Room 7

"Arsip seorang guru.", jawab Shu pendek, diambilnya nafas lalu meneruskan, "Aku melihat datanya dari arsip seorang guru yang kebetulan terbuka. Aku lupa nama persisnya, Ichihira Yuuko atau Ichihara Yuuka. Yang jelas, Alicenya memang berfungsi untuk mengabulkan keinginan orang.

Dalam hatinya, ia harap siswi itu benar benar ada.

"Oh...dia..Yuuko!"memang ada...aku tau org itu.Tp Yuuko jarang kelihatan.Bagaimana ini?"tanya Ren

".... Jadi orang itu memang ada, tapi jarang terlihat...? Sayang sekali...."

Shu menundukkan kepalanya.
Depresi.
Padahal ia kira ia telah menemukan jalan keluar.

"Kurasa aku akan bergantung pada pemilik Repair Alice itu, terima kasih, Kunogi-san."

[quote="Mishuto"] -------dan aku sedang tidak lapar, Luna-san, tapi terima kasih, taruh saja rotinya diatas meja."[/wysi_quote]

Luna menatap mata Shu dalam-dalam, dan terlihat Shu memalingkan matanya. Terlihat Shu sudah berbohong.

"..........jangan bohong." hanya itu yang dikatakannya dengan wajah datar dan menusuk. Tapi Luna menuruti kata-kata Shu dan meletakkan rotinya di meja.

"bagaimana kau akan makan, Shu?" akhirnya kata-kata itu tercetus juga dari mulutnya. Luna penasaran dan agak.... kesal. Shu tidak perlu selalu memaksakan sesuatu.

Tapi akhirnya Luna menyimpulkan sendiri,,
[i]"mungkin Shu risih denganku. haha. seperti biasa. dia sudah melihat bagaimana aku mengaktifkan aliceku."[/i]

[wysi_quote="Mishuto"]"Jadi. Kau tahu lagu La Sola. Luna-san? Aku ingin dengar bagaimana kau menyanyi."[/wysi_quote]

"La Sola.... mmm.... sepertinya pernah dengar. Itu lagu dalam konser, teater, atau semacam itu ya?? Kakakku sering membawaku ke acara demikian (supaya aku dapat membunuh seseorang di sana), tapi aku selalu melakukan... hal lain dan tidak memperhatikan acaranya Jadi, akutidak bisa menyanyikannya."

Luna mendengarkan percakapan Shu dan Kunogisan, dan mendukung Shu yang igin tangannya kembali.

"Huff... ya sudah. Aku mau kembali ke dorm. Permisi, semuanya"

(OUT)
________________________________________________________________
OOT= Luna bukan orang Jepang koq.
Sori klo post gw jd aneh, kayaknya ada yg error neeh???

OOT: Iya... nggak tau kenapa di bagian ini BBCode-nya gak jalan...

Ekspresi Luna agak tidak mengenakkan.

'Ha... mungkin Runa-san kira aku merasa risih padanya.'

Yang ada dipikirannya hanyalah ia akan agak konyol jika ia disuapi.

.... dan maksud dari ia menanyakan lagu itu adalah agar Luna dapat menyanyikannya untuknya. Sebagai lagu tidur, mungkin?


Percaya atau tidak, lagu tidur di saat yang tepat dapat menghilangkan stress, dan, mengurangi rasa sakit.

"Oke.... Konbanwa, Runa-san."

Shu melambai ke arah pintu.




DUG DUG DUG..........

Sesuatu terasa aneh.
Ia tahu bahwa sesuatu tidak beres,
Ia merasakan sebuah hawa kehidupan yang mulai memudar.
Walau hanya sebuah perasaan,
Perasaan itu... sangat nyata.



"............Kunogi-san........................................... sepertinya sesuatu terjadi di woods....."

" . . Halo . . ini . . kamarnya org yg maw direparasi tangannya . . ataw ga . . ??" kata roxas yg megang surat entah dr sapa

"Ah..... saya orangnya, bang."

Shu menoleh pada seseorang yang datang.
Bisa saja, orang ini yang punya Alice mekanik itu.

Baiklah,
Waktunya tangan kanan baru terpasang.

"Saya butuh tangan artifisial yang terbuat dari Platinum, atau bahan bahan sintetis lain yang kira kira tidak akan berkarat walau dalam satu abad...... juga kontrol jari jari seperti tangan asli.... apakah barang itu bisa dibuat?"

" gw cm bisa . . merbaiki sesuai tgn jd seperti smula . . tapi lbh bgs dr yg seblomnya sih . . bagaimana . .?? Err . . nama loe . .?? " kata roxas mendekat pada org tsb

"Ah..... tangan yang buntung ini? Abang bisa memperbaiki barang barang organik? Tapi syukurlah kalau benar begitu, luar biasa.",

Shu merasa bebannya agak ringan,

"Saya Dzuragunferudo, Mishuto Dzuragunfuerudo."

"Oh,jadi kau sdh datang ya...aku yg meletakkan surat itu"ujar Ren sambil berjalan dr pintu

"Jd,apa kau bs membantunya Roxas?"tanya Ren

"panjang amet namanya sulit pula" batin roxas sambil mulai merbaiki tgn shu
" Gw bisa merbaiki apapun tp itu terbatas cm benda . . " kata roxas sambil mule merbaiki tangan shu
"Oh . . jd loe tarifnya 2oR . . . ."kata roxas
" Nah sudah . .. Bagaimana . . ??" tanya roxas pd shu

OOT: Kan materi tangan wa buntung, putus, alias, gak ada.... ente betulin pake material apa? Logam, atau situ emang bawa materi organik lain?

"Luar biasa."

Tangan kanannya serasa seperti baru......
....... apakah ini mimpi?

"Pembayarannya akan segera saya lakukan, saya akan selipkan di bawah pintu abang.........."


Kret... kret...
Tangannya selentur yang dulu..



Keajaiban mekanis.





"Terima kasih. Boleh saya tahu nama abang? Mungkin saya akan butuh repairman untuk barang barang lain di masa yang akan datang."

OOT : Buntung tp kan ada sedikit dr matrial yg lama kan gw merbaiki dr sana . . jd lebih baek dr tangan loe yg dulu . . .
"hmm .. klo gitu gw pergi . . nama gw roxas . . " kata roxas sambil pergi dr tempat itu

(OUT)

Tok! Tok!

Hime mengetuk pelan pintu kamar yang terletak tepat disebelah kamar no.8. Gadis itu hanya melihat Elrick yang keluar dari ruangan tersebut kemudian mengintip ke dalam.

"...Ternyata benar. Banyak yang keluar-masuk hospital akhir-akhir ini.." pikirnya yang belum melihat tangan Shu.

"Masuklah..."

Jawab Shu, mendengar ketukan pintu itu,

"Runa-san? Eh.... tapi kalau tidak salah ia ada keperluan yang sangat penting hari ini."

Shu mencoba bangkit menggunakan tangan kanannya yang telah direparasi (yang, sangat aneh, namun benar benar nyata). Namun ketika ia menginjakkan kaki kirinya,




"aaaAaaaKhHhhhhhhhhh!!!!!!!!"



Kejutan listrik seperti mengalir melalui lantai.
... walau sudah beberapa hari, kaki kiri berikut tangan kirinya masih luar biasa sakit.

Dengan sesal, ia berpikir kenapa ia tidak meminta Elrick untuk memperbaiki keduanya sekalian...

Hime membantu Shu dengan memapah tubuhnya.
"...Tidak apa-apa?" tanyanya. Pandanggannya kemudian beralih pada tangan dan kakinya. "......."

"Kenapa sampai bisa seperti ini^^;?"

"Kecelakaan kerja."

Kalimat yang tidak benar itu meluncur begitu saja dari mulut Shu.
Lama lama ia rasa ia bisa jadi aktor suara yang bagus.


Saat ia menoleh pada orang yang memapahnya.

Seorang wanita elegan... seperti sebaya dengannya.
Memakai pakaian formal... dengan topi yang unik.

Warna rambutnya merah muda, suatu warna yang tidak biasa.


'Manipulasi genetik... atau cat rambut?', tawa Shu di dalam hati..

"Terima kasih atas papahannya", katanya, lalu meluncurkan badannya ke tempat tidur.

Hime hanya mengangguk pelan.

"...Itu.." Hime menunjuk pada kaki dan tangan Shu, "..kalau kau bilang ini kecelakaan rasanya terdengar aneh^^;" lanjutnya sambil tersenyum swt pada orang yang rambutnya sendiri udah ubanan putih semua gitu^^.

"Ah.... ya, aku terpeleset ketika aku memeriksa menara jam SD. Sungguh sebuah kecerobohan...... ha...ha.....ha"

Walau alasannya adalah alasan yang bagus, tadi itu adalah sepenggal tawa yang bodoh, mungkin orang yang terjun di bidang akting tahu kalau tawa itu palsu.

Atau mungkin anak TK juga tahu?

Entah kenapa Shu mendapat perasaan bahwa orang ini dapat membaca pikirannya dan membalas komentar dalam hati atas rambutnya di dalam hatinya pula.

".... baik, miss, kau petugas RS ini?"

"Bukan sih.. Tapi kadang aku bantu-bantu pekerjaan mereka disini, walaupun akhir-akhir ini jarang^^" jawabnya ramah sambil mengambil melihat tangan Shu yang di repair.

"....Elrick yang lakukan?" batinnya heran.

Hime kemudian menggunakan Healing Alicenya pada Shu. "...Entah ini bisa membantumu atau tidak^^;" ujarnya.

Beberapa bola cahaya hijau kecil yang mengeluarkan cahaya yang tidak biasa berkeliaran di ruangan itu.

Bahkan cahaya lampu pun terkalahkan, seakan seluruh warna dalam matanya tergantikan oleh hijau.

Dan.

Dug.... dug... dug........

Jantungnya yang tadinya berdetak agak cepat melambat.
Bagian bagian yang ia rasakan sakit terasa panas, dan lebih menyakitkan dari sebelumnya.

"KakkKkkKKkkkkHhhhhhhh"

Kalimat abstrak itu diucapkannya.
Seperti tangan dan kakinya dipotong kembali.

Panas,
Cahaya cahaya, itu, mereka terlalu panas.

Namun, lama kelamaan, rasa panas itu memudar.
...Bersamaan dengan rasa sakit di kedua bagian itu.


Setelah Shu merasakan hangatnya cahaya itu menghilang

SLASH.

Warna ruangan itu kembali normal.





"Kau.... Alice apa?"

Tangan kirinya ia gerakkan dan.
Tidak ada rasa sakit.......

'............ benarkah aku sudah sembuh?'

"Healing Alice^^" jawabnya ramah.

Shu wrote:

'............ benarkah aku sudah sembuh?'

"..Entahlah.. Coba kau gerak-gerakkan dan lakukan aktivitas seperti normal. Kuharap Aliceku bekerja."

Shu mengangguk singkat.

Ia bangkit dan mencoba berjalan.
TAP... TAP.. TAP...

Tidak terasa apa pun, hanya alokasi berat badannya yang sangat biasa.

Seperti sediakala.


"Arigatou Gozaimasu! Marvelous!", Shu menaikkan suaranya untuk memuji orang itu, yang terjadi saat ini pastilah karena Alice-nya, "Boleh aku tahu namamu? Aku akan cari cara untuk membayarnya. Tapi untuk sekarang.... Domo..!"

"Hime^^" jawabnya. "..Ngg.. Nggak perlu sampai balas budi segala. Yang penting sudah kembali normal." lanjutnya.

"Oh ya, namamu?"

"Dzuragunfuerudo, Mishuto Dzuragunferudo.................... jika nama itu terlalu sulit, Shu saja cukup." kata Shu, berjalan ke tempat tidur lalu kembali duduk, "Seperti yang kau dengar--- Hime-san, aku bukan orang jepang- walau aku sendiri tidak yakin jika aku ditanya sebenarnya orang mana."

Ya, memang ada sedikit kebingungan dalam namanya.
Bagaimana pun dilihat, Mist Dragonfyeld bukanlah nama Rusia.
Berbeda dengan nama nama sepupunya, sebagai contoh, Risvanov Soutkheskiy. Namanya benar benar menyimpang dari kaedah siril*, walau namanya tidak menyimpang jika ditulis deengan siril.

Menggelengkan kepala soal namanya, Shu bertanya balik pada Hime.

"Hime-san... kau seorang puteri kerajaan?"

*siril = huruf rusia.