UGD -- Room no. 10

Azuma menunggu di ruang tunggu. Perasaannya masih diluputi rasa takut akan kehilangan seseorang. Hiigashi kini telah berada di ruang UGD dan sedang di periksa oleh dokter-dokter. Tampaknya luka Hiigashi cukup parah sehingga harus masuk ke ruang UGD.

"semoga murid itu baik-baik saja", batin Azuma sambil berdoa untuk keselamatan murid itu.

OOT: ceritanya, operasinya udah beres yah...^^
______________
BTT:

Kepalanya terasa ada yang mengikat. Terasa ada yang basah di kepalanya bagian kanan. Tangannya menyentuh. Minamoto bangun dari tempat tidurnya. Badannya terselimuti oleh selimut hijau muda. Kepalanya dibalut oleh perbandan dibagian kanan terdapat cairan berwarna merah seperti darah.

"Ugh..." Minamoto mengeluh membangkitkan badannya sembari memegang kepalanya. Didepannya tidak ada siapa-siapa. Ruang kosong.

Terasa sakit di kepalanya. Dia menyentuh kepalanya. Dia bingung dengan apa yang terjadi padanya. Kepalanya benar-benar terasa sakit. Yang teringat hanya lah dia terjatuh dari batang pohon yang tinggi. Dia menyentuh kepalanya yang dibaluti perban. Menyentuh bagian terdapat cairan darah berwarna merah.

Minamoto gemetar. Tangannya gemetar kedinginan. Matanya membelalak melihat darah yang berada di tangannya. Bekas darah yang berada di tangannya saat terjatuh. Keringat mengucur dari keningnya melewati pipinya dan terus ke dagu hingga terjatuh diatas pakaiannya. Gemetar kedingin melihat darah di tangannya.

"Kyaaaaa" Teriakan yang keluar dari mulutnya setelah melihat bekas darah di tangannya.

Miyu terkejut mendengar teriakan Minamoto.

BRAKK!Pintu dibanting oleh Miyu

"A..ada apa?"tanya Miyu cemas.

OOT: aduh, gw bego. waktu itu kenapa ga gw pake alice gw dulu yah ^^;
_______
IT:

Mendengar teriakan Hiigashi, Azuma segera masuk ke kamar Hiigashi. Dilihatnya Hiigashi seperti shock dengan kejadian tadi.

Azuma kemudian berjalan dengan langkah pelan agar tidak menganggu Hiigashi dan duduk di sampingnya. Azuma mengeluarkan sapu tangan miliknya, yang berwarna coklat bergaris putih dan mengelap keringat Hiigashi.

"jangan sentuh kepalamu, nanti lukanya bisa terbuka lagi", ujarnya sambil tersenyum polos seperti biasa.

Minamoto tidak mendengarkan perkataan mereka. Perkataan mereka semua. Dia hanya terpaku kepada tangannya ang dipenuhi bekas darah berwarna merah. Merah gelap. Minamoto begitu benci kepada darah. Takut dan benci. Terdengar bantingan pintu. Minamoto masih mengangkat tangannya sembari melihat Miyu yang masuk.

"Mi-Miyu, darah...." Ujar Minamoto lalu menatap tangannya yang gemetar kedinginan.

Keringat mengucur dari keningnya. Seseorang masuk dengan perlahan. Dan duduk di sampingnya. Tapi, Minamoto tetap saja emperhatikan darah yang ada di tangannya. Bekas darah di tangannya itu. Tiba-tiba, seseorang mengelap keringatnya. Minamoto menoleh pada orang yang berada di sampingnya itu. Amamiya yang tersenyum polos padanya.

"Da-darah ini.... Darah ditanganku ini..." Ujar Minamoto gemetar ketakutan. Sangat takut dari biasanya. Ketakutan yang diterimanya seperti kejadian beberapa tahun yang lalu. Kejadian yang membuatnya sangat takut dengan darah.

Air matanya menetes perlahan. Ketakutannya semakin menjadi-jadi saja terhadap darah itu. Dia tidak bisa berhenti gemetar terhadap bekas darah yang berada di tangannya. Air matanya terus menetes. Dipeluknya Amamiya yang berada di sampingnya. Air matanya terus mengucur. Ketakutannya semakin bertambah dan bertambah. Darah dan kenangan masa lalu yang membuatnya seperti itu.

"nyaa...hiigashi-san?", Azuma kaget karena Hiigashi iba-tiba memeluknya. Dilihatnya ada darah di sekitar tangan Hiigashi. Ia hanya tersenyum lalu membaringkan Hiigashi kembali dan menyelimutinya.

"tidak perlu takut. karena mulai sekarang akan ada banyak orang yang akan melindungimu dan menemanimu", ujar Azuma sambil tetap tersenyum.

"sekarang kamu istirahat saja", ujarnya lagi sambil kembali tersenyum

Azuma mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Pikirannya tertuju ke suatu tempat.

"um...aku keluar dulu ya", ucap Azuma sambil berjalan ke arah pintu. Di arah keluar pintu ia melihat Miyu yang baru disadarinya.

Azuma menyodorkan sebuah permen untuk Miyu. "mau?", Tanya Azuma. Lalu, ia pergi keluar dari ruangan itu tanpa menunggu jawaban dari Miyu. Meninggalkan Hiigashi dan Miyu berdua di kamar itu.

--out--

Dia dibaringkan diatas temapt tidurnya dan diselimuti dengan selimut hijau muda oleh Amamiya. Kepalanya juga sedikit pusing. Butuh istirahat untuk menyembuhkan sakit kepalanya itu.

Quote :

"tidak perlu takut. karena mulai sekarang akan ada banyak orang yang akan melindungimu dan menemanimu"

Terdengar kata-kata yangmembuatnya sedikit bersemangat. Kata-kata yang membuatnya sedikit bahagia. Membuat rantai pembelenggu hatinya hampirterputus, meskipun masih ada masa lalunya yang tidak dapat dilupakannya, meskipun masa lalu itu masa lalu yang kelam baginya. Minamoto tersenyum kecil diwajahnya yang pucat itu.

"Terima kasih, Senpai..." Ujar Minamoto sembari melihat Amamiya yang keluar, pergi entah ke mana.

Minamoto melirik Miyu yangberada di ruangan itu juga. Matanya menunduk. Melihat Miyu yang sudah membantu menolongnya.

"Terima kasih, Miyu. Sudah mau menolongku." Ujar Minamoto tersenyum kecil, meskipun wajahnya masih terlihat pucat. Mencoba untuk tersenyum adalah pilihan baginya untuk membuat oranglain tersenyum pula.

"Eh,terima kasih.."ujar Miyu ambil mengambil permen yg disodorkan.

Miyu menatap Minamoto yg berkeringat

"Jangan takut...aku akan selalu disini menemanimu,bahkan melindungimu."ujar Miyu sambil tersenyum

"Aku ingin melindungi org yg kukenal sebisa mungkin..."ujar Miyu sambil menuduk.Tangannya mengepal sangat keras disamping.Semaki lama semakin erat.

"Setelah kematian orang tuaku karena org2 anti alice itu, aku ingin melindungi orang lain yg memiliki alice...sama sepertiku.PASTI!"

Minamoto mendengar kata-kata yang sama untuk kedua kalinya. kata-kata yang sepertinya bisa melepaskan belenggu hati Minamoto. Minamoto lalu bangun dan memegang tangan Miyu yang terkepal.

"Terima kasih, Miyu." Ujar Minamoto tersenyum kecil di tengah wajahnya yang pucat itu.

"Aku juga akan melindungimu. Melindungimu dari 'mereka' yang kamu benci ataupun orang lain. Aku berjanji." Ujar Minamoto sembari tersenyum kecil di tengah wajahnya yang pucat pasi itu.

Minamoto lalu kembali berbaring. Tiba-tiba, rasa bosan muncul di kepalanya. Dia merasa tidak enak berada di dalam ruangan itu. Minamoto lalu kembali bangun.

"Sepertinya, aku lebih baik beristirahat di kamar saja. biar aku bisa lebih tenang. Lagi pula, aku sudah baikan." Ujar Minamoto.

Dia turun dari tempatnya tidur itu. Dia lalu melangkahkan kakinya. Meninggalkan tempat itu, untuk berisitirahat di kamarnya sendiri.

-out-

Miyu tersenyum kecil...

"Terima kasih...mari kita berjuang sama2 yah.."ujar Miyu sambil tersenyum menatap Minamoto

"Boleh aku ke kamarmu kan?"tanya Miyu

OOT: mestinya sih, aku sudah keluar. ^^ gpp deh...

Minamoto lalu mengangguk kecil. Menyetujui pertanyaan dari muyi.

"Yah, tentu saja kamu boleh datang ke kamarku." Ujar Minamoto tersenyum kecil.

Dia lalu kembali melangkahkan kakinya yang terhenti. Keluar dari tempat itu.

OOT:Sori..abis td ga ada ky outnya sih..^^;;
---------------------------


Miyu pun berjalan keluar

(out)