Hei

Hei.

Sebuah kata sapaan. Atau mungkin kata celaan.

Entahlah.

Bagiku itu tiada bedanya.

Sesungguhnya apakah arti kata 'hei' itu? Beribu kamus telah kubaca, beribu bahasa telah kutelusuri--tapi kenapa aku tak pernah mendapatkan jawaban aslinya? Hasrat ingin tahuku tak pernah terpuaskan.

"Hei, masih berdiri disitu?" sebuah suara menyapaku.

Aku terbangun dari lamunanku, membawaku kembali ke bumi setelah sekian saat hanyut terbang dalam alam imajinasiku.

Kutatap lurus ke dalam matanya yang membalas tatapanku. Untuk beberapa detik atmosfir terasa tegang dan sunyi.

"Hei, jangan diam saja," ujarnya sambil menepuk pundakku pelan.

Aku bangkit berdiri sambil tetap mengarahkan mataku ke arahnya, tidak pernah melepaskannya. Ya, rasanya sulit untuk melepas pandangan itu.

"...Namaku bukan 'Hei'," jawabku pelan.


The End

-------------------------

OOT: sori, nama ga disebut n kutetapin sebagai Anonymous. Tapi nanti akan kulanjutin. khuhuhu

Penasaran sapa yang nepuk Nauka ^^
Amonkah?

Apa orang ini punya hubungan erat ama Nauka?

Ak ga bilang char utama disini Nauka.

^^;; bisa aja Eanae

Ow~ gw pikir Nauka^^;

Penasaran nih! Sapa sih yang jadi PoV-nya?

@ayuri

ak juga ga blang tebakanmu salah kok. khuhuhu

------------------------------------------------------

Sayup-sayup kudengar suara tawanya di luar. Kuintip dari jendela.

Ia sedang tersenyum. Senyumannya indah sekali. Bagiku, tidak ada senyuman yang lebih indah dari senyumannya.

Hanya dia yang ada di hadapanku saat ini. Tidak ada yang lain. Bagiku, dia adalah yang paling sempurna. Dia adalah yang paling kuidolakan.

Tiba-tiba ia menengok ke arahku dan melemparkan senyuman lebar padaku. Aku tersipu dan langsung merunduk, bersembunyi di balik tembok pembatas kami.

"Hei! Ayo keluar! Ayo main!" ujarnya ceria dari balik tembok.

Aku menggeleng pelan. Aku tahu dia tidak bisa melihat gelenganku, tapi tidak apa. Sejak awal toh dia tidak pernah benar-benar melihatku.

Kita hidup di dunia yang terlalu berbeda. Jarak yang dipisahkan oleh tembok ini terasa begitu jauh.

Kenapa?

Sekali lagi kudengar suaranya memanggilku, meski ia tidak menyebut namaku.

"Hei, kemarilah!"


TBC

hmm, jd pingin tahu sapa nih.

wew

eanae gak kayak gitu, kayaknya nae lebih polos

nauka... jangan2 ini clue orang yang disukai Nauka? O_O?

@kaname

smuanya mungkin kok.

Jadi penasaran siapa kedua orangnya

Musim hujan. Langit terus menitikkan air sejak tadi pagi. Udara terasa sangat dingin. Dingin sekali hingga menusuk kulit dan syarafku.

Aku membalut diriku dengan selembar selimut, meringkuk pada pojokan ruangan yang gelap dan lembab.

Hening.

Yang terdengar hanyalah derasnya hujan di luar sana, dan beberapa tetes air yang membentur lantai karena atap yang sudah bocor.

Iseng, kuhitung air yang menetes dari langit-langit.

"Hei, bengong saja," sebuah suara lagi-lagi membuyarkan lamunanku.

Hanya satu suara yang seperti ini. Hanya satu. Dan hanya dia yang memanggilku dengan sebutan 'hei'.

"Kenapa kamu selalu memanggilku dengan sebutan 'hei'? Aku punya nama," ujarku padanya. "Kenapa tidak memanggilku dengan namaku?"

"Tidak kenapa-kenapa," jawabnya dengan senyum tulus. Ia lalu duduk di sebelahku dan ikut masuk ke dalam balutan selimutku.

Tubuhnya sangat hangat. Rasanya aku tidak memperlukan selimut ini lagi asalkan aku dapat berada di dekatnya seperti ini.

Terlena dalam kehangatan, secara tidak sadar aku meletakan kepalaku pada pundaknya--larut dalam kenyamanan.

Ia tertawa.

"Kenapa kamu tertawa?" tanyaku.

"Lebih baik daripada menangis, bukan?" balasnya sambil tersenyum dan mengelus rambutku. "Aku lebih suka tertawa dan tersenyum daripada menangis dan cemberut."

Aku mengangkat kepalaku dan menatap matanya dalam-dalam, "Kenapa?"

"Karena menurutku, kebahagiaan akan datang pada orang yang selalu menyebarkan kebahagiaan pada yang lain," jelasnya. Ia membalas tatapanku. Tatapannya jauh lebih dalam dari tatapanku. Sepasang matanya seolah dapat masuk ke dalam tubuhku dan mencengkeram paru-paruku. Aku merasa sesak.

Tatapannya melembut dan ia melanjutkan, "Tertawa dan tersenyum itu salah satu metode penyebaran kebahagiaan. Apakah kamu merasa bahagia di dekatku?"

Aku mengangguk dan mencoba tertawa bersamanya.

Rasanya enak sekali. Sangat menyenangkan.

"Berada di sampingmu memang menyenangkan ya. Aku suka tertawa." ujarku jujur.

Tiba-tiba ia berhenti tertawa dan berjongkok di hadapanku.

Wajahnya mendekat dan ia berbisik di kupingku, "Kau tahu? Kau juga sangat membahagiakanku."

Aku kaget. Nafas panas yang terasa di kupingku menyebar ke seluruh tubuhku.

Aku merasakan sentuhan bibir yang halus pada pipiku.

Kejadiannya begitu cepat. Aku bahkan tidak sempat melihat ekspresi wajahnya.

Ia menyembunyikan wajahnya dan aku berusaha mengintipnya. Ia tampak tersipu dan canggung.

"...Kamu... kenapa?" tanyaku gugup.

Ia tidak menjawab dan meraih tubuhku, membenamkanku dalam pelukannya yang hangat.

"...Aku menyukaimu."


Hening.

"Kalau begitu kenapa kamu tidak memanggilku dengan namaku?" tanyaku dengan suara kecil.

"...Aku tidak bisa mengingatnya."




TBC

What the O_o;? Adegan apaan nih?
Jangan2... Amon ama Nauka?!! *ditembak*

Ini pasangannya cowok-cewek ya?

wait

itu benernya bisa 'eanae nauka', dimana eanae yang suka nauka

atau hime, soalnya charnya hime kan suka menebarkan kebahagiaan, padahal dirinya sendiri gak gitu bahagia [mungkin]

Semuanya bisa mungkin chara-nya ^^;

Tapi gak mungkin Eanae-Nauka kayaknya...
Masa...jadi kayak BL gitu sih...*merinding*

saat ini ak sedang menikmati kebingungan kalian.

BL-kah?
hetero-kah?
atau justru self-cest?

khukhukhu smuanya mungkin--kecuali amon dan nauka.

Bukan Amon dan Nauka?
Berarti...sapa donk? *bingung mode: on*

Lanjut2! Nauka!

maksudku... bukan pasangan amon dengan nauka. ^^;; Ga menutup kemungkinan Amon ada di dalam cerita ini dan ga menutup kemungkinan Nauka ada di cerita ini juga.

Quote :

What the O_o;? Adegan apaan nih?

Adegan romantis versi Kira (penggerak Nauka)? ^^;;

Quote :

Ini pasangannya cowok-cewek ya?

ga tau deeeh~~~ *senyum ngeselin*

self-cest?!

gila!! yang ini gw ga kepikiran

ato...

'aku' yang dimaksud itu malahan khayalan nauka? dan yang manggil itu nauka sendiri? o_o?

[banyak kemungkinan di kepala...]

Parah!! Banyak banget kemungkinannya!
Bisa self-cest, bisa couple, bisa yaoi/yuri...

Buset dah!!

bisa juga twincest/soulcest ato bahkan fetish lol

eniwei.. lanjut


------------------------------------------------------

Malam itu begitu sepi. Aku lagi-lagi terpenjara dalam ruangan ini--sebuah kamar pasien.

Kulirik jam pada dinding kamarku. Jam 1 pagi.

Mulutku tak henti-hentinya menguap, tapi kelopak mata sialan ini tak kunjung juga menutup.

Udara yang dingin membuatku merasa ingin melakukan panggilan biologisku.

Perlahan-lahan aku mengendap-ngendap keluar dari kamarku, takut membangunkan dia yang tidur tak jauh dariku.

Satu langkah, dua langkah, tiga langkah. Sedikit lagi ku akan sampai pada pintu.

Baru saja aku meraih gagang pintu, sebuah tangan lain yang lebih kuat telah meraih pinggangku dan menarikku jatuh membentur lantai.

Sakit, panik. Aku berusaha menendang dan memberontak dari cengkeraman itu. Tapi entah kenapa aku tak bisa. Entah kenapa tubuhku sulit digerakan.

Paru-paru seperti dicengkeram.

Ya, aku tau siapa yang bisa mencengkeram paru-paruku seperti ini.

"...Ka-kau!" ujarku penuh perjuangan di sela-sela sesak nafasku.

Wajahnya muncul dari balik kegelapan dan tersenyum padaku sambil menahan tubuhku di lantai.

"Hei, kamu mau kemana?" tanyanya sambil tersenyum aneh.

Kali ini perasaanku tidak senang--aku takut. Sangat takut.

"Ma-mau ke toilet," jawabku gugup dan terbata-bata. Saat itu aku merasa aku benar-benar akan mati. Nafasku seperti disedot keluar dari tubuhku, akal sehatku menghilang secara perlahan-lahan bersama kesadaran jiwaku.

Ia tersenyum dan menarik badanku, memeluknya erat.

Tiba-tiba aku mendengar suara aneh.

Sebuah isakan. Ya, dia menangis.

Air matanya membasahi pundakku dan tangannya tak mau melepaskan tubuhku.

Kukumpulkan segala kekuatan dan keberanianku yang tersisa dan bertanya padanya, "Kenapa?"

Ia hanya menangis. Tangisannya semakin lama semakin keras.

Malam makin larut, seperti dirinya yang sedang larut dalam kesedihannya.

Apa kesedihannya? Aku tidak tahu.

Yang kutahu saat itu adalah suara isakan, pelukan hangat dan tangan yang kuat.

Keinginan untuk pergi dari kamar itu tiba-tiba hilang.

TBC

Weleh~ gw kira mo diapain ^^; *ditabok*
Bener2 penasaran banget!! Siapa sih mereka berdua?!! >_<

Quote :

Weleh~ gw kira mo diapain ^^; *ditabok*
Bener2 penasaran banget!! Siapa sih mereka berdua?!! >_<

khukhukhu... di versi awalnya sih sebenernya "hampir diapain"... tp kuedit supaya bisa dibaca HAMPIR smua umur lol

O_o; boong?
Parah loe, Nauka! ^^;

ini balik lagi kepada definisi "diapain" oleh diri tiap orang.

menurut kamu "diapain" itu emangnya di gimanain?

Um...gw gak ada komentar soal ini ^^;
Mungkin...diciumkah? *ditabok*

Bingung gw ^^;

klo dicium kan uda? ^^;; di pipi sih

tp kan lebih imut klo di pipi *loh?*

ak justru sukanya yg imut2 gitu

AKANBOU~~~~