Ayuri's Solo Mission 1

wew...

ngasi usul tuh yg membangun, jgn berdasarkan selera gitu dong. ^^;;

Kan biar nanti lebih menarik, apalagi kalo belakangan diketahui kalo salah satu char cewe itu ternyata cowok, ato sebalike

ada banyak cara untuk bikin cerita menarik.

dan itu kan hanya masalah selera

Maksudnya gimana nih?

maksudnya

misalnya gw suka BL

itu menurut gw bakalan jadi sebuah cerita menarik

apa gw bakalan meminta sang author buat masukin? o_o?

nda kan?

karena aku tau, cerita bagus bukan sekedar BL doang ^^

klo kmu ngasi usul lebih ke arah ide.

sementara uda jelas ayuri bikin cerita ini sebagai pelampiasan ide.

so far, ak ga masalah dengan ide. yg biasanya ak rada gemes cuma penyampaian ide.

menurutku dlm hal 'ide', ga ada yg salah, bener, jelek ato bagus

kembali ke masalah selera

Di atas panggung, seorang anak dengan rambut kuning yang panjang, pita berwarna biru yang terikat di rambutnya dan gaun mahal yang dikenakannya sedang bernyanyi di depan mike suara.

Tetapi yang membuat gadis berkacamata itu penasaran adalah alat2 teknologi yang terpasang di badan anak perempuan itu.

"Anak itu...mengapa dia dipasang alat2 itu?" tanya Ayuri kepada Sakaru.

"Oh! Kata Tuan Shiki alat2 tersebut untuk membantunya untuk mengontrol kekuatannya. Dari yang aku dengar, nona Lucia masih belum matang dalam menggunakan 'kekuatan'nya tersebut." jawab Sakaru.

Ayuri tidak membalas penjelasannya Shiki karena baginya itu sudah cukup untuk mendapat informasi yang berguna nantinya. Tetapi tetap saja membuatnya penasaran.

Kemudian Ayuri melihat di deretan kursi paling depan, seorang bapak yang tidak lain Garu Shiki; pemilik Hotel ini. Dia begitu serius memperhatikan Lucia yang sedang bernyanyi.

"Bagaimana dengannya? Apa ada perubahan?" tanya pemilik hotel itu kepada bodyguard-nya.

"Tidak ada...keadaannya masih stabil." jawab bodyguard-nya.

"Begitu ya..." ujar Shiki.

"...kita tidak bisa lama2 lagi...bagaimanapun caranya, kita harus mencari tahu lebih dalam lagi dari anak itu..." lanjutnya sambil memandang Lucia.

Bodyguard-nya menyadari ada yang datang; Sakaru bersama dengan 'tamu' mereka. Bapak yang menonton pertunjukkan itupun juga menatap kepada mereka berdua. Lalu, dia langsung nepuk kedua tangannya dua kali.

"Cukup, Lucia!" ucap Shiki kepada Lucia untuk berhenti bernyanyi. Sang penyanyi cilik itu berhenti menyanyi dan para pelayan2 segera melepaskan peralatan2 di badannya.

"Beristirahatlah di kamar. Aku sudah melihat kau sudah lelah."

"Eh? Ta-tapi..."

"Sekarang!!" potong pemilik hotel itu kepada Lucia.

Dengan wajah murung, Lucia hanya bisa mengangguk dan segera turun dari panggung. Anak perempuan itu bersama Shiki dengan bodyguard-nya menemui Sakaru dan Ayuri.

"Kau sudah melihat pertunjukkan tadi bukan? Akan kuperkenalkan; dia bernama Lucia Amami, sesuai dengan perjanjian kau akan menjaga dia selama 4 hari ini, benar?"

"Kamar kalian bersebelahan jadi kau bisa mengawasinya lebih akurat. Aku dengar kalau anak2 seperti kau mempunyai cara tersendiri untuk melakukan berbagai macam misi. Yah~ yang aku minta jagalah Lucia dengan baik." senyum Shiki yang dirasakan oleh Ayuri sangat aneh.

"Sakaru, bawalah 2 gadis ini ke kamar mereka." ujar bapak berpenampilan rapi tersebut kemudian berlalu bersama bodyguard-nya.

"Ba-baik!" tanggap petugas hotel itu dengan terbata2.

"Ayo! Kita pergi juga!" ajaknya kepada 2 gadis tersebut. Ayuri kemudian melihat tubuh penyanyi cilik itu gemetar menandakan dia ketakutan atau mungkin cemas akan sesuatu.

Hari pertama dan kedua terlewati dengan sejumlah pertanyaan di pikirannya Ayuri. Dari pemilik hotel dan bodyguard-nya yang menurutnya mencurigakan dengan kegemataran yang dilihat Ayuri pada tempo hari lalu.

Pada hari ketiga, malam harinya. Banyak sekali yang berlari2an dan bahkan panik. Sepertinya mereka sedang mencari2 sesuatu.

"Hei! Kau sudah cari di sana?" tanya pegawai laki2 yang masih dalam pencarian.

"Tidak! Bagaimana dengan di sana?" tanya balik pegawai yang lain dengan paniknya.

Para pegawai itu berkeliaran ke sana kemari mencari 'sesuatu'. Ayuri beserta Sakaru juga ikut mencari-'nya'.

"Lucia!! Di mana kau?! Lucia!!" panggil Sakaru yang ternyata sedang mencari gadis cilik tersebut.

"Ini gawat...apa dia benar2 kabur melalui jendela ya? Padahal di sini lantai 40..." panik Sakaru.

Tidak seperti yang lainnya yang kepanikan, Ayuri masih tenang dan mencoba untuk mendeteksi 'aura'-nya Lucia dengan kekuatan khususnya; Sensing Analyzer.

Ayuri pada akhirnya terpisah dengan para pegawai termasuk Sakaru. Dia tiba di depan suatu kamar dan melihat ke sana kemari untuk mengetahui apa di sekitarnya tidak ada siapa2.

Setelah itu, gadis ini memasuki ruangan tersebut perlahan2. Ternyata benar dugaannya, Lucia berada di sana sambil menyelimuti diri dengan kain yang ada di lantai.

Lucia yang ketahuan akan keberadaannya ingin kabur tapi Ayuri langsung menyentuh bibirnya gadis cilik ini dengan jari telunjuknya. "Ssst..."

Derapan kaki dari luar terdengar dan terdengar suara2 para pegawai yang sedang mencari keberadaan Lucia. Sesaat kemudian, derapan kaki dan suara2 tersebut kian lama menghilang; sepertinya sudah tidak ada orang lagi yang berada di sekitar area kamar mereka.

Lucia menghela nafas lega lalu memandang Ayuri dengan senyuman yang benar2 tulus tanpa rasa takut dengan bola mata gadis berambut merah yang lancip itu. "Terima kasih!"

Ayuri hanya melirik Lucia sementara. Entah apa karena dia merasa tersanjung atau hanya malu atau apalah alasannya yang susah dijelaskan.

"Kenapa kakak ikut mengendap2 juga?" tanya Lucia dengan polosnya.

Ayuri tidak menjawab pertanyaan Lucia. Sekian lama kemudian, tiba2 saja Lucia malah memeluk Ayuri dan menangis. Gadis dari Dangerous Ability ini memandang Lucia tanpa ekspresi.

"Kumohon, kak! Bawa kabur aku dari sini!! Aku ingin bertemu dengan kakakku!!" ujarnya kepada Ayuri sambil menangis.

-TBC-

Capeknya!! >_<
Masih rada panjang sih...tapi doain ya! Supaya bisa cepat selesai ^^;

oh... lucia lebih kecil dari ayu^^
penasaran sama alice lucia XD lanjut~~~ XD

Sebenernya alicenya si Lucia itu apaan sih...?

Pertama gw kira alicenya berubungan ama suara...tp pas gw baca lanjutannya...kyknya berubungan sama terbang ato teleport...*Wild guess

Gw jujur aja, lebih suka Lucia daripada Ayuri. B'coz Ayuri is too quiet and emotionless

kayaknya kekuatannya lucia itu suara

dia kan ngilang kabur doang, kayaknya ga teleport ato terbang deh =_+

Quote :

kayaknya kekuatannya lucia itu suara

dia kan ngilang kabur doang, kayaknya ga teleport ato terbang deh

Masa kabur dr lantai 40 nggak pake alice...??

Loh? bukannya Lucia sebenarnya masih ada di lantai 40?
Berarti dia masih berada di area pencarian...

Btw, terusin!! Kayaknya bakalan menarik nih ^^

ak curiga dia punya kekuatan memanipulasi setting

ak dulu pernah mo bikin nauka punya kekuatan itu

ada beberapa calon kekuatan nauka

activation controlling (you know lah)

setting manipulation (mengganti setting, tp bukan teleport. misalnya di hutan, tau2 berubah jadi laut. tp masih di tempat yg sama)

prank master (you know lah)

You-Be-Me (bisa bertukar peran)

menurut gw, alice-nya Lucia berhubungan dengan suara ^^
Kan diakan menyanyi

wuset dah!! alice2-nya calon pembikin onar.... ^^:

Warning!! Di bagian sini ada adegan sedikit dewasa!!
---------------------------------------------------------------------------

Lucia menangis di dekapannya Ayuri. Gadis berkacamata tidak tahu harus berbuat apa. Lalu kemudian, dia mendengar ada suara dari luar dan langsung menenangkan gadis cilik itu.

Kemudian Ayuri menggunakan sensing analyzer-nya. Ia merasakan ada 3 pengguna Alice di sekitarnya. Yang satu adalah Lucia itu sendiri tetapi siapa yang lain?

“Kakak, ada ap-“ belum menyelesaikan kata2nya, Ayuri mengisyaratkan kepadanya untuk diam. Derapan maupun keributan di luar sudah mulai terdengar jelas. Kali ini keadaan mereka berdua sudah berada di ujung tanduk.

Namun, Lucia kemudian berdiri dan berjalan ke pintu keluar. Pintupun dibukanya dan ditutup perlahan2 meninggalkan Ayuri di dalam.

“A-anu…” suara Lucia terdengar jelas dari luar.

“Nona Lucia!! Kau rupanya di sini!!” ujar salah satu pegawai hotel.

“Benar2 deh! Kau membuat khawatir kita!!” gerutu yang lain.

“Ehehehe~ maaf…” ucap Lucia menjulurkan lidahnya ke depan.

Lalu derapan kaki beberapa orang terdengar. Ayuri merasakan ada 2 pengguna Alice lagi yang tiba di sana.

“Nona Lucia, di sini rupanya…Tuan Shiki mengkhawatirkan anda. Segeralah anda kembali kepadanya...” Ujar seorang asing bagi Ayuri yang sebenarnya tidak lain adalah bodyguard-nya Garu Shiki.

“Akutsuru…” panggil Lucia kepada bodyguard tersebut.

“Apa ada orang di kamar itu?” Tanya Akutsuru sambil menatapi pintu yang berada di belakangnya Lucia.

Lucia tentunya panik tapi mencoba untuk menenangkan diri supaya tidak ketahuan apa yang dia sembunyikan. “Ti-tidak ada kok!” ujarnya masih menghalangi pintu di belakangnya.

“Begitukah?” Tanya Akutsuru dengan tatapan yang mengerikan dan curiga.

Akutsuru langsung mendorong Lucia ke samping dan mendobrak pintu tersebut.

BRAK!!

Seketika itu pintunya telah lepas dan rusak. Tapi...di dalamnya ternyata tidak ada siapapun.

“Benarkan? Tidak siapa2 kok!” ujar Lucia dengan wajah polosnya.

Sang bodyguard hanya menatap sekilas kepada anak perempuan tersebut lalu bersiap untuk meninggalkan tempat. “Hikarichi Ayuri…di mana dia sekarang?”

“Di sini!” suara yang dikenal oleh semuanya langsung mengarah kepada orang itu.

Semuanya melihat dia dengan wajah keheranan (kecuali Akutsuru) sebab, orang yang dimaksud itu sedang…tersenyum.

"A-Ayuri?!" kaget Sakaru melihat kehadiran Ayuri dan tentunya ekspresinya yang tiba2 saja seperti...berubah total. Luciapun juga merasakan hal yang sama.

Akutsuru memperhatikan Ayuri yang mendekat kepada Lucia. Lalu dia bertolak pinggang dan kepalanya menunduk ke gadis cilik itu.

"Dasar! Kita2 sudah mencarimu!! Kau mengkhawatirkan kami saja!!" ujar Ayuri.

"Baiklah. Karena kau sudah di sini, bawa Lucia ke kamarnya dan aku ingin kau berada di sana." perintah Akutsuru menatap tajam ke 2 gadis tersebut.

"Ok2!!" tanggap Ayuri dengan senang hati.

"Ayo, Lucia!" ujar gadis berkacamata itu yang murah senyum itu lalu membawa Lucia meninggalkan Akutsuru dan lainnya.

"...Awasi mereka..." bisik bodyguard itu kepada salah satu pegawai hotel. Setelah mendengarkan perintahnya, pegawai hotel itu pergi dari tempat.

Di tempat lain, setelah semua pegawai hotel bubar. Sakaru sedang berjalan kembali ke kamarnya. Tetapi sesuatu telah menariknya dengan cepat masuk ke suatu ruangan yang cukup gelap.

"A-apa2an ini?! Lepas-!" ronta Sakaru yang ditahan dari belakang oleh seseorang.

"Oh tidak~ Kau tidak akan lepas dariku, sayang~" suara yang menggoda terdengar sekali di kupingnya Sakaru.

"Eh?" Sakaru langsung berkeringat dingin. Entah apa karena di ruangan itu pengap atau mendengar suara 'seksi' yang dilontarkan oleh orang yang dikenalnya.

"A-Ayuri?!! Ka-kapan kau...?!" panik Sakaru mencoba melepaskan diri. Tapi tidak berguna, kekuatannya Ayuri jauh lebih kuat.

"Nah...karena kau sudah menjadi anak baik...mari kita ke tahap selanjutnya..." ujar Ayuri yang sekarang berubah sikapnya seperti penggoda (gak tau istilahnya...).

Sewaktu badan lelaki itu dibalik, dia melihat bajunya Ayuri yang kancingnya terbuka sehingga kelihatan dadanya.

"Ta-tahap selanjutnya?!! He-hei!! Ayuri!!" panik Sakaru.

"Ayolah~ kau menginginkannya, bukan?" goda Ayuri sambil mengelus mukanya Sakaru yang berkeringat dan mulai membuka kemeja lelaki tersebut satu-persatu.

"Tu-tunggu! Ada apa denganmu, Ayuri?!" Sakaru semakin panik akan sikap anehnya Ayuri.

Sedetik kemudian sebuah ember melayang mengenai kepalanya Ayuri.

*DONK!!*

Sakaru melihat siapa yang melempar ember tersebut (dan juga menyelamatkannya). Wajahnya bertambah kaget lagi karena...yang melempar itu adalah...Ayuri...

"Hah?!! Ayuri?!!" bingung, panik, dan kaget bercampur jadi satu. Karena yang Sakaru lihat sekarang adalah Ayuri dan Ayuri lagi.

"Ka-kalau begitu...siapa cewek yang tadi aku lihat bersama Lucia?"

-TBC-

Diakhir2 ada adegan sedikit dewasa ^^;
Mohon maaf kalau buatnya kayak gini...

Masih banyak part...jadi sabar ya...

emang lu sekalian aja bikin novel deh
hahahahaha
bagus kok ceritanya,menarik,n selalu nggantung,membuat orang(termasuk gwa) jadi pingin baca lagi
lanjutin lagi deh......

Nice cliffy ^^
Buset dah!! Kok ada 3 Ayuri?!!

Jadi penasaran nih... lanjutin ya!

wah,ayuri ada 3!?
pasti disini banyak yg pengen ketemu ayuri yg 'penggoda' kan? *digebuk 3 ayuri*

momon tuh yg pengen ketemu

lol

ga heran ngimpinya soal bikini

tnyata bikininya ayuri toh

gyaah~!
itu kan bukan gue yg buat!!!Unofficial tuh!!curang....
blum ada hak patennya!
itukan pikiran Nauka!!!!<--mati-matian....

Masa? kayaknya Amon punya pikiran kayak gitu deh...

udah jgn ngomongin lagi deh..
btw,Ayuri
ini kok g dilanjut2?
g ada idekah?

“A-apa ini?! Kok Ayuri....ada 2?!!” kaget Sakaru melihat kedua gadis tersebut dengan kepribadian yang berbeda. Satunya dengan tampang sangar, dan satunya lagi yang kelihatan ‘terbuka’.

“Heh! Gw udah bilang jangan kayak gitu ama orang!! Mentang2 loe yang mempunyai sisi ‘hot’…” ujar Ayuri pemarah.

“Oh~ aku sih menyukainya…daripada kau yang hanya bisa marah2…hati2, semakin marah, semakin tua lho…” balas Ayuri penggoda.

Urat kemarahan Ayuri yang pemarah sudah mulai muncul. “Um…bisakah kalian berhenti? Kita di sini untuk misi…lagipula inikan atas permintaan ‘dia’…” ujar Ayuri yang baru muncul. Kali ini kepribadiannya sepertinya penakut.

“BERISIK!! BANYAK CINCONG AMAT LOE!!” teriak Ayuri pemarah kepada Ayuri penakut.

Ayuri penakut langsung menderaskan air matanya di pipinya dan gemetaran melihat Ayuri sang pemarah yang berada di efek ‘membara’-nya.

“Se-sekarang ada 3? A-ada apa ini? Apa…ini kekuatannya?” pikir Sakaru yang melihat Ayuri pemarah dan Ayuri penggoda sedang sibuk ‘nge-rumpi’.

Baju Sakaru ditarik oleh seseorang yang tidak lain Ayuri yang penakut.

"Um...ada yang aku ingin katakan...sebenarnya kami..."

Di kamarnya Lucia…

“Ah~ capeknya…” Ayuri merebahkan dirinya ke tempat tidurnya Lucia.

Sang penyanyi cilik itu masih bingung dengan kepribadian penjaganya yang berubah total. Diapun memutuskan untuk menanyakan kepada pengawalnya itu.

“Um…kak Ayuri…kok kakak bisa… ”

“Maaf ya! Aku sebenarnya bukan Ayuri yang kau kenal! Aku hanya bagian dari kepribadiannya.” potong Ayuri dengan senyum lebarnya.

“Heh?! Kalau begitu, di mana kakak Ayuri yang sebenarnya?” Tanya Lucia.

“Tenang saja! Dia pasti bisa mengatasinya!” senyum lebar Ayuri sang periang. Lucia hanya memandang Ayuri satu ini dengan bingung.

Kembali ke lokasi Sakaru dan 3 Ayuri...

"Mirror of Personalities?" bingung Sakaru.

"Um...i-iya...salah satu gadget yang dapat menambah 7 klon sesuai dengan kepribadiannya..." jawab Ayuri yang penakut itu.

"Ke-kepribadian?" Sakaru tambah bingung.

"AH!! LOE ITU BANYAK BACOT AJA!! GARA2 LOE SIH NGOMONG PANJANG LEBAR GAK JELAS GITU!! DIA JADI KEBINGUNGAN!!" teriak Ayuri marah kepada Ayuri yang ketakutan lalu berlari ke belakangnya Sakaru.

"Ta-tapi aku menjelaskan semuanya..." ucap Ayuri penakut yang jadi nangis dan panik gak jelas.

"Tu-tunggu dulu..." Sakaru menyadari sesuatu.

"...Ketakutan..." Sakaru menunjuk Ayuri penakut.

"...Kemarahan..." tunjuk Sakaru selanjutnya kepada Ayuri yang bertampang garang.

"...lalu..." sesaat Sakaru menunjuk kepada Ayuri yang terakhir, dia langsung merinding tapi kebingungan juga.

"Aku...mewakili sifat 'hot'-nya~ Saka-chan~" ujar Ayuri 'penggoda' sambil membelai muka Sakaru.

"O-oh...." tampang Sakaru saati itu tidak bisa dikatakan mengerti dengan situasi yang terjadi. Dia makin bingung dengan apa yang sebenarnya yang terjadi dengan ketiga Ayuri ini.

"Begitulah~ sayang~ kami bertiga adalah klon2 kepribadian dari dia..." tambah Ayuri 'penggoda'.

Sakaru entah mau berkata apa dengan mereka itu.

"Hei!" panggil Ayuri pemarah kepada petugas hotel itu.

"Um...a-apa?" tanya Sakaru yang sedikit panik memandang Ayuri tersebut.

Ayuri pemarah itu langsung menatap tajam Sakaru. "Siapa kau sebenarnya? Apa tujuanmu kau di sini?"

Reaksi Sakaru langsung jadi aneh. Dia menjadi berkeringat dingin dan gemetaran. "A-apa ma-maksudmu?"

"Kami...tidak...dia merasakan ada 3 Alice user di hotel ini. Salah satunya adalah Lucia Amami. Satunya adalah orang dipanggilnya Akutsuru...lalu...satunya lagi...adalah kau...ya kan?" tatapan yang mengerikan dari Ayuri membuat Sakaru tambah takut.

"I-itu..."

"Apa...kau adalah kakak yang selama ini dicari Lucia?" ganti Ayuri penakut yang bertanya.

Kembali ke kamarnya Lucia...

"Jadi selama ini kalian berdua sama sekali tidak bertemu muka?" tanya Ayuri periang kepada Lucia.

Penyanyi cilik itu mengangguk. "Iya...semenjak kami berdua lahir, kakak dan aku langsung berpisah..."

"Maksudmu kalian berdua adalah kembar?!" kaget Ayuri.

Lucia mulai meneteskan matanya di tangannya yang meremas roknya. "Aku...ingin bertemu dengannya!! Sewaktu aku mendengar aku bisa melihat kakakku bila ikut konser...aku bersedia untuk ikut...tapi...aku malah...membuat semuanya menjadi kacau..."

Suasana yang terjadi hanya suara tangisan gadis cilik ini yang kemudian memeluk Ayuri.

"...Kau tahu...dulunya dia juga sepertimu...merindukan apa yang menjadi berharga baginya yang sudah lama hilang...tapi...mau bagaimana lagi...semua yang terjadi itu sudah terjadi...kita hidup hanya sekali...karena itulah..." Ayuri mengangkat wajahnya Lucia dan mengusap air matanya.

"...Yang kita lakukan sekarang adalah melakukan semampu kita!" lanjut Ayuri dengan wajah gembiranya.

"Makanya! Jangan nangis!! Kalau ketemu dengan kakakmu dengan wajah seperti itu bisa diketawain lho!"

Lucia langsung cepat2 berdiri dan membersihkan wajahnya yang penuh dengan air matanya lalu kembali tersenyum. "I-iya!"

BRAK!!

Pintu kamar Lucia terdobrak oleh seseorang. Kedua gadis tersebut langsung kaget dan menoleh kearah pintu tersebut. Ayuri langsung membelakangi Lucia.

"Hikarichi Ayuri...kontrak pengawalmu sudah berakhir di sini...serahkan Lucia Amami kepada kami! Dan...aku akan melenyapkanmu..." Akutsuru, bodyguard Garu Shiki.

"Hmph! Sepertinya kau salah perkiraan..." ujar Ayuri; tersenyum penuh arti.

"Kau pikir kau bisa menangkapku dengan semudah ini?" tanya Ayuri dengan pandangan remeh kepada Akutsuru.

"Maksudmu?" tanya pengawal itu dengan tatapan yang tajam.

"Bagaimana kalau seorang yang lainnya dariku berada di lokasi berbeda dan mulai menyeludup di sana?" tanya lanjut Ayuri.

Akutsuru sama sekali tidak gentar akan gertakannya Ayuri tersebut dan malah tertawa keras.

"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAA!! Kau memang gadis yang menarik!! Tidak kusangka rumor-nya benar2 ada..." tawa Akutsuru.

"Jadi kau yang dijuluki "The Twilight Crimson"; salah satu sweeper yang ditakuti di dunia 'bawah tanah'? Sangat senang bisa bertemu denganmu di tempat seperti ini..." Akutsuru mulai tersenyum tipis melihat Ayuri.

"The Crimson? Akutsuru mengenalnya?" pikir Lucia dengan bingung.

Ayuri juga tersenyum. "Aku tidak pernah tahu kalau aku pernah disebut dengan julukan seperti itu...aku juga tidak menyangka kalau juga berada di sini...Takamura Akatsuru; sang Clay Maker. Kenapa seorang Anti Alice Organization sepertimu bisa merendah diri untuk menjadi pengawal orang biasa?"

"Itu tidak perlu dibahas lebih jauh...kau tahu bukan? Jadi...kita langsung saja ke pokoknya!" ujarnya sambil mengambil potongan tanah liat di sakunya dan mengubahnya menjadi pedang.

"Bersiaplah untuk mati, Crimson!" tantang Akutsuru dengan kuda2 bertarungnya.

"Gawat...aku yang sekarang ini bukanlah tipe untuk bisa bertarung...bagaimana nih..." pikir Ayuri sambil melirik ke sana kemari.

Akutsuru mulai menerjang Ayuri dan Lucia. Buru2 Ayuri mengambil kain kasur di tempat tidur Lucia dan melemparkan ke arah Akutsuru.

"Pikir bisa menyerangku dengan ini?! Yang benar saja!" ujar Akutsuru yang menebas kain tersebut menjadi dua. Tapi, kedua gadis itu sudah menghilang dari pandangnya.

"Lucia! Tutup matamu! Kita akan 'menabrak'!" pinta Ayuri yang membawa Lucia menuju ke arah jendela besar.

"He?"

PRANG!!

Ayuri menabrak kaca di depannya dan keduanya mulai terjun ke bawah.

"AAAAHHH!!!" Teriak Lucia yang terjun. Tapi seseorang menangkap gadis cilik itu dan menggunakan sesuatu dan menembak ke atas. Dari moncong senjata itu, sebuah pengait menjalar terus ke arah pagar jendela dan terlilit dengan sendirinya dan tetap terjun yang semakin melambat.

"Si-siapa dia? Tapi sepertinya aku melihatnya..." bingung Lucia menatap orang misterius itu.

Ia memakai topeng berukiran aneh dan berwarna merah menyala berdiri di atap gedung tersebut.

"Akhir kau datang juga...Ayuri..." ujar Ayuri lain kemudian ia tersenyum sebelum lenyap.

"Kak...Ayuri?" penyanyi cilik itu melirik Ayuri yang bertopeng itu

Dari lantai sebelumnya, Akutsuru menatap gadis bertopeng itu yang sedang terjun ke bawah lalu tersenyum mengerikan. "Ho...menarik sekali..."

Akutsuru mengambil sekumpulan tanah liat yang entah datang dari mana, lalu sedikit demi sedikit tanah liat itu berubah bentuk menjadi beberapa monster bersayap dan memberikan isyarat untuk menyerang.

Ayuri dan Lucia mendarat di atap kaca kemudian berlari. Monster2 itu menuju ke arah mereka berdua. Alat yang tadinya merupakan pistol pengait berubah menjadi pistol biasa dan mulai menembaki mereka.

Sayap2nya berhasil dilumpuhkan tapi akibatnya monster2 itu malah terjatuh dan mengenai di atap kaca dan pecah; mereka juga jatuh.

Namun tidak berakhir di situ saja...orang2 yang berada di bawah atap kaca tersebut telah kena luka juga. Bahkan bongkahan kaca maupun batu2 dari tanah liat mengenai mereka.

"Tolong!" semua orang meminta pertolongan kepada orang2 yang masih selamat. Banyak yang juga ketakutan dan menangis karena kecelakaan tadi.

"A-apa ini?" Sakaru yang tiba di sana kaget melihat semua ini. Ayuri hanya diam saja, tidak merespon apapun.

Lucia merasa tertekan dan bersalah atas kejadian sekarang ini. "I-ini salahku..."

Sakaru melihat gadis yang dilindungi oleh Ayuri menangis. "Lucia..."

Suara nyanyian gadis kecil itu terdengar oleh semua orang. Tidak lama kemudian suatu sinar aneh datang dari tubuhnya Lucia diiringi sinar2 kecil memenuhi seluruh ruangan. Orang2 yang dari terluka biasa sampai sangat berat tiba2 saja lenyap semua.

"Miraculous Melody...itu adalah Alice-nya Lucia..." ujar Sakaru menatap Lucia yang menggunakan Alice-nya itu. Setelah selesai menyanyi, Lucia langsung ambruk. Ayuri dan Sakaru cepat2 ke sisinya penyanyi cilik tersbut.

"Lucia! Lucia! Kau tidak apa2?! Lucia!" panik Sakaru.

Di lain tempat yang tidak jauh dari lokasinya Ayuri dan yang lainnya. Akutsuru menelepon seseorang.

"Jadi...bagaimana?" tanya seseorang dari telepon itu kepada Akutsuru.

"Alice-nya telah keluar, tuan..." jawab Akutsuru.

"Bagus...besok...kita jalankan sesuai dengan rencana kita..."

"Baik...tuan Shiki..." Akutsuru menutup komunikasi.

"Hei! Akutasa! Gimana?" tanya sesosok gadis berusia sekitar 17-18 tahunan berpakaian pesta kepada Akutsuru.

"Kita tunggu besok...bersabar saja..."

"Ah~ padahal aku ingin ikut berantem tadi..." ujar gadis cemberut.

"Sudahlah...besok...kita akan membuat konser itu menjadi konser berdarah yang menyenangkan..." senyum tipis Akutsuru.

"Ok2!" ujar gadis itu dengan ceria.

"Crimson...kita akan bersenang2 di malam esok..."

-TBC-

Sori membuat kalian menunggu lama banget ^^;
Karena ada banyak ulangan jadinya gak bisa

Chapter ini merupakan gabungan 2 chapter sebagai permintaan maaf gw karena kagak submit2...

Aniwei, silakan komen ^^

loh? jadi waktu 'teleport' itu gimana caranya? ^^;;

dan kapan Ayuri pake Mirror of blahbleh itu?

*bingung*