Corridor....

Azure berjalan lunglai...Ia masih memikirkan kenangan-kenangan buruk yang disebabkan alice kurot..

"Sial...!!"ujarnya pelan sambil terduduk di koridor kelas..

Nauka lagi jalan-jalan tanpa tujuan dan bertemu dengan Azure.

Bingung melihat ada orang yang duduk ga jelas di koridor, Nauka menghampirinya dan langsung jongkok di depan Azure.

Tangannya mengambil sebuah kaleng coca-cola dan menyodorkannya pada pipi Azure.

"Yoh..." ujarnya.

Azure melirik sekilas ke nauka..

"Kamu...siapa...?"tanyanya lirih...nampaknya Alice kurot masih berpengaruh pada dirinya.

"Orang ganteng yang sedang lewat," jawab Nauka ngasal. "Kenapa gitu?"

"Nggak tau..."jawab Azure sekenanya...

"anda sendiri..? sedang apa disini..?"tanya azure dengan wajah muram...

OOT: gw ke sini ya! ^^
IT:

Ayuri yang sudah tidak kunjung ke sekolah, pada akhirnya menginjak kakinya di sini lagi. Tentunya perasaannya tidak menggenakkan karena reputasinya yang buruk serta faktor kelas yang digolongkan Dangerous Ability.

Sewaktu dia berkeliling, gadis ini bertemu dengan 2 orang kenalannya, Azure dengan Nauka. Diapun memutuskan untuk menghampiri mereka.

azureghost wrote:

"Nggak tau..."jawab Azure sekenanya...

"anda sendiri..? sedang apa disini..?"tanya azure dengan wajah muram...

"Lah... ini kan sekolahku juga. Makanya aku lewat sini," Nauka bermanyun-ria. "KAmu depresi ga dapet pasangan valentine ya?"

Azure bangkit..mencoba untuk berdiri tegak..namun sia-sia...tidak berapa lama kemudian Ia kembali jatuh dan terduduk di koridor kelas..

Sial.....

Quote :

Sewaktu dia berkeliling, gadis ini bertemu
dengan 2 orang kenalannya, Azure dengan Nauka. Diapun memutuskan untuk
menghampiri mereka.

"A..anda..."Azure melirik ayuri sekilas...mencoba mengingat-ingat siapa orang yang baru saja datang ini..

Quote :

"Lah... ini kan sekolahku juga. Makanya aku lewat sini," Nauka bermanyun-ria. "KAmu depresi ga dapet pasangan valentine ya?"

"Va-lentine...?"gumam Azure lirih...

"Aku...mempunyai...pasangan untuk...valentine..."Azure berpikir keras,memikirkan apa yang baru saja menimpa dirinya..

"Sial...."

Nauka bangkit berdiri dan menatap Ayuri, seolah-olah sedang menanyakan pendapat Ayuri.

Ia lalu menepukkan kedua tangannya.

"Kamu..." ujarnya dengan nada serius. "Kamu habis... nyimeng ya??"

"Nyimeng itu apa....?"tanya Azure dengan wajah polos..

"APakah sejenis Alice...?"

"...nyimeng?" tanya Ayuri kepada Nauka yang bahasanya sedikit aneh.

Azure hanya terdiam..tidak berapa lama..Ia mengeluarkan lolipop dari kantongnya..dan mulai memakannya..

"Apa...apa.. yang menimpaku...? sial..."tanyanya entah kepada siapa...

Ayuri mengarah kepada Azure kali ini. "...Ada apa?" tanyanya kepada Azure.

"Nggak...ada lalet lewat..."ujarnya asal...

Azure bangkit..kali ini kesadarannya hampir pulih...Ia menatap Ayuri..

"Hei....sudah sembuh ya...?"tanyanya..sikapnya berubah total...

Nauka bingung.

"Memangnya kamu baru dari mana?" tanya Nauka penasaran. "Kok mendadak kena gejala alzheimer gini sih... Ak ga mau tau ya klo kmu mendadak lupa caranya pipis."

"Perpustakaan...."jawab Azure sambil tersenyum dingin pada nauka.

"Entah kenapa...tiba2 ada pikiran2 aneh yang masuk dalam kepalaku.."

Quote :

"Hei....sudah sembuh ya...?"tanyanya..sikapnya berubah total...

"...belum..." jawabnya singkat.

"...hanya ingin jalan2 saja..." lanjut Ayuri.

OOT: pertanyaannya itu mengarah ke siapa sih? ^^;

Nauka menyentuh kening Azure.

"Tidak panas sih... Kamu juga tidak tua. Mmm... Mungkin ini tanda-tanda Alzheimer dini," ujar Nauka sotoy. "Mungkin di sekolah ini terdapat virus alzheimer yang disebabkan oleh kesalahan teknis kelas Technical yang mempunyai alice pembuat virus!"

Kesotoyannya makin menjadi-jadi.

"Lalu dengan virus-virusnya yang disebut dengan nama dandelion itu, dia akan menginfeksi otak-otak kita, menjadikan kita menjadi senjata biologis!" khayalan berlanjut. "Dan karena sel-sel kita juga bereaksi, kita juga bisa henshin jadi macem2 barang kayak Ayuri!"

Kesotoyan berubah menjadi khayalan tingkat tinggi.

"..." Ayuri hanya terdiam mendengarkan penjelasannya Nauka yang menurutnya tidak masuk akal.

Quote :

"Lalu dengan virus-virusnya yang disebut dengan nama dandelion itu, dia akan menginfeksi otak-otak kita, menjadikan kita menjadi senjata biologis!" khayalan berlanjut. "Dan karena sel-sel kita juga bereaksi, kita juga bisa henshin jadi macem2 barang kayak Ayuri!"

"...senjata..." gumam Ayuri mendengar perkataannya Nauka tersebut.

"..." ia menundukkan kepalanya dan tampaknya sedikit lemas entah apa karena dia masih belum sembuh total atau kepikiran sesuatu.

"Kita harus temukan pembuat virus ini!" ujar Nauka bersemangat dan memasang senyum jahil andalannya. "Kita sabot acara valentine dengan virus-virusnya... Biar nanti seru dan heboh!"

Nauka tampak semangat sendiri ga jelas.

"Gimana? Mau ikutan ga?"

"Senjata...?"Azure mengerutkan kening."Untuk apa...? aku sudah punya senjata kok..."

Mata tidak fokus...komentar-komentar aneh...menunjukkan kalau kondisi mental azure sudah sampai tahap yang mengkawatirkan.

"Ei..."sahut azure pada ayuri."Masih sakit...?"

Quote :

"Gimana? Mau ikutan ga?"

"..."azure hanya diam..tidak berkomentar...

"...Hei, apa ga sebaiknya kmu ke rumah sakit aja? Serem loh ngeliat kmu kayak kena alzheimer begini..." ujarnya jujur pada Azure.

"Rumah sakit....?"Azure menatap Nauka...

"Untuk apa...? apakah ayuri-san sakit...?"tanyanya dengan wajah polos...

azureghost wrote:

"Ei..."sahut azure pada ayuri."Masih sakit...?"

"..." Ayuri tidak merespon perkataannya Azure yang menyahutnya. Entah apa yang ada dipikirannya.

Quote :

"Kita harus temukan pembuat virus ini!" ujar Nauka bersemangat dan memasang senyum jahil andalannya. "Kita sabot acara valentine dengan virus-virusnya... Biar nanti seru dan heboh!"

Nauka tampak semangat sendiri ga jelas"Gimana? Mau ikutan ga?"

Bahkan penjelasan Nauka juga tidak ia hiraukan. Dia benar2 berada di dunia sendirinya; merenungkan sesuatu. Wajahnya terlintas sangat sedih walaupun pada dilihat sama sekali tidak punya emosi.

Kini giliran Nauka yang cuma bisa garuk-garuk kepala.

Tumben-tumbenan dia bisa diem. Tapi lebih seperti karena bingung mo ngomong gimana.

Lilin kecil pasti susah untuk dipakai buat nerangin kegelapan yang mayan pekat.

"...Err... Sudahlah. Daripada diam disini, lebih baik kita jalan-jalan aja," ujar Nauka. Ia lalu menepuk pundak Ayuri, berusaha memperbaiki keadaan. "Ya?"