Room 23

Akhirnya sampai jg..

"Hah..hah..hah...Aku berhasil"

"Tolong...bantu aku.."

Para dokter pun berlarian menolong Miyu..Sei diangkat ke kamar 23.

BRUKK!Miyu pingsan karena kecapean.Dia pun diangkat oleh para dokter. Tanpa diduga dia dimasukkan satu ruangan dgn Sei.

------------------
OOT:Biar hemat topik, jd gabung aja ya..^^

"...well, sepertinya tugasku bakal nambah lagi" celetuk seorang lelaki yg tersenyum di balik layar. Ia masuk ke dalam sebuah ruangan yg diisi oleh 2 orang sekaligus.

"Kaitou. Lama tak jumpa" sapa seorang dokter di tempat itu.

Kaitou membalasnya dengan senyum, kemudian masuk ke ruangan 23. Kemudian, Sei adalah orang yang diperiksanya pertama kali.

"... hei, kenapa sampai begini...?" tanya Kaitou ber swt sambil melihat gadis yang ada di sudut lain ruangan itu

"...lalu..."

"Uhh..aku dimn?Oh,ya aku pingsan ketika sampai di depan hospital"

"Berarti..Sei..mn senpai Sei?"ujar Miyu panik

"...hai, kau sudah sadar...?"
tanya Kaitou memastikan. remaja itu tersenyum pada Miyu.

Kaitou mendekati Sei & memeriksanya
[suara hati:adeganBL ^^;;]


...ini..apa yah...?
Kaitou mengambil obat yang ada di kantung Sei

"...gadis yang disana, apa kau tahu ini obat apa...?"



OOT : maap gw ngetik cepet2, krn bingung ^^;;

OOT:Adegan BL tu apa? ^^;;
----------------------------
"Ngg...aku jg ga tau..mgkn itu obatnya..."

"Oh,ya aku hrs kembali ke tempat sport fest..pasti sdh dimulai.."ujar Miyu..maaf jika dia bangun tlg katakan aku pergi ke sport fest yah.."ujar Miyu pd Kaito

Miyu menulis surat utk Sei dan meninggalkannya di meja.Surat itu berisi..
"Senpai..aku hrs ke sport fest..senpai istirahat saja di sini dan jgn memaksakan diri..nanti aku akan kembali lg.."

(out)

OOT: uh...Miyu, BL itu homo ^^;
IT:

Ayuri tiba di rumah sakit dan segera ke kamar no 23 untuk menemui dokter kenalannya, Jiro.

"Ayuri, kau ke sini?" ujarnya.

"...kondisinya?" tanya Ayuri langsung.

"Oh, ya! Dia hanya kelelahan saja. Dia butuh istirahat." jawab Jiro singkat.

Ayuri tidak merespon kata2 dokter tersebut lagi dan melihat ada satu orang lagi yang ada, Tobi Kaitou.

Sekian menit kemudian, Ayuri keluar dari sana.

(out)

Miyu sampai di hospital lbh cepat dr biasanya karena dia menggunakan sepatu roketnya.

Dia berlari ke ruang 23.

Wah..Sei blm bgn jg..

Miyu teringat akan obat yg di tanyakan Kaito.

Jgn2 obat itu bs mebuat Sei sadar...

Miyu mengambil obat dr tangan Kaito,lalu air segelas dan meminumkannya pada Sei.

Kunogi Miyu wrote:

Miyu sampai di hospital lbh cepat dr biasanya karena dia menggunakan sepatu roketnya.

Dia berlari ke ruang 23.

Wah..Sei blm bgn jg..

Miyu teringat akan obat yg di tanyakan Kaito.

Jgn2 obat itu bs mebuat Sei sadar...

Miyu mengambil obat dr tangan Kaito,lalu air segelas dan meminumkannya pada Sei.

Sei bangun dari tempat tidurnya. ia mengingat apa yang terjadi padanya.
tiba-tiba saja pandangan teralih pada miyu. ia melihat obat yang dimilikinya ada di tangan miyu.

Dengan cepat ia langsung merebut obat itu.

"apa yang kau lakukan?!", ucapnya dengan suara dikeraskan.

"ugh.."

Sei berusaha menenangkan dan mengendalikan dirinya, ia mengambil beberapa butir pil dari obat itu dan menelannya.

(OOT: udah overdosis memasuki status nih ^^; )

"Aku cm mau membangunkanmu saja..kupikir obat itu bs membuatmu sadar.."jawab Miyu namun tiba2 sifatnya mulai berbeda dgn Sei..

Sei tidak menjawab sepertinya ia tidak mendengar perkataan miyu. Pandangannya kosong, seperti orang yang hendak akan mati.

"Ya,sdh..apa sdh baikan?"tanyanya biasa aja.

"Klo ga napa2 aku pergi."katanya tegas sambil berjalan menuju pintu.

Sei tidak menjawab, ia bahkan tidak tahu apa yang akan dikerjakannya.

Pandangan di sekelilingnya terasa putih.

Ia melihat sekelilingnya, terlihat ada jendela di kamar itu. seperti ada yang menggerakkannya, ia berlari dan melompat keluar tanpa tau arah dan tujuannya.

--out--

Ternyata dia lgsg kabur..sudahlah..

(out)

Shu masuk dalam sebuah bangsal yang menjadi satu satunya bangsal yang tidak terkunci.
Tanpa banyak basa basi, Shu menaruh Miyu ke ranjang bangsal itu.

"Hah... hah... kau sungguh merepotkan... hah... hah... nak"

Dia melihat jamnya
Jam setengah satu pagi.

'Hari ini hah.. hah.. sungguh gila.... kuharap mereka membayar... hah... lebih.....' bisiknya...

Shu melihat sebuah sofa di ujung ruangan.

"Hah... istirahat..."

Sejenak Shu duduk, ia telah terkirim ke dunia mimpi....

"Dasar..aku dibawa jg ke sini..mumpung mereka lengah, lebih baik aku kembali ke kamar.."bisiknya.

Dgn perlahan-lahan dia bangun,tp utk berdiri saja sdh tidak kuat..

Gimn caranya ya?

Luna ikut mengantar anak itu ke hospital. Luna mengurus urusan di lobby, dan menyusul ke bangsal. Luna melihat anak itu berusaha bergerak lagi, tapi tidak mampu.

"kucium kau, kali ini aku tidak main-main" ancamnya. Kemudian memakaikan selimut pada cewek itu.

"istirahatlah, tenangkan hatimu..." bisiknya.

"Shu......." Luna memanggil cowok yang terduduk di sofa itu.

Luna sadar Shu sudah tertidur..

"Dasar cowok tukang pamer..." katanya sambil tersenyum. memakaikan selimut juga pada cowok itu.

Luna meninggalkan bangsal itu, kembali ke kamarnya.

(OUT)

Shu membuka matanya.
Ia sadar ia sedang berada di sebuah bangsal rumah sakit.

"Kejadian tadi malam........"

Ia menoleh ke sekeliling.

"Sepertinya Runa-san sudah kembali ke kamarnya. Syukurlah dia tidak apa apa... lain kali jika aku lari darinya, aku pastikan aku tidak akan lari ke hutan."

Shu terkikik sendiri sebagai reaksi apa yang dia katakan barusan.

"Oh, ya."

Dia melihat jam dinding di depannya.
6. 40 Pagi.

"Malam sinting itu sudah selesai.........."

Ia terbayang akan sebuah pertarungan tidak imbang yang terjadi di kegelapan hutan kemarin malam.
Sebuah penganiayaan yang dilakukan sebagai sebuah kesenangan.
Oleh gadis berwarna rambut biru itu. yang sekarang tidur seperti seorang puteri yang tidur dengan damai.
Tidak ada tanda tanda kejahatan memancar darinya.
Rambut panjangnya mengurai di atas tempat tidur, seperti sebuah mahkota.

Seorang puteri darah terkutuk.

DUG.

Setelah bayangan secepat kilat itu.
Mendadak Shu merasa mual.
Lebih dari itu, ia seperti dipaksa untuk muntah.
Seperti, darah yang tercecer kemarin ada di rumah sakit itu.

Namun perasaan itu hanya sekilas.
Dan digantikan oleh kicau burung yang baru Shu sadari.

Bayangan lain mulai muncul, dan menghilang.
Seorang sebaya dengannya yang melemparnya dengan rantai.
Namun, dia pergi setelah beberapa saat.
Meninggalkan mereka bertiga dalam sebuah permainan haus darah.

"Kurasa aku punya beberapa pertanyaan ketika ia bangun."

Shu pun terenyak di sofa.
Kali ini, dengan mata yang terbuka.
Mengawasi seorang puteri yang tidak takut akan tumpahnya darah seseorang, yang tanpa ekspresi ketika orang menjerit akan perasaan siksa.
.... yang dapat membunuhnya kapan saja,

Seperti bunga Eros
yang disampaikan oleh Thanatos...

"Mmm..di mana ini?Oh,ya di hospital.."

Miyu menatap Shu yg memandangnya...

"Eh,apa yg kau lihat?dan apa yg kau lakukan disini?Kok aku ada di sini?"tanya Miyu panik.

"Apa yg terjadi ya...aku tdk ingat..."

Sungguh aneh.
Anak ini tidak ingat apa yang dilakukannya.
Kalau dipikir pikir.... mata birunya menunjukkan pandangan yang lebih hangat.
Sangat bertolak belakang dari pandangan sedingin es yang dia perlihatkan kemarin.

Dia tidak lagi berbahaya.

"Mishuto Dzuragunfuerudo, kelas A High School.", jawab Shu, seraya tersenyum. "Disayangkan, kau terlibat dalam suatu kecelakaan, dik. Jangan paksakan dirimu untuk terlalu berkerja keras."

Shu berbohong.
Namun, memang tidak ada gunanya untuk memberitahukan kejadian kemarin.


"Dik.... kau lapar?" Katanya, mengambil sebuah apel yang ada di meja di ujung ruangan.

Quote :

"Dik.... kau lapar?" Katanya, mengambil sebuah apel yang ada di meja di ujung ruangan.

"Hmm...iya sih.."

Miyu tiba2 teringat kejadian semalam...

AKH!
"A..aku..menyerang orang....di..wood?"

Kenapa....

"Apa kau jg luka karena kejadian itu?"

Miyu hanya ingat sedikit kejadian semalam

"Luka? Menyerang orang?"

Shu tertawa.
Sambil mengupas apel, dia membalikkan badannya.

"Pasti mimpi buruk. Tidak, kamu pingsan di tempat lain..... dan yang pasti bukan hutan. kamu pasti makan tidak teratur, kan? Jangan biasakan gaya hidup sepeti itu, nanti kamu menderita maag."

Lagi lagi Shu berbohong sebisa mungkin.
Memang nada suaranya terdengar natural.

Krest.... krest....

Seluruh kulit apel telah terkupas.
Shu menaruh apel itu di meja sebelah tempat tidur siswi itu.

"Jangan terlalu banyak pikiran untuk saat ini. Boleh aku tahu namamu, dik?"

OOT:Gw emang punya sakit maag kok..^^
-------------------------------------
"Aku..Kunogi Miyu,A-junior high."jawabnya singkat.

Tiba2 sifatnya berubah drastis.Sikapnya kembali spt malam itu...

"Kau...org yg mau kubunuh malam itu kan?Apa yg kau lakukan di sini?"tanyanya dingin

"Atau kau ingin kubunuh disini jg?"

Quote :

"Aku..Kunogi Miyu,A-junior high."jawabnya singkat.

Tiba2 sifatnya berubah drastis.Sikapnya kembali spt malam itu...

"Kau...org yg mau kubunuh malam itu kan?Apa yg kau lakukan di sini?"tanyanya dingin

"Atau kau ingin kubunuh disini jg?"

Buk..

sebuah apel melayang ke kepala miyu dari seseorang yang entah sejak kapan duduk di pinggir jendela.

"jangan ribut di hospital!", serunya.

"miyu, heh...", ujarnya. "aku berharap aku tidak mendengar nama mu"

Ia lalu menatap Shu.

"kau yang membawanya kemari kan?", tanyanya dingin. "seharusnya kau membunuhnya saat itu. bukan menolongnya.."

(OOT: sejak kapan sei bisa ngomong kayak gini ^^; )

"For god's sake, ini sekolah, bukan medan perang!" jawab Shu, menceramahi anak laki laki yang duduk di jendela itu, "Ini tempat belajar, bukan tempat asal untuk saling bunuh."

Shu kembali menoleh pada Miyu.

"Sepertinya kau mengidap Inversion Impulse, gadis kecil..... Tidak kusangka orang ber-alice punya penyakit seperti ini."

Quote :

"For god's sake, ini sekolah, bukan medan
perang!" jawab Shu, menceramahi anak laki laki yang duduk di jendela
itu, "Ini tempat belajar, bukan tempat asal untuk saling bunuh."

"tidak perlu sok tahu seperti itu..", senyumnya licik.

"kalau bukan karena salah seorang cewe semalam, kau mungkin sudah terbunuh..."

(OOT: inversion impulse tuh apa?)