Kunci jawaban buat Ujian!

OOT : ini kan deket ruang guru jadi gw ada di daerah situ

oot: nauka emang kayaknya gada harapan jadi double star deh

Nauka cuek dan mulai ngubek-ngubek brangkas guru.

Tiba-tiba ia cengengesan sendiri lagi.

"Khuhuhu... Game start," ujarnya ga jelas. "Mini game kali ini telah di set ke Hard Mode."

Ternyata sifat gila gamenya kumat.

"Player, apakah kamu sudah siap?" tanyanya pada Hime.

Hime tersenyum (nyengir) pada Nauka.

"Biar kufoto dulu ruangannya. Kan..." Hime mengambil kameranya, "untuk koran sekolah^^" :: (mang ada ya??) lalu memotret ruang guru dan memasukkan kembali kameranya ke dalam tas.

"Nah.."

"Aneh-aneh saja kalian." Kaname yang memang malas berbicara langsung mengeluarkan suara.

Bukan hanya ada dua orang yang terkurung, melainkan tiga.

"Kurasa kalaupun melaporkan hal ini ke para guru juga percuma, kan? Kakak double star dan kakak pembuat onar?" Tanyanya sambil melirik Nauka dan Hime.

Raut wajahnya yang imut berubah, senyumannya sangat menyeramkan [lebih mirip senyuman Hiruma], matanya juga tajam, berbeda dengan si kalem yang dulu.

"Mau ikut jalan sesat^^? Hehe.." tanyanya 'ramah' pada Kaname^^

"Whoah! Klub koran ya?" ujar Nauka terpesona (?). "Keren banget tuh. Hehehe, ak juga mau tuh jadi jurnalis."

Setelah itu Nauka mengambil satu arsip.

"Mmm? Ini?"

Nauka membaca judulnya dengan seksama; 'Kumpulan Soal-soal Matematika Senior High School'.

Seulas senyum licik menghiasi bibirnya.

"Hoi, cewek!" panggilnya pada Hime. "Yang ini bagaimana?"


Setelah itu Nauka melirik ke arah Kaname.

"Yah, nyantai saja. Hidup itu cuma sekali kan? Rasanya belum puas kalau belum mencoba berbagai macam sensasi," jawabnya santai.

"Kecuali kalau memang ingin menikmati hidup yang tidak berdinamika."

"Tapi itu kembali ke masing-masing orang sih. Cara menikmati hidup kan beda-beda," tambah Nauka dengan senyum lebar.

"Ah, tidak, aku cukup jadi penonton saja," ujarnya sambil melompat lalu duduk di atas meja guru.

"Betul sekali kakak pembuat onar!" Seru Kaname.

"Makanya, akan lebih mengasyikkan kalau... Mencontek saat ujian, bukan mencari kunci jawaban. Bukannya sensasinya lebih terasa?" Tanyanya, tersenyum.

"Dua-duanya sama menariknya sih~" jawab Hime sekenanya lalu tersenyum.

"Tunggu..." Hime memotret kunci jawaban dan dengan segera mengembalikan kameranya ke dalam tas.

"Coba aku bisa pinjam Alice Kaitou.." pikir Hime usil. "...Ng, ini saja?"

"Ah... rasanya perasaanku jadi tidak enak^^;?" *???*

Quote :

"Betul sekali kakak pembuat onar!" Seru Kaname.

"Makanya, akan lebih mengasyikkan kalau... Mencontek saat ujian, bukan mencari kunci jawaban. Bukannya sensasinya lebih terasa?" Tanyanya, tersenyum.

Nauka melemparkan arsip yang ia ambil ke arah Hime, "Tangkap, cewek!"

Ia lalu duduk di sebelah Kaname, lalu tersenyum lebih lebar dari biasanya.

"Aku suka kamu," ungkap Nauka jujur. "Siapa namamu?"

"Anak pintar, semuanya" ujar Saiga kepada murid-murid yang ada disana.

"Sudah kuduga^^" Hime tersenyum, "mana ada guru yang pergi jauh-jauh dari ruangannya?" Hime tersenyum nyengir.

"Sai-sen juga pintar^^" *swt* sahut Hime.

"Kaname. Hirakuen Kaname," jawab Kaname.

Kaname hendak mengangkat tangan kanannya untuk bersalaman, tapi dia lupa kalau kedua tangannya bertaut [karena borgol sial ini, mau ganti controller ah]

"Ah, Saiga-sensei, ternyata masih disini, kukira benar-benar membiarkan kakak double-star dan kakak pembuat onar ini mengambil kunci jawaban," tanya Kaname polos ke Saiga.

"Nggak mungkin lah.. Kohai-ku yang manis^^" Hime jadi ikut-ikutan lesbong gara2 uka! menggoda Kaname.

Quote :

"Kaname. Hirakuen Kaname," jawab Kaname.

Kaname hendak mengangkat tangan kanannya untuk bersalaman, tapi dia lupa kalau kedua tangannya bertaut [karena borgol sial ini, mau ganti controller ah]

"Loh? Cantik-cantik kok diborgol?" celetuk Nauka spontan. Tapi ia lalu malah merangkul pundak Kaname dengan bersahabat.

"Hehe, sutralah! Namaku Nauka. Nauka saja. Aku tidak punya marga."

Quote :

"Ah, Saiga-sensei, ternyata masih disini, kukira benar-benar membiarkan kakak double-star dan kakak pembuat onar ini mengambil kunci jawaban," tanya Kaname polos ke Saiga.

"Hey, hey. Kalau mini game ini semudah itu, tentu aku malas memainkannya."

"Ini controller, gara-gara waktu itu, makanya yang dipilih ini, padahak aku mau yang lebih normal..." Ujarnya, pada saat itu Kaname masih malas untuk 'menolak'.

Kaname kaget begitu dirangkul pundaknya, dia tidak terbiasa dengan orang lain yang gokil seperti Nauka.

"Ah, kalau begitu, karena Saiga-sensei datang, permainan kalian berdua selesai?" Tanyanya

"Tidak tahu, endingnya kuserahkan pada Nau saja deh.. Hehe.." jawab Hime.

"Guru ini bisa di 'hadou' nggak ya?" pikiran kriminalnya jalan. "Uh... Mana Ryuha? Buat bikin pingsan Sai-sen diapain yah?"

"Eh iya, kakak double-star namanya siapa?" Tanyanya, karena dia belum mengenal banyak orang di sini

Quote :

"Ah, kalau begitu, karena Saiga-sensei datang, permainan kalian berdua selesai?" Tanyanya

Nauka tertawa.

"Ya enggalah, say," ujarnya gemas sambil mencubit pelan pipi Kaname. "Kamu tuh polos ya. Kayak adekku yang uda ga jelas kemana. Mati kali."

Nauka melepas rangkulannya dan berdiri di atas meja.

"Mini game itu biasanya ga cuma sekali doang. Ini baru stage pertama!"

"Cewek!" panggilnya pada Hime (abis ga tau namanya). "Apakah kamu ada rencana B?"

"Hime^^" jawabnya pada Kaname.

Nauka wrote:

"Cewek!" panggilnya pada Hime (abis ga tau namanya). "Apakah kamu ada rencana B?"

"....Bekep gurunya?Ada Ryuha di luar, tapi.."

"Yah~ anggap aja nggak ada rencana^^; hehe..." <--bakayaro

Quote :

"....Bekep gurunya?Ada Ryuha di luar, tapi.."

"Yah~ anggap aja nggak ada rencana^^; hehe..."

"Menurutku kita sudahi dulu saja untuk hari ini," senyum Nauka. Ia lalu mengeluarkan kostum pocongnya dan berjalan menuju jendela.

"Makasih ya, Hime partnerku!" ujarnya tulus.

"Oh ya, imut!" panggilnya pada Kaname. "Belajar yang baik ya!"

Setelah itu dia melompat keluar dari jendela dan terjun bebas menggunakan kostum pocongnya.

"Hee? Apaan tuh? Benutknya kayak 'guling'" ujar Kaname polos.

"Kak Double-star,- Eh, Kak Hime, bisa keluar dari sini?" Tanya Kaname.

OOT: awas loe nauka!!! *otak guee!!!!!! aaa!!!!!!!!!!!!*

IT:
"Aa o_O||" Hime kaget dalam diam *??* melihat Nauka jadi pocong sial hantu TT_____TT beneran gue bayangin jadinya!! *tabok nauka*.

"Eng... Jaa na, Sai-sen! Kaname, sini!!" Hime langsung kabur lewat jendela, loncat ke dahan pohon terdekat jadi monyet sehari dan pergi meninggalkan ruang guru.

"Hyaa!! Murid baru sial!!" pikir Hime kesal.

(out)

Kaname keluar dengan mudah karena badannya yang kecil dan ringan.

"Hee... Saiga-sensei, kalau begitu- aku pergi dulu yah."

"Zai jian~" Ujarnya yang melompat ke bawah pohon, lalu pergi dengan riang~

OOT: Weks... baru ol dah ketinggalan 6 halaman O_o
===============================================

Ryuha masih berpikir bagaimana menghadapi guru yg baru dikenalnya, dan agak susah untuk ditipu

"Hm... nih guru deh... rada pinter... ditipu pake apaan lagi ya?" pikir Ryuha dalam hati. Wajah Ryuha tidak tampak berpikir, ia hanya senyum saja.

Sementara itu Senkou sedang menyusun rencana untuk mengambil kunci jawaban itu."Ah aku tahu!".Ia lalu membuat segel ditangannya dengan kecepatan penuh "POFF".Seketika Senkou sudah berubah menjadi seorang guru*yang cantik bo~*."Apa bisa menggunakan cara ini ya hmm..".Gumamnya bimbang.