inilah Side Story paling ancur yg pernah hinao buat, ngebut 1 hari buatnya~
============
Di sebuah desa yang berada di pesisir pantai. Disanalah 7 tahun lalu, Wanijima Hiino tinggal bersama ayahnya sang Nahkoda sebuah kapal pesiar. Hiino memang keturunan seorang Nahkoda kapal mahal, tapi ia takut dengan laut karena sejak dahulu setiap ia bermain ombak, maka 'Big Wave' akan datang menghampirinya (alice-nya bisa 'menghidupkan'). Maka itu ia terus duduk di ujung pantai sambil menggambar, tidak seperti teman-teman seumurannya yang bermain di sekitar pantai.
Suatu hari Hiino tumben dipanggil oleh teman-temannya...
"Hiino !! Kau bawa bola tidak ?" tanya salah satu dari anak-anak yang sedang bermain di pantai. Hiino berdiri karena senang, tumben ia dipanggil... "Bawa bola, tidak??!!" tanya anak itu galak. Hiino menggelengkan kepalanya, kemudian ditinggal oleh teman-temannya. Ia kira ia ingin diajak bermain, maka itu Hiino kecewa. Ia kembali ke tempat duduknya & kembali mengggambar di buku sketsa-nya. Ia kesal karena ia tidak pernah diajak bermain oleh teman-temannya karena...kejadian dahulu kala...Dahulu, Hiino sering dibilang pembawa badai maka itu ia berjulukan Arashimaru (si badai). Ia pernah membuat anak-anak lain nyaris terseret ombak, maka itu anak-anak di pesisir pantai selalu berkata sesuatu jika Hiino muncul... "kau pembawa badai, lebih baik jangan dekat-dekat !!"....
Sorenya, Hiino selesai menggambar. Ia memandang langit sore saat matahari tenggelam...
"
warna yang hebat..."...batin Hiino sambil menutup buku sketsanya & berangkat, pulang ke rumahnya...
"
warna langit di sore hari memang luar biasa..."..Hiino terus memandang arah barat....
"Aku pulang..."...
Tidak ada yg menjawab Hiino. Padahal...seharusnya ada ayahnya. Hiino mencari hingga ke ruang makan, ditemukannya sepucuk surat...
Hiino, lusa ayah akan pergi sangat lama, maka itu mulai hari ini
ayah akan pulang larut malam....
~ayahHiino meremas surat dari ayahnya itu karena kesal. Kemudian ia mengganti bajunya menjadi baju tidur, kemudian berbaring ke atas tempat tidurnya. "
menyebalkan...kenapa ayah harus berangkat lagi... batin Hiino, hampir menangis. Akhirnya Hiino tertidur di tempat tidurnya.
.....
Esok paginya....
"Hiino...ayo bangun..."...seseorang membangunkan Hiino dari tidurnya. Begitu Hiino membuka mata, ternyata ayah-nya yang membangunkan dirinya... "ada apa...ayah...." tanya Hiino masih mengantuk... "Ayo Hiino...aku ingin membawamu ke suatu tempat...yuk kita mancing" ujar ayahnya sambil menarik tangan anak satu-satunya itu....
Ayah Hiino membawa Hiino ke sebuah tempat. Langit masih gelap, matahari belum terbit. Hiino dan ayahnya duduk di sebuah batu karang..."Hiino...maafkan ayah karena selalu meninggalkan kamu, yah..." ujar ayah sambil memeluk Hiino. Hiino ingin menangis, tapi ia menahannya... "...sudahlah ayah, aku juga bisa menjaga diri sendiri..." jawab Hiino sedikit sok. Kemudian ayahnya tersenyum...
"Sebagai tanda perpisahan, aku akan mengajarimu tentang warna dunia..." ujar sang ayah...
"Warna...Dunia...?" tanya Hiino bingung. "Mataku kan tidak buta, aku sudah bisa melihat warna dunia ini... maksud ayah seperti merah-kuning hijau itu?" lanjutnya sedikit sok. Ayah hanya tertawa-tawa & Hiino kebingungan... "Bukan, bukan...maksudku, warna hati... apa kau mengerti tentang itu?"
"Ti...tidak..." jawab Hiino. Ayah tersenyum...
"Kudengar... kau terlalu pendiam dalam bergaul, yah?" tanya sang ayah. Hiino kesal & menggeleng, tapi ayah sudah tahu apa yg dipikirkan Hiino. Hiino memeluk lututnya... "Entahlah... ngomong-ngomong soal warna..." Hiino menatap sang ayah...
"memang tidak kelihatan...tapi 'disini' terasa ada warna hitam..."
Hiino memegang 'hati'nya dengan wajah sedih. Ayah hanya memandangnya dengan pandangan mengasihani....
"Hiino..."..ayah berdiri & menggendong anak laki-lakinya itu....
"Itu yang kumaksud... walaupun dalam kondisi fisik kau mampu melihat warna dunia...
belum tentu kau bisa memberi warna dalam hati...."
ujar sang ayah. Hiino masih merasa bingung, tapi ia cukup mengerti kata-kata ayahnya...
"Kalau begitu...bagaimana caranya aku menghilangkan warna hitam ini...?"...tanya Hiino sambil memeluk ayahnya itu dari belakang... "cuma ada satu hal yang bisa memberikan warna lain dalam hidupmu... dan menurutku... itu adalah 'kasih sayang' "...jawab sang ayah sambil tersenyum kepada anaknya itu. Hiino tersipu malu & duduk di tempat mereka memancing."
kasih sayang bisa...memberikan warna dunia, yah... ...batin Hiino sambil menyentuh bagian jantungnya, maksudnya... hati...
Matahari akhirnya terbit... entah kenapa Hiino jadi merasa senang & tersenyum melihat matahari....
....
"Hiino, ayah pergi yah...".....
sang ayah pamit, & menghilang dari pandangan Hiino....
Hiino duduk di ayunan yg ada di sekitar sana & menunduk lemas. Ia masih membayangkan kata-kata ayahnya tadi pagi...'warna dunia'... Hiino terus menunduk & merasa kesal...
"
ayah...kalau begitu, bagaimana caranya aku mendapat kasih sayang...??".....
DUAKK...!!
Tiba-tiba sebuah bola melayang & mengenai kepala Hiino..."Huwa...maaf !!" teriak salah seorang anak yg ada di sana... "Sa..sakiitt !!!" teriak Hiino kasar. Karena kesal mendengar jawaban Hiino, anak-anak itu mendekati Hiino... "Apaan sih, kan dia udah minta maaf !!" teriak yang satu lagi... "Tapi kalau sudah sakit yah terlanjur, minta maaf itu ngga bisa menyembuhkan luka-ku tahu !!" balas Hiino kasar. Karena kesal, salah satu anak yang dibentak itu memukul Hiino...
BUAK....
Hiino terjatuh ke pasir karena pukulan itu...
"
tuhan...kenapa aku tidak bisa melihat warna dunia yang disebut oleh ayahku ?!!
Tidak adil...kenapa aku yg harus disiksa seperti ini ?!!
Ayah... tolong aku !!Hiino hampir menangis...Walaupun sudah berdoa seperti apapun, gerombolan anak-anak itu malah datang mendekati & menendang Hiino hingga babak belur... "Kau itu menyebalkan tahu, tidak sadar yah, kau ini adalah Arashimaru !! Bawa sial !! Salah satu teman kami sudah terbunuh karena besarnya ombak itu !!" teriak anak-anak itu. Hiino menderita luka yg cukup berat, tapi semua tidak berhenti menendang Hiino hingga berdarah...
"
aku ingin punya kekuatan untuk mencari warna dunia !!! "
Hiino berteriak dalam hati, kemudian ia membuka matanya.. Sorot matanya sangat tajam, ia memandang laut dengan pandangan menyeramkan... tiba-tiba, ombak besar kembali menyerang...
Orang-orang di sekitar desa langsung berlari panik karena menduga ombak datang seperti Tsunami. "Larii...!! Lari..!!" teriak orang-orang. Anak-anak desa juga langsung berlari meninggalkan Hiino, tapi satu orang tidak berhasil karena Hiino menarik kaki kanannya.
"JANGAN KABUR KAU !!! AKU AKAN MEMBUATMU BISA MERASAKAN SEPERTI APA WARNA HIDUPKU SELAMA INI !!!!" Teriak Hiino mengamuk seperti gila. Anak itu panik & terus meronta, sedangkan ombak semakin kencang menghantam desa. "LEPAS, HIINO !!!!" teriak anak itu, tapi Hiino terus menarik kaki anak itu.... Hiino menangis, tapi pandangannya masih seperti tadi... "Tidak adil jika hanya aku yang harus merasakan warna hitam... aku tidak mau jadi tumbal desa, maka itu aku ingin membuat orang lain bisa merasakan warna hatiku...!!!" ....
Ombak yang cukup tinggi akhirnya menghantam anak itu, namun Hiino selamat karena ia sempat berlari ke pinggir pantai setelah anak itu diseret ombak... Hiino menangis & menyesal sudah membuat anak itu diseret ombak... namun tuhan tidak menolongnya... ada banyak saksi mata kejadian itu....
"Hiino... APA-APAAN KAU !!!" teriak satu dari banyak anak-anak yg seumuran dengan Hiino...
"
iya...kenapa aku bisa mendatangkan ombak besar itu ?!!" batin Hiino yg baru menyadari suatu kebenaran yang mustahil...
"Sebenarnya bukan masalah anak itu juga...tapi... Hiino, kau..." ...seorang pria setengah baya nyaris menangis & menunjuk sesuatu... rupanya sebuah kapal besar terseret ke daratan....
"
Ka...kapal besar ??!!!!" batin Hiino panik sambil berlari masuk ke dalam kapal itu....
Terdapat banyak mayat-mayat manusia tak berdosa yang diseret oleh ombak itu... "
tidak mungkin akulah yang menciptakan ombak itu...ini pasti hanya bencana alam... tapi jangan bilang ayahku juga ada di kapal ini !!!" ...Hiino terus berdoa sambil berlari ke arah setir kapal, ia berharap ini bukan kapal ayahnya...
Sampai di tempat yg ia cari...
Rupanya, ini memang kapal ayahnya. Ia melihat mayat sang ayah tergeletak di lantai, ditusuk oleh pecahan-pecahan kaca secara tragis & berdarah-darah... Tidak ada harapan sang ayah bisa selamat...
"
iya..tentu saja ini bencana alam...tidak mungkin aku bisa menyeret kapal ini !!" Teriak Hiino dalam batin, ia menutup mulutnya agar tidak muntah melihat mayat itu. Sambil memandang ayahnya itu, Hiino terus berdoa agar ayahnya kembali hidup...
Hasilnya, ayah benar-benar hidup kembali... ?!
Sang ayah berdiri & mendekati Hiino pelan-pelan... Hiino ketakutan, tapi ia terus memperhatikan mayat berjalan itu. Mayat itu terus berjalan mendekati Hiino... "to...tolong... jangan dekati aku..."... ujar Hiino, merangkak pelan-pelan menuju pintu keluar. Tapi terlambat. mayat itu berhasil menangkap Hiino...
....
Masih ketakutan...Hiino panik karena tidak bisa kabur...mayat sang ayah terjatuh, tapi ia juga sadar, rupanya mayat sang ayah sedang berada di posisi 'memeluk' dirinya... Sambil memandang wajah ayahnya yang sedikit hancur, Hiino menangis di pelukan mayat ayahnya........
....
....
2 hari kemudian....
....
"Benarkan ada kejadian seperti itu?!".... tanya seseorang berpakaian formal...
"...benar...ada kemungkinan dia adalah Alice..." jawab seorang penduduk desa...
"Kalau begitu...kami akan membawa anak itu...ke Alice Academy..." ...ujar orang misterius itu...
Hiino duduk di ayunan favoritnya. Biasanya anak-anak bermain di sekitar sana, kini sama sekali tidak ada orang. Sebagian mengungsi, ada juga yang terseret arus, atau tidak mau keluar dari rumahnya... Orang-orang yang lewat selalu memandang Hiino dengan sorot mata yg dingin. Hiino hanya menundukkan kepalanya..... "
tuhan...ternyata aku memang tidak bisa memberikan warna pada hati ini..." batin Hiino sambil menahan tangisnya. Hiino mengengadah & melihat ke arah langit yang luas...
"
ayah...tolong beri aku warna dalam hatiku..." batin Hiino sedih...
"yak, anak yang itu !!" kata seseorang yang baru turun dari mobil, ternyata kepala desa... Seorang pria berpakaian formal turun dari mobilnya & mendekati Hiino.
"Maaf dek...tapi masa-mu untuk tinggal di sini sudah selesai... kami akan membawamu ke Alice Academy..." ujar pria itu.....
"Tidak...tidak masalah...aku juga sudah benci dengan desa ini..." jawab Hiino...
Kemudian, Hiino berangkat menuju Alice Academy...
.....
....
"woy, Hiino... ngapain kau tidur di atas pohon ?!" teriak seorang laki-laki berambut pendek yang ada di bawah pohon. Rupanya Hiino bermimpi tentang masa lalunya... sebenarnya, ia sedang tidur di atas pohon...
"Neeve Mounsier ? Sudah kubilang, jangan bangunkan aku jika aku sedang tidur..." ujar Hiino kesal. Tapi Neeve cuma tersenyum. Sepertinya ia sudah biasa dengan sifat kasar Hiino...
"
tapi..untunglah aku dibangunkan...karena aku sudah dapat melihat warna dunia...
walaupun cuma sedikit sih...Hiino tersenyum & berhenti bergumam. Ia turun dari pohon itu...
......
"....Bagi coklat..." ujarnya pada teman terdekatnya itu....
~Fin
....
======================================
Behind The Scene....
Selesai...!!! mungkin rada aneh, karena Hinao ngga jago buat FF
...
Ide muncul setelah Hinao baca ulang Naruto 15, tentang masa lalu Gaara... ada beberapa yg ngutip sih
... terutama pas Hiino mengaku di hatinya berwarna hitam... kalo Gaara, dia pernah ngomong ... "walaupun tidak ada darahnya, disini (hati) rasanya sakit sekali..." ... Gaara emang ngga pernah merasa sakit, tapi ia merasa sakit hati, gw bener-bener terharu baca Naruto episode Favorite gw itu
.... kadang gw mikir Hiino itu ternyata ngga mirip Agito, tapi mirip Naruto & Gaara yg jadi tumbal desa....... & mereka terus bertarung di neraka kesendirian itu............
Warna Dunia yg gw maksud itu, bisa berarti sahabat terdekat. Maka itu yg muncul di akhir cerita adalah Neeve yg udah menjadi sahabat gw di dunia asli maupun di rp....
[quote='Uzumaki Naruto'] Karena mereka adalah orang-orang yang berharga untukku...yang menyelamatkanku dari neraka kesendirian itu...dan mengakui keberadaanku...[/quote]