Just another moment of waiting

"Aku ga sesemangat yang kamu kira kok," jawab Nauka sambil meniup-niup teh panasnya. "Tidak selalu aku merasa senang kok."

"Aku kan juga manusia."

Nauka lalu memencet sebuah remote control. Boneka yang tadi ia utak-atik bangkit berdiri, berjalan beberapa langkah di atas meja dan lalu berhenti bergerak.

PRAK! Kepalanya copot dan bergulingan di atas meja.

"Ada kalanya aku bernasib seperti boneka ini," lanjut Nauka sambil memungut kepala boneka itu. "Suatu produk gagal."

"Kan," Hime terus memperhatikan boneka tersebut, "nggak ada yang sempurna." lanjutnya.

"Makanya manusia itu 'ada banyak'"

Quote :

"Ada kalanya aku bernasib seperti boneka ini," lanjut Nauka sambil memungut kepala boneka itu. "Suatu produk gagal."

Azure hanya terdiam,memikirkan kata-kata Nauka,setelah beberapa saat,Azure kembali mengambil secangkir teh dan meminumnya.

"Sepertinya tidak sesederhana itu...."Azure terdiam."Kita hanya bisa memutuskan kalau diri kita gagal namun.."Azure meraih boneka tersebut,mengutak-atiknya sedikit dan...boneka tersebut kembali bergerak kembali diatas meja.

"Belum tentu,seperti itu..."

oot :char gw bisa beenerin kyk ginian soalnya dulu profesinya pembunuh gelap yg sering utakatik kunci elektronik..

"Perbaikan memang bisa dilakukan," jawab Nauka santai sambil mengambil boneka itu. "Tapi kadang orang tidak punya waktu untuk berhenti dan memperbaiki suatu poin. Waktu bergulir dengan cepat."

PRAK! Nauka menghancurkan kepala boneka itu.

"Baru saja ia memperbaiki--eh ternyata 'waktunya' sudah tiba."

Setelah berkata begitu, Nauka dengan santainya menyeruput teh hangat gratisannya. Sementara itu kepala hancur boneka itu ia letakan seenaknya di atas meja.


"Ngomong-ngomong, minta kue atau makanan manis dong!"

"Tidak menghargai," jawab Hime, "dan tidak puas dengan apa yang telah dilakukan." lanjutnya pelan sambil menatap boneka yang sudah rusak tersebut.

"..........." pandangannya melihat keluar kedai.

Nauka wrote:

"Ngomong-ngomong, minta kue atau makanan manis dong!"

"Pesan saja^^" ujarnya. nanti bayarnya ngutang

"Masalah menghargai atau tidak itu bukan untuk manusia," ujar Nauka menanggapi gumaman Hime. "Orang bilang ada yang mati sia-sia--pada akhirnya Tuhan juga tidak menyia-nyiakan ciptaannya. Apa hak orang untuk menunjuk seorang mayat sebagai mayat yang mati sia-sia?"

Lalu tanpa ragu Nauka memesan kue.

"Hime yang bayarin kan?"

Hime mengangguk, tersenyum.

"Karena itu, jangan bilang produk gagal." Hime mengaduk-aduk tehnya, "kita semua ada tentunya dengan suatu alasan dan itulah yang harus kita 'tanggung', ada yang bilang beban tapi kurasa itu tergantung dari bagaimana cara kita 'menerima'"

"....Nggak bikin boneka lagi?" tanyanya pada Nauka.

Quote :

"Perbaikan memang bisa dilakukan," jawab Nauka
santai sambil mengambil boneka itu. "Tapi kadang orang tidak punya
waktu untuk berhenti dan memperbaiki suatu poin. Waktu bergulir dengan
cepat."

"Memang benar...."gumamnya pelan."Waktu tidak akan menunggu...terus berlari tanpa ampun..."

Quote :

"Pesan saja^^" ujarnya

"Bolehkah....?"Azure melirik ke pelayan yang kebetulan berada dibelakanganya,tersenyum."Baiklah kalau begitu tolong Croissantnya dan Hot chocolate ya..."

"He..." Hime memandang Azure, "kamu ini maruk rakus juga ya?" sahutnya.

"tidak juga...."Azure tersenyum sambil memandangi pelayan yang berjalan kearahnya sambil membawa pesanannya.

"Bisakah anda memberikan kami semua potongan harga....?"Azure menunduk diam dan mengalihkan pandangannya ke HIme.

"Gadis itu....tidak mempunyai cukup banyak uang....apalagi saya..karena itulah..tolonglah berikan kami potongan harga...kumohon...."gumamnya dengan nada memelas,dan tampang yang membuat siapapun iba.

"Bisakah....?"kata azure lagi,yang disambut dengan anggukan dan senyuman kecil pelayan tersebut.

"gimana....?"kata Azure pada Hime ketika,pelayan tersebut menjauh."Tidak terlalu burukkan..."

"Lumayan lah, hehe..." lanjutnya tanpa basa-basi kemudian tersenyum nyengir.

Hime kembali memandang keluar dari balik kaca kedai, hanya saja pandangannya kabur tertutup rintik hujan yang menempel pada kaca.

"Hujan itu menyebalkan bukan....?"Azure mengusap kaca toko yang mulai berembun."Aku tidak terlalu suka hujan...anda...?"

"Ah~ Tidak menarik~ Aku keluar saja deh...."kata Chisa polos.
"Bye, senpai-senpai~"

[out]

azureghost wrote:

"Hujan itu menyebalkan bukan....?"Azure mengusap kaca toko yang mulai berembun."Aku tidak terlalu suka hujan...anda...?"

"Suka," jawabnya, "menarik kok^^"
Hime menoleh ke arah Azure, "Kenapa berpikir kalau hujan itu menyebalkan?" tanyanya.

"Kakak-kakak lagi ngomongin hujan?" Tanya Kaname yang tiba-tiba nongol sambil melihat ke arah seniornya bergantian.

"Kaname^^" sapa Hime, "mau pesan minuman atau kue?" tawarnya pada gadis kecil tersebut^^

Kaname menggeleng pelan.

"Makasih Hime-san, tapi aku tadi sudah makan, katanya gak boleh makan-makanan manis terus, nanti bisa sakit gigi," jawabnya polos bagaikan anak kecil [loh? emang kan?]

Hime tersenyum melihat Kaname, "anak ini lucu!! XD pingin bawa pulang!! XD pintar ya, nggak kaya dua senpai nya yang kerjaannya makan permen melulu^^"

"Minum^^?" tanyanya, "oh ya, nggak usah pake 'san', Hime saja^^" ujarnya lalu tersenyum.

Quote :

"Kenapa berpikir kalau hujan itu menyebalkan?" tanyanya.

"Karena bisa bikin masuk angin, banjir, dan mengundang nyamuk?" tebak Nauka ngasal sambil melahap potongan besar kue sampai pipinya menggembung kayak hamster.

"Ahahaha^^" Hime tertawa, "kalau itu sih pasti, hehe..."

"Hmm... Kayanya aku jadi lapar lihat Kappa makan," Hime menoleh mencari pelayan lalu memesan strawberry cheese cake.

"Ngomong-ngomong soal hujan," Nauka meletakan garpunya di piring kecil. Sudah habis rupanya. "Cheppa sendiri kenapa suka hujan?"

"Hmm... kenapa ya?" Hime menopang dagunya dengan tangan kanannya, "rasanya... Biarpun dingin dan terlihat sedih, hujan mengisi pori-pori tanah yang kosong dan membuat tanah yang ada di atasnya bertahan." jelasnya.

"Ng..." Hime jadi bingung sendiri dengan perkataannya, "kurang lebih seperti itu, kenapa^^?"

"Iseng aja nanya," jawab Nauka seenaknya. Tanpa sadar ia jadi malah memperhatikan Hime.

Pandangannya kosong, tapi matanya tertuju pada Hime.

"Ngg... Apa^^;?" tanya Hime menoleh ke arah Nauka. "Mau pesan makan lagi? Hehe.."

"...Cheppa orangnya baik pada semua orang ya," gumam Nauka. Lalu ia berpaling dan tampak tersenyum.

Ia memungut bonekanya yang berkepala remuk dan mengambil lem. Satu-persatu, boneka itu ia susun kembali. Meskipun kepalanya utuh, tapi bekas pecahan itu tetap ada.

"Luka bisa sembuh, tapi bekas luka tetap ada--betul?" tanyanya pada Hime. "Apa Cheppa bisa menyembuhkan segala luka?"