeling

Ini berdasarkan PoV-nya chara gw, Shironeda Ryuen.
Maafkan gw kalo ada OOC dan lain karakteristik ^^;
-------------------------------------------------------------------------------------
True Feeling

Setting: Central Town

Pada hari itu, di Central Town. Tangisan dari langit telah menurun dan mendarat ke tanah. Aku berada di sana sedang menikmati akan 'tangisan' yang alami ini. Seluruh badanku telah basah karena hujan.

Di saat itu, aku menatap ke atas langit yang bergemuruh dan merenungkan sesuatu. Sudah berapa lama aku menetap di Akademi? Apa aku bertemu dengan orang2 di sini akan merubah hidupku?

Sejak diriku memasuki Akademi ini, banyak sekali hal yang aku tidak mengerti. Memang sih aku berada di sini untuk tidak membuat keluargaku menderita.

Keluargaku terkenal dengan Alice Blacksmith ini dan aku dikarunia Alice itersebut. Entah sudah berapa lama, para agen2 tersebut mencariku. Keluargaku tentunya tidak ingin membiarkan aku pergi ke Akademi itu begitu saja dan aku tahu penderitaan yang mereka alami.

Dalam hati kecilku aku merindukan rumah dan keluarga. Senyuman, kehangatan, kejutan, semua hal yang selalu berada di dalam diriku seakan2 telah pudar seiring aku menetap tempat ini.

Apakah ini artinya aku harus berubah? Apakah aku harus meninggalkan apa yang aku punyai di masa lalu? Aku sampai sekarang masih bingung akan pertanyaan itu.

Memang aku sendiri pernah mengatakan kepada banyak orang hanya diri kita yang bisa mengubah gaya hidup kita. Tapi...aku sadar kalau untuk mengubah diri itu lebih susah dari pada yang dibayangkan. Hmph...aku memang bodoh...tidak...si bodoh di antara yang bodoh...

Mengatakan kepada orang yang benar padahal diriku punya masalah yang sangat tolol dibandingkan yang lain...

"Senpai Ryuen!!" seseorang memanggilku. Akupun menoleh kepadanya. Dua anak dari Divisi Menengah berdiri menghadap aku yang tidak lain sepasang kekasih; Ami dan Neeve.

"Senpai Ryuen, kok kakak gak pakai jas hujan atau payung?" tanya Neeve kepadaku dengan wajah khawatirnya.

"Iya nih! Nanti kakak sakit lho!" ujar kekasihnya, Ami yang juga mengkhawatirkanku.

"Ah! Tidak kok! Aku menyukai hujan!" balasku kepada mereka dengan senyuman.

"Senpai Ryuen!" panggil seseorang lagi dan kali ini suara anak kecil. Akupun menoleh dan melihat sesosok gadis cilik yang memakai payung. Aku segera berjongkok agar anak itu bisa melihat wajahku dengan jelas.

"Oh, Seiryuu! Ada apa? kok kamu sendirian? Tidak bersama dengan yang lain?" tanyaku kepada anak perempuan itu.

Seiryuu terdiam sesaat sebelum dia menatap balik padaku. "...tidak kok..."

"Aku...hanya ingin ketemu dengan kakak!" jawab Seiryuu kepadaku dengan wajah polosnya.

Aku tidak tahu harus berkata apa dengan anak yang polos ini tapi aku hanya tertawa kecil. "Hanya alasan itu? Kamu itu..."

Lalu aku menoleh kepada sepasang kekasih tersebut. "Kalian tidak kembali ke Dorm? Di sinikan bukan arah jalannya."

"Ah, tidak apa2. Kita juga lagi jalan2 bersama. Maklum tidak ada kerjaan..." ujar Neeve sambil menggaruk2 kepala.

"Mau ikut?" tanya Ami kepadaku.

Tentunya aku menolak tetapi...

"RYUEN~~!!" teriakan 'orang gila' memanggil namaku. Belum saja aku menoleh ke arah suara itu, tiba2 saja sesuatu menimpa badanku dari belakang.

"A-aduh!! Apa2an ini?! Lepasin! Woi!!" aku berontak untuk melepaskan diri dari pelukan 'dahsyat' seseorang itu.

"Kau dari mana saja sih? Kita sudah mencarimu dari tadi!" suaranya tentu aku kenal. Nauka, sang no star yang terkenal akan keonarannya.

"Iya2!! Makanya, lepasin pelukanmu! Mana mungkin aku bisa berdiri dengan badanmu yang 'bongsor' itu?!!"

"Okie-dokie!" ujar Nauka yang kemudian melepaskan pelukannya dan berdiri diikuti aku.

Aku melihat tidak hanya Nauka yang ada. Beberapa anggota SMT telah hadir di hadapanku dan tentunya dengan wajah2 ciri khas-nya mereka.

"Senpai Ryuen tidak sakit?" tanya pemilik Alice Death Scythe, Azure.

Aku tersenyum lebar kepadanya. "Tidak kok! Akukan kuat!" jawabku sok kuat.

"HUATSYII...!!" aku bersin...aku tidak lebih dari si bodoh yang cari penyakit.

"Dasar bodoh..." kata Amon, pemilik Alice Death Eyes. Ya, aku memang bodoh...

"Hm...mendingan kau balik ke kamar saja. Nanti aku rawat kau." ujar sang Alice penyembuh, Hime.

"Benar! U sebaiknya istirahat saja! U pasti udah dari tadi main hujan, kan?" Ryuha, pemilik Alice Cursed Eye Alice mengkhawatirkan diriku.

"Tidak apa2 kok! Ini tidak ada apa2! Aku sudah terbiasa!" ujarku yang lagi2 sok kuat. Padahal pandanganku sudah sedikit kabur gara2 bersin tadi.

"Benar nih, senpai Ryuen? Kok kayaknya senpai loyo?" ujar pemilik Alice Regeneration, Kaname.

Dan anggota terakhir yang aku lihat adalah Ayuri. Wajahnya tidak ada ekspresi dan sedingin kutub utara tetapi sewaktu dia menadahkan payungnya kepadaku, aku tahu dia orang yang baik.

Neeve, Ami beserta Seiryuu juga memandangku dengan sangat khawatir.

"Ok2! Kalau kalian memaksa...ayo kita balik ke Dorm." aku kemudian memandang Seiryuu yang satu2nya anak paling kecil di antara yang lain.

"Sebaiknya kau kembali, Seiryuu." ujarku meminta dia untuk pulang.

Seiryuu menggelengkan kepalanya tanda dia tidak ingin kembali. "Aku ingin ke tempatnya kakak...mau merawat kakak..."

Aku bukan tipikal orang yang memaksa orang. Sebenarnya aku ingin dia pulang dan tidak perlu mengkhawatirkan aku. Tapi...apa boleh buat...namanya juga anak kecil...

Kami ke Dorm dan aku langsung ke kamarku. Yang bikin aku rada heran bercampur kesal itu adalah mereka2 yang malah masuk seenaknya ke ruang privasiku.

Tempatku bisa dibilang tidak kotor dan tidak bersih karena faktor dari aku mempunyai Alice Blacksmith ini.

Hime langsung menyembuhkan rasa sakit kepalaku dan segera memberikanku obat flu dan demam. Sebelum tertidur, Seiryuu memanggilku.

"Senpai Ryuen! Senpai Ryuen!!" panggilnya berulang kali.

Aku menoleh dan tersenyum kepadanya. "Ya? Ada apa?"

Tiba2 saja, Seiryuu mencium pipiku. Aku kaget bercampur malu karena dia melakukannya di depan yang lain!!

Seiryuu tersenyum manis. "Itu jimat supaya senpai cepat sembuh!!"

Wajahku langsung memerah dan yang lainnya malah berbisik2 tidak jelas.

"Te-terima kasih...atas 'jimat' yang kau berikan..." ujarku sambil tertawa terbata2. Yang lainnya tertawa menyaksikan tadi (kecuali Ayuri).

Mungkin...menjadi orang yang bodoh itu ada enaknya...tetapi...aku tetap tidak tahu apa aku harus menunjukkan perasaanku yang sebenarnya kepada mereka? Haruskah aku terus berbohong seperti ini?

End

Silakan kasih komen ^^

kok Eanae?

Bukannya Nauka?

iya tuh salah ^^;
Eanae kan keluar dari akademi ^^;
edit yah ^^ bagus ko~ si Ryuen suka Seiryuu yah ^.^ suit-suit...*biang gosip*

tapi ryuen cocok loh sama seiryuu^^
walopun seiryuu kalo g salah masih SD yah^^?

ceritanya bagus^^ bacanya juga lebih enak dari pada cerita yang sebelumnya^^ hehe~

BUkannya eanae udah keluar dr academy..?
Tapi si Seiryuu sama Ryuen cocok tuh...walaupun lebih mirip kakak adek sih...

enak aja nae no star. dia single tau ^^;;

yg no star itu nauka

dan nauka ga suka meyuk2 cowo ^^;; palingan ama loli

dia kan langsung maen cium (klo ama amon)

....***....
Ukh....
Malu.....
><

Kok ceritanya malah si Eanae ^^;
Bukannya itu si Nauka?

Apa gara2 loe stress dengan skripsi kemarin2nya?

Ganti gih!! >_<
Gw gak kebayang kalo Eanae memeluk langsung loe...

Weks! wtf?!!
Sori!! Gw udah edit tuh!

*panik mode: on*

Iya nih!! Sial! Gara2 skripsi sial itu!!! *gigit skripsi*

wkkk kasian ya yg masih dipusingin ama ujian, skripsi dan UAN

*joget2 penuh kebebasan*

tapi...


KENAPA MASIH ADA DEADLINE???!!!! ARGGGHHH

Ok deh...gw komen

Ceritanya lebih enakan dari pada cerita sebelumnya ^^
Yah, kalo soal cerita PoV seseorang emang loe jagonya

Dan...sepertinya loe menyukai si Kazura ya? Kan dia masih kecil O_o;

@Nauka: emang deadline apaan?

err.. *bingung cari mangsa*

PoV apaan, yur? sayur, *dihajar*

Hikarichi Ayuri wrote:

@Nauka: emang deadline apaan?

paling bikin manga^^ hehe~

PoV: Point of View

Maksudnya sudut pandang dari orang itu ^^
Kalau dalam hal cerita ini, dikasih liat sudut pandangnya Ryuen

Kan punya Hime juga termasuk PoV

*angguk2*
baru ngerti istilahnya^^ hehe~