Istirahat sebentar untuk menghilangkan lelah, eh???

Minamoto berjalan pelan di jalan setapak. Matanya melihat ke depannya dengan raut muka tanpa ekspresi. Tangannya diletakkannya di belakangnya. Dia terus berjalan. Tidak berhenti menatap. Yah, dia mencoba untuk mengelilingi Kotayang cukup luas itu. Tapi, sepertinya itu sangat sulit baginya yang perempuan. Terlalu cepat untuk lelah.

Matanya menyipit melihat sebuah bangku kayu berwarna hitam yang berada di sisi kanan jalan yang berada di bawah pohon. Minamoto menghampiri tempat itu. Dia lalu duduk dengan tenangnya dengan wajah tanpa ekspresinya. Entah kenapa akhir-akhir ini dia selalu diam. Kepalanya menunduk. Matanya melihat ke jalan setapak di depannya. Dia bawahnya terlihat seekor burung kecil yang sedang mematuk-matuk tanah. Minamoto tersenyum kecil.

Minamoto mengangkat kepalanya. Wajah tanpa ekspresinya berubah dengan lengkung bahagia di wajahnya. Senyum manisnya yang membuatnya cukup bahagia dengan semilir angin dan kicauan burung serta sejuknya suasana. Rambutnya terkibas-kibas ke depannya karena tertiup angin. Minamoto menatap langit dengan senyumnya yang manis itu.

Seorang lelaki dengan khas ear phone di kepalanya, ia menghela nafas karena bosan. Di tangan kanannya, ia memegang sebuah kotak yang kosong. Howalon yang baru dibelinya sudah habis beberapa saat yg lalu, dan ia membuang kotak itu ke tempat sampah yg ada di dekatnya.

Ia menengadah ke langit. Burung-burung yang dilepas di akademi itu terbang dengan leluasa. Hiino mengambil nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya, kemudian dengan tampang tanpa ekspresi seperti biasa, ia berjalan lagi.

Sampai ia bertemu Hiigashi di tengah perjalanan, ia berhenti karena gadis itu menghalangi jalannya.

"...hei, sedang apa di tengah jalan...?" tanya remaja itu pelan.

"Nananana~"

Kazu yang baru kabur sebentar dari ruangan Host CLubnya nyasar ke Central Town. Tadinya dia memang mau beli obat tidur buat Azuma...tapi...

"Oooh, Hiino-kun!" sapanya santai melihat Hiino sedang berdua dengan Hiigashi.

Quote :

"Oooh, Hiino-kun!" sapanya santai melihat Hiino sedang berdua dengan Hiigashi.

"....Kazu sensei...?" sapa Hiino pelan, karena pengaruh Cupid Alice belum sepenuhnya sirna....

"Hmm?" Kazu garuk-garuk kepala, bingung. "Tumben manggilnya bukan guru abnormal... Hahahaha~"

Kazu pun nyengir kuda.

"Berduaan ajah?" tanya Kazu sambil menunjuk Hiigashi.

Quote :

"Berduaan ajah?" tanya Kazu sambil menunjuk Hiigashi.

Remaja itu melipat tangannya di belakang kepala...

"nggak, bertiga" ucapnya santai

Quote :

"nggak, bertiga" ucapnya santai

"Ohohoho~ Iyaa..."

Kazu lalu melirik Hiigashi.

"Kenalanmu, Hiino-kun?"

Mata Kazu sedikit bersinar, tapi tidak ada perubahan signifikan di wajahnya.

Quote :

"Kenalanmu, Hiino-kun?"

Belum, belum kenal..." ucapnya sambil memalingkan wajahnya....

"Hngg... Syukurlah~" kata Kazu senang, matanya membentuk n.n

"Karena kalau bukan kenalanmu..."

Kazu pun nyengir setan, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Hiino dan...

CHU!

...mencium bibir pemuda itu.

"...tidak masalah kalau aku melakukan ini kan?" Kazu tersenyum lagi, lalu menatap Hiigashi dengan mata yang jelas-jelas mengatakan...

'Sori.. Ini punyaku... Jangan asal samber yah~'

Quote :

"...tidak masalah kalau aku melakukan ini kan?"

Sorot mata Hiino seperti tidak berubah, tapi wajahnya memerah saat Kazu menciumnya. Entah apa yg ada di pikiran remaja ini karena 40% masih ada di bawah pengaruh Cupid Alice...

"se...sensei.."

Hiino memalingkan wajahnya dan wajahnya memerah...

"ini..tempat umum, kan...." ucapnya pelan....

Quote :

Hiino memalingkan wajahnya dan wajahnya memerah...

"ini..tempat umum, kan...." ucapnya pelan....

"Oya, oya... Wajah yang manis, merah begitu..." goda Kazu dengan wajah jahil.

Dan dia pun memeluk bahu Hiino.

"Tempat umum atau bukan, nggak ada rambu-rambu dilarang cium orang kan?" tanya Kazu sambil tersenyum.

'Akhirnya! Sampai juga!' Augusta bersorak dalam hati. Setelah bersusah payah meneliti peta cara menuju Central Town, sampai juga ia di sana! Augusta lalu melihat-lihat sekelilingnya... Wah, kota ini besar ya... Apa penduduknya memiliki ALice semua?

Kakinya melangkah tanpa henti... dan ia tersadar kalau ia tidak tahu dirinya berdiri di mana sekarang. Oh... bodohnya =___="

Augusta melihat sekelilingnya. Dan menemukan si Oom senang sdang berdiri di tengah jalan. Oh tidak! Augusta langsung masuk ke dalam salah satu semak dan bersembunyi. Ia memperhatikan si Oom2 dan apa yang sedang ia lakukan... di depannya ada seorang anak seumuran Augusta... dan mereka... mereka... berciuman?! Ini lebih parah dari yang tadi! Astaga!!!

Augusta hanya dapat menutup mulut dan memperhatikan semuanya dari dalam semak...

Quote :

"Oya, oya... Wajah yang manis, merah begitu..." goda Kazu dengan wajah jahil.

Dan dia pun memeluk bahu Hiino.

"Tempat umum atau bukan, nggak ada rambu-rambu dilarang cium orang kan?" tanya Kazu sambil tersenyum.

"se...sensei..."

Remaja itu menundukkan kepalanya, dan wajahnya memerah saat gurunya sendiri memeluk dirinya. Ia memejamkan matanya .....

Mient yang saat itu sedang berjalan-jalan di Central Town, menemukan Hiigashi, Hiino, dan.. seorang yang tidak ia kenal.

Mient terdiam di tempat ketika melihat orang itu dan Hiino berciuman...
A...Aaa~~ Hiino ciuman... Ciumannya sama cowok lagi!!! Muka Mient merah padam melihat kejadian itu, kemudian membatu untuk beberapa saat. Mient berjalan ke arah semak-semak tempat Augusta berada,

"A..Augusta-senpai!" Mient terkejut melihat Augusta bersembunyi sambil mengamati mereka.
"Augusta-senpai lihat yang barusan ya?" Mient bertanya pada Augusta, dengan wajah yang masih merah padam.

Chopin yang sesudah dari kamarnya mengerjakan tugas-tugas sekolah dan menyelesaikan beberapa dokumen dara sekolah akhirnya dapat berjalan-jalan juga.

"Hum, hum ,hum...hari yang indah! Tapi kerjaanku...hah, sangatlah banyak. Walaupun mungkin nanti beberapa akan dikerjakan Mient tapi, sama saja..." Ucap Chopin menggaruk-garuk kepalanya.

Saat Chopin sedang berjalan, pandangannya teralih dengan tiba-tiba melihat seorang lelaki berciuman dengan laki-laki. Ia pun kaget, setelah mengetahui yang berciuman adalah Hiino dan guru yang waktu itu ia temui, Kazu-sensei.

"He...he...he...?" Ucap Chopin terkejut oleh apa yang ia lihat. Ia pun langsung mengumpat di semak-semak, terkujut lagi bahwa ada Mient dan Augusta.

"Haaaa! Mient! Augusta!" Teriak Chopin.

Quote :

Remaja itu menundukkan kepalanya, dan wajahnya memerah saat gurunya sendiri memeluk dirinya. Ia memejamkan matanya .....

Mient memperhatikan Hiino dan Kazu-sensei dengan serius.
Wanijima-kun blushing!! Wanijima-kun suka sama orang itu ya..? Pikir Mient.

Quote :

"Haaaa! Mient! Augusta!" Teriak Chopin

"Uwaa~" Mient terkejut mendengar suara itu.
"Cho..Chopin? Sssssttt!!" Mient menaruh jari telunjuknya di depan mulutnya, menyuruh Chopin untuk diam.

"Sedang apa kau disini?" Mient bertanya pada Chopin dengan suara pelan.

Quote :

"Uwaa~" Mient terkejut mendengar suara itu.
"Cho..Chopin? Sssssttt!!" Mient menaruh jari telunjuknya di depan mulutnya, menyuruh Chopin untuk diam.

"A-a-ah! Iya, iya!" Ucap Chopin kepada Mient yang langsung teridam dan memperhatikan Hiino dan Kazu yang masih berada di tempat yang sama.

Quote :

"Sedang apa kau disini?" Mient bertanya pada Chopin dengan suara pelan.

"Hmm? Oh...ya, aku ke sini tadi hanya untuk jalan-jalan, tiba-tiba aku melihat pandangan yang...ya 'itu'!" Ucap Chopin menunjuk ke arah Hiino dan Kazu-sensei.

Augusta menyadari seseorang mendekat dan melihat sososk gadis yg baru ia kenal. Mientsviel ternyata juga melihat kejadian tersebut dan turut bersembunyi di dalam semak-semak itu.

Tiba2 semak bergoyang lagi, Chopin datang terburu-buru dengan muka panik. Wah2.. mungkin mereka bisa merayakan pestakecil d dalam sini! Augusta mendengar mereka berdua bercakap2 lalu berkata, "Sssht! Nanti kita ketahuan! Kalo ketahuan, nanti kita jadi korban!"

OOT: baru ditinggal sebentar udah banyak orang yang datang yah...^^

Minamoto melamun. Matanya melihat ke langit, tapi pikiriannya terus melayang entah kenapa dengan wajahnya yang tersenyum. Tiba-tiba saja, lamunannya terhenti ketika seseorang memanggilnya. Student Agent dari Dangerous, Wanijima Hiino. Minamoto berdiri dengan cepat.

"Ah, anda..." Minamoto berhenti berkata-kata.

"Selamat siang Senpai..." Ujar Minamoto menyapa Hiino sembari membungkuk.

Minamoto hanya menyaksikan kejadian yang terjadi di sekitarnya. Dan kejadian yang aneh saat datangnya si-setan-pencium itu. Si-setan-pencium itumencium bibir Student Agent, Hiino. Mata Minamoto membelalak. Melihat kejadian aneh itu. Apa mereka selalu melakukan hal itu setaip saat? Minamoto hanya berpikir bahwa hal itu sangat aneh. Bahkan, sang guru, si-setan-pencium berani mencium muridnya sendiri. Minamoto memundurkan kakinya beberapa langkah dengan cukup waspada.

Tiba-tiba saja, orang-orang yang tidek dikenal berdatangan. Yah, meskipun masih ada orang yang dikenal Minamoto yaitu Mient. Datang lagi seorang yang mengejutkan Minamoto dengan teriakan yang mengejutkan Mient itu. Minamoto mendekati Mient dan berbisik.

"Oh yah, Mient. Apa Senpai dan Kazu-Sensei selalu melakukan hal itu?" Tanyanya dengan suara yang pelan yang hanya di dengar Mient.

Quote :

"Oh yah, Mient. Apa Senpai dan Kazu-Sensei selalu melakukan hal itu?"

Mient sedikit shock dengan pertanyaan Hiigashi itu, kemudian menjawabnya,
"Maksudmu.. Kazu mencium Wanijima-san? Kalau itu sudah.." Mient berbisik pada Hiigashi.

"Jadi.. Kita berempat, mengamati mereka di balik semak-semak seperti ini. Orang itu siapa? Yang mencium Wanijima-san itu.." Pandangan Mient belum lepas dari kedua orang cowok, yang baru saja berciuman tersebut.

Quote :

Remaja itu menundukkan kepalanya, dan wajahnya memerah saat gurunya sendiri memeluk dirinya. Ia memejamkan matanya .....

"Hnn..."

Kazu nyengir kuda lagi, lalu dengan iseng mencium pipi Hiino.

Dan, masih dengan cengiran kudanya di wajah, Kazu pun menatap ke arah semak-semak yang ada di dekat sana.

"Yak, bagus ya anak-anak... Kencan orang kok diliatin..."

Quote :

"Yak, bagus ya anak-anak... Kencan orang kok diliatin..."

DEG!
Mient kaget sekali mendengar omongan orang itu.. Ia memutuskan untuk bersembunyi, di balik semak sampai ia tidak bisa melihat Kazu-sen dan Hiino.

"Aah~ Gimana nih? Ketauan, jadi ngga enak." Mient berbicara pelan pada orang-orang disekitarnya.

Quote :

"Yak, bagus ya anak-anak... Kencan orang kok diliatin..."

"A-a-ah! Aku tak percaya dia mengetahui bahwa kita ada disini!" Ucap Chopin dengan muka sweatdroppednya dan mulai berpikir.

"Kira-kira...kita kabur saja atau dengan jujur bilang kalau kita emang ngelihatin mereka dari semak-semak ini? Hummm...tapi sama saja kali ya, bisa dihukum." Ucap Chopin yang mulai menampakkan muka menangis.

Chopin pun akhirnya memutuskan untuk keluar dari semak-semak dan berhadapan langsung dengan guru yang ia pikir masih gila itu. Raut wajahnya masih sedikir sweatdropped.

"Ah! Hai Kazu-sensei! Hari yang cerah ya!" Ucap Chopin berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi. Ia pun mulai tersenyum-senyum sendiri.

Si Oom senang mencium anak yang ia tidak kenal itu lagi, kemudian menghadap ke arah mereka. Sepertinya ia menyadari kalau mereka ada di sana. Gawat, gawat, gawat!

"Yak, bagus ya anak-anak... Kencan orang kok diliatin..."

Augusta diam membeku... Oh tidak, pasti ia yg disalahkan... Pasti ia yang dijadikan tumbal! Kan ia yang memulai acara petak umpet ini! Mampus, mampus, mampus!

"Hah? Anak-anak? Anak-anak siapa yah?" dengan bodohnya, Augusta justru menyembulkan kepalanya dari semak tersebut. Oh tidak!

Minamoto melihat pemandangan aneh sekaligus unik dari balik semak-semak yang geli. Dia hanya mengernyitkan dahinya dengan wajah yang memancarkan ekspresi kaget melihat kejadian itu. Minamoto terdia. Sepertinya dia salah menduga mengenai Senpainya yang terlihat pendiam dan biasa-biasa saja itu yang ternyata adalah seorang yang tak terduga, berhubungan dengan seorang lelaki yang merupakan gurunya sendiri, si-setan-pencium.

Apa dia tidak malu kalau harus melakukan hal seperti itu? Bukankah hal seperti itu adalah hal yang... erg... sangat diluar nalar. Minamoto hanya membatin dengan mulut yang melongoi dan mata membelalak melihat hal itu. Tiba-tiba saja, Kazu-Sensei memerogoki mereka yang sedang menguntit kejadian itu. Minamoto lalu berdiri dan menghampiri Hiino. Berbisik di telinganya.

"Apa tidak apa-apa jika Senpai melakukan hal ini di depan umum?" Tanya Minamoto dengan berbisik dan nafasnya menyentuh telinga Hiino.