Istirahat sebentar untuk menghilangkan lelah, eh???

Mient berdiri, keluar dari semak tersebut mengikuti Hiigashi, lalu menyapa guru itu.

"Anu sensei, menurutku ngga lazim mencium murid anda sendiri seperti itu.." Ucap Mient dengan muka merah.

Wanijima-san, kasihan kau dicium orang seperti ini... Pikir Mient.

Hiino pelan mendorong Kazu dengan wajah memerah seperti bicara dengan cewek.

"maaf, sensei... ini... di muka umum..." ucap remaja itu mendorong Kazu pelan-pelan.

Atas pengaruh apa, wajah ku... memerah di depan om-om...

Chiaki, maaf sepertinya penyakit ini malah makin parah... erghh...

Hiino menunduk dengan wajah memerah malu, atau marah, karena anak-anak lain mengintip yg harusnya tidak boleh diintip

Quote :

"Ah! Hai Kazu-sensei! Hari yang cerah ya!" Ucap Chopin berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi. Ia pun mulai tersenyum-senyum sendiri.

"Ngomong kok pake belok-belok segala...dasar..." gumam Kazu, tapi dia tidak melepaskan pelukannya di bahu Hiino.

Quote :

"Hah? Anak-anak? Anak-anak siapa yah?" dengan bodohnya, Augusta justru menyembulkan kepalanya dari semak tersebut. Oh tidak!

"Kalian ini ngintip udah ribut, nggak pinter caranya... Ya cepet ketahuan lah..." kata Kazu santai. "Mau diajarkan cara ngintip yang baik? Aku dulu pernah les dari seorang ahli..."

Quote :

"Apa tidak apa-apa jika Senpai melakukan hal ini di depan umum?" Tanya Minamoto dengan berbisik dan nafasnya menyentuh telinga Hiino.

"Heeei!!! Dilarang dekat-dekaaaat!!!" teriak Kazu sambil menarik Hiino dari Hiigashi.

Kazu pun berjalan untuk duduk di salah satu bangku taman sambil menarik tangan Hiino supaya duduk di sebelahnya.

Minamoto mengernyitkan dahinya melihat tingkah Senseinya yang satu in. Terlihat abnormal dan sangat aneh. Minamoto mengernyitkan dirinya dan mundur beberapa langkah menjauh.

"Apa Sensei mau terus melakukan hal ini? Sensei seperti orang yang Abnormal!" Ujar Minamoto dengan cukup tegasnya pada Sensei, meskipun nantinya dia akan mendapatkan hukuman, dia tidak akan peduli.

Entah bagaimana, sepertinya Oom2 senang itu tidak terlalu peduli jika melakukan hal seperti ini di depan orang banyak. Dasar orang gila semua! Ia malah menawarkan cara mengintip dengan baik dan benar... gila, gila, gila!

Sekarang si Oom2 itu menarik tangan anak tadi ke sebuah bangku... Astaga... apa lagi yang akan mereka lakukan...

"Umm... Ano... Emangnya kalian itu pacaran ato gimana?" Augusta berkata dengan cablak lalu menampar mulutnya sendiri. Dasar begoooo!!

Quote :

"Apa Sensei mau terus melakukan hal ini? Sensei seperti orang yang Abnormal!"

"Memangnya siapa yang bilang kalau aku ini normal???" Kazu balas menjawab dengan sama tegasnya, sama sekali tidak mempedulikan kalau dia mengakui ke-tidaknormalannya di depan umum.

Quote :

"Umm... Ano... Emangnya kalian itu pacaran ato gimana?" Augusta berkata dengan cablak lalu menampar mulutnya sendiri. Dasar begoooo!!

"Iya dooong~" kata Kazu sambil sekali lagi mencium pipi Hiino.

"Kehehe...akhirnya ketauan juga ya. Guru itu...sangat abnormal sejak pertama kali aku bertemu dengannya. Oh, tapi...guru itu, Hiino...aku rasa aku pernah melihat ini sebelumnya..." Ucap Chopin yang menggaruk-garuk kepalanya.

Chopin mengubrak-ngabrik Magical Bagnya dan mencari sesuatu. Setelah tak lama mencari, ia pun menemukan barang yang dicarinya.

"Haap! Alas picnic, beserta makanannya!' Ucap Chopin yang menggelarkan alas picnicnya di taman dan menata makanan-makanan picnic disitu, seolah yang ia lihat tak pernah terjadi dan ia langsung melupakannya. Ia menerima sikap gurunya yang seperti itu.

Chopin melihat ke arah Kazu-sensei dan Hiino, yang Kazu-sensei kembali cium pipinya.

"Tapi...aku masih sedikit jijik sebenarnya. Tapi ya sudahlah, perutku lapar!" Ucap Chopin dalam hati yang kembali menata peralatan picnicnya.

"Eh, eh! Semuanya, makan yuk!" Teriak Chopin kepada semuanya, dirinya sudah duduk di alas picnic dan mulai bersenandung.

Quote :

"Memangnya siapa yang bilang kalau aku ini normal???"

"Sensei.." Mient menarik lengan baju Kazu-sen
"Sensei suka melakukan hal seperti ini ya?" Tanya Mient pada Kazu.

Quote :

"Eh, eh! Semuanya, makan yuk!"

"Minumnya racun buatanku ya~" Mient tersenyum seperti setan.

"su...sudaah..." ucapnya dengan wajah memerah mendorong Kazu pelan.

"kami nggak jadian ato apa...!!" jawabnya dengan wajah super memerah panik setelah mendapat kecupan ke entah berapa kali

"su...sudaah..." ucapnya dengan wajah memerah mendorong Kazu pelan.

"kami nggak jadian ato apa...!!" jawabnya dengan wajah super memerah panik setelah mendapat kecupan ke entah berapa kali

Quote :

"Sensei.." Mient menarik lengan baju Kazu-sen
"Sensei suka melakukan hal seperti ini ya?" Tanya Mient pada Kazu.

"Hemn~ Tergantung kau akan menafsirkannya apa~" kata Kazu kalem, masih juga memeluk Hiino sekalipun yang bersangkutan sudah mendorongnya berkali-kali.

Quote :

"kami nggak jadian ato apa...!!" jawabnya dengan wajah super memerah panik setelah mendapat kecupan ke entah berapa kali

"Yah~ Curaaaang~ Menyembunyikan kenyataaaaan!!!"

"Sepertinya anda benar-benar Abnormal! Anda tidak patut dicontoh oleh murid-murid anda, Sensei." Ujar Minamoto dengan kerasnya.

Mianmoto lalu melihat Hiino tanpa perlawanan hanya bermodal muka merahnya saja. Minamoto mengernyitkan dahinya.

"Sepertinya, Anda juga suka hal yang seperti ini Senpai. Aku salah menduga anda. Anda sama-smaa Abnormalnya dengan Sensei!" Ujar Minamoto tegas sembari berteriak yang didengarkan oleh orang banyak. Minamoto lalu membalikkan badannya. Dia memalingkan wajahnya melihat Hiino.

"Orang yang anda sayangi pasti kecewa dengan tingkah anda yang mengerikan itu." Ujar Minamoto dengan kesalnya pada Hiino.

Minamoto lalu menghampiri Chopin. Yah, untuk menghilangkan kesalnya, tidak ada salahnya untuk picnic. Dia pun duduk di atas karpet.

Sekarang Chopin sudah menggelar tikar untuk piknik. Augusta sih ikut-ikut aja... tapi masak sama orang pacaran? Cowok ama cowok lagi... Ih....

Augusta mendengar 'pacar' si Oom senang berkata,
"su...sudaah..." ucapnya dengan wajah memerah mendorong Kazu pelan.

"kami nggak jadian ato apa...!!"

"Hah? Kalo gitu ngapain kalian ciuman?" Augusta bertanya tanpa rasa bersalah

Oot : postnya pelan pelan dong, gw OL d hape rada susah

IT

"memangnya siapa juga yg mau dengan dia !!" gerutu Hiino. Cupid alice tinggal 30%, namun tetap saja pemuda itu tidak bisa menghilangkan sifat wajah memerahnya itu.
"Perempuan memang sok tahu" ucapnya lantang pada Hiigashi, kemudian menggerutu kesal...

"....."

Quote :

"Sepertinya anda benar-benar Abnormal! Anda tidak patut dicontoh oleh murid-murid anda, Sensei." Ujar Minamoto dengan kerasnya.

"Yeh siapa yang minta dicontoh? Emangnya saya pernah minta dicontoh kamu? Weee!!!" Kazu pun mulai bangkit sikap kekanak-kanakannya dan dia menjulurkan lidah ke arah Hiigashi.

Quote :

"Orang yang anda sayangi pasti kecewa dengan tingkah anda yang mengerikan itu." Ujar Minamoto dengan kesalnya pada Hiino.

Tiba-tiba ekspresi Kazu langsung berubah. Wajahnya dingin dan dia menatap Hiigashi dengan pandangan sedingin es.

"Bocah..." gumam Kazu. "Bila tidak tahu apa arti dari perkataanmu sendiri, lebih baik jangan bicara sama sekali."

"Ah! Hiino! Aku bawa Taiyaki lagi! Mau kan kamu?" Ucap Chopin tanpa menghiraukan Kazu-sensei yang memeluknya dengan erat seperti itu. Ia menawarkan supaya Hiino bisa ceria lagi.

"Ah, teman-teman silahkan makan yang banyak ya! Aku masih ada cadangan makanan bila habis! Oh dan kau..." Ucap Chopin kepada semuanya yang sedang berada di taman, tetapi ia langsung melirik kepada gadis yang tadi berteriak abnormal kepada Kazu-sensei.

"Boleh aku tahu namamu?" Tanya Chopin dengan tersenyum.

"Hei, sensei! Mau makan?" Tanya Chopin kepada Kazu-sensei, walaupun ia tahu pasti Kazu-sensei tak akan melepaskan tangannya dari Hiino.

Quote :

"Hemn~ Tergantung kau akan menafsirkannya apa~"

"Ngh.. Sebenernya ini ngga lazim, dan ini juga pertama kalinya aku melihat orang ciuman.." Ucap Mient yang seperti bicara sendiri.
"Ma..Maksudnya di dunia nyata, bukan di TV ato komik.. Tapi, kenapa harus cowok juga Sensei?" Mient bertanya pada Kazu.

Wajah Hiino seperti terharu begitu Chopin menawarkan Taiyaki padanya. Ia mendorong Kazu pelan-pelan & mendekati Chopin.

"te...terima kasih" ucapnya dengan nada yg sebenarnya kasar, tapi malu-malu

OOT
sbenernya gw uda g dpegang kazu di post sebelumnya -_-;

Quote :

"Hei, sensei! Mau makan?" Tanya Chopin kepada Kazu-sensei, walaupun ia tahu pasti Kazu-sensei tak akan melepaskan tangannya dari Hiino.

"Hnng... Nggak terlalu suka makanan manis..." jawab Kazu santai.

Quote :

"Ma..Maksudnya di dunia nyata, bukan di TV ato komik.. Tapi, kenapa harus cowok juga Sensei?" Mient bertanya pada Kazu.

"Kenapa? Kufufufu... Sebenarnya jawabannya cukup sederhana..." dengan sebelah tangannya, Kazu membelai rambutnya sendiri. "Cewek...sangat menakutkan...apalagi kalau mode fangirl..."

"Aku Minamoto Hiigashi. Panggil saja aku Hiigashi." Ujar Minamoto tersenyum manis pada Chopin, yah, Chopin berbeda dari mereka berdua bagi Minamoto.

Minamoto memasang wajahnya yang cemberut dan kesal itu mendengar kata-kata Hiino. Dia lalu berbalik.

"Hei, perempuan tidak seperti yang kau pikirkan. Senpai lebih parah dengan berpacaran dengan Sensei. Apalagi anda berdua sesama lelaki. Merupakan hal yang Abnormal. Anda masih mau mengelak? Dicium berkali-kali oleh Sensei, bahkan di bibir, itu hal yang mengerikan!" Ujar Minamoto kesalnya. Berteriak lantang begitu keras.

Dia kembali memasang wajahnya tanpa ekspresi itu mendengar kata-kata Sensei.

"Aku tahu apa yang aku katakan. Orang yang berharga bagimu akan kecewa saat mengetahui dirimu berbeda dari yang diharapkan. Saat kau telah berubah dari semestinya di mana orang yang berharga bagimu tidak mengharapkannya, dan saat kau tidak berubah sesuai dengan orang yang berharga bagimu itu inginkan. Dan saat semuanya menghilang dari dirimu di mana orang yang berharga bagimu akan kecewa terhadapmu." Ujar Minamoto dengan wajah tanpa ekspresinya.

Melihat Hiigashi debat dengan Kazu dan Hiino, Mient mencoba melerai,
"A..Aaa~ Hiigashi, Sensei, Wanijima-san, sudah sudah.."
Mient memandang Chopin, dengan tatapanseakan-akan bilang, tolong bantu!

Quote :

"Aku tahu apa yang aku katakan. Orang yang berharga bagimu akan kecewa saat mengetahui dirimu berbeda dari yang diharapkan. Saat kau telah berubah dari semestinya di mana orang yang berharga bagimu tidak mengharapkannya, dan saat kau tidak berubah sesuai dengan orang yang berharga bagimu itu inginkan. Dan saat semuanya menghilang dari dirimu di mana orang yang berharga bagimu akan kecewa terhadapmu." Ujar Minamoto dengan wajah tanpa ekspresinya.

"Justru itulah yang salah... Siapa yang memerintahkan orang untuk menaruh ekspetasi terlalu tinggi pada sesuatu? Dan ketika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya, lalu merasa kecewa dan marah? Bocah, dunia ini tidak sebaik yang diharapkan orang. Bila memang begitu..." Kazu menutup matanya. "Untuk apa...semua orang dikumpulkan di sini, direnggut dari orang tuanya, heh?"

"Hah..." Chopin menghelakan nafasnya dan langsung berbisik pada Mient. Iya tau, bahwa Mient yang menatapnya tadi, meminta bantuannya.

"Mient, ini kayaknya akan menjadi ribut. Mau kuapakan? Mau kubuat ledakan aja biar pada diam? Hahaha!" Ucap Chopin dengan tertawa kecil kepada Mient.

"Tapi aku hanya bercanda...jadi? Bagaimana?" Tanya Chopin kepada Mient.

"aku tidak mau memulai pertengkaran dengan cewek yg tidak kukenaal..." ucap Hiino kasar dan diam saja setelah Mient melerainya.

"kenapa harus dibahas sih, bikin susah. hidupku ya hidupku" ucapnya lagi...

Dan berbalik ke Chopin. "oi, katanya kau bawa Taiyaki?"

Minamoto terdiam dengan wajahnya yang tanpa ekspresi. Dia menunduk sebentar. Wajahnya memancarkan ekspresi sedihnya. Dia lalu mengangkat kepaanya dan memasng wajah sedihnya.

"Direnggut? Yah, aku tahu kenapa 'mereka' merenggut nyawa orang tuaku. Aku tahu itu. Aku juga tahu kenapa aku di berada di sini, karena kekuatanku kan, Sensei. Aku juga tahu siapa yang membawaku dan siapa yang menyuruhku tinggal ditempat ini. Aku tahu kalau mereka merenggut kita semua dari orang tua kita." UJar Minamoto yang mengubah wajahnya menjadi tanpa ekspresi itu.

"Tapi, aku senang berada di sini. Aejak kecil, aku sudah tidak merasakan kasih sayang orang tua. Bukan kasih sayang, malah cemoohan dan kekesalan yang mereka lemparkan kepadaku saat aku masih berada di luar. Saat itu, aku lebih baik tidak dilahirkan di dunia ini. Tapi, mengingat mereka yang merenggut orang tuaku, aku bertekad untuk bertahan hidup. Dan masuk ke sekolah ini sebagai jalan untuk membunuh mereka. Dan yah, aku juga berharap meperoleh kasih sayang orang tua di sini." Ujar Minamoto lalu menunduk.

"Tapi, sepertinya aku tidak akan bisa mendapatkan kasih sayang itu, karena tidak ada yang bisa menyayangiku. Kasih sayang, eh? Mungkin itu adalah kata yang mustahil di tempat ini. Meskipun aku mencarinya di pelosok sekolah ini." Ujar Minamoto dengan senyum kecilnya. Meskipun dia tersenyum, tetapi dia begitu sedih mengucapkan kata-kata itu.