Chisa's Room...

setelah meminta bantuan suster, Chisa mendapat kamar.
"Ukh..Ukh..." Chisa masih merasa kesakitan.
"Tenang, minum saja obatnya dulu, nanti kamu baikan" kata sang suster.
"Baiklah..."

Kazu yang lagi nganggur sambil nyari shoot bagus buat rekaman hendikemnya tidak sengaja nyasar ke rumah sakit...

Ketika melihat sebuah pintu kamar di antara banyak pintu lain, dia pun iseng membukanya, dan mendapatkan seorang gadis kecil tengah meminum obat yang diberikan suster di sebelahnya.

"Ah... Ada yang sakit lagi?" tanya Kazu. "Hmm... Siapa namanya?"

"Ah..." Chisa melirik keluar.
"Ada seseorangkah?" Chisa mencoba bangun. Tapi, ia masih merasa sakit, jadi tiduran lagi.

"Iya, ada..." jawab Kazu.

Kazu pun berjalan ke samping tempat tidur, tempat gadis kecil itu sedang berbaring.

"Hei, kamu dari kelas mana, namamu siapa, dan kenapa bisa ada di sini?"

"Kelas..B Elementary" kata Chisa.
"Anda...Siapa? Guru yah?" tebak Chisa.

"Yah...begitulah..." jawab Kazu lagi.

Tampangnya sih diusahakan cool, tapi dalam benaknya sebenarnya dia tengah mengalami mimisan yang hebat akibat melihat lolita di depannya ini.

Sadar kalau dia ada di rumah sakit, Kazu pun mematikan rokoknya.

"Kamu...sakit...kenapa?" tanya Kazu, sedikit kasihan melihat gadis kecil yang terbaring lemah itu.

"Entahlah..."

diluar...

"Suster....Itu bukannya.." kata sang dokter
"Maafkan saya dokter!" kata sang suster.
"Itu..kan obat penghilang alice yang sedang saya kembangkan??" kata sang dokter.
"Maafkan saya! Saya tidak sengaja!" kata sang suster lagi.
"Tidak apa-apa...Murid itu punya Light alice kan?" kata sang dokter.
"I..iya!" kata sang suster.
"OK....." sang dokter pergi dan mematikan sekring

PET

Lampu pun mati.

"Ah! Aku pakai aliceku saja!"

Chisa mencoba mengaktifkan alicenya. tapi...

"Loh? Tidak bisa...?" Chisa kaget.

di luar...

"Memang benar...Obat itu memang penghilang alice..." desah sang dokter.
"Ba..bagaimana? Dokter?" kata sang suster.

"..."

Kazu terdiam melihat kejadian itu, lalu dengan cepat membuka pintu dan mendapatkan dokter dan suster yang terlihat ketakutan.

"Kalian..." geram Kazu rendah. "Sebenarnya apa yang kalian berikan padanya...? Jangan kira kau tidak bisa dengar pembicaraan kalian..."

"A..ah! Maaf!" kata sang dokter. "Tapi mungkin cuma sementara...Kita lihat saja" kata sang dokter lagi.

---

"Ukkh...Kok ngga bisa yah?" Chisa bete.

"..."

Kazu menghentakkan kakinya tidak sabar, sembari memelototi dokter itu.

"Hoi, jangan bilang kalau alicenya benar-benar hilang sepenuhnya..." kata Kazu mengancam.

Tapi tiba-tiba air mukanya berubah, dan matanya pun melembut.

"...tapi...mungkin itu juga yang terbaik... Alice hilang berarti...kebebasan, bukan?"

*selang waktu 1 jam*

....

"gawat....Ini sudah satu jam;berarti hilang sepenuhnya..." kata sang dokter.

Chisa yang tiba-tiba bisa bangun menghampiri mereka.

"Eh? Apa yang hilang?"

"...hilang ya..." gumam Kazu. Dia menoleh ke gadis kecil yang menghampirinya, lalu memegang bahu gadis itu. "Yah, kuharap kau tidak shock mendengar ini... Tapi...sepertinya alicemu sudah hilang, Nona..."

"Eh? masa?" Chisa masih kaget.

"...Jadi karena itu aliceku nggak bisa digunakan yah...?"

"Iya..." gumam Kazu. "Memang semuanya gara-gara dokter ngaco di sana sih..."

Kazu melemparkan pandangan kesal ke dokter di belakang.

"Suster salah memberimu obat yang justru menghilangkan alicemu... Yah, apa boleh buat... Waktu tidak bisa dikembalikan lagi... Bagaimana perasaanmu?"

"ukh..bagaimana yah?" kata Chisa.
"Tapi dengan ini, aku bisa bertemu dengan orang yang aku sukai lagi.." Senyum Chisa.

"Meski sedih, sih, harus meninggalkan tempat ini" kata Chisa.

Kazu tersenyum pahit mendengar kata-kata gadis itu.

"Memang benar sih... Kehilangan alice...berarti kebebasan... Yah, kalau begitu selamat tinggal, dan selamat menikmati kembali kebebasan yang telah terenggut darimu, ya..."

Kazu menepuk kepala gadis kecil itu, dan berjalan meninggalkan tempat itu.

"Nanti akan ada yang mengurus pengeluaranmu dari tempat ini... Dan, semoga kau benar-benar bisa bersatu dengan orang yang kau sukai itu, Nona."

(OUT)

"Ah! Iya!" Chisa senyum.

-5 menit kemudian-

"Umm....Ngapain sekarang yah?" kata Chisa.
gubrak! si dokter dan suster jatuh.
"Yaah, barang-barang kamu kami siapkan saja karena....kami merasa bersalah" kata sang dokter.

-30 menit kemudian-

"Ini!" kata sang dokter.
Chisa mengambil barang-barangnya.
"Baiklah, aku pergi!" Chisa pun meninggalkan akademi.

-END-