Alice Cemetery

Quote :

"Menurutku orang-orang yang telah terbaring
di tempat ini tidak pantas beristirahat di tempat yang suram. Mereka
layak beristirahat di tempat yang menyenangkan. Karena itulah kuburan
itu menyenangkan."

Hiino tersenyum kecil dan melipat kedua tangannya. Hatinya tenang saat mendengar pendapat Kuri barusan....

"yup, biarkan mereka istirahat dengan pulas di sana. kalau sedih, itu cuma membuat 'mereka' makin tidak tenang di dunia sana" ucapnya santai.

Pria itu menunduk dan tersenyum...

Quote :

"...orang ini...aku tahu dia masih ada di sini..."

"......" giliran Hiino yang diam mendengar kata-kata gadis itu

Kuri yang otaknya tampak tidak bisa memproses informasi dengan cepat menatap Ayuri.

"Maksudmu, orang itu masih hidup?" tanyanya tanpa ekspresi (alias lempeng).

"...entahlah...aku bukan peramal..." jawabnya seraya menyentuh batu nisan tersebut.

"...tapi...aku merasa...dia masih ada..." lanjutnya.

"Apa yang akan kamu lakukan kalau ternyata dia memang masih ada?" Kuri bertanya dengan tatapan yang menerawang jauh ke dalam mata Ayuri. Akhirnya pandangan mereka bertemu juga.

"kalau masih terasa hidup sih tidak aneh... tapi hidupnya disini" ucap Hiino sambil menunjuk sesuatu, yaitu 'hatinya'.

Remaja itu berjalan meninggalkan tempat itu


[out]
[maap gw harus off]

Quote :

"Apa yang akan kamu lakukan kalau ternyata dia memang masih ada?" Kuri bertanya dengan tatapan yang menerawang jauh ke dalam mata Ayuri. Akhirnya pandangan mereka bertemu juga.

"..." Ayuri terdiam sekian menit sebelum dia menjawab.

"...entahlah..."

Quote :

"kalau masih terasa hidup sih tidak aneh... tapi hidupnya disini" ucap Hiino sambil menunjuk sesuatu, yaitu 'hatinya'.

"..." Ayuri berdiam diri dan tangannya yang menggenggam 2 benda tersebut bergerak ke arah dadanya.

Kuri menguap lebar.

"Kamu sulit berkomunikasi ya?" tanyanya tiba-tiba, melenceng jauh dari topik.

"...tidak juga..." jawabnya meladeni pertanyaannya Kuripura.

"Kenapa?" tanya balik Ayuri

"Karena terkesan begitu," jawab Kuri jujur. Mungkin perkataannya terkesan menusuk, tapi wajahnya menunjukkan kepolosan, membuatnya terkesan tak berdosa.

"Namamu siapa? Daritadi kita berbicara tanpa saling mengenal nama," Kuri mengulurkan tangannya. "Aku Kuripura, pengguna Sweety Alice."

"..." Ayuri berdiam diri. Lalu...

Quote :

"Namamu siapa? Daritadi kita berbicara tanpa saling mengenal nama," Kuri mengulurkan tangannya. "Aku Kuripura, pengguna Sweety Alice."

Gadis yang kacamatanya telah rusak karena kejadian tadi malam melihat uluran tangan Kuri kepadanya. Sekian detik kemudian, dia menerima uluran lelaki itu.

"...Hikarichi Ayuri...Transformation Alice..." jawabnya.

"Hm. Anak kelas Dangerous yang sering mendapatkan misi itu ya?" ucap Kuri tiba-tiba. Raut wajahnya sedikit berubah, tidak mengesankan kesan polosnya lagi, namun masih sulit untuk dibaca apa maksud dari raut wajahnya itu.

Beberapa detik kemudian, raut wajahnya berubah kembali menjadi raut wajah kekanakannya.

"Senang mengenalmu, Ayuri," senyumnya. "Aku harus pergi dulu. Kuharap kau bersenang-senang."

Sambil melangkah pergi, Kuri menurunkan gerimis hujan permen gummy.

Kuburan dihujani oleh permen warna-warni, dan wangi kue memenuhi udara.

[out]

Quote :

"Hm. Anak kelas Dangerous yang sering mendapatkan misi itu ya?" ucap Kuri tiba-tiba.

"..." Ayuri tidak berkata apa2 soal itu. Apa yang dia katakan memang benar.

Ayuri menatap kepada Kuripura yang raut mukanya yang menjanggal namun pada akhirnya berubah seperti semula. Entah apa yang ada dipikirannya lelaki itu.

Hujan permen jatuh memenuhi area kuburan. Ayuri mengubah tangannya menjadi payung dan memakainya hingga hujan manis ini berhenti.

Setelah berhenti, gadis berambut merah ini me-nonaktifkan Alice-nya dan membersihkan batu2 nisan di sekitarnya. setelah itu, Ayuri membersihkan batu terakhir yaitu batu nisan yang tadi dia kunjungi.

Setelah itu, dia menyentuh batu nisan tersebut dan berjongkok.

"...janji...harus selalu ditepati, bukan?" tanyanya dengan nada kecil sebelum berdiri dan meninggalkan Cemetery.

(out)

"Hu..Hujan permeeen! Inikah wujud asli alice Kurikuri?" Makoto sibuk memunguti permen-permen itu.
Dalam hati ia mendesah; "Ayuri-chan....Apa orang yang di kuburan itu merupakan orang terpenting baginya, ya?"
Setelah mengumpulkan permen, Makoto melirik ke batu nisan itu, tapi karena tidak bisa membaca namanya, ia keluar.
[out]