Room 8 ( Tomoyo's Room )

Quote :

"Oi, oi, oi... Sudah kubilang, jangan berbicara dan berpikir hal-hal negatif seperti itu." ucap Chiaki.

' iya .. " ucap Moyo polos, lalu ia berbaring di kasur dan memejamkan matanya

OOT : op bentar, nanti jam 9 ol lagi^^

Hime tersenyum pada dua juniornya.

"Chiaki, sebaiknya kau juga istirahat^^" ujarnya ramah. "...Sepertinya sudah tidak apa-apa kalau kutinggal?" lanjutnya masih tersenyum.

Chiaki mengalihkan pandangannya ke arah Tomoyo dan mendesah kecil.

"Jika kak Hime memang sedang sibuk, ya... Tidak apalah..." jawabnya sambil berusaha untuk tersenyum. "...aku, mungkin akan berada di sini untuk sementara waktu dulu. Aku sedikit khawatir dengan keadaannya."

"Nanti aku kembali," jawabnya kemudian menepuk pelan kepala Chiaki dan berjalan keluar menuju pintu kamar.

"..Jaga kesehatan kalian yah. Jangan bergantung dengan obat-obatan juga, walaupun ada Healing Alice, hehe.."

(out)

" uh.. lumayan.. tapi.. aku masih .. pusing... " ucap Tomoyo sambil memegangi kepalanya yg sakit

" umm.. kak Chiaki tidak apa-apa disini terus ? nanti.. aku malah merepotkan.. " ucap Tomoyo kpd Chiaki

"Tidak. Tidak apa-apa. Tidak enak kalau meninggalkan orang sakit sendirian di sini. Cepat sembuh ya..." ucap Chiaki perlahan sambil menepuk pelan pundak Tomoyo.

OOT : Moyo berminat untuk mematikan Tomoyo nih?^^;

OOT : iya.. tapi charnya nanti jadi ky punyanya Eiji

IT :

" ah.. iya.. " ucap Moyo yg menahan sait kepalanya

' semakin lama.. semakin sakit.. ' batin Tomoyo sambil merintih kesakitan

OOT : Bikin char usil yah...?^^; Sini, sini... Biar Chiaki bunuh Moyo^^ *digiles*

IT :
Chiaki semakin khawatir melihat keadaan Moyo yang sepertinya semakin buruk.

"Hei... Kau, benar-benar tidak apa-apa? Apa mesti kupanggil kak Hime kemari?"

" ah.. tidak usah.. aku tidak mau merepotkan kak Hime.. " ucap Tomoyo

Chiaki menyentuh dahi Tomoyo. "Panas sekali..."

"Aku mau keluar, mencari kak Hime atau dokter. Apa tidak apa kalau kau kutinggal sendiri?"

" ah.. tidak apa-apa.. " ucap Moyo sambil menutupi wajahnya dgn bantal

' benar.. sakit sekali.. ' batin Tomoyo

"Tunggu sebentar! Aku akan kembali lagi secepatnya! Bertahanlah sebentar apabila terasa sangat sakit!" seru Chiaki sambil berlari keluar kamar untuk memanggil tim medis atau lainnya.

" I.. iya.. " ucap Tomoyo

' semoga.. kak Chiaki cepat.. aku.. sudah.. hampir.. tidak kuat.. lagi... ' batin Moyo sambil mengambil sebuah pil lagi dan meminumnya

' mataku.. berkunang-kunang.. ' batin Moyo

' aduh.. kak Chiaki.. cepat.. aku.. sudah.. hampir.. tidak.. kuat.. lagi.. ' batin Tomoyo lagi

Hime menghampiri Tomoyo. Wajah gadis kecil itu terlihat pucat dan suhu tubuhnya naik. Panas.

"...Kenapa bisa sampai seperti ini?" batinnya kalut.

Hime membaringkan tubuh Tomoyo dengan posisi yang benar dan mengaktifkan Healing Alicenya. Cahaya berwarna putih keluar dari telapak tangan Hime dan tampak cahaya tersebut masuk perlahan pada tubuh Tomoyo.

"...Semoga ini bisa berhasil.. Jangan sampai seperti saat itu..!"

Chiaki menyusul Hime memasuki ruangan.

"Tolonglah dia, kak Hime..."

"Kumohon... Aku tidak ingin kehilangan siapapun lagi di akademi ini..."

" rasa sakitnya.. masih terasa.. ini... karena .. efek alice.... " ucap Tomoyo

' mungkin.. memang.. takdirku sudah seperti ini... ' batin Tomoyo yg mulai meneteskan air matanya

"...jangan menangis, Tomoyo... Jangan putus asa terlebih dahulu." ucap Chiaki sambil mengusap kepala Tomoyo.

"Duhh^^;" Hime tampak panik melihat Tomoyo yang menangis. "...Tidak apa-apa, akan segera baikan.." ujarnya berusaha menenangkan Tomoyo sambil tetap menggunakan Healing Alicenya pada gadis kecil tersebut.

"Kau pasti baikan.." lanjutnya^^;

" Semoga saja.. begitu.. " ucap Moyo lirih

" sempai.. kalau-kalau.. Tomoyo meninggal.. aku ingin mengatakan.. kalau.. aku... sayang semua orang... " ucap Moyo pada Chiaki dan Hime

"K-kau ini..." Chiaki berusaha keras bersikap tegar. "Jangan bicara seperti itu!"

"Semua orang pasti akan kehilanganmu kalau kau sampai..." Chiaki menutup mulutnya. Dia tidak ingin meneruskan kata-katanya itu.

" Aku juga tahu.. tapi.. takdirku.. sudah seperti ini kak.. " ucap Tomoyo sambil tersenyum kembali

Hime hanya diam. Terus menggunakan Alicenya walaupun nanti akan berdampak buruk bagi dirinya sendiri. Tidak peduli, dan tidak mau tahu. Tidak ingin hal yang dulu pernah terjadi pada salah seorang sahabatnya yang pergi. Walaupun gadis kecil dihadapannya itu baru dikenalnya hari itu.

"....Sudahlah, kau pasti bisa sembuh.." ujarnya dengan nada suara yang menyembunyikan rasa panik dan kekalutannya.

" Kakak.. kalau kakak menggunakan alice kakak terus-menerus.. lama-lama kakak juga bisa terbaring di rumah sakit.. " ucap Tomoyo

" lagipula.. kakak juga sudah melakukan yang terbaik.. " ucap Tomoyo kpd Hime sambil tersenyum walau keadaanya dalam kritis

"Daripada mengkhawatirkan orang lain lebih baik kau mengkhawatirkan dirimu sendiri." jawab Hime yang mencoba tersenyum pada Tomoyo.

"Jangan banyak bergerak. Aku juga tidak masalah harus menggunakan Alice ini secara terus menerus. Asal semuanya bisa teratasi."

' senpai ini... ' batin Moyo sambil memandang Hime

" tapi.. nanti.. sempai bisa... " Moyo menhentikan pembicaraanya

' UGH.. Kenapa malah jadi tambah sakit ?' batin Tomoyo sambil memegang kepalanya