Room 23

"Diam ku Sei!Jangan ikut campur urusanku lagi..lain kali kau akan membayar luka yg kuterima drmu ini.."ujarnya sadis.

Miyu menatap Shu.

"Untuk itu aku berterima kasih.Tp lain kali lebih baik tinggalkan saja aku."

Quote :

"Diam ku Sei!Jangan ikut campur urusanku lagi..lain kali kau akan membayar luka yg kuterima drmu ini.."ujarnya sadis.

"heh...", ia tersenyum sinis. "bukankah kau yang lebih awal mencampuri urusanku?"

"satu lagi, jangan panggil aku dengan nama si kepribadian lembek itu", ujarnya dingin.

OOT: nanti dijelasin ^^.

Shu mengangkat tangannya, mengabaikan Miyu, ia berbicara pada orang lain itu.

"Hey, tahukah kamu, gadis ini mengidap Inversion Impulse. Dia hanya sedang sakit... tidakkah kamu sadar?"

Sekali lagi, ia melihat Miyu.
Pandangannya mulai mendingin.

DUG.

Bayangan seorang puteri bermandikan darah.
Imej itu tiba tiba lewat dalam saraf bayangan Shu.
Sekali lagi, ia merasa ingin muntah.
Darah.
Darah.
Darah darah darah darah darah darah darah....

BLAK!

Shu memukul ulu hati Miyu yang masih tersender diatas ranjang. Dengan gaya seseorang mengetuk meja.
Sangat kuat.
Seperti yang kebanyakan orang tahu.
Pukulan di ulu hati dapat menyebabkan gangguan sementara pada sistem saraf.
Yang harusnya dapat membuat seseorang pingsan untuk sementara tanpa kerusakan badan yang besar.

"I can't believe I'm doing this.... to a little girl."


Ia langsung menoleh kembali pada laki laki itu.

"Inversion Impulse adalah perubahan 180 derajat dari kepribadian seseorang. Seperti yang kita tahu, manusia mempunyai 2 kepribadian di dalam dirinya. Kepribadian yang dipengaruhi oleh malaikat, dan kepribadian yang dipengaruhi oleh setan. Oleh karena itu filsafat ilmu Tao mendasarkan bahwa sebaik baiknya seseorang pasti ada keburukan dalam hatinya, seperti seburuk buruknya seseorang, pasti ada kebaikan didalam hatinya."

Shu menghela nafas panjang, lalu meneruskan.

"Dalam kondisi biasa, kedua kepribadian itu seimbang. Pernahkah kau merasakan perang didalam pikiran, ketika kau akan melakukan sesuatu yang baik dan buruk, pasti terlebih dahulu akan ada konflik. Nah, Inversion Impulse merusak keseimbangan itu. Anak ini pasti sebenarnya adalah seorang yang sangat baik, jika inversion impulsenya membuatnya....."

Dia mencuri pandang pada Miyu yang menggarang.
Kira kira apa efek tinjunya tadi...?

".... sekeji ini."

Dia mengambil apel yang dikupasnya, lalu dijejalkannya ke mulut Miyu.

"Jadi, kita tidak punya alasan untuk membunuhnya; yang harus kita bunuh adalah penyakitnya."

"Aduh...kenapa di pukul lagi sih."rintih Miyu

BUK!Miyu memukul kepala Shu dgn vas bunya yg sdh diubah jd pemukul orichalum.

"Sudah kubilang jgn pukul lagi kan..apa kau tuli?"

Miyu berdiri dr ranjangnya.Sambil menggenggam apel tsb, dia menatap Sei.

"Terserah apa katamu..yg jls 'dia'memanggilmu Sei...tp bagiku itu lbh baik dr nama keluargamu..yg jls..kau sama lemahnya dgn 'dia'"

"hmm..", sei tersenyum tenang.

Tiba saja2 sebuah rantai menhantam tembok, mebuat tembok itu retak dan pipi miyu mengeluarkan darah.

Ia lalu berbalik badan dan membalikkan rantai tersebut ke tempat semula.

"sayangnya, aku tidak ingin memukul seorang cewe", sahutnya dingin.

"kau masih lemah, sangat lemah....", ujarnya sambil melirik tajam, "kau tidak dapat mengontrol emosimu, karena itulah apa yang disebut lemah.."

"seorang yang kuat seharusnya bisa mengatur emosinya", ujarnya lagi sambil tersenyum sinis dan melompat keluar.

[out]

"Sial..lain kali kubalas dia.."

"Maaf atas kejadian barusan ya..mungkin benar katanya..aku tdk bs mengontrol emosi.."ujar Miyu pd Shu.

"Ukh."

Orichalum.
Sebuah benda yang digunakan untuk membuat perhiasan perak.
Dan yang pasti, sangat menyakitkan jika terkena kepala.

'Euh, sepertinya anime memang hiperbola, aku tidak melihat bintang diatas kepala.'

Mungkin tengkorak Shu memang sekeras intan.
Setelah pukulan telak yang harusnya dapat membuat orang K.O itu.
Shu mencekik Miyu tanpa peringatan.
Dengan senyuman yang ramah, seperti sedang bertemu teman lama.


"Apa maumu.... kid? Inversion Impulse dari seorang gadis adalah seorang bocah. Aku tahu dalam pikiranmu kau seorang laki laki sekarang. Tidak, aku bicara yang sebenarnya, apa yang kau inginkan? Apa pun itu, aku akan mengabulkannya."

"Aku bukan laki2 tau!"

Quote :

"Apa maumu.... kid? Inversion Impulse dari seorang gadis adalah seorang bocah. Aku tahu dalam pikiranmu kau seorang laki laki sekarang. Tidak, aku bicara yang sebenarnya, apa yang kau inginkan? Apa pun itu, aku akan mengabulkannya."

"Bunuh....bunuh org2 jahat yg telah membunuh org tuaku...Apa ku ingin mengabulkannya hah?"

"Ah.... tapi seorang perempuan tidak akan bersikap sepertimu!"

Shu menendang vas bunga orichalum itu, suara "BRANG" keras bergaung di ruangan itu.

"Baik, walau pun aku lemah di matamu, aku, Mist Lunares Dragonfyeld. Bersumpah akan jadi perisai hidup untuk mu ketika orang orang itu kau temukan dan kau berencana untuk balas dendam. Puas?"

Perlahan, ia mulai mengangkat tangannya.

"Sementara itu... sebelum saat itu tiba..."

Tangannya terangkat sedikit lagi.

"...Jadilah...."

'Hah........ Miyu...................'

Lagi, tangannya hampir sampai ke ketinggian maksimum yang dapat dicapai oleh sendi tangan.

".... dirimu sendiri!"

'....ironis..... anak sepertimu harusnya dapat bermain dengan anak lain dengan normal....'

Dengan kekuatan sekeras mungkin, ia menampar Miyu.

'.....sadarlah, Miyu-chan.'





...................



Sebuah bayangan.

Sebuah dunia.
Dunia tanpa warna.
Air hitam yang jatuh, satu tetesnya mengartikan penderitaan.
Saat kulit terkoyak, dan daging tersayat.

Sebuah janji yang sangat fatal telah laki laki itu ucapkan.
Janji adalah hutang.
Sebagaimana darah dibayar darah,
nyawa dibayar nyawa.

Mulut lebih tajam dari pedang yang paling tajam.
Apa pun yang kita katakan.
Akan memiliki bekas.

Siang itu, di bangsal nomor 23.

Kata kata tabu tentang hidup telah diucapkan seseorang.

"Heh..perisai hidup?Kau pikir aku percaya?Org lemah sptmu mau membantuku?Mana ada org yg mau membantu mewujudkan keinginanku..org menganggapnya keinginan org gila..."ujarnya sambil tertawa sinis.

"Kau pernah mendengar pepatah ini bukan?"Janji adalah hutang. Biarpun dibayar dgn nyawa, hutang hrs dibayar."..jd itu janji yg kau pegang..hutang yg harus kau bayar...jd kau tidak akan pernah lepas dr genggamanku sampai kau membayar kata2mu itu.."katanya sambil tertawa.

".... then so be it."

Shu menatap Miyu dengan tatapan yang sangat serius.
Dingin.
Suasana berubah menjadi sangat dingin.

"Sungguh aku tidak keberatan, toh orang yang masih hidup di dunia ini masih banyak; orang lain tidak butuh kita, kita yang membutuhkan orang lain."

Senyum dari wajah Shu menghilang.
Sebuah ekspresi datar.
Matanya mengosongkan perasaan.

"Kau bisa memegang janji ini; aku orang yang menepati janji. Jika aku tidak bersedia, maka bunuhlah aku saat itu juga."

...... tapi.

"Tapi, tidak ada lagi sikap seperti ini. Kita akan buru orang orang itu pada saatnya, tapi sekarang bukanlah saatnya; tunggu, Miyu, tunggu. Cepat atau lambat, waktunya akan tiba...."

Shu menaruh tangannya, dan menutup kelopak Miyu.

"Sebelum saat itu; istirahatlah, tahan nafsu membunuh atau dendam lain. Biarkan ia tersegel sampai waktunya ia dibuka. Istirahatlah."

Lalu, Shu berbisik,
'Blood for blood'................

Menunggu waktu yg tepat....

"Terserah!Yg penting aku mau pergi!"

"Tidak sekarang."

Shu menahan Miyu ditempatnya.

"Tidak sebelum petisi yang kuucapkan dari tadi kau kabulkan."

OOT:Petisi tuh apaan?
------------------------
"Petisi..petisi apa?Apa yg kau inginkan hah?"

OOT: Petisi itu permintaan yang amat sangat

“Telah kusebutkan sebelumnya Miyu, jadilah seorang biasa, seorang yang dapat menahan nafsu dendamnya sebelum waktunya tiba.”

Pandangan Miyu lebih dingin dari sebelumnya, lebih dari pandangan yang ditunjukkannya kemarin malam.
Sebuah bola mata yang merefleksikan sebuah es yang membatu.
Tanda ketidakpedulian, kesengsaraan, dan kebencian.

…… serta tanda kebodohan dan tanda ketidaktahuan.

Bunuh.
Bunuh…. bunuh bunuh bunuh….!.
Bagaimana kata itu dapat meluncur dari mulutnya dengan sangat mudah?

Apakah anak ini tahu makna dari kematian?
Makna dari kesedihan?
Makna dari kekhawatiran?

…. Makna dari segalanya?

Ia bagai seorang anak yang tersesat.
Tanpa cahaya
Tanpa pembimbing

Sebuah bulu sayap yang berubah hitam.
Yang seharusnya mengarungi langit luas.
Dan, tiba pada sebuah tempat yang tidak dimaksudkan untuknya.

Dia tidak mengerti apa arti sebenarnya, dari apa yang dia katakan
Dosa besar itu, terus ia maksudkan dan katakan
Sebuah dosa besar karena mendahului Tuhan akan mencabut nyawa makhluknya.



“… tolong… Miyu.”

"Hmm..gimana yah...boleh saja sih..tp jgn halangi aku untuk bertarung lg.."ujarnya.

"Memangnya kau tau perasaanku hah?Bagaimana jika org tuamu dibunuh oleh organisasi yg mengaku anti-alice hah?"

"Sudahlah utk apa aku menceritakannya pdmu.Aku mau pergi..misi!"teriaknya sambil melepaskan Shu. Dia berjalan perlahan-lahan ke dekat pintu

OOT:Bc lengkapnya di side story

Shu memandanginya, lalu mendahului Miyu.
Ia telah kehilangan kata kata.

Didepannya,
seorang yang berjalan dalam gelap
yang terus menolak akan datangnya cahaya.

Dalam hatinya
Dia harap ada cahaya orang lain yang cukup terang untuknya.
Siapa pun.

Namun yang pasti, bukanlah dia orangnya.
Dia telah berusaha sebaik mungkin.



"Lakukan apa yang kau inginkan, penolakan petisiku berarti penolakan janjiku. Semoga kita bisa bertemu lagi. Toh, aku tidak mau melihat wajahmu yang menyedihkan itu dalam waktu dekat."




Shu menuju keluar ruangan tanpa ekspresi.
Tidak ada waktu untuk meratapi kegagalanya.

(OUT)

Miyu memikirkan kata2 Shu barusan..

Mungkin ada benarnya jg..

Tidak!Utk apa aku termakan kata2 org spt dia?
Dua jiwa slg berdebat menentukan siapa yg plg benar. Akhirnya pikiran Miyu kosong..dia kembali ke wood, tempatnya sekarang.

(out)

(OOT= ng.. Shu sama Miyu masih di hospital pa ga?? gak ada tulisan OUTnya... tapi udah ada ditempat lain???
Maaf, aq lemot y...)

(OOT): Udah ada di kamar sekarang, Miyu ada di woods. Lagi buru orang kali...

Ren membawa Miyu keruangan 23. Tempat pertama Miyu membawa Sei.

Ren meletakkan Miyu di ranjang.

"Kau jangan melakukan hal ini lagi ya..."ujar Ren sedih.

"Kau bs saja membunuh org.Harusnya kau bs menerima kenyataan ini Miyu."

Ren meninggalkan surat di atas meja berharap Miyu membacanya.

Quote :

Miyu...jgn berbuat hal spt itu lg...terimalah kenyataan. Kau tdk cocok menjadi spt itu. Bahkan jika kau melakukan hal yg sama pdku spt pd laki2 td, aku jg mungkin akan melakukan hal yg sama dengan dia...Apa kamu ingin balas dendam?Lebih baik urungkan niatmu. Kakak pergi dulu. Mungkin lain kali kita bertemu lagi dalam kondisi di mana kamu sdh ceria.

Ren meninggalkan ruangan itu dan segera pergi.

(out)

OOT:Sorry double post
--------------------
Sementara Ren sdg berbicara dgn Shu, Miyu yg telah tertidur 3 jam(sejak dr Wood)bangun dan tersadar ada surat di meja.

Quote :

Miyu...jgn berbuat hal spt itu lg...terimalah kenyataan. Kau tdk cocok menjadi spt itu. Bahkan jika kau melakukan hal yg sama pdku spt pd laki2 td, aku jg mungkin akan melakukan hal yg sama dengan dia...Apa kamu ingin balas dendam?Lebih baik urungkan niatmu. Kakak pergi dulu. Mungkin lain kali kita bertemu lagi dalam kondisi di mana kamu sdh ceria.

Kakak....aku akan berusaha tdk mengecewakan kaka..

Miyu beranjak dr kasurnya dan pergi dr situ.

(out)